YESUS KRISTUS IMAM BESAR AGUNG
Karena kita sekarang mempunyai IMAM BESAR AGUNG, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Ibrani 4 : 15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
KRISTUS ADALAH PENGANTARA DARI PERJANJIAN BARU
Ibrani 9 : 11-27
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, (12) DAN IA TELAG MASUK SATU KALI UNTUK SELAMA-LAMANYA KE DALAM TEMPAT YANG KUDUS BUKAN DENGAN MEMBAWA DARAH DOMBA JANTAN DAN DARAH ANAK LEMBU, TETAPI DENGAN MEMBAWA DARAHNYA SENDIRI. DAN DENGAN ITU IA TEALH MENDAPAT KELEPASAN YANG KEKAL. (13)Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka DISUCIKAN SECARA LAHIRIAH, (14)betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan MENYUCIKAN HATI NURANI KITA DARI PERBUATAN-PERBUATAN YANG SIA-SIA, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (15)Karena itu IA ADALAH PENGANTARA DARI SUATU PERJANJIAN YANG BARU, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab IA TELAH MATI UNTUK MENEBUS PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG TELAH DILAKUKAN SELAMA PERJANJIAN YANG PERTAMA. (16) Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. (17) Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup. (18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. (19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, (20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." (21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. (22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. (23) Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. (24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang HANYA MERUPAKAN GAMBARAN SAJA DARI YANG SEBENARNYA, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. (25) Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. (26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. TETAPI SEKARANG IA HANYA SATU KALI SAJA MENYATAKAN DIRINYA, PADA ZAMAN AKHIR UNTUK MENGHAPUS DOSA OLEH KORBANNYA. (27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (28)demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. SESUDAH ITU IA AKAN MENYATAKAN DIRINYA SEKALI LAGI TANPA MENANGGUNG DOSA UNTUK MENGANUGERAHKAN KESELAMATAN KEPADA MEREKA, YANG MENANTIKAN DIA.
IMAM BESAR YESUS KRISTUS
IBRANI 7:1-17
1. MUSA sebagai Pemimpin Bangsa Israel memiliki posisi sentral dan penting karena Musa telah memimpin keluar bangsa Israel dari Mesir dan memimpin perjalanan di padang gurun. Dikatakan kepada jemaat asal Yahudi bahwa kedudukan Yesus adalah jauh lebih tinggi dari Musa.
Sekarang dalam bagian ini hendak dijelaskan ada sosok lain yang memegang peranan penting dalam kehidupan umat Israel. Tokoh yang dimaksud adalah tokoh Imam Besar. Begitu mulianya imam besar sehingga kalau ada yang berani melecehkan Imam besar, sama saja dengan melakukan pemberontakan terhadap Allah. Sebab tugas Imam Besar begitu sentral dalam jalinan relasi Allah dan manusia. IMAM BESAR ADALAH PERANTARA MANUSIA, SEKALIGUS PELAYAN ALLAH UNTUK MEMPERSEMBAHKAN KORBAN PENGHAPUS DOSA, BAIK BAGI DIRINYA SENDIRI DAN UMAT SECARA KESELURUHAN.
Imam Besar pertama adalah HARUN dari SUKU LEWI dan imam besar berikutnya adalah dari keturunan Harun. Begitu sentralnya peran ini, sehingga tidak ada satupun suku yang bisa dan boleh mengemban tugas mereka. Tapi kitab suci sejak lama mencatat, bahwa dari keturunan Daud, SUKU YEHUDA ini akan muncul sosok imam sekaligus raja (mesianik) dari suku ini (Mazmur 110:4).
Dalam Mazmur 110:4, seorang Raja yang juga adalah Mesias yang dijanjikan, yang lahir dari keturunan Daud ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi “IMAN UNTUK SELAMA-LAMANYA MENURUT MELKISEDAK”. Imam diluar suku Lewi adalah imam menurut peraturan Melkisedek, hal ini ditulis oleh Daud dalam hikmat Allah yaitu nubuat untuk Sang Mesias yang menjadi Imam Besar, dimana Sang Mesias tersebut bukan dari suku Lewi.
