PENGERTIAN ZAMAN
Kata zaman dalam buku ini bukan hanya
menunjuk suatu masa atau periode. Zaman di sini maksudnya adalah filosofi, cara
berpikir, dan gairah atau spirit tertentu yang disebut sebagai semangat atau
gairah zaman. Semangat atau gairah zaman inilah yang membentuk gaya hidup. Gaya
hidup yang terbentuk adalah gaya hidup yang dikenakan oleh hampir semua manusia
sekarang ini dan dianggap sebagai gaya hidup yang wajar. Bahkan, oleh sebagian
orang dianggap sebagai gaya hidup yang ideal. Itulah sebabnya, hampir semua
orang mengenakan gaya hidup tersebut. Kalau ada orang yang mengenakan gaya
hidup yang berbeda dari gaya hidup yang didasarkan pada semangat atau gairah
zaman ini, maka hal itu dianggap tidak wajar. Itulah sebabnya, banyak orang
terseret oleh semangat atau gairah zaman ini. Di dalamnya termasuk banyak orang
Kristen, aktivis gereja, dan para rohaniwannya.
Orang percaya harus menyadari bahwa zaman ini
adalah zaman yang semakin fasik, artinya manusia mengenakan filosofi, cara
berpikir, dan gairah atau spirit yang semakin fasik. Fasik artinya tidak takut
akan Tuhan dan tidak peduli hukum atau kehendak-Nya. Sesuai yang dikatakan oleh
Tuhan Yesus bahwa dunia menjelang kedatangan-Nya adalah dunia yang kedurhakaan
manusianya semakin bertambah-tambah, sehingga kasih kebanyakan orang menjadi
dingin (Mat. 24:12). Kata kedurhakaan dalam teks aslinya adalah anomia (ἀνομία) yang bisa berarti as what is contrary to
law, as a general state of wrong lawlessness, wickedness, iniquity, as an
individual violation of law sin, wrong (doing), (practice of) lawlessness. Pada
dasarnya, kedurhakaan adalah gaya hidup yang tidak sesuai dengan kesucian dan
kebenaran Allah.
Dalam suratnya, Petrus juga mengatakan hal
yang senada. Dalam 2 Petrus 3:1-3 tertulis: … Yang terutama harus kamu ketahui
ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan
ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya (2Ptr.
3:1-3). Konteks tulisan Petrus ini (2Ptr. 3) adalah mengenai kedatangan Tuhan:
Pada hari Tuhan itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan
unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dengan segala yang ada
di atasnya akan hilang lenyap. Dalam tulisannya ini, Petrus menunjukkan adanya
orang-orang yang mengejek Tuhan dengan perbuatannya. Kalau manusia sudah berani
membelakangi Tuhan dan menunjukkan pemberontakan secara terang-terangan seperti
zaman sekarang, betapa rusaknya dunia ini. Dalam tulisannya tersebut Petrus
juga menasehati, betapa suci dan salehnya kita harus hidup untuk menyongsong
akhir sejarah dunia ini.
Rasul Paulus pun juga mengatakan dalam
suratnya yang ditulis dalam 2 Timotius 3:1-5, “… ketahuilah bahwa pada
hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri,
mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan
tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi,
tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah…” Tulisan Paulus ini jelas
menunjukkan bahwa di akhir sejarah dunia, sebelum Tuhan Yesus datang kembali,
dunia dibawa kepada keadaan moral manusia yang jauh dari standar kebenaran dan
kesucian Allah.
Jadi sebenarnya di setiap zaman, manusia yang
hidup di zaman itu memiliki filosofi, cara berpikir, dan gairah atau spiritnya
sendiri. Filosofi, cara berpikir, dan gairah atau spirit ini dapat disebut
sebagai semangat atau gairah zaman yang membangun gaya hidup. Zaman di mana
kita hidup hari ini sedang terus menuju puncak keadaan di mana kejahatan
manusia bertambah-tambah, sampai kejahatannya menjadi matang. Pengaruh suasana
dunia yang fasik ini telah menyusup dalam kehidupan banyak orang Kristen dan
gereja Tuhan. Sehingga, banyak orang Kristen juga hidup dalam kewajaran anak
dunia. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa hidup mereka jauh dari standar kebenaran
yang seharusnya dikenakan dalam kehidupan orang percaya sebagai anak-anak
Allah.
Salah satu yang sangat mengerikan, ternyata
banyak pengajaran yang diajarkan melalui mimbar-mimbar gereja telah disusupi
dan dikeruhkan oleh semangat atau gairah zaman ini. Inilah yang harus
benar-benar kita kenali dan kita waspadai dengan serius. Iblis bukan hanya bisa
merusak manusia di luar gereja, tetapi Iblis juga dapat menembus tembok gereja
dan melakukan serangan di jantung kehidupan orang Kristen. Bukan tidak mungkin
Iblis dapat memakai mereka yang mengaku sebagai hamba Tuhan atau pendeta
sebagai alatnya. Justru melalui mereka yang telah berhasil disesatkan, Iblis
menjadikan mereka alat yang efektif untuk membinasakan banyak orang Kristen.
Menyadari hal ini kita harus bertindak untuk menantang zaman ini. Dalam hal
ini, kita bukan hanya berhadapan dengan penyesatan yang berasal dari luar
gereja, tetapi juga saudara-saudara palsu dan hamba-hamba Tuhan palsu di dalam
gereja yang tanpa sadar menjadi alat kuasa kegelapan.