Progresivitas Manusia

 

KETIKA TUHAN menciptakan manusia, tidak dikatakan bahwa manusia adalah manusia yang sempurna. Mengapa? Setelah usai menciptakan segala sesuatu termasuk manusia Tuhan berkata sungguh amat baik. Tetapi bukan berarti manusia tidak bisa rusak. Manusia diciptakan sebagai makhluk  dengan kehendak bebas. kalau manusia diciptakan dalam keadaan sempurna seperti Tuhan,  berati manusia tidak bisa berbuat dosa dan tidak perli pertumbuhan lagi.  Kalau manusia diciptakan dalam keadaan sempurna tanpa bisa berbuat suatu kesalahan dari dirin a sendiri, berarti kejatuhan manusia dalam dosa adalah rekayasa Allah. Allah menciptakan makhluk yang dirusak sendiri oleh tangan-Nya. Tetapi yang benar tidaklah demikian.


PROGRESIVITAS MANUSIA

 

KETIKA TUHAN menciptakan manusia, tidak dikatakan bahwa manusia adalah manusia yang sempurna. Mengapa? Setelah usai menciptakan segala sesuatu termasuk manusia Tuhan berkata sungguh amat baik. Tetapi bukan berarti manusia tidak bisa rusak. Manusia diciptakan sebagai makhluk  dengan kehendak bebas. kalau manusia diciptakan dalam keadaan sempurna seperti Tuhan,  berati manusia tidak bisa berbuat dosa dan tidak perli pertumbuhan lagi.  Kalau manusia diciptakan dalam keadaan sempurna tanpa bisa berbuat suatu kesalahan dari dirin a sendiri, berarti kejatuhan manusia dalam dosa adalah rekayasa Allah. Allah menciptakan makhluk yang dirusak sendiri oleh tangan-Nya. Tetapi yang benar tidaklah demikian.

Manusia dikatakan oleh Alkitab sebagai segambar dengan Allah, berarti manusia memiliki kemampuan seperti Allah, tetapi tidak dikatakan manusia sama dengan Allah (Kej. 1:26-27). Ketidaksamaannya dengan Allah terletak pada Allah yang tidak mungkin berbuat sesuatu yang salah atau jahat. Allah sudah sempurna, sehingga tidak perlu ada perubahan dan perkembangan. Sedangkan manusia bisa melakukan sesuatu kesalahan, sebab manusia adalah makhluk yang diberi kehendak dan kehendaknya bebas. Kehendak . bebas di sini maksudnya adalah manusia diberi kemungkinan untuk menentukan keadaan atau takdirnya sendiri. Ini sama seperti malaikat. Malaikat pun diberi kehendak bebas.

Manusia diciptakan dalam keadaan berpotensi untuk berubah dan mengalami perkembangan. Dalam hal ini Adam dan Hawa juga mengalami proses perubahan, bahkan fisiknya pun mengalami perkembangan tetapi tidak mengalami proses penuaan. Dalam proses ini manusia harus memilih taat kepada Bapa dan bisa sepikiran dengan Allah atau memberontak. Opsi yang lain adalah mendengar suara “ular” yang sama dengan mengkonsumsi buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dalam hal ini kisah mengenai Adam dan Hawa harus dipahami secara cerdas.

Dalam Alkitab tidak dijelaskan sampai seberapa jauh keserupaan dengan Allah yang dimaksud Alkitab tersebut. Juga tidak ,ditulis sampai sejauh mana manusia dapat mengembangkan diri. Ini

bisa berarti, selain potensi moralnya yang luar biasa, manusia juga 'memiliki kemampuan yang luar biasa seperti kemampuan Allah sendiri untuk mengelola ciptaan-Nya. Tentu kemampuan manusia tidak akan sama dengan Allah, sebab manusia adalah ciptaan yang secara permanen hidup dalam kekuasaan Allah. Manusia adalah hamba dan Allah adalah Majikan. Manusia diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya.

