MATI, KEMATIAN, MAUT
MATI: TERPISAH DARI HADIRAT ALLAH
Ibrani 9:27
LAI TB, Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali (HAPAX) saja, dan sesudah itu dihakimi,
KJV, And as it is appointed unto men once (HAPAX) to die, but after this the judgment:
TR, και καθ οσον αποκειται τοις ανθρωποις απαξ αποθανειν μετα δε τουτο κρισις
Translit interlinear, kai {lalu} kath hoson {sama seperti} apokeitai {itu ditetapkan} tois anthrôpois {bagi manusia2} hapax {satu kali, once} apothanein {untuk mati} meta {sesudah} de {lalu} touto {ini} krisis {penghakiman}
Dari satu sudut kematian termasuk peristiwa yang paling lumrah: 'manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja' (Ibrani 9:27). Kiranya bisa diterima tanpa perbantahan: 'Marilah kita pergi juga untuk mati bersama dengan Dia' (Yohanes 11:16). Dari sudut pandang yang lain, maut atau kematian merupakan hal yang paling tidak wajar.
Roma 6:23a
LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut
KJV, For the wages of sin is death
TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος
Translit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2/ upah2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian}
Ha-Berit,
כִּי־שְׂכַר הַחֵטְא הוּא הַמָּוֶת
Translit interlinear, KI {sebab} SEKAR {upah} HAKHETA {dosa} HU {adalah} HAMOT {kematian/ maut}
Lihat artikel terkait: upah-dosa-adalah-mati-vt4419.html#p24214
Maut adalah upah dosa (Roma 6:23), karena itu patut ditakuti. Kedua sudut pandang ini terdapat dalam Alkitab, dan tidak boleh dilalaikan. Secara biologis kematian adalah keharusan, tapi kematian manusia tidaklah seperti kematian binatang.
Bahasan:
I. ETYMOLOGY
- A. PERJANJIAN LAMA, Bahasa Ibrani
- B. PERJANJIAN BARU, Bahasa Yunani
II. KEMATIAN RAGA/ BADANI/ FISIK
III. PENYEBAB KEMATIAN
- Manusia diciptakan dalam keadaan sempurna
- Apa itu dosa asal/ dosa waris?
IV. KEADAAN KEMATIAN
- Kengerian Dunia Orang Mati
- Jaminan Keselamatan Setelah Kematian Raga
V. KEMATIAN ROHANI
- Mati secara Roh
VI. KEMATIAN KEDUA - KEMATIAN KEKAL
VII. PENEBUSAN DARI HUKUMAN KEMATIAN:
- Kemenangan melawan maut
- Pembinasaan Kematian
- Keselamatan dari Allah
MATI, KEMATIAN
I. ETYMOLOGY
A. PERJANJIAN LAMA, Bahasa Ibrani
A1. Kata "mati" ( מוּת - MUT), pertama kali disebut dalam Alkitab dalam:
Kejadian 2:17
LAI TB, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (MUT).
KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die (MUT).
Hebrew,
וּמֵעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע לֹא תֹאכַל מִמֶּנּוּ כִּי בְּיֹום אֲכָלְךָ מִמֶּנּוּ מֹות תָּמֽוּת׃
Translit interlinear, UME'ETS {dan dari pohon} HADA'AT {pengetahuan itu} TOV {yang baik} VARA' {dan yang jahat} LO' {jangan} TO'KHAL {engkau makan} MIMENU {darinya} KI {karena} BEYOM {pada hari} 'AKHALKHA {engkau makan, Verb Qal Infinitive Construct} MIMENU {darinya} MOT {mati, Verb Qal Infinitive Absolute} TAMUT {engkau mati, Verb Qal Imperfect 2nd. Mas. Sing.}
Verba: מוּת - MUT, leksikon Ibrani :
1) to die, kill, have one executed
a) (Qal) 1) to die 2) to die (as penalty), be put to death 3) to die, perish (of a nation) 4) to die prematurely (by neglect of wise moral conduct)
b) (Polel) to kill, put to death, dispatch
c) (Hiphil) to kill, put to death
d) (Hophal) 1) to be killed, be put to death a) to die prematurely
Kejadian 2:17, frasa מֹות תָּמוּת - MOT TAMUT - pastilah engkau mati, secara grammatik Ibrani disebut "Tautological Infinitive."
Tautological Infinitive: Metode pengulangan kata dengan akar kata (Shoresh) yang sama. Makna pengulangan 2 kata itu memaksudkan suatu hal yang Pasti/ Harus. Pada bagian ini menarik untuk dipelajari, kita diperkenalkan dengan sastra Ibrani yang unik, yang berbeda dengan sastra dari bahasa-bahasa lain. Tentang bagaimana Alkitab Ibrani mempunyai metode linguistik yang unik dalam menyatakan sesuatu yang "pasti" akan terjadi secara absolut. Metodenya adalah: Dalam penulisannya dilakukan pengulangan verba yang dimaksud.
Majas "Tautological Infinitive" ini salah satu fitur menarik Alkitab bahasa asli Ibrani, tentang penggunaan "verba dalam bentuk infinitif" dengan "verba dalam bin'yan tertentu" dari 2 kata dengan akar (shoresh) verba yang sama. Maka, dalam Kej. 2:17 di sini Musa senang menuliskan suatu kepastian, warning dari Allah kepada Adam, bahwa jikalau Adam melanggar larangan-Nya itu maka Adam akan ada alam keadaan מֹות תָּמוּת - MOT TAMUT - pastilah engkau mati. Pada hari Adam melanggar larangan itu, di hari itu pulalah Adam mati.
Namun, apakah Allah membiarkan Adam mati? Ternyata Allah memberikan kasih karunia-Nya yang besar, dan berita baik itu Allah maklumatkan sejak kejatuhan manusia di Taman Eden. Protoevangelium, Kejadian 3:15.
Kata מוּת - MUT, Soresh: Mem-Tav. Stem Qal yang berarti "mati."
VERB CONJUGATION:
QAL PERFECT:
1st Person Singular: אֲנִי מַתִּי - 'ANI MATI
1st Person Plural: אֲנַחנוּ מַתְנוּ - 'ANAKH'NU MAT'NU
2nd Person Singular Masculine: אַתָּה מַתָּ - 'ATAH MAT
2nd Person Singular Feminine: אַתְּ מֵתָה - 'AT' METAH
2nd Person Plural Masculine: אַתֶּם מַתֶּם - 'ATEM MATEM
2nd Person Plural Feminine: אַתֶּן מַתֶּן - ATEN MATEN
3rd Person Singular Masculine: הוּא מֵת - HU MET
3rd Person Singular Feminine: הִיא מֵתָה - HI METAH
3rd Person Plural Feminine: הֵם מֵתוּ - HEM METU
3rd Person Plural Masculine/ Feminine: הֵן מֵתוּ - HEN METU
QAL IMPERFECT:
1st Person Singular: אֲנִי אָמוּת - 'ANI 'AMUT
1st Person Plural: אֲנַחנוּ נָמוּת - 'ANAKH'NU NAMUT
2nd Person Singular Masculine: אַתָּה תָּמוּת - 'ATAH TAMUT
2nd Person Singular Feminine: אַתְּ תָּמוּתִי - 'AT' TAMUTI
2nd Person Plural Masculine: אַתֶּם תָּמוּתוּ - 'ATEM TAMUTU
2nd Person Plural Feminine: אַתֶּן תְּמוּתֶינָה - ATEN TEMUTEYNAH
3rd Person Singular Masculine: הוּא יָמוּת - HU YAMUT
3rd Person Plural Feminine: הִיא תָּמוּת - HI TAMUT
3rd Person Singular Masculine: הֵם יָמוּתוּ - HEM YAMUTU
3rd Person Singular Feminine: הֵן תְּמוּתֶינָה - HEN TEMUTEYNAH
INFINITIVE: לָמוּת - LAMUT
PRESENT (HOVEH):
Masculine Singular: מֵת - MET
Feminine Singular: מֵתָה - METAH
Masculine Plural: מֵתִים - METIM
Feminine Plural: מֵתוֹת - METOT
IMPERATIVE:
Masculine Singular: מוּת - MUT
Feminine Singular: מוּתִי - MUTI
Masculine Plural: מוּתוּ - MUTU
Feminine Plural: מוּתֶינָה - MUTEYNAH
A2. "Mati" dalam artian "MATI BINASA", yaitu kata Ibrani גָּוַע - GAVA'
Kejadian 6:17
LAI TB, Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa (YIG'VA).
KJV, And, behold, I, even I, do bring a flood of waters upon the earth, to destroy all flesh, wherein is the breath of life, from under heaven; and every thing that is in the earth shall die (YIG'VA)).
