KEDATANGAN TUHAN YESUS

 

Hari Allah adalah hari yang paling mengerikan bagi Iblis dan para malaikat yang memberontak. Itulah sebabnya mereka berusaha agar hari itu bisa ditunda selama mungkin. Untuk itu Iblis dan pengikutnya berusaha menghambat terlaksananya eksekusi hukuman atas dirinya dan para pengikutnya. Dengan cara bagaimanakah mereka menghambat hari Allah itu? Dengan cara mencegah orang percaya memiliki kehidupan yang saleh tidak bercacat dan tidak bercela (2Ptr. 3:11,l4). Mengapa? Sebab dengan kehidupan yang tidak bercacat tidak bercela berarti menjadi gorpus delicti.


MEMPERCEPAT KEDATANGAN TUHAN

Dalan 2 petrus 3:11-14 terdapat pernyataan yang tidak mudah dipahami, bahwa orang percaya dapat mempercepat kedatangan hari Allah. Haria Allah maksudnya adalah dimana hari dimana Tuhan mengakhiri sejarah dunia. Ini berarti petualangan iblis atau Lusifer beserta pengikutnya dibuang ke dalam api abadi. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dasyat dan unsure-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumu dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Inilah yang dikatakan oleh Wahyu bahwa bumi akan menjadi lautan api (Why. 15:20).

Hari Allah adalah hari yang paling mengerikan bagi Iblis dan para malaikat yang memberontak. Itulah sebabnya mereka berusaha agar hari itu bisa ditunda selama mungkin. Untuk itu Iblis dan pengikutnya berusaha menghambat terlaksananya eksekusi hukuman atas dirinya dan para pengikutnya. Dengan cara bagaimanakah mereka menghambat hari Allah itu? Dengan cara mencegah orang percaya memiliki kehidupan yang saleh tidak bercacat dan tidak bercela (2Ptr. 3:11,l4). Mengapa? Sebab dengan kehidupan yang tidak bercacat tidak bercela berarti menjadi gorpus delicti.

Dalam ayat 2 Petrus 3:12, terdapat kalimat “mempercepat kedatangan Tuhan”. Kata “mempercepat” dalam teks aslinya adalah speudo (one66w). Kata ini juga bisa diartikan sebagai membuat tergesagesa (to haste atau make haste). Sulit dimengerti tetapi demikian adanya, bahwa kedatangan Tuhan Yesus untuk mengakhiri sejarah dunia bisa dipercepat oleh orang-orang percaya. Dengan demikian dikesankan bahwa orang percaya dilibatkan dalam penentuan waktu diakhirinya sejarah dunia.

Hal tersebut di atas bisa dimengerti kalau kita mengkaitkan hal kedatangan Tuhan Yesus dengan Wahyu 6:11, bahwa kedatan 1811 T han menun; ;u ena a °umlah oran; an; kehilangan n aw? karena dibunuh. Kata dibunuh dalam teks aslin a adalah aaokteino (dnoxtsivw). Kata ini secara metafora juga berarti memadamkan (t0extinguish) atau menghapuskan (abolish) kehidupan atau nyawa. Dalam teks aslinya kata nyawa terjemahan dari psukhe (\yvxrj) yang menunjuk pada pikiran, perasaan dan keinginan atau kehendak. Kata “dibunuh” tidak harus secara fisik saja. Kalau hanya secara iisik berarti yang bisa mengalahkan Iblis hanya mereka yang mengalami aniaya fisik. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa an; bisa mengalahkan Iblis adalah darah Anak Domba Allah dan oleh terkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi n awa mereka samoai ke dalam maut (Wh . 12:11).

Terkait dengan pokok masalah ini penting sekali untuk mengerti apa yang dimaksud dengan “perkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” (Why. 12:11). Hal ini penting untuk dipelajari sebab yang bisa mengalahkan Iblis bukan hanya darah Tuhan Yesus tetapi _ juga “perkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut”. Apa yang dimaksud dengan “perkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut?” Kalimat ini mengesankan bahwa Iblis bisa dikalahkan oleh “perkataan kesaksian”. Kalimat “perkataan kesaksian mereka” tidak boleh dipisahkan dengan kalimat berikut yaitu “tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut”.