 

Dari kenyataan bahwa bumi berkeadaan harus dikembangkan (Kej. V 7 1:28-29) dan dalam proses penciptaan Tuhan menciptakan dengan tahapan-tahapan yang ketat, maka bukan tidak tertutup kemungkinan manusia secara individu juga harus mengembangkan diri sedemikian rupa. Sehingga manusia menjadi dewasa atau mengembangkan W semua potensi yang telah ditaruh Tuhan di dalam dirinya untuk dapat menemukan dan mengembangkan alam ciptaan Tuhan, yaitu potensi moralnya dan potensi yang lain di dalam dirinya.

Potensi moral artinya bahwa manusia dapat mengembangkan diri, dapat memiliki moral yang makin sempurna seperti Bapa di Surga. Bagaimana seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa, apakah manusia tidak mengerti apa yang baik dan apa yang jahat? Apakah manusia dapat memahami apa yang baik dan jahat baru setelah berbuat dosa? Kemungkinan yang paling bisa diterima adalah bahwa melalui perjalanan waktu manusia dapat menjadi dewasa dan lebih bijaksana. jadi, manusia juga bisa mengalami proses untuk menjadi dewasa atau lebih sempurna. Seandainya manusia dapat melampauN cobaan di taman Eden, bisa jadi manusia dapat mengungguli Ibn; Manusia menjadi lebih cerdas dan lebih sempurna dalam moralnyi Barangkali ada pergumulan lain menghadapi pencobaan selain aPa yang dikisahkan dalam Kejadian 3. Melalui segala pergumulan dag, berjalannya waktu, manusia dapat menjadi sempurna. Penjelasan ini Sulit diterima sebab selama ini pengertian kita, bahwa manusia yang diciptakan Tuhan adalah manusia yang sempurna yang tidak perlu ada perkembangan lagi. Bukan tidak mungkin, akhirnya manusia dapat mengetahui apa yang baik dan yang jahat seperti Tuhan, tetam tidak berbuat jahat.

 

KEMAMPUAN UNTUK MENANG

Mengapa manusia jatuh dalam dosa waktu menghadapi pencobaan Iblis? Apakah manusia diciptakan hanya dengan kemampuan yang terbatas sehingga manusia pasti jatuh dalam dosa? Logikanya, manusia dilengkapi kemampuan untuk menang atau mengungguli musuh atau mantigia memiliki kemungkinan dalam kemampuannya untuk menang artinya taat kepada Allah. Tetapi kemampuan itu harus dikembangkan atau ditingkatkan sehingga tidak bisa jatuh dalam dosa, bahkan bisa mengungguli musuh. Kalau Tuhan tidak memberi kemungkinan manusia memenangkan pergumulan untuk taat, berarti manusia adalah produk gagal.

Dalam ketulusan hati Tuhan dan kesucian-Nya, Tuhan tidak merancang manusia untuk jatuh dalam dosa. Tuhan menghendaki manusia menjadi teman atau sahabat dan sekutu-Nya di keabadian,  tanpa pembrontakan.  Lebih besar kemungkinan bagi manusia bahwa manusia harus mengalami proses pendewasaan atau penyempurnaan sehingga bisa tidak akan berbuat dosa melanggar kehendak-Nya, daripada pemikiran bahwa manusia diciptakan dalam kondisi tidak bisa berubah lagi, statis tetapi ternyata kalah unggul dengan Iblis. Pemahaman ini penting agar orang percaya yang terpilih, mengembangkan diri untuk menjadi sempurna seperti Bapa.

Walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa, tetapi manusia masih bisa berkarya sangat menakjubkan. Hari ini kita dapat  menyaksikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditemukan manusia sangat menakjubkan. Inilah makhluk cerdas yang Tuhan ciptakan. Tidak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya, seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa. Betapa luar biasa prestasi yang dapat dicapai manusia untuk mengelola bumi ini dan atas semua ciptaan Tuhan yang lain, yaitu kalau manusia tidak jatuh dalam dosa. Dalam hal ini Tuhan tidak membuat pembatasan. Kalau manusia dijadikan kawan sekerja Allah, tentu manusia dilengkapi dengan segala kemampuan yang luar biasa. Demikian pula dengan moral. Walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa tetapi manusia masih bisa menyusun moralnya dengan baik dan bisa menakjubkan (tetapi tidak akan bisa mencapai standar kesempurnaan Allah tanpa keselamatan dalam Yesus Kristus).