Hebrew,
וַאֲנִי הִנְנִי מֵבִיא אֶת־הַמַּבּוּל מַיִם עַל־הָאָרֶץ לְשַׁחֵת כָּל־בָּשָׂר אֲשֶׁר־בֹּו רוּחַ חַיִּים מִתַּחַת הַשָּׁמָיִם כֹּל אֲשֶׁר־בָּאָרֶץ יִגְוָע׃
Translit interlinear, VA'ANI {dan Aku} HINENI {ini Aku} MEVI {Aku akan mendatangkan} 'ET-HAMABUL {pada banjir} MAYIM {air} 'AL-HA'ARETS {di atas bumi} LESHAKHET {untuk memusnahkan} KOL-BASAR {sebaga daging (makhluk)} 'ASHER-BO {yang ada} RU'AKH {nafas} KHAYIM {kehidupan} MITAKHAT {yang di bawah} HASHAMAYIM {sang lanngit} KOL {segala} 'ASHER-BA'ARETS {yang di atas bumi} YIG'VA {akan binasa, (Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.)}
Verba: גָּוַע - GAVA', leksikon Ibrani :
1) to expire, die, perish, give up the ghost, yield up the ghost, be dead, be ready to die
a) (Qal) to expire, die, be about to die
A3. Binasa, אָבַד - 'AVAD
Mazmur 92:10
LAI TB, Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN, sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa (YOVEDU), semua orang yang melakukan kejahatan akan diceraiberaikan.
92:9 KJV, For, lo, thine enemies, O LORD, for, lo, thine enemies shall perish (YOVEDU); all the workers of iniquity shall be scattered.
Translit,
כִּי הִנֵּה אֹיְבֶיךָ יְֽהוָה כִּֽי־הִנֵּה אֹיְבֶיךָ יֹאבֵדוּ יִתְפָּרְדוּ כָּל־פֹּעֲלֵי אָֽוֶן׃
Translit, KI HINEH 'OIVEIKHA YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) KI-HINEH 'OIVEIKHA YOVEDU (Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Pl.) YIT'PAR'DU KOL-PO'ALEY 'AVEN
Verba: אָבַד - 'AVAD, leksikon Ibrani:
perish, vanish, go astray, be destroyed
(Qal) perish, die, be exterminated,
perish, vanish (fig.)
be lost, strayed
A4. מָוֶת - MAVET, kematian.
Mazmur 68:21
LAI TB, Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut (LAMAVET).
KJV, He that is our God is the God of salvation; and unto GOD the Lord belong the issues from death (LAMAVET).
Hebrew,
הָאֵל לָנוּ אֵל לְֽמֹושָׁעֹות וְלֵיהוִה אֲדֹנָי לַמָּוֶת תֹּוצָאֹֽות׃
Translit, HA'EL LANU 'EL LEMOSYA'OT VELE'YHOVIH (dibaca: Velelohim) 'ADONAY LAMAVET TOTSA'OT
Nomina Maskulin: מָוֶת - MAVET, Leksikon Ibrani:
death, dying, Death (personified), realm of the dead
death, death by violence (as a penalty), state of death, place of death
A5. Tidur, שָׁכַב - SYAKAV.
Tidur adalah kata "ungkapan" lain yang juga bermakna "mati", kita lihat contohnya :
Ulangan 31:16
LAI TB, TUHAN berfirman kepada Musa: "Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka.
KJV, And the LORD said unto Moses, Behold, thou shalt sleep with thy fathers; and this people will rise up, and go a whoring after the gods of the strangers of the land, whither they go to be among them, and will forsake me, and break my covenant which I have made with them.
Hebrew,
וַיֹּאמֶר יְהוָה אֶל־מֹשֶׁה הִנְּךָ שֹׁכֵב עִם־אֲבֹתֶיךָ וְקָם הָעָם הַזֶּה וְזָנָה ׀ אַחֲרֵי ׀ אֱלֹהֵי נֵֽכַר־הָאָרֶץ אֲשֶׁר הוּא בָא־שָׁמָּה בְּקִרְבֹּו וַעֲזָבַנִי וְהֵפֵר אֶת־בְּרִיתִי אֲשֶׁר כָּרַתִּי אִתֹּֽו׃
Translit, VAYOMER YEHOVAH {baca Adonai, TUHAN} EL-MOSYEH HINEKHA SYOKHEV {engkau akan tidur, Verb Qal Participle 2nd. Mas. Sing.} 'IM-AVOTEIKHA {bersama leluhurmu} VEKAM HA'AM HAZEH VEZANAH 'AKHAREI ELOHEI NEKHAR-HA'ARETS ASYER HU VA-SYAMAH BEKIRBO VA'AZAVANI VEHEFER 'ET-BERITI 'ASYER KARATI ITO
Perhatikan frasa : "Engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu", "SYOKHEV IM-AVOTEIKHA", KJV, 'thou shalt sleep with thy fathers', menggunakan kata Ibrani שָׁכַב - SYAKAV.
Verba: שָׁכַב - SYAKAV, leksikon Ibrani :
1) to lie down
a) (Qal) 1) to lie, lie down, lie on 2) to lodge 3) to lie (of sexual relations) 4) to lie down (in death) 5) to rest, relax (fig)
b) (Niphal) to be lain with (sexually)
c) (Pual) to be lain with (sexually)
d) (Hiphil) to make to lie down
e) (Hophal) to be laid
Secara literal kata שָׁכַב - SYAKAV ini bermakna "berbaring" atau "beristirahat", dalam ayat di Ulangan 31:16 bermakna "meninggal dunia". Demikian juga dalam ayat ini :
Ayub 14:12
LAI TB, demikian juga manusia berbaring (SYAKAV) dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya .
KJV, So man lieth down (SYAKAV), and riseth not: till the heavens be no more, they shall not awake, nor be raised out of their sleep.
Hebrew,
וְאִישׁ שָׁכַב וְֽלֹא־יָקוּם עַד־בִּלְתִּי מַיִם לֹא יָקִיצוּ וְלֹֽא־יֵעֹרוּ מִשְּׁנָתָֽם׃
Translit, VE'ISY SYAKHAV VELO-YAKUM 'AD-BILTI SYAMAYIM LO YAKITSU VELO YE'ORU MISY'NATAM
[/list]
B. PERJANJIAN BARU, BAHASA YUNANI
B1. θανατος - thanatos, mati:
Matius 26:38
LAI TB, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati (THANATOU) rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
KJV, Then saith he unto them, My soul is exceeding sorrowful, even unto death(THANATOU): tarry ye here, and watch with me.
TR, τοτε λεγει αυτοις περιλυπος εστιν η ψυχη μου εως θανατου μεινατε ωδε και γρηγορειτε μετ εμου
Translit, tote legei autois perilupos estin hê psukhê mou heôs thanatou meinate hôde kai grêgoreite met emou
Wahyu 20:14,
LAI TB, Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
KJV, And death and hell were cast into the lake of fire. This is the second death.
TR, και ο θανατος και ο αδης εβληθησαν εις την λιμνην του πυρος ουτος εστιν ο δευτερος θανατος
Translit interlinear, kai {lalu} ho thanatos {maut/ kematian} kai {dan} ho hadês} {kerajaan maut/ dunia orang mati eblêthêsan {dilemparkan} eis {ke dalam} tên limnên {danau/ lautan} tou puros {yang berapi} houtos {ini} estin {adalah} ho deuteros {yang kedua} thanatos {maut / kematian}
Kata θανατου - thanatou bentuk genitive singular masculine dari Nomina Maskulin: θανατος - thanatos.
Leksikon Yunani :
1) the death of the body a) that separation (whether natural or violent) of the soul and the body by which the life on earth is ended b) with the implied idea of future misery in hell
1) the power of death c) since the nether world, the abode of the dead, was conceived as being very dark, it is equivalent to the region of thickest darkness i.e. figuratively, a region enveloped in the darkness of ignorance and sin
2) metaph., the loss of that life which alone is worthy of the name, a) the misery of the soul arising from sin, which begins on earth but lasts and increases after the death of the body in hell
3) the miserable state of the wicked dead in hell
4) in the widest sense, death comprising all the miseries arising from sin, as well physical death as the loss of a life consecrated to God and blessed in him on earth, to be followed by wretchedness in hell
B2. αποθνησκω - apotnêskô, mati:
Markus 15:44
LAI TB, Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati (APETHANEN).
KJV, And Pilate marvelled if he were already dead: and calling unto him the centurion, he asked him whether he had been any while dead (APETHANEN).
TR, ο δε πιλατος εθαυμασεν ει ηδη τεθνηκεν και προσκαλεσαμενος τον κεντυριωνα επηρωτησεν αυτον ει παλαι απεθανεν
Translit, ho de pilatos ethaumasen ei êdê tethnêken kai proskalesamenos ton kenturiôna epêrôtêsen auton ei palai apethanen
Kata απεθανεν - apethanen adalah bentuk second aorist active indicative - third person singular dari verba: αποθνησκω - apotnêskô.
