BINTANG TIMUR PUTERA FAJAR
SEBENARNYA SULlT mengatakan bahwa Yesaya
14:12-19 adalah tipologi dari oknum Iblis yang jatuh, tetapi ada beberapa
petunjuk yang mengarahkan kita kepada pembuktian bahwa raja Babel ini bukan
hanya secara historis menunjuk raja yang berkuasa di Babel pada waktu itu,
tetapi juga personifikasi dari Lusifer. Harus diakui bahwa dalam menafsirkan
sebagian kitab Yesaya (secara parsial) dan mengenakannya sebagai tipologi
Lusifer merupakan hal yang sangat rawan dan rentan. Tetapi sukar
menghindarinya, sebab apa yang ditulis Yesaya tersebut memang sangat kuat
menunjuk pada Oknum Lusifer yang jatuh.
Untuk itu kita harus sungguh-sungguh
memperkarakannya di hadapan Tuhan. Kalau tidak sangat terpaksa kita tidak boleh
melakukan penafsiran Alkitab seperti
ini, karena bisa terjadi kesewenang-wenangan mengutip setiap ayat dalam
Perjanjian Lama dan menafsirkannya secara tipologi dan alegori. Deman
ketelitian analisa dan pimpinan Roh Kudus kita dapat memerti bahwa Yesa a
14:12-19 menunjuk oknum Iblis yang jatuh.
Kita tidak bisa membantah bahwa dari aspek
historis, oknum yang dikemukakan dalam Yesa a 14:12-19 adalah raja Babel, yaitu
Nebukadnesar II. Ia memerintah sekitar tahun 605-562 sebelum Masehi. Kerajaannya
berkembang menjadi kuat pada zaman tahuntahun Yehuda mengalami kemerosotan.
Pada akhirnya Yehuda jatuh ke tangan Babel pada tahun 586 sebelum Masehi.
Penduduk Yerusalem ditawan dalam pembuangan.
Kita mengambil secara parsial bagian yang
memuat pesan Tuhan mengenai oknum Lusifer yang jatuh dari Yesaya 14 tersebut.
Hal ini berarti kita tidak menghubungkan Babel dengan sejarah yang terjadi
berikutnya, yaitu penaklukan Media dan Persia terhadap Babel yang terjadi pada
sekitar tahun 539 SM dan lain sebagainya. Kita hanya mengambil secara parsial
Yesaya 14, sama seperti Matius mengambil Hosea 11:1 yang dikutip dalam Matius
2:15 Kalau secara penuh sejarah raja Babel ini disejajarkan atau diparalelkan
dengan oknum Lusifer, tentu salah. Sama seperti Hosea 11:1 dengan Matius 2:15
tidak bisa disejajarkan secara penuh, sebab ribadi Yesus tidaklah paralel dengan
bangsa Israel. Yang diparalelkan hanya keluarnya bangsa Israel dari Mesir
dengan kepulangan keluarga Yusuf dengan keluarga dari Mesir.
Tuhan mewahyukan sejarah oknum Lusifer dari
sebagian sejarah raja Babel ini. Tipologi seperti ini hanya bisa dilakukan
secara sangat terbatas, yaitu beberapa ayat Perjanjian Lama. Yesaya 14:4
tertulis: maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel. dan
berkata: “Wah sudah berakhir si penindas sudah berakhir gran: Ialim! Kata
ejekan dalam teks aslinya adalah mashal (513313). Kata mashal juga digunakan
dalam amsal Solomo yang menunjuk kata-kata bijaksana yang memuat teguran,
nasihat, peringatan dan lain ;,ebagainya. Kata mashal juga digunakan Salomo
sebelum memulai amsal-amsalnya (Ams 1:1). Jadi tidaklah tepat kalau kata mashal
dalam Yesaya 14:4 ini hanya diartikan ejekan. Terjemahan ejekan untuk kata
mashal (51919) mendangkalkan maksud teks tersebut. Kata mashal lebih tepat
diterjemahkan sebagai proverb. Itulah sebabnya dalam terjemahan Alkitab bahasa
Inggris diterjemahkan proverb bukan scornfully, mock dan sejenisnya. Sedangkan
mengejek dalam teks aslinya adalah hathal (51313)dan laab (!!?). Iadi,
kalimat-kalimat dalam Yesaya 14 harus lebih dimengerti sebagai dekrit hukuman
yang dijatuhkan kepada oknum yang memberontak. bukan sekadar ejekan.