2. Mazmur ini disitir kembali oleh penulis Ibrani (7:17) sebagai argumentasi kepada para penerima suratnya, bahwa Tuhan Yesus , yang jika dirunut secara silsilah berasal dari suku Yehuda itu keimamannya jauh lebih besar daripada IMAMAT LEWI. Benar, tentang suku Yehuda ini, Musa memang tidak sekalipun pernah berbicara tentang hal-ikhwal imam kepada mereka (7:14). Tentang hal ini Penulis Ibrani menulis, hal ini justeru menunjukkan keunggulan dari “pola” keimaman yang dinubuatkan itu dari “pola” keimaman Lewi. Digantikannya “pola” imamat menurut keturunan Lewi dengan imamat berdasar Melkisedek sesungguhnya juga membuktikan bahwa imamat Lewi tidaklah sempurna (11-12).
3. Siapa Melkisedek, Dia adalah Imam yang jabatan keimamannya tidak didapatkan karena “legitimasi” suku tertentu. Namun demikian, Melkisedek yang tidak dijelaskan dari mana asal usulnya itu (7:3) nyatanya dihormati oleh bapak moyang Lewi, yakni Abraham sendiri yang memberi persepuluhan kepada Melisedek. Dengan demikian Keimaman Melkisedek lebih tinggi daripada Lewi, karena Melkisedek menjadi imam yang memberkati Abraham, jauh sebelum Hukum Taurat diberikan pada zaman Musa dan sebelum Lewi ada. Keimaman Yesus tidak didasarkan pada keturunan secara biologis (suku Lewi), tapi berdasarkan keimaman Melkisedek. Keimaman yang jauh lebih tinggi dan besar dari keimaman lewi. Keimaman Yesus tidak didasarkan pada peraturan-peraturan yang ditujukan bagi manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa, berdasarkan keilahian Kristus sendiri yang tak bercela dan bernoda.
4. Benar, tidak mudah menerima Kristus sebagai Imam Besar, mengingat keterikatan Yahudi dengan tradisinya yang begitu kuat terhadap imam besar Harun dan imam besar lainnya keturunan Harun dari suku Lewi. Tetapi penulis surat Ibrani memperkuat iman mereka dengan meyakinkan mereka bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih mulia dari imam besar Harun dan keturunannya.
Iman dan Pengharapan kepada Yesus haruslah makin dibulatkan dan diperkuat agar supaya mereka jangan kembali kepada agama lama mereka atau kepada pengajaran dunia lainnya. Iman ini tidak boleh pudar, apalagi hilang. Sebab pengharapan itu adalah sauh bagi jiwa orang beriman. Jangkar yang kuat dan aman bagi jiwa.
Pengharapan itu bukanlah pengharapan biasa, tapi pengharapan besar kepada sosok agung, Kristus Yesus yang adalah Imam Besar , Mesias yang dijanjikan. Untuik pengampunan dosa kita Yesus sebagai imam besar agung telah mempersembahkan diriNya sendiri dikayu salib sekali untuk selama lamanya. Yesus telah beritndak sebagai imam besar agung dan sekaligus mempersembahkan dirinya sebagai anak domba Allah yang dikorbankan untuk pengampunan dosa kita sekalian. Setelah selesai tugasnya, ia kembali kesorga duduk disebelah kanan Allah untuk terus menjadi Imam Besar yang berdoa syafaat bagi kita umat terbusannya . (Ibrani 8:1)
1 Timotius 2 : 5
Karena Allah itu ESA dan ESA pula Dia yang menjadi PENGANTARA ANTARA ALLAH DENGAN MANUSIA, yaitu MANUSIA YESUS KRISTUS,
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya IA MENJADI IMAM BESAR yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.