Leksikon Yunani :
1) to die
a) of the natural death of man
b) of the violent death of man or animals
c) to perish by means of something
d) of trees which dry up, of seeds which rot when planted
e) of eternal death, to be subject to eternal misery in hell
B3. Kata θνησκω - thnêsko, mati:
Yohanes 19:33
LAI TB, tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati (TETHNÊKOTA), mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
KJV, But when they came to Jesus, and saw that he was dead (TETHNÊKOTA) already, they brake not his legs:
TR, επι δε τον ιησουν ελθοντες ως ειδον αυτον ηδη τεθνηκοτα ου κατεαξαν αυτου τα σκελη
Translit, epi de ton iêsoun elthontes hôs eidon auton êdê tethnêkota ou kateaxan autou ta skelê
Kata tethnêkota - τεθνηκοτα adalah bentuk verb - perfect active passive - accusative singular masculine dari verba: θνησκω - thnêsko.
Leksikon Yunani :
1) to die, to be dead
2) metaph. to be spiritually dead
B4. Binasa, απολλυμι - apollumi (verba), ungkapan yang digunakan kematian "kekal"
Yohanes 3:16
LAI TB, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa (APOLÊTAI), melainkan beroleh hidup yang kekal.
KJV, For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish (APOLÊTAI), but have everlasting life.
TR, ουτως γαρ ηγαπησεν ο θεος τον κοσμον ωστε τον υιον αυτου τον μονογενη εδωκεν ινα πας ο πιστευων εις αυτον μη αποληται αλλ εχη ζωην αιωνιον
Translit Interlinear, houtôs {demikian} gar {karena} êgapêsen {mengasihi} ho theos {Allah} ton kosmon {(manusia di) dunia} hôste {sehingga} ton huion{anak} autou ton monogenê {yang tunggal/ yang unik} edôken {Ia telah memberikan} hina {supaya} pas {setiap (orang yang)} ho pisteuôn {percaya} eis {kepada} auton {Dia} mê {tidak} apolêtai {dia menjadi binasa, verb - second aorist middle subjunctive - third person singular} all {melainkan} ekhê {beroleh} zôên {hidup} aiônion {kekal}
Selanjutnya mengenai kata "binasa" dalam bahasa Yunani ini, dapat dibaca artikel: BINASA - APOLLUMI, Study Kata Bahasa Yunani
B5. κομαιω - komaiô, tidur
"Tidur" adalah ungkapan lain untuk "mati", misalnya :
Yohanes 11:11
LAI TB, Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.
KJV, These things said he: and after that he saith unto them, Our friend Lazarus sleepeth; but I go, that I may awake him out of sleep.
TR, ταυτα ειπεν και μετα τουτο λεγει αυτοις λαζαρος ο φιλος ημων κεκοιμηται αλλα πορευομαι ινα εξυπνισω αυτον
Translit, tauta eipen kai meta touto legei autois lazaros ho philos hêmôn kekoimêtai alla poreuomai hina exupnisô auton
Kata κεκοιμηται - kekoimêtai dalam bentuk perfect passive indicative - third person singular , dari Verba: κομαιω - komaiô.
Leksikon Yunani :
1) to cause to sleep, put to sleep
2) metaph. a) to still, calm, quiet b) to fall asleep, to sleep c) to die
1 Korintus 15:6
LAI TB, Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
KJV, After that, he was seen of above five hundred brethren at once; of whom the greater part remain unto this present, but some are fallen asleep.
TR, επειτα ωφθη επανω πεντακοσιοις αδελφοις εφαπαξ εξ ων οι πλειους μενουσιν εως αρτι τινες δε και εκοιμηθησαν
Translit, epeita ôphthê epanô pentakosiois adelphois ephapax ex ôn hoi pleious menousin heôs arti tines de kai ekoimêthêsan
Kata "εκοιμηθησαν – ekoimêthêsan", verb (kata kerja) – ditulis dalam bentuk aorist passive indicative - third person dari kata κομαιω - komaiô
Note:
Kata figuratif "tidur" digunakan untuk "mati" ini, mengandung suatu pengertian bahwa kematian, seperti tidur, bukanlah keadaan menetap. Masih ada keadaan yang akan dijalani manusia yaitu di alam akhirat, kita umat yang sudah dijamin keselamatannya akan memasuki kehidupan baru di Surga.
II. KEMATIAN RAGA/ BADANI/ FISIK
Badan, yang diciptakan seperti badan kita, nampaknya harus mengalami kematian. Paling tidak kerusakan badani dan pembusukan tak dapat dielakkan. Tapi Alkitab menyebut maut atau kematian adalah akibat dosa. Allah berkata kepada Adam, "... pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17). Kata Paulus, " ... dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut..." (Roma 5:12), dan ia tambahkan lagi 'upah dosa ialah maut' (Roma 6:23).
Tapi jika masalahnya ditinjau lebih teliti, maka nampak bahwa Adam tidak serta-merta mati secara badani pada hari ia melanggar perintah Allah Dan dalam Roma pasal 5 dan 6, maut sebagai akibat dosa Adam dipertentangkan oleh Paulus dengan hidup yang diberikan oleh Kristus kepada manusia. Jelas, pemilikan hidup yang kekal tidak meniadakan kematian badani Hidup yang kekal berkaitan dengan suatu keadaan rohani, bukan dengan peristiwa dalam dunia badani. Kesimpulan yang dapat diambil dari semuanya ini ialah, bahwa maut, sebagai upah dari dosa, jauh lebih mengerikan dibandingkan kematian badani.
Tapi dengan ini harus diperhatikan pemikiran yang lain, bahwa ayat-ayat Alkitab yang menghubungkan dosa dengan maut tidaklah mengurangi hakikat maut. Kita tidak dapat mengerti dari ayat-ayat itu, bahwa ada sesuatu yang lain dari maknanya yang biasa yang terkait dengan kata maut. Barangkali dapat kita mengerti bahwa MORTALITAS atau 'KEFANAAN' adalah dampak dari dosa Adam, dan bahwa hukumannya mencakup kedua-duanya - badani dan rohani. Tapi tak banyak yang kita ketahui tentang keadaan Adam sebelum ia jatuh ke dalam dosa, sehingga tidak dapat kita ungkapkan sesuatu tentang keadaan itu. Jika badannya sepeti badan kita, maka badannya juga fana. Jika tidak, tak ada jalan bagi kita untuk mengetahui bagaimana keadaannya, apakah badannya fana atau tidak.
Nampaknya lebih baik mengartikan maut sebagai sesuatu yang mengungkung diri manusia seutuhnya. Manusia mati bukanlah sebagai badani. Manusia mati sebagai manusia dalam totalitas dirinya. Ia mati sebagai diri yang rohani dan badani. Dan Alkitab tidak memberikan perbedaan yang jelas antara kedua segi itu. Maka kematian badani adalah lambang yang tepat, dan pengungkapan yang tepat, dan Juga penyatuan yang tepat dengan arti itu, yang menjelaskan lebih mendalam bahwa maut adalah akibat dosa dan tidak terelakkan.
Kejadian 5:5
LAI TB, Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.
KJV, And all the days that Adam lived were nine hundred and thirty years: and he died.
Hebrew,
וַיִּהְיוּ כָּל־יְמֵי אָדָם אֲשֶׁר־חַי תְּשַׁע מֵאֹות שָׁנָה וּשְׁלֹשִׁים שָׁנָה וַיָּמֹת׃ ס
Translit interlinear, VAYIHYU KOL-YEMEY 'ADAM {dan seluruh hari2 (umur) adam menjadi} 'ASHER-KHAY {yang hidup} TESHA {sembilan} ME'OT {ratus} SHANAH {tahun} USHELOSHIM {dan tiga puluh} SHANAH {tahun} VAYAMOT {dan dia mati, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.}
Pengkotbah 12:7
LAI TB, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh (RUAKH) kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
KJV, Then shall the dust return to the earth as it was: and the spirit shall return unto God who gave it.
Hebrew,
וְיָשֹׁב הֶעָפָר עַל־הָאָרֶץ כְּשֶׁהָיָה וְהָרוּחַ תָּשׁוּב אֶל־הָאֱלֹהִים אֲשֶׁר נְתָנָהּ׃
Translit interlinear, VEYASHOV {dan dia akan kembali} HE'AFAR {kepada debu} 'AL-HA'ARETS {kepada tanah} KESHEHAYAH {seperti yang semula} VEHARU'AKH {dan roh} TASHUV {dia akan kembalu} 'EL-HA'ELOHIM {kepada Allah} ASHER {yang} NETANAH {Dia telah memberikan}
Akibat kejatuhan manusia, manusia bisa mati/ dimana RUAKH/PNEUMA-nya, meninggalkan dagingnya. RUAKH/PNEUMA-nya kembali kepada Allah, yang menciptakannya.