Di bab-bab berikut dalam kitab Yesaya barulah
muncul ejekan terhadap Babel tersebut karena kesombongan raja-raja Babel. Hal
ini perlu dikemukakan agar kita sungguh-sungguh mengerti bahwa tapi yang
dituangkan Yesaya dalam ayat-ayat tersebut bukan ucapan hiperbola atau sebuah figurative,
tetapi fakta mengenai sosok yang yang disebut sebagai raja babel, sebagai tipologi dari keberadaan
oknum Iblis sebelum dan sesudah
memberontak.
Dalam Yesaya 14:12 tertulis “Wah, engkau
sudah jatuh dari langit hai Bintan Timur putera Fajar, engkau sudah di
pecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa. Dalam ayat ini
oknum yang jatuh tersebut disebut sebagai Bintang Timur Putera Fajar (Ibr.
helel ben sakhar 109']; '7'270). Tidak terlalu jelas, apakah nama ini adalah
nama sebelum oknum tersebut memberontak atau nama yang diberikan sesudah
memberontak. Apakah nama tersebut sejajar dengan nama Mikhael dan Gabriel?
Dalam kitab-kitab yang tidak dimasukkan (dikanonkan) dalam Alkitab, terdapat
nama-nama malaikat lainnya seperti Haniel,
Raphael, Raque, Sariel dan Uriel. Kita tidak perlu mempersoalkan
nama-nama malaikat dari kitab yang tidak diakui atau dikanonkan sebagai Firman
Tuhan. Perlu ditambahkan catatan di sini bahwa Tuhan Yesus tidak menyebut atau
memanggil oknum ini Bintang Timur, Tuhan Yesus menyebutnya dengan berbagai
sebutan lain.
Makhluk surgawi yang jatuh ini mendapat
julukan sebagai Bintang Timur Putera Fajar (Ibr. helel ben sakhar 'H'JQJ']; '7'270; star of the morning, son of the dawn). Adapun kalau kemudian
hari muncul nama Lusifer, yang kemudian menjadi julukan umum dan sangat populer
bagi makhluk surgawi yang jatuh itu, sebenarnya dari bahasa latin “lousifur”. Sebutan ini
digunakan Jerome dalam Alkitab terjemahan bahasa latin ( Vulgata) pada sekitar
abad keempat. Yesaya 14:12 dalam Vulgata diterjemahkan: quomodo cecidisti de
caelo Lusifer qui mane oriebariS corruisti in terram qui vulnerabas gentes.
Kata Lusifer bila diuraikan dari bahasa Latin lux berarti cahaya dan fer
berarti pembawa. Iadj lusifer berarti pembawa cahaya atau terang. Apakah ia diciptakan untuk
menjadi terang? Kalau pun benar, terang yang bagaimana? Sulit menemukan
landasan kuatnya. Dalam penjelasan di bagian lain ditunjukkan bahwa Bintang
Timur menunjuk kepada kekuasaan.
Kata Lusifer ini juga diterjemahkan sebagai Crescent Moon. Di Indonesia dikenal sebagai bulan sabit.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang
diterjemahkan dalam bahasa Yunani (Septuaginta), kata bintang timur ini
diterjemahkan sebagai ho heosphoros (6 €cooq>6pog). Oknum ini disebut
sebagai tunggal dengan kata ha (6). Sedangkan putra fajar dalam bahasa Yunani
diterjemahkan: ho pri anatellon (6 npwi dva‘réva), yang artinya pembawa fajar
atau pagi hari (bringing the morning). Lengkapnya Yesaya 14: 13 diterjemahkan
pos eksepesen ek tou ouranou ho eosphoros ho proi anatellon sunem’be eis ten
gne ho apostello pros panta ta ethne (1rd); éééneoev ex rofi obpavoi') 6
émmpépog 6 npcoi amran… cuvetpiBn aig n‘Iv yl'iv 6 &noo'rtian np6g ndvra ra
éOvn). Heosphoros selain berarti bintang timur juga berarti “yang membawa fajar
pagi” (bringing the morning). Dari sebutan ini dikesankan bahwa ada sejarah
baru yang diciptakannya.
Ditinjau dari namanya, Bintang Timur, lebih
menunjuk bahwa ia mirip atau bisa sama dengan bintang yang dikenal sekarang ini
sebagai Bintang Kejora. Bintang yang terbit pada dini hari. Bintang Kejora juga
disebut sebagai Bintang Timur. Orang juga memahaminya sebagai Venus. Sekilas
ada kesan bahwa ia ditempatkan secara istimewa dan khusus. Hal ini bisa menunjuk
keanggunan “bintang” tersebut. Bintang Timur menunjukkan kemewahan yang
dimiliki oknum ini sebelum jatuh. Tuhan Yesus berkata: Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit (Luk. 10:18).