Ternyata alam yang diciptakan Tuhan ini menyimpan berjuta misteri kekayaan yang bisa tiada batas. Sebab Allah yang menciptakan alam ini adalah Allah yang Mahacerdas, maka hasil karya-Nya pun pasti luar biasa. Karena alam adalah karya dari pribadi yang Mahacerdas, maka manusia juga harus cerdas. Kecerdasan manusia harus dapat mengimbangi kecerdasan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Tentu mengimbangi di sini bukan bermaksud manusia bisa melampaui Tuhan. Itulah sebabnya manusia harus menandatangani “kontrak kerja” dengan Tuhan (Kej. 2:15). Manusia harus bekerja dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Dan dalam kerja tersebut manusia mengembangkan diri, yatu potensi di dalam diri selain potensi moralnya.

Hal ini sejajar dengan kenyataan bahwa cara Tuhan menciptakan alam semesta ini juga dalam tahapan-tahapan proses yang ketat dari hari pertama sampai hari keenam. Hal kedua. bahwa bumi diciptakan dalam keadaan yang masih harus digarap. Tidak Stam. tetapi berpotensi progresif. Tentu progresif sesuai dengan jadwal Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya. Dalam kitab Kejadian dikisahkan keturunan Kain orang berdosa lebih berprestasi dari pada keturunan Set yang benar (Kej. 4:20-22). Apakah dalam hal ini keturunan Set lebih bodoh? Tentu tidak. Keturunan Set dalam jalur kehendak Tuhan ghingga progresivitasnya juga progresivitas yang baik, sesuai dengan irama 'Ihhan. Hari ini kita melihat progresivitas manusia yang tidak terkendali. Satu sisi teknologi berkembang, tetapi tidak membuat manusia nyaman dan aman. Hal ini tidak akan terjadi di dunia yang akan datang.

Sekarang ini kita dapat membuktikan bahwa di balik apa yang kelihatan mudah oleh mata manusia, Tuhan menaruh kekayaan alam yang tiada batas. Ini adalah teknologi 'Ihhan atau kecerdasan Tuhan yang harus ditemukan oleh manusia dan manusia harus menemukan dan mengelolanya secara bijaksana. Seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa, manusia akan beranak cucu dan memenuhi bumi. Tentu saja manusia yang tidak bisa mati akan membuat bumi tidak mampu menampung populasi manusia. Bagaimana penyeiesaiannya? Tentu mudah sekali, sebab manusia yang tidak berdosa dengan kecerdasan seperti Allah mampu menanggulanginya. Kejatuhan manusia ke dalam dosa berakibat bukan hanya rencana Allah tertunda, tetapi juga rencana Pengembangan alam semesta oleh manusia juga tertunda. Dari hal ini kita dapat nmahami betapa dahsyat akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa.

Kegagalan manusia menjadi makhluk ciptaan yang menempatkan diri secara benar di hadapan Allah juga merupakan kegagalan manusia membangun gambar diri. ]adi sebenarnya gambar diri yang dikehendaki Allah untuk dikenakan atau dimiliki manusia belum pernah dapat dicapai oleh manusia sampai kemudian Tuhan Yesus sebagai manusia seratus persen menampilkan peragaan dari sosok manusia yang segambar dengan Allah. Manusia yang dikehendaki oleh Allah. Itulah sebabnya jika kita berbicara mengenai gambar diri, seharusnya yang menjadi modelnya hanya satu, yaitu Tuhan Yesus. Sama seperti Dia telah menang menjadi manusia yang dikehendaki oleh Allah, maka orang percaya juga diberi kemampuan yang sama untuk itu.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post