Mati adalah berhentinya semua fungsi kehidupan, karena itu, adalah lawan kehidupan (Ulangan 30:15, 19). Dalam Alkitab, kata-kata bahasa asli yang sama untuk "kematian" atau "hampir mati" berlaku untuk manusia, binatang, dan tanaman (Pengkhotbah 3:19; 9:5; Yohanes 12:24; Yudas 12; Wahyu 16:3).
Akan tetapi, sehubungan dengan manusia dan binatang, Alkitab memperlihatkan fungsi darah yang sangat penting dalam memelihara kehidupan, dengan menyatakan bahwa "jiwa makhluk ada di dalam darahnya" (Imamat 17:11, 14; Kejadian 4:8-11; 9:3, 4). Manusia serta binatang dikatakan "mati", yaitu "mengembuskan keluar" napas kehidupan (Ibrani: נִשְׁמַת חַיִּים - NISY'MAT KHAYIM, Kejadian 7:21, 22; bdk. Kejadian 2:7, lihat artikel: nesyamah-studi-kata-ibrani-vt335.html#p733 dan roh-binatang-apakah-sama-dengan-manusia-vt900.html ). Dan Alkitab memperlihatkan bahwa kematian pada manusia dan binatang terjadi setelah keluarnya roh kehidupan (Ibrani: רוּחַ חַיִּים - RUAKH KHAYIM , Kejadian 6:17, Pengkhotbah 3:19).
Yang menarik untuk diperhatikan ialah bagaimana penjelasan Alkitab ini selaras dengan apa yang diketahui secara ilmiah mengenai proses kematian. Misalnya, sewaktu jantung berhenti berdenyut pada manusia, darah berhenti mengedarkan makanan dan oksigen (yang diperoleh dengan bernapas) ke miliaran sel-sel tubuh. Akan tetapi, The World Book Encyclopedia (1987, Jil. 5, hlm. 52b) menulis:
"Seseorang yang jantung dan paru-parunya berhenti berfungsi dapat dianggap mati klinis, tetapi mati somatis mungkin belum terjadi. Sel-sel tubuh orang itu masih hidup selama beberapa menit lagi. Orang tersebut bisa dihidupkan kembali apabila jantung dan paru-paru mulai berfungsi lagi dan memberikan kepada sel-sel tubuh oksigen yang dibutuhkannya. Setelah sekitar tiga menit, sel-sel otak yang paling sensitif terhadap kekurangan oksigen mulai mati. Orang itu segera mati tanpa kemungkinan dihidupkan kembali. Secara bertahap, sel-sel tubuh lainnya juga mati. Yang terakhir mati adalah sel-sel tulang, rambut, dan kulit, yang dapat bertumbuh terus selama beberapa jam."
Jadi, meskipun pernapasan dan darah memang sangat penting untuk kelangsungan daya kehidupan yang aktif dalam sel-sel tubuh, pada waktu yang sama juga jelas bahwa kematian diakibatkan bukan saja oleh berhentinya pernapasan atau denyut jantung, melainkan oleh hilangnya daya kehidupan, yaitu roh kehidupan ( רוּחַ חַיִּים - RUAKH KHAYIM) dari sel-sel tubuh, sebagaimana disebutkan dalam Alkitab
Mazmur 104:29, 146:4
104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.
146:4 Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
Pengkhotbah 8:8
Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian. Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya.
Namun "mati" bukan hanya bermakna "hilangnya nyawa/ nafas kehidupan", dijelaskan lebih lanjut di bagian:
V. KEMATIAN ROHANI DAN KEMATIAN KEKAL
III. PENYEBAB KEMATIAN
Manusia diciptakan dalam keadaan sempurna:
Allah menciptakan Langit, bumi dan isinya termasuk manusia di dalamnya dalam keadaan amat sangat baik (sempurna):
Kejadian 1:31
LAI TB, Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
KJV, And God saw every thing that he had made, and, behold, it was very good. And the evening and the morning were the sixth day.
Hebrew,
וַיַּרְא אֱלֹהִים אֶת־כָּל־אֲשֶׁר עָשָׂה וְהִנֵּה־טֹוב מְאֹד וַיְהִי־עֶרֶב וַיְהִי־בֹקֶר יֹום הַשִּׁשִּׁי׃ ף
Translit Interlinear, VAYAR' {dan Dia melihat} 'ELOHIM {Allah} 'ET-KOL-'ASYER {seluruh yang} 'ASAH {Dia menjadikan} VEHINEH-TOV {dan lihatlah baik} ME'OD {teramat sangat} VAYHI-'EREV {dan ia menjadi/ada petang} VAYHI-VOQER {dan ia menjadi/ada pagi} YOM {hari} HASYISYI {keenam}.
Manusia diciptakan dalam keadaan yang teramat sangat baik di suatu tempat yang bernama Eden yang keadaannya amat sangat baik. Manusia tidak dimaksudkan untuk mati, tetapi untuk hidup. Manusia adalah "makhluk raga" (berdaging), berbeda dengan Malaikat yang adalah "makhluk roh." Sifat Malaikat ini adalah immortal (tidak bisa mati). Tetapi manusia sebagai makhluk raga, dia bisa "mati" (mortal). Tetapi sesungguhnya manusia tidak diciptakan untuk "mati" sebab Allah menciptakan manusia ini dalam keadaan yang teramat sangat baik (sempurna). Dalam keadaannya yang sempurna itu membuat manusia sesungguhnya dapat selamanya hidup, dan tidak mengenal sakit-penyakit, penuaan dan kematian (karena sakit & penuaan). Namun, sifat yang sempurna ini harus rusak karena pelanggaran yang dilakukan oleh manusia pertama.
Penyebab kematian pada manusia Pertama kalinya kematian disebutkan dalam Alkitab di Kejadian 2:16, 17, sewaktu Allah memberikan perintah kepada manusia yang pertama mengenai makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, perintah yang jika dilanggar akan berakibat kematian. Oleh karena itu, seriusnya peringatan Allah mengenai hukuman mati atas ketidaktaatan dapat dimengerti oleh Adam. Ketidaktaatan Adam kepada Allah mengakibatkan kematian atas dirinya (Kejadian 3:19; Yakobus 1:14, 15). Setelah itu, dosa Adam dan konsekuensinya, yaitu kematian, menyebar kepada semua orang (Roma 5:12; 6:23). Dalam pemahaman Kristiani, kita mengenal doktrin yang dinamakan "Dosa Asal/ Dosa Waris".
Apa itu dosa asal/ dosa waris?
Istilah "dosa asal" (atau yang disebut "dosa waris") berhubungan dengan dosa ketidaktaatan Adam dalam memakan dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat dan efek dari dosa asal ini kemudian menjangkiti juga terhadap semua manusia yang dilahirkan oleh Adam-Hawa. Maka karena Adam-Hawa berdosa, maka semua manusia yang dilahirkan menjadi memiliki natur dosa. Dosa waris bisa dijelaskan sebagai "dosa dan kesalahan dimiliki oleh semua manusia" sebagai akibat secara langsung dari dosa Adam di Taman Eden.
Jelas bahwa "Dosa Asal" adalah dosa yang dilakukan oleh Adam, bapa dari segala umat manusia. Karena dosa Adam, setiap maka setiap manusia turunannya mempunyai tabiat dosa (atau "natur dosa"), karena dia adalah bapa dari segenap umat manusia.
"Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa" (Roma 5:19)
Akibat dari dosa Adam pintu-pintu surga tertutup; penyakit, penderitaan dan kematian datang ke dunia, pikiran manusia dikuasai oleh kegelapan dan dia menjadi lemah. "yang ditimbulkan oleh hatinya adalah jahat…" (Kejadian 8:21)
Bandingkan:
2 Tawarikh 6:36
Apabila mereka berdosa kepada-Mu karena tidak ada manusia yang tidak berdosa dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri yang jauh atau yang dekat.
2 Tawarikh 6:36 berbicara mengenai dosa asal dari dosa Adam-Hawa, sehingga tidak ada manusia tidak terjamah oleh dosa, bahkan seorang Nabi sekalipun.