Oran ang memiliki » erkataan kesaksian adalah orang yang benar-benar telah mengalami suatu er'uan;an sun; ;uh-sunnuh sam ‘» itidak men a 'anikan n awa. Tidak menyayangkan nyawa juga berarti tidak memiliki kesenangan atau keinginan kecuali melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Hal ini sama dengan berusaha menjadi corpus delicti. Sejatinya, inilah isi dan kualitag kehidupan Tuhan Yesus (Yoh. 4:34). Perjuangan seperti ini juga telah dialami oleh Paulus, bahwa darahnya siap dicurahkan demi pelayanan bagi jemaat Tuhan (2Tim. 4:6-8). Inilah standar anak-anak Allah, yaitu rela melepaskan nyawa bagi saudara-saudaranya (l Yoh. 3:16).

Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus memberi syarat kepada pengikut-Nya untuk tidak menyayangkan nyawa kalau mau menjadi pengikut yang benar (Mat. 10:39; 16:25). Kata nyawa dalam teks aslinya adalah psukhe (\pvxrj) yang artinya jiwa. Dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan kehendak. Dalam jiwa ada keinginankeinginan dan segala hasrat. Di dalam jiwa ada berbagai pengertian dan filosofi. Oleh sebab itu seorang yang rela kehilangan nyawa harus rela mengubah Hlosoii hidupnya. Kesediaan berubah itu dengan cara sungguh-sungguh mengkonsumsi kebenaran sehingga mengalami pembaharuan pikiran (Rm. 12:2).

Melalui pembaharuan pikiran inilah gaya hidup seseorang diubah. Perubahan yang signifikan ditandai dengan kerelaan berkorban apapun demi melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Seorang yang bisa menjadi corpus delicti adalah orang yang benar-benar rela menjadi anggur yang tercurah dan roti yang terpecah. Merekalah orang yang tidak menyayangkan nyawanya, seperti Majikan Agungnya. Orang percaya seperti ini meneladani sikap hidup Tuhan Yesus yang “tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Mereka orang-orang yang layak disebut Kristen. Seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bahwa hidup di dunia bukan untuk wisata tetapi untuk bekerja mengenapi rencana Bapa meneruskan tugas penyelamatan yang telah diselesaikan oleh 'Ihhan Yesus di kayu salib.

Tulisan Petrus menunjukkan bahwa orang percaya dapat mempercepat kedatangan Tuhan Yesus (2Ptr. 3:12). Kata “mempercepat” mengesankan bahwa waktu kedatangan Tuhan Yesus yang ditentukan oleh Allah Bapa bersifat fleksibel atau relatif. Tuhan Yesus mengatakan bahwa masa dan waktu pemulihan “Kerajaan Israel” ditetapkan oleh Bapa menurut kuasa-Nya (Kis. 1:6-8). Kata kuasa di sini adalah exousia (&ovoiab, yang lebih tepat dipahami sebagai hak Hal ini berhubungan dengan pernyataan Tuhan Yesus bahwa diriNya tidak berhak memberikan posisi atau kedudukan bagi orang percaya. Hal duduk di sebelah kanan atau di sebelah kiri-Nya, Bapa yang berhak menyediakannya atau menentukan. Hal ini bisa menunjukkan bahwa Bapa menentukan orang-orang-Nya, tetapi juga bisa menunjuk jumlah orang-orang yang mempercepat kedatangan Tuhan ditentukan oleh Allah Bapa.

Dalam hal tersebut, Bapa menghendaki ada orang-orang yang ditcntukan-Nya menjadi orang-orang terkemuka di Kerajaan 'Ihhan Yesus Kristus (Mat. 20:23). Tentu saja mereka yang ditentukan ada di pemerintahan Kerajaan-Nya adalah mereka yang bersedia menderita bersama-sama dengan Tuhan Yesus; layak dimuliakan bersama-sama dengan Dia (Rm. 8:17).

