BUKAN SUPAYA DIHORMATI
Tuhan melakukan mukjizat bukan supaya manusia
menghormati Dia, sebab Tuhan sudah terhormat dan Tuhan bukan Pribadi yang gila
hormat. Lagipula, jika seseorang menghormati Tuhan hanya oleh karena melihat
atau mengalami mukjizat, maka sikap hormatnya berkualitas rendah dan itu
bukanlah hormat yang diinginkan oleh Tuhan. Sebenarnya, Tuhan juga tidak
membutuhkan penghormatan dari manusia atau dari pihak manapun, karena Dia sudah
terhormat. Pribadi yang mencari kehormatan dan merasa membutuhkannya adalah
pribadi yang tidak dewasa. Allah yang sempurna tidak memiliki karakter atau
sifat seperti itu.
Orang-orang yang menghormati Allah dengan
pemahaman bahwa Allah menuntut penghormatan dari manusia karena Allah mencari
dan membutuhkannya, adalah orang-orang yang tidak dewasa. Mereka adalah
orang-orang yang berpikir picik dan dangkal. Bisa jadi, karena memang allah
yang dikenalnya bukan Allah yang benar, tetapi allah yang picik pula. Jadi,
tidak heran kalau umatnya berperilaku demikian. Allah yang diajarkan oleh
Alkitab – yaitu Allah yang disembah oleh Abraham, Ishak dan Yakub, yang juga
Allah orang percaya- tidaklah demikian.
Ada beberapa alasan mengapa Tuhan mengadakan
mukjizat bagi bangsa Israel di Perjanjian Lama: Pertama, karena Allah menolong
umat-Nya yang tidak berdaya menghadapi musuh atau sedang dalam kesulitan besar
dan mereka tidak sanggup keluar dari kesulitan tersebut tanpa campur tangan
Allah secara langsung. Allah yang setia, Allah yang sangat memedulikan umat
pilihan-Nya. Dalam berbagai penggambaran ditunjukkan bahwa Elohim Yahwe sangat
memedulikan bangsa tersebut. Bangsa tersebut disebut sebagai biji mata-Nya.
Kalau Elohim Yahwe diibaratkan seorang ibu, Ia tidak akan meninggalkan
anak-anak-Nya.
Kedua, Tuhan melakukan mukjizat untuk
memperkenalkan Diri-Nya kepada umat pilihan-Nya. Dalam hal ini, sebenarnya yang
penting bukan mukjizat itu sendiri, tetapi tujuan yang hendak dicapai dengan
mukjizat tersebut. Tujuannya adalah agar umat mengenal dengan baik siapakah
Allahnya. Di sepanjang perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Tuhan selalu
memperkenalkan Diri-Nya melalui berbagai mukjizat yang luar biasa. Ketika sudah
sampai di tanah Kanaan pun, Allah masih memperkenalkan Diri-Nya agar bangsa
Israel mengenal dengan dekat siapa Allah mereka. Semua itu dicatat sebagai dokumen
abadi bagi semua manusia, khususnya bagi umat pilihan Perjanjian Baru. Umat
pilihan Perjanjian Baru tidak akan mengenal Allah dengan benar tanpa mengetahui
dari apa yang tertulis dalam kitab suci Perjanjian Lama.
Dalam berbagai pernyataan, sering Tuhan
berkata: Akulah TUHAN (Yahwe), Allahmu (Elohimmu), yang membawa engkau keluar
dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Pernyataan tersebut hendak
mengingatkan bangsa tersebut bagaimana Allah dengan mukjizat-Nya melepaskan
mereka dari kesesakan yang berat. Di mana pada waktu itu mereka tidak sanggup
menyelamatkan diri mereka sendiri. Dengan mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya,
Elohim Yahwe memperkenalkan Diri kepada umat-Nya. Dengan hal tersebut, mereka
tidak memalingkan perhatian mereka kepada dewa-dewa bangsa-bangsa lain. Hal ini
dilakukan Allah bagi bangsa Israel yang terbilang masih baru atau belum menjadi
bangsa yang dewasa.
Ketiga, Allah (Elohim Yahwe) pasti melindungi
dan mengawal bangsa Israel, sebab dari bangsa ini suatu hari akan muncul Mesias
yang menyelamatkan umat manusia di dunia. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa
keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh. 4:22). Selain itu, bangsa Israel
adalah saksi bagi Allah (Elohim Yahwe). Menjadi saksi artinya membuktikan dan
menunjukkan bahwa dari sekian banyak allah-allah yang diyakini manusia dan
diperkenalkan sebagai allah di antara bangsa-bangsa di dunia, hanya Allah
Israel – yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub adalah satu-satunya Allah yang
benar. Israel adalah satu dari dua saksi yang dikemukakan dalam kitab Wahyu
selain orang percaya, untuk menunjukkan dan membuktikan Allah yang benar (Why.
11).