Kadang-kadang, ayat-ayat tertentu dikemukakan sebagai bukti dugaan bahwa kematian fisik ditetapkan sebagai akhir yang alami bagi manusia, seperti halnya bagi binatang; misalnya, sebutan bahwa durasi/ masa hidup manusia itu "tujuh puluh atau delapan puluh tahun" (Mazmur 90:10) dan pernyataan sang rasul bahwa "manusia disediakan untuk mati sekali untuk selamanya, dan setelah itu ada penghakiman" (Ibrani 9:27). Meskipun demikian, semua ayat demikian ditulis setelah kematian diperkenalkan di antara umat manusia, dan diterapkan pada manusia berdosa yang tidak sempurna. Luar biasa panjangnya umur manusia yang hidup sebelum Air Bah setidaknya harus dianggap sebagai cerminan potensi yang menakjubkan dalam tubuh manusia, jauh mengungguli potensi yang terdapat dalam binatang mana pun bahkan di bawah keadaan yang paling ideal (Kejadian 5:1-31). Sebagaimana telah diperlihatkan, Alkitab jelas-jelas mengaitkan masuknya kematian ke dalam keluarga manusia dengan dosa Adam.
Karena terasing dari Allah melalui dosa, umat manusia pada umumnya dikatakan berada dalam "keadaan sebagai budak kefanaan" (Roma 8:21). Perbudakan ini adalah akibat bekerjanya dosa dalam tubuh mereka, menghasilkan buahnya yang merusak, dan semua orang yang tidak taat kepada Allah berada di bawah kuasa dosa sebagai budaknya "yang membawa kepada kematian" (Roma 6:12, 16, 19-21). Iblis dinyatakan memiliki "sarana penyebab kematian" (Ibrani 2:14, 15). Ia disebut "pembunuh manusia" (Yohanes 8:44), bukan karena ia secara langsung membunuh, melainkan karena ia melakukannya dengan tipu daya dan bujukan untuk berdosa, dengan menyebabkan atau mendorong dilakukannya perbuatan salah yang menghasilkan kerusakan dan kematian (2 Korintus 11:3), dan juga dengan mencetuskan sikap haus darah dalam pikiran dan hati manusia (Yohanes 8:40-44, 59; 13:2; bdk. Yakobus 3:14-16; 4:1, 2). Oleh karena itu, kematian digambarkan bukan sebagai sahabat manusia, melainkan sebagai "musuh" manusia (1 Korintus 15:26). Pada umumnya, orang yang ingin sekali mati hanyalah mereka yang menderita rasa sakit yang ekstrem atau yang tak tertanggungkan (Ayub 3:21, 22; 7:15; Wahyu 9:6).
IV. KEADAAN KEMATIAN
Dunia Orang Mati dalam bahasa Yunani disebut αδης - HADÊS, kata ini merujuk kepada kata Ibrani: שְׁאוֹל - SYE'OL yang adalah daerah tempat roh-roh orang fasik sesudah kematian.
Tuhan Yesus menyampaikan kisah seorang kaya yang tersiksa di HADÊS. Orang kaya, yang dikelilingi oleh banyak teman selama di dunia, tidak lagi menyandang sebutan kaya di HADÊS, dan ia menderita di HADÊS. Lepas dari semua kekayaannya, dia sendirian. Segala sesuatunya berubah pada saat kematian. Lazarus diberi tempat kehormatan yang tertinggi di sebelah bapa orang-orang beriman. Malaikat-malaikat membawa Lazarus ke "pangkuan Abraham" di mana dia menikmati persekutuan dengan umat Allah (lihat artikel: 36-orang-kaya-dan-lazarus-yang-miskin-vt2145.html#p11524 ).
Kengerian Dunia Orang Mati
Mazmur pasal 6 secara keseluruhan, tampak bahwa Daud mengeluh dalam pergumulannya, memohon Allah untuk memberi kelepasan dan kelegaan dan pengampunan bagi kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan:
Mazmur 6:1-11, Doa dalam pergumulan
6:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud.
6:2 Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.
6:3 Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar,
6:4 dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?
6:5 Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu.
6:6 LAI TB, Sebab di dalam maut (MAVET) tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati (SYE'OL)?
6:5 KJV, For in death (MAVET) there is no remembrance of thee: in the grave (SYE'OL) who shall give thee thanks?
Hebrew,
כִּי אֵין בַּמָּוֶת זִכְרֶךָ בִּשְׁאֹול מִי יֹודֶה־לָּךְ׃
Translit, KI {bahwa} 'EIN {tidak ada} BAMAVET {di dalam kematian} ZIKHREKHA {mengingat akan Engkau} BISYE'OL {di dunia orang mati} MI {siapakah} YODE {memberikan pengucapan syukur} -LAKH {kepada-Mu}
6:7 Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.
6:8 Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.
6:9 Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku;
6:10 TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.
6:11 Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata.
Pasal ini juga membicarakan tentang kengerian kematian (Ibrani מָוֶת - MAVET, death; death by violence (as a penalty) ; state of death, place of death) yang merujuk kepada "dunia orang mati" (Ibrani שְׁאוֹל - SYE'OL) apabila Daud tidak mendapatkan pengampunan.
MAVET atau SYE'OL suatu tempat kengerian yaitu tempat kematian orang-orang jahat.
Daud memohon-mohon agar SYE'OL/ HADÊS itu jangan menjadi miliknya, dan olehnya Daud berkata "janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu," (ayat 2). Dan dari ayat 2 ini Daud memberikan kalimat persuatif kepada Allah pada ayat 6 bahwa kalau ia dihukum dan berada di dalam dunia orang mati (HADÊS/ SYE'OL) ia tidak akan dapat lagi memberikan pengucapan syukur dan peringatan akan kebaikan Allah yang sebelum-sebelunya pernah ia terima.
Doa di atas menekankan pesan-pesan serupa dari 3 Mazmur-mazmur yang lain sebelumnya yang sejenis, yang merupakan reaksi wajar terhadap kesukaran yang dihadapi ketika seorang manusia berdoa kepada Allah. Yang merupakan ungkapan lahiriah dari ketidak-setujuan Allah terhadap dosa-dosa yang dilakukan manusia. Karena jiwanya sedang tertimpa bencana, maka si manusia ini menanyakan nuraninya apabila ia nanti benar-benar mendapat balasan atas dosa-dosa yang dilakukannya, dan dalam hal ini upah yang dihadapi manusia adalah maut, dan masuk ke dunia orang mati.
Raja Daud tidak menyangkal bahwa dirinya bersalah, dia tidak menyatakan dirinya sebagai tidak bersalah. Daud berdoa memohon agar hukuman terhadapnya atas kesalahan-kesalahannya diberhentikan agar tubuh dan jiwanya dapat diselamatkan. Maka maksud dari doa di Mazmur pasal 6 ini adalah memohon keampunan dan pemulihan dan penyerajan diri kepada kemurahan Allah.
Perhatikan ayat 3 s/d 6 suatu permohonan pemulihan: "sembuhkanlah aku… luputkanlah aku… selamatkanlah aku," yang jelas suatu ungkapan kesadaran bahwa kelepasan harus datang dari luar dirinya yaitu kepada Allah Sang Penciptanya. Dia mendasarkan pada keseriusan pertobatan dirinya, kemurahan Allah dan kenyataan bahwa Allah akan tidak lagi mendapat ucapan syukurnya apabila ia masuk ke dalam dunia orang mati."
Perikop "Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin" di dalam Lukas 16:19-31 dapat kita baca sebagai penegasan dari apa yang pernah ditakutkan Raja Daud di Mazmur 6:6, bahwa seorang yang ada di dunia orang mati (HADÊS/ SYE'OL) yaitu si orang kaya itu, dia benar-benar tidak dapat mengucapkan syukur dan mengungkapkan puji-pujian kepada Allah terhadap apa yang ia alami sekarang. Si orang kaya itu tak dapat mengingat lagi kebaikan-kebaikan Allah yang dikaruniakan Allah selama ia hidup, ia tidak dapat lagi bersyukur kepada Allah di tempatnya yang sekarang.
Mazmur 6:6 menegaskan kisah yang ditulis dalam Lukas 16:19-31, bahwa orang mati/ orang yang berada di dalam dunia orang mati (αδης - HADÊS/ שְׁאוֹל - SYE'OL) tidak dapat mengucapkan syukur kepada Allah! Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
Mazmur 30:10
"Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?
Mazmur 88:11-13
88:11 Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepada-Mu? S e l a
88:12 Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
88:13 Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?
Mazmur 115:17-18
115:17 Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi,
115:18 tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!
Yesaya 38:18-19
38:18 Sebab dunia orang mati (SYE'OL) tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.
38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
Bandingkan
Pengkhotbah 9:5-6, 10
9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
9:6 Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
9:10 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati (SYE'OL), ke mana engkau akan pergi.
Walaupun Lukas 16:19-31 adalah sebuah "perumpamaan," namun tentu saja Tuhan Yesus tidak akan memberikan sesuatu pertentangan/ penjabaran yang salah tentang hakikat "dunia orang mati" (HADÊS/ SYE'OL) itu, bahwa tempat itu adalah tempat yang sungguh mengerikan, yang disediakan bagi orang-orang fasik.
Jaminan Keselamatan Setelah Kematian Raga
Allah adalah Allah orang yang hidup. Manusia yang diselamatkan di dalam Yesus Kristus walaupun secara ragawi akan mati namun ia akan dibangkitkan dan menjadi bagian dari Kerajaan yang tak dapat binasa.