Orang-orang yang tidak mengasihi nyawa di sini bukan hanya mereka yang mengalami aniaya lisik dan dibunuh secara fisik pula, tetapi mereka yang rela tidak menikmati dunia sama seperti anak-anak dunia. Orang-orang yang tidak menyayangkan nyawa tersebut adalah orang-orang yang rela menderita bersama-sama dengan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang menerima baptisan yang sama seperti yang Tuhan terima, yaitu penderitaan (Mrk. 10:38-39). Dengan hal tersebut di atas jelas sekali, Firman Tuhan menyatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan adalah orang-orang yang bisa menggenapi rencana Allah. Oleh sebab itu fokus hidup dan pelayanan kita adalah berusaha menjadi pribadi yang tidak menyayangkan nyawa, artinya rela meninggalkan kesenangan diri sendiri. Selanjutnya menolong orang lain untuk memiliki kualitas hidup yang sama.

Betapa sulitnya memiliki sikap hidup tidak menyayangkan nyawa pada zaman ini (Mat. 10:39; 16:25). Pada umumnya orang' orang berlomba untuk menyelamatkan nyawanya. Ini adalah irama hidup standar yang dikenakan hampir oleh semua manusia hidup. Sebaliknya, tidak menyayangkan nyawa adalah irama hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Ia datang ke dunia melepaskan semua kemuliaan-Nya, mengosongkan diri dan berkeadaan sama seperti manusia yang berdosa (Flp. 2:5-7). Dalam segala hal Tuhan Yesus disamakan dengan manusia (Ibr. 2:17).

Tuhan Yesus bisa memperoleh dan menikmati dunia ini, tetapi Ia memilih untuk melakukan kehendak Bapa. Ia matikan diri-Nya dari segala kesenangan dunia. Pengakuannya adalah bahwa makanan-Nya atau rezeki-Nya adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kata makanan atau rezeki dalam teks aslinya adalah broma (Bptbua), yang selain berarti makanan padat (solidfood), juga menunjukkan makanan yang berkualitas tinggi.

Iblis masih bekerja keras sebisa-bisanya untuk dapat mencegah manusia menjadi seperti Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya untuk kemuliaan Allah Bapa; taat sampai mati di kayu salib. Bagi Iblis, orangorang baik tidak membahayakan dirinya, tetapi orangorang yang bersungguh-sungguh berusaha untuk memiliki kualitas hidup seperti Tuhan Yesus yang menakutkannya. Semakin banyak orang percaya diproses makin seperti Tuhan Yesus, berarti semakin tercukupi jumlah orang percaya yang menjadi corpus delicti. Ini berarti semakin cepat sejarah dunia berakhir dan Iblis dihukum. Itulah sebabnya Lusifer yang jatuh menciptakan berbagai ajaran, baik di dalam dan di luar gereja, untuk menghambat manusia menjadi seperti Kristus.

Ajaran-ajaran yang diciptakan oleh Lusifer yang jatuh tersebut di antaranya bukan ajaran yang membuat orang menjadi jahat tidak bermoral atau bertingkah tidak beradab seperti hewan, tetapi menciptakan orang-orang beragama yang baik dan santun dalam kehidupan, tetapi gagal menjadi corpus delicti. Hal ini berarti menutup kemungkinan manusia dikembalikan kepada rancangan semula Allah atau menjadi corpus delicti.

Orang percaya yang tidak boleh terjebak dengan pola hidup keberagamaan yang meneggalamkan orang percaya  pada standar kehidupan orang beragama yang baik, tetapi tidak menjadi corpus delicti. Orang percaya harus berhati-hati terhadap pengajaran yang menekankan pemenuhan kebutuahan jasman sehingga mengabaikan maksud keselamatan diberikan. Kekristenan harus menjadi jalan hidup, dimana seseoran anak Tuhan terus-menerus belajar mengenakan gairah hidup Anak Allah agar berkualitas sebagai corpus delicti(Gal.2:19-20).

Kalau seseorang percaya kepada Tuahan Yesus, Ia harus mengikuti jejak-Nya, artinya memiliki irama hidup seperti yang Tuhan Yesus miliki. Dengan demikian yang dimaksud dengan memenuhi rencana Tuhan adalah menjadi corpus delicti untuk mengakhiri pekerjaan Iblis, sehingga kerajaan Allang bisa diwujudkan. Kita harus berpikir bahwa kita adalah corpus delicti yang terakhir yang dinantikan. Inilah kekristenan yang sejati.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post