Apakah ini menunjukkan jatuhnya Lusifer dari langit (ouranos)? Sangat besar
kemungkinannya adalah benar. Ia disebut bintang karena hendak menunjukkan
kedudukan atau posisinya yang ada di tempat tinggi atau di atas.
Kalau Yesaya 14:12 mengatakan “jatuh dari
langit”. hal ini jelas menunjukkan bahwa ia bukan mahkluk yang datang dari
bumi. Kata “langit” di dalam teks aslinya adalah shamayim (DP)???) yang dalam
terjemahan bahasa Yunaninya adalah ouranos (015pavéc).latuh ke bumi
mengisyaratkan bahwa oknum itu bukan berasal dari bumi. Kata “bumi” dalam teks
aslinya adalah erets (Yui). Tentu saja landasan untuk mengatakan bahwa oknum
ini bukan berasal dari bumi bukan hanya didasarkan hanya pada ayat ini, tetapi
banyak landasan lain.
Dikatakan pula bahwa oknum ini hendak naik ke
langit dan mendirikan takhtanya di antara bintang-bintang, mengatasi ketinggian
dan hendak menyamai Yang Mahakuasa. Sosok ini hendak menyamai Yang Mahatinggi
dengan pernyataannya: Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik
ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang –bintan Allah, dan
aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak
naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yes.
14213-151), Siapa oknum ini kalau bukan makhluk surgawi yang mengerti dan
mengenal siapa yang Mahatinggi itu? Raja Babel adalah raja kafir yang tidak
mengenai siapa Allah yang memiliki takhta di tempat yang Mahatinggi. Babel
memiliki dewanya sendiri seperti dewa An,
Baal, isytar dan lain sebagainya. Logikanya
kalau mau bersaing, maka raja babel akan lebih mempromosikan dewanya lebih dari
Elohim Yahwe. Tetapi di ayat ini jelas bahwa dirinya sendiri yang
hendak menyamai Elohim Yahwe.
Bukit pertemuan dalam teks aslinya adalah
moed (1)3113) yang dapat diterjemahkan sebagai appointedplace atau sacred
season (tempat yang ditunjuk atau ditentukan dan waktu yang kudus). Kata yang
sama ditemukan dalam 2 Tawarikh 8:13 yaitu kata moadot (133111179) yang akar
katanya adalah moed (1)3173). Kata ini menunjuk hari raya di mana bangsa lsrel
mengadakan hari rayanya bagi atau di hadapan Allah. Sulit mengatakan kalau
oknum ini sepenuhnya adalah raja kafir. Kalau pun raja Babel pernah memiliki
niat tersebut, hal ini sungguh sangat aneh. Jadi, fakta ini sangat tepat untuk
menjadi gambaran Lusifer.
Lusifer memberontak kepada Allah, dan sebagai
akibatnya ia akan dihukum karena pemberontakannya. Ia tidak mendapat bagian
lagi di surga, sehingga ia harus dibuang atau diturunkan ke dalam dunia orang
mati yang paling dalam. Siapa dia yang berada di bagian terbawah hades? Ini
bukan sebuah gaya bahasa atau sastra atau sebuah figuratif, sebab membaca
seluruh pasal Yesaya 14, juga pasal sebelum dan sesudahnya, bukanlah figuratif.
Firman Tuhan mengatakan: Sebaliknya, ke dalam
dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur
(Yes. 14:15). Liang kubur dalam teks aslinya adalah adalah bor (113), sedangkan
paling dalam pada teks aslinya adalah yerekah (71313), yang artinya sangat
ekstrem atau bagian paling ekstrem (extreme parts). Dalam terjemahan bahasa
Yunani bagian paling bawah juga diterjemahkan sebagai the recesses of the pit
(lubang yang paling ekstrem dalamnya). Tempat paling mengerikan ini menunjuk
tempat yang sangat ekstrem dahsyatnya. Lebih bisa diterima kalau tempat ini
bukan untuk manusia, tetapi untuk oknum sumber segala kejahatan.
Sama
seperti Alkitab Perjanjian Baru juga sangat terbatas mengutip ayat-ayat
Perjanjilan Lama secara parsial sebagai tipogi, gambaran atau ilustrasi dalam
mengemukakan suatu kebenaran. Seperti yang Matius lakukan ketika ia mengacu
pada Hosea 11:1, ia sedang menggunakannya untuk konteks kebenaran yang akan
disampaikan. Selama ini hanya Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 yang diperlakukan
selama ini. Sangat berisiko tetapi tidak ada pilihan. Jika membaca seluruh bab
dalam buku ini, barulah kita dapat menerima hal ini dengan lapang.