Lukas 20:36-38
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."
Di dalam kehidupan senantiasa ada pengucapan syukur bagi Allah dan peringatan-peringatan akan kebaikanNya. Sebaliknya, tidak ada pengucapan syukur dan peringatan akan kebaikan-kebaikan Allah di dunia orang mati. Pengucapan syukur dan peringatan kebaikan Allah hanya ada pada orang-orang yang hidup, yang yang mendapatkan kehidupan yang kekal:
Mazmur 115:17-18
115:17 Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi,
115:18 tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!
Bandingkan :
Wahyu 7:10-12
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
7:11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
7:12 sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"
Suasana penyembahan pengucapan syukur, peringatan akan kebaikan Allah yang abadi atas karya keselamatanNya hanya ada di dalam Surga, tempat bagi orang-orang yang hidup, bukan di dunia orang mati!
Dan ingatlah tempat setelah kita mati bukan di SYE'OL atau HADÊS, tetapi kita orang-orang percaya yang telah menerima tebusan dari Yesus Kristus akan berada di Pangkuan Abraham (Firdaus) atau Surga yang didalamnya terdapat puji-pujian kepada Allah yang Abadi.
V. KEMATIAN ROHANI
Alkitab menggambarkan kematian dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Mati secara fisik, yang ditandai dengan berakhirnya kehidupan.
2. Mati secara roh, yang ditandai dengan terputusnya hubungan dengan Allah.
3. Kematian kekal, yaitu didalam neraka.
Sebelumnya telah kita bahas Mati secara fisik/ ragawi, tetapi Alkitab juga menjelaskan makna "mati" yang lebih luas, bahwa dimana Adam walaupun belum mati secara fisik, namun ia sudah dinyatakan "mati", kematian yang dimaksud ini adalah:
Mati secara Roh
Mati yang dibicarakan dalam Kejadian 2:17 adalah kematian nomor 2, yaitu terpisah dari Allah, sedangkan kematian dalam Kejadian 5:5 adalah kematian yang pertama, yaitu mati secara fisik yang diakhiri dengan berakhirnya kehidupan di dunia ini.
Makna "mati" dalam kamus bahasa Indonesia sendiri makna beragam: hilang nyawa, tidak hidup lagi, padam, buntu, tidak digunakan, tidak bergerak, diam atau berhenti, tidak ada kegiatan.
Pengertian mati secara rohani yang artinya terpisah total dari Allah. Sebab mulanya Adam memiliki hubungan langsung dengan Allah yang dimulai sejak pertama kali tinggal di Taman Eden. Kematian akibat dosa, yaitu pemisahan rohani, kematian rohani ini jelas ditunjukkan dalam kejadian pasal 3 ketika Adam diusir dari Taman Eden dan jauh dari hadirat Allah.
Pohon pengetahuan 'ETS HADA'AT sebagai pusat pencobaan, tertanam pada jalan Adam yang menuju ke pohon hidup, yaitu meterai sakramental bagi kebahagiaan sempurna yang ditawarkan. Pastilah engkau mati, MOT TAMUT, sekalipun tujuan yang benar dari pencobaan itu adalah hidup, namun hukum perjanjian Allah itu menempatkan Adam, seperti halnya dengan Israel di kemudian hari, di hadapan hidup dan kebaikan, maut dan kejahatan.
Ulangan 30:15-18
30:15 LAI TB, Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, -
KJV, See, I have set before thee this day life and good, and death and evil;
Hebrew,
רְאֵה נָתַתִּי לְפָנֶיךָ הַיֹּום אֶת־הַֽחַיִּים וְאֶת־הַטֹּוב וְאֶת־הַמָּוֶת וְאֶת־הָרָֽע׃
Translit, RE'EH NATATI LEFANEYKHA HAYOM 'ET-HAKHAYIM VE'ET-HATOV VE'ET-HAMAVET VE'ET-HARA'
30:16 LAI TB, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.
KJV, In that I command thee this day to love the LORD thy God, to walk in his ways, and to keep his commandments and his statutes and his judgments, that thou mayest live and multiply: and the LORD thy God shall bless thee in the land whither thou goest to possess it.
Hebrew,
אֲשֶׁר אָנֹכִי מְצַוְּךָ הַיֹּום לְאַהֲבָה אֶת־יְהוָה אֱלֹהֶיךָ לָלֶכֶת בִּדְרָכָיו וְלִשְׁמֹר מִצְוֹתָיו וְחֻקֹּתָיו וּמִשְׁפָּטָיו וְחָיִיתָ וְרָבִיתָ וּבֵֽרַכְךָ יְהוָה אֱלֹהֶיךָ בָּאָרֶץ אֲשֶׁר־אַתָּה בָא־שָׁמָּה לְרִשְׁתָּֽהּ׃
Translit, 'ASYER 'ANOKHI METSAVEKHA HAYOM LE'AHAVAH 'ET-YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) 'ELOHEYKHA LALEKHET BID'RAKHAV VELISYMOR MITS'VOTAV VEKHUQOTAV UMISYPATAV VEKHAYITA VERAVITA UVERAKHKHA YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) 'ELOHEYKHA BA'ARETS 'ASYER-'ATAH VA'-SYAMAH LERISY'TAH
30:17 LAI TB, Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, -
KJV, But if thine heart turn away, so that thou wilt not hear, but shalt be drawn away, and worship other gods, and serve them;
Hebrew,
וְאִם־יִפְנֶה לְבָבְךָ וְלֹא תִשְׁמָע וְנִדַּחְתָּ וְהִֽשְׁתַּחֲוִיתָ לֵאלֹהִים אֲחֵרִים וַעֲבַדְתָּֽם׃
Translit, VE'IM-YIFNEH LEVAVKHA VELO' TISY'MA' VENIDAKHTA VEHISYTAKHAVITA LE'LOHIM 'AKHERIM VA'AVADTAM
30:18 LAI TB, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."
KJV, I denounce unto you this day, that ye shall surely perish, and that ye shall not prolong your days upon the land, whither thou passest over Jordan to go to possess it.
Hebrew,
הִגַּדְתִּי לָכֶם הַיֹּום כִּי אָבֹד תֹּאבֵדוּן לֹא־תַאֲרִיכֻן יָמִים עַל־הָאֲדָמָה אֲשֶׁר אַתָּה עֹבֵר אֶת־הַיַּרְדֵּן לָבֹא שָׁמָּה לְרִשְׁתָּֽהּ׃
Translit, HIGAD'TI LAKHEM HAYOM KI 'AVOD TO'VEDUN LO'-TA'ARIKHUN YAMIM 'AL-HA'ADAMAH 'ASYER 'ATAH 'OVER 'ET-HAYARDEN LAVO' SYAMAH LERISYTAH
Kejadian 3:4,
LAI TB, Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,"
KJV, And the serpent said unto the woman, Ye shall not surely die:
Hebrew,
וַיֹּאמֶר הַנָּחָשׁ אֶל־הָֽאִשָּׁה לֹֽא־מֹות תְּמֻתֽוּן׃
Translit, VAYO'MER HANAKHASY 'EL-HA'ISYAH LO'-MOT TEMUTUN
Semula Iblis dalam wujud ular menantang penetapan-penetapan hukum perjanjian, yaitu kaidah Allah bagi hidup sekarang ini; sekarang ia mempertentangkan hukuman-hukumannya, yaitu penafsiran Allah tentang masa depan.
Semua manusia, yang percaya dan yang tidak percaya, akan mati. Akan tetapi, kata mati di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian.
Pasal-pasal Kejadian 2:1-3:24 mengajarkan bahwa kematian memasuki dunia karena dosa. Orang-tua pertama kita diciptakan dengan kemampuan untuk hidup selama-lamanya; ketika mereka tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian. Hal ini dijelaskan dalam ungkapan yang jelas dalam ayat ini:
Roma 6:23a
LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut
KJV, For the wages of sin is death
TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος
Translit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2/ upah2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian}
Kematian ialah hukuman yang dijatuhkan Allah. Roma 6:23 menyatakan bahwa maut adalah 'upah' dosa. artinya ganjaran yang patut atas dosa. Paulus bicara tentang pendosa tertentu yang mengetahui "tuntutan-tuntutan hukum Allah, bahwa setiap pendosa demikian patut dihukum mati..." (Roma 1:32). Jika Yohanes menunjuk kepada 'dosa yang mendatangkan maut' (I Yohanes 5:16), dasar hunjukannya adalah ketetapan Allah. Ini merupakan kebenaran yang sangat penting, dan memungkinkan kita melihat sifat maut yang sangat mengerikan. Dan serentak, walaupun sangat paradoksal memberi kita pengharapan.
Manusia bukanlah terjerat dalam jaring takdir suratan tangan, sehingga bila berdosa satu kali, seolah-olah tak ada lagi apa pun yang dapat diperbuat mengenai hal itu. Allah di atas seluruh peristiwa yang terjadi. Jika Ia tetapkan bahwa maut adalah hukuman atas dosa. Dia juga menentukan akan memberi hidup yang kekal kepada orang berdosa.
Adam dan Hawa tunduk kepada kematian jasmaniah. Allah telah menempatkan pohon kehidupan di tengah taman Eden agar dengan terus-menerus memakan buahnya umat manusia tidak akan pernah mati. Tetapi setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. Sekalipun mereka tidak mati secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah.
Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.
Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Di bagian lainnya, Alkitab mengajarkan bahwa terlepas dari Kristus, semua orang terasing dari Allah dan dari hidup di dalam-Nya; mereka mati secara rohani.
Hidup kekal seharusnya menjadi akibat ketaatan Adam dan Hawa; sebaliknya, prinsip kematian kekal telah diberlakukan. Kematian kekal adalah hukuman dan pemisahan kekal dari Allah sebagai akibat ketidaktaatan, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.
Sekalipun orang percaya di dalam Kristus memiliki jaminan hidup kebangkitan, mereka masih harus mengalami kematian jasmaniah. Tetapi orang percaya menghadapi kematian dengan sikap yang berbeda dari orang tidak percaya.
Sekedar tambahan, bahwa orang yang belum mati tetapi akan mati pun disebut mati di dalam Alkitab, misalnya:
Zakharia 11:9,
LAI TB, Lalu aku berkata: "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!"
KJV, Then said I, I will not feed you: that that dieth, let it die; and that that is to be cut off, let it be cut off; and let the rest eat every one the flesh of another.
Hebrew,
וָאֹמַר לֹא אֶרְעֶה אֶתְכֶם הַמֵּתָה תָמוּת וְהַנִּכְחֶדֶת תִּכָּחֵד וְהַנִּשְׁאָרֹות תֹּאכַלְנָה אִשָּׁה אֶת־בְּשַׂר רְעוּתָֽהּ׃
Translit, VA'OMAR LO' 'ER'EH 'ETKHEM HAMETAH TAMUT VEHANIKHKHEDET TIKAKHED VEHANISY'AROT TO'KHALNAH 'ISYAH 'ET-BESAR RE'UTAH
HAMETAH TAMUT, harfiah orang mati itu mati diterjemahkan "yang hendak mati, biarlah mati padahal yang disebut orang mati itu belum mati tetapi akan mati. Kehancuran suatu bangsa pun menggunakan kata Ibrani מות - MUT ini misalnya Amos 2:2 menulis bahwa Moab akan mati di dalam kegaduhan.
Dan ingatlah juga ketika Yesus mengistilahkan "... biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:22) yang merujuk pada Zakharia 11:9.
Maka jelaslah, makna mati di dalam Alkitab tidak semata-mata berhubungan dengan kematian fisik belaka.
VI. KEMATIAN KEDUA - KEMATIAN KEKAL
Wahyu 2:11
LAI TB, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
KJV, He that hath an ear, let him hear what the Spirit saith unto the churches; He that overcometh shall not be hurt of the second death.
TR, ο εχων ους ακουσατω τι το πνευμα λεγει ταις εκκλησιαις ο νικων ου μη αδικηθη εκ του θανατου του δευτερου
Translit interlinear, ho {orang yang} ekhôn {mempunyai} ous {telinga} akousatô {hendaklah ia mendengarkan} ti {apa yang} to pneuma {Roh} legei {menyabdakan} tais ekklêsiais {kepada jemaat2} ho {orang yang, definite article - nominative singular masculine} nikôn {menang, verb - present active participle - nominative singular masculine} ou mê {pasti tidak} adikêthê {akan diganggu} ek {oleh} tou thanatou {kematian} tou deuterou {yang kedua}
Akhirnya, kematian sebagai akibat dosa mencakup kematian kekal. Satu-satunya cara untuk lolos dari semua aspek kematian ini ialah melalui Yesus Kristus yang telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Dengan kematian-Nya Ia mendamaikan kita dengan Allah, sehingga memutarbalikkan pemisahan dan pengasingan rohani yang dihasilkan dosa. Oleh kebangkitan-Nya, Ia mengalahkan dan mematahkan kuasa Iblis, dosa, dan kematian jasmaniah. Umat Allah di Perjanjian Lama sudah bersaksi bahwa orang percaya tidak akan selamanya tinggal di dalam kubur.
Wahyu 20:10, 14-15, 21:8
LAI TB, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
KJV, And the devil that deceived them was cast into the lake of fire and brimstone, where the beast and the false prophet are, and shall be tormented day and night for ever and ever.
TR, και ο διαβολος ο πλανων αυτους εβληθη εις την λιμνην του πυρος και θειου οπου το θηριον και ο ψευδοπροφητης και βασανισθησονται ημερας και νυκτος εις τους αιωνας των αιωνων
Translit, kai ho diabolos ho planôn autous eblêthê eis tên limnên tou puros kai theiou hopou to thêrion kai ho pseudoprophêtês kai basanisthêsontai hêmeras kai nuktos eis tous aiônas tôn aiônôn
20:14 LAI TB, Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
KJV, And death and hell were cast into the lake of fire. This is the second death.
TR, και ο θανατος και ο αδης εβληθησαν εις την λιμνην του πυρος ουτος εστιν ο δευτερος θανατος
Translit, kai ho thanatos kai ho hadês eblêthêsan eis tên limnên tou puros houtos estin ho deuteros thanatos
20:15 LAI TB, Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
KJV, And whosoever was not found written in the book of life was cast into the lake of fire.
TR, και ει τις ουχ ευρεθη εν τη βιβλω της ζωης γεγραμμενος εβληθη εις την λιμνην του πυρος
Translit, kai ei tis oukh heurethê en tê biblô tês zôês gegrammenos eblêthê eis tên limnên tou puros
21:8 LAI TB, Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.
KJV, But the fearful, and unbelieving, and the abominable, and murderers, and whoremongers, and sorcerers, and idolaters, and all liars, shall have their part in the lake which burneth with fire and brimstone: which is the second death.
TR, δειλοις δε και απιστοις και εβδελυγμενοις και φονευσιν και πορνοις και φαρμακευσιν και ειδωλολατραις και πασιν τοις ψευδεσιν το μερος αυτων εν τη λιμνη τη καιομενη πυρι και θειω ο εστιν δευτερος θανατος
Translit, deilois de kai apistois kai ebdelugmenois kai phoneusin kai pornois kai pharmakeusin kai eidôlolatrais kai pasin tois pseudesin to meros autôn en tê limnê tê kaiomenê puri kai theiô ho estin deuteros thanatos
Di dalam Alkitab, "danau api" (Yunani: λιμνη του πυρος - LIMNÊ TOU PUROS) tempat dicampakkannya kematian, Hadês, binatang, dan nabi palsu, yaitu Iblis dan malaikat-malaikatnya serta orang-orang yang berkeras dalam kefasikan di bumi, menerima hukuman "kematian kedua" (Wahyu 20:10, 14, 15; 21:8; Matius 25:41). Pada mulanya, kematian adalah akibat pelanggaran Adam dan menjalar diturunkan kepada umat manusia; maka pada "kematian kedua" pastilah berbeda dengan kematian akibat dosa asal ini.
Dari Ayat-ayat yang dikutip menunjukkan dengan jelas bahwa tidak mungkin ada pembebasan/ pengampunan pada "kematian kedua". Keadaan orang-orang dalam "kematian kedua" sama dengan kesudahan yang diperingatkan dalam ayat-ayat seperti Ibrani 6:4-8; 10:26, 27; dan Matius 12:32. Di pihak lain, orang-orang yang digambarkan memperoleh "mahkota kehidupan" dan mendapat bagian dalam "kebangkitan pertama" bebas dari kemungkinan mengalami celaka apa pun akibat kematian kedua itu (Wahyu 2:10, 11). Mereka ini, yang bakal memerintah bersama Tuhan Yesus Kristus, menerima peri tidak berkematian (keadaan tanpa kematian) dan ketidakfanaan, sehingga berada di luar kuasa dari kematian kedua (1 Korintus 15:50-54; Wahyu 20:6; bdk. Yohanes 8:51).
Perjanjian Baru menekankan kengerian akibat-akibat dosa dengan menunjuk kepada 'kematian kedua' (Yudas 12, Wahyu 2:11, dll). Demikianlah para rabi mengungkapkannya dengan arti kebinasaan yang kekal. Ungkapan ini harus dipahami besama ucapan Tuhan Yesus "api yang kekal yang telah tersedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (Matius 25:41), dan ayat 'siksaan yang kekal' (sebagai lawan dari 'hidup yang kekal,' Matius 25:46) dan ayat-ayat yang sejajar. Keadaan akhir orang yang tidak mau bertobat diterangkan dengan berbagai istilah seperti maut, hukuman, binasa, dsb . Jelas tidaklah bijaksana menyamakan keadaan akhir itu dengan salah satu istilah tersebut. Tapi jelas, berdasarkan pandangan Alkitab, keadaan itu harus dipandang sangat mengerikan.
Ada yang mengatakan hal ini bertentangan dengan hakikat Allah sebagai Allah yang pengasih Memang di sini ada rahasia yang dalam sekali, tapi dapat dikatakan bahwa keberatan itu, seperti biasa diungkapkan, tidak melihat kenyataan bahwa maut adalah keadaan dan sekaligus peristiwa 'Keinginan daging adalah maut', demikian Paulus (Roma 8:6). Ia tidak mengatakan bahwa keinginan daging akan menimbulkan maut. Yang dia katakan ialah bahwa keinginan daging itu sendirilah maut. Ditambahkannya bahwa 'keinginan daging ialah perseteruan terhadap Allah, karena tidak takluk kepada hukum Allah' hal ini memang tidak mungkin.
Kebenaran yang sama diungkapkan dengan cara lain tatkala Yohanes berkata. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut" (1 Yohanes 3:14). Jika kita dapat memahami kebenaran bahwa maut adalah keadaan, maka jelas mustahil diselamatkan orang yang tidak mau bertobat. Keselamatan bagi orang seperti itu merupakan pertentangan peristilahan. Supaya selamat seseorang harus pindah dari maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24).
VII. PENEBUSAN DARI HUKUMAN KEMATIAN
Kemenangan melawan maut
Ciri ajaran dalam Perjanjian Baru yang sangat menarik bertalian dengan maut, ialah penekanannya tentang kehidupan. Jika membuka konkordansi kita akan mendapati betapa seringnya kata νεκρός - NEKROS ('mati') dipakai berkaitan dengan bangkit dari kematian atau yang serupa dengan itu Alkitab menyoroti maut seperti menyoroti semua realita lainnya, Tapi pusat perhatian Alkitab ialah kehidupan, dan maut dibicarakan kurang lebih secara kebetulan sebagai sesuatu dari mana manusia diselamatkan. Kristus mengenakan pada diriNya kodrat kemanusiaan, "supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu lblis, yang berkuasa atas maut" (Ibrani 2:14).
Kuasa Iblis selalu dianggap tunduk kepada pemerintahan Allah (Ayub 2:6; Lukas 12:5, dll). Dan Iblis tidak berkuasa mutlak atas kematian. Kendati demikian, maut yaitu pengingkaran hidup, adalah khas kawasan Iblis. Dan kedatangan Kristus telah mengakhiri maut. Melalui kematian dcmikian Surat Ibrani - Kristus mengalahkan Iblis. Melalui kematian Kristus menghapuskan dosa kita. "Kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali ... " (Roma 6:10). Terlepas dari Kristus, maut adalah musuh paling ulama, lambang dari keterbuangan kita dari Allah, puncak kengerian. Tapi Krislus telah menggunakan kematian untuk melepaskan manusia dari maut. Ia mati supaya manusia beroleh hidup. Bermakna sekali bahwa PB menyebut orang percaya '(ter)tidur' ketimbang 'mati' (umpamanya dalam 1 Tesalonika 4:14; dalam LAI-TB "telah meninggal dalam Yesus" = bahasa Yunani 'telah tertidur dalam Yesus', lihat artikel di tidur-dan-kematian-vt1639.html#p6395 ). Yesus mengalami segenap kengerian maut. Justru bagi orang yang sudah 'di dalam Kristus' maut sudah diubah sehingga hal itu tidak lebih dari keadaan tidur.
Bobot kemenangan Kristus atas maut nyata jelas pada kebangkitan-Nya. "Kristus yang sudah bangkit dari kematian tidak akan eprnah mati lagi; maut tidak berkuasa lagi atas Dia"(Roma 6:9). Kebangkitan Kristus adalah peristiwa kemenangan akbar. Kebangkitan inilah sumber seluruh nada kemenangan dalam PB. Kristus ialah 'Pemimpin kepada hidup ' (Kisah 3: 15), "Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup" (Roma 14:9), 'Firman hidup' (1 Yohanes 1:1). Kemenangan-Nya atas maut genap dan sempurna. Dan kemenangan-Nya disediakan-Nya bagi umat-Nya. Binasanya maut adalah pasti (I Korintus 15 :26, 54 dab; Wahyu 21:4). Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas orang percaya (Wahyu 2:11; 20:6). Sesuai dengan ini maka pengertian PB mengenai hidup yang kekal bukanlah ketidakfanaan (immortalitas) roh manusia, tapi dalam arti kebangkitan tubuh. Tidak ada sesuatu apa pun lagi yang dapat melukiskan lebih nyata kekalahan maut secara mutlak dan final.
Jadi ada dan tersedia tidak hanya saat gemilang masa akan datang, tapi juga masa kini. Orang percaya sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24; 1 Yohanes 3:14). Dia sudah bebas "dari hukum dosa dan hukum maut" (Roma 8:2). Maut tidak akan dapat memisahkan dia dari Allah (Roma 8:38-39). Kata Yesus, "Barangsiapa menuruti FirmanKu, ia tidak akan mengalami maut" (Yohanes 8:51). Ucapan ini tidaklah menyangkali realita kematian tubuh manusia. Tapi menunjukkan kebenaran bahwa kematian Yesus mengandung arti, bahwa orang percaya benar-benar sudah pindah dari keadaan yang bernama maut. Ia dipindahkan ke keadaan yang baru, yang dengan tepat ditandai sebagai hidup. Pada suatu waktu ia harus melalui kematian. Tapi sengat maut kematian itu sudah dicabut. Kematian Yesus berarti kemenangan atas maut bagi pengikut-Nya.
1 Korintus 15:55
LAI TB, Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
MILT, Hai maut (THANATOS), di manakah sengatmu? Hai alam maut (HADÊS), di manakah kemenanganmu?
KJV, O death (THANATOS), where is thy sting? O grave (HADÊS), where is thy victory?
TR, που σου θανατε το κεντρον που σου αδη το νικος
Translit, pou {dimana} sou {-mu} thanate {hai maut} to kentron {sengat} pou {dimana} sou {-mu} hadê {hades} to nikos {kemenangan}
Ha-Berit,
אַיֵּה עָקְצְךָ הַמָּוֶת אַיֵּה נִצְחוֹנֵךְ שְׁאוֹל׃
Translit, 'AYEH {dimana} 'AQ'TZEKHA {sengatmu} HAMAVET {hai maut} 'AYEH {dimana} NITS'KHUNEKH' {kemenanganmu} SYE'OL {sheol}
Pembinasaan Kematian.
Dalam Alkitab terdapat janji Allah yang bersifat nubuat bahwa Allah akan meniadakan maut/ kematian (Ibrani: מָוֶת - MAVET) dan meniadakan air mata untuk seterusnya:
Yesaya 25:8
LAI TB, Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
KJV, He will swallow up death in victory; and the Lord GOD will wipe away tears from off all faces; and the rebuke of his people shall he take away from off all the earth: for the LORD hath spoken it.
Hebrew,
בִּלַּע הַמָּוֶת לָנֶצַח וּמָחָה אֲדֹנָי יְהוִה דִּמְעָה מֵעַל כָּל־פָּנִים וְחֶרְפַּת עַמֹּו יָסִיר מֵעַל כָּל־הָאָרֶץ כִּי יְהוָה דִּבֵּֽר׃ פ
Translit, BILA HAMAVET LANETSAKH UMAKHA 'ADONAY YEHOVIH (dibaca: 'Elohim) DIM'AH ME'AL KOL-PANIM VEKHER'PAT 'AMO YASIR ME'AL KOL-HA'ARETS KI YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) DIBER
Sengat yang menghasilkan kematian adalah dosa (1 Korintus 15:56), sehingga pada semua orang yang memiliki dosa dan ketidaksempurnaan yang menyertainya, kematian bekerja dalam tubuh semua manusia keturunan Adam (Roma 7:13, 23, 24). Jadi, agar kematian ditiadakan, hal yang menghasilkan kematian, yaitu dosa, harus ditiadakan. Dengan disingkirkannya bekas-bekas terakhir dosa dari umat manusia yang taat, kuasa kematian akan ditiadakan dan kematian itu sendiri akan dibinasakan, dan hal ini akan terlaksana selama pemerintahan Kristus (1 Korintus 15:24-26). Dengan demikian, kematian, yang ditimpakan ke atas keturunan manusia akibat pelanggaran Adam, tidak akan ada lagi (Roma 5:1