Dengan pertimbangan di atas ini, maka bisa
dinyatakan bahwa sejatinya Iblis atau Setan berasal dari surga. Ia adalah
makhluk surgawi yang memberontak kepada Allah Bapa. Dalam Yesaya 14:12-19 dapat
ditemukan fragmen dramatis dari kejatuhan sosok makhluk surgawi ini.
Demikian pula dengan apa yang tertulis dalam
Wahyu 12:3-4: Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah,
seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh. dan
di atas ke alanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga merah padam
yang besar menyeret bintang-bintang. Siapakah naga tersebut dan siapakah
bintang-bintang tersebut? Sulit untuk mengartikan dengan pengertian lain selain
naga itu adalah Lusifer dan bintang-bintang tersebut adalah malaikat-malaikat
yang disesatltan oleh Lusifer.
Lusifer bukan saja berhasil menyesatkan
malaikat-malaikat, tetapi juga berhasil menaklukkan manusia yang seharusnya
memerintah di bumi ini (Kej.1:28). Karena Lusfler menjatuhkan Adam, nenek
moyang semua manusia, maka seluruh keturunannya, yaitu bangsa-bangsa ikut
terseret dalam kejatuhan tersebut. Sehingga bangsa-bangsa di bumi ada dalam
kekuasaannya.
Adamlah yang seharusnya menjadi penguasa bumi
ini, tetapi ia ditaklukkan oleh Lusifer, yaitu dengan menuruti saran atau
tuntunannya, sehingga Adam danHawa memberontak kepada Allah. Mereka tidak
mengikuti saran atau tuntunan Allah, bahwa pada hari mereka makan buah itu
mereka akan mati (Kej. 2:17). Bumi tidak diciptakan untuk oknum lain, tetapi
untuk dikelola oleh manusia. Jadi sangat bisa dimengerti karena Adam jatuh
dalam dosa, maka Iblis bisa memiliki kekuasaan. Sebagai contoh atau buktinya,
ia menawarkan kepada Tuhan Yesus keindahan dunia dan mengaku bahwa dirinya
berkuasa atas semua itu. Dan Tuhan Yesus tidak membantahnya Luk. &Oknum ini
yang dimaksud Tuhan Yesus dengan “seorang yang kuat”, yang menguasai sebuah
rumah. Rumah tersebut adalah bumi ini (Luk.11:21). Tuhan Yesus datang untuk
membinasakan pekerjaannya.
Bintang Timur hendaknya tidak dipahami
sebagai nama diri, tetapi lebih menunjuk sebuah gelar, sebab setelah kejatuhan
oknum ini. maka ia tidak pernah disebut lagi sebagai bintang timur. Malahan di
kemudian hari Tuhan Yesus pun mengaku sebagai Bintang Timur, (Why. 22: 16).
Gelar lengkapnya adalah Bintang Timur
yang Gilang gemilang (Yun. 6 (1mm) 6 Xapnpbc 6 npwivdq ; ho aster ho
lampros ho pminos). Tetapi penggunaan kata Bintang Timur dalam kitab Wahyu
tidak sama dengan Bintang Timur terjemahan Septuaginta. Dalam Septuaginta
diterjemahkan heosphoros (WOO yang juga memiliki sebutan lain ho prof anatellon
(6 xpmi (’xvuténmv); pembawa terang atau fajar pagi. Sebutan Lusifer (dari
bahasa latin) memiliki konotasi yang sangat negatif. itulah sebabnya sebutan
itu tidak boleh dikenakan bagi Tuhan Yesus.
Dalam Alkitab kita juga menemukan bahwa Tuhan
pun menjanjikan bagi pengikut-Nya yang setia melakukan pekerjaanNya akan diberi
kekuasaan atas bangsa-bangsa atau memerintah dan memperoleh Bintang Timur (Why.
2:26-28). Dari penjelasan ini dapatlah disimpulkan bahwa Bintang Timur berkenaan
dengan kekuasaan atau pemerintahan. Tuhan Yesus adalah penguasa tertinggi maka
disebut sebagai Bintang Timur yang gilang Gemilang artinya bintang yang paling
bercahaya besar. sedangkan pengikut-Nya hanya disebut sebagai menerima bintang
Timur. Kata Bintang Timur di ayat ini (Why. 2:28) sama dengan yang dimiliki
oleh Tuhan Yesus, yaitu astera ton proinon ((lampu 'o6v xpmlvév). Jika
pernyataan Tuhan ini dihubungkan dengan pernyataan Tuhan Yesus yang lain dan
tulisan rasul-rasul hal itu menunjuk bahwa orang percaya akan memerintah
bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Luk. 22:29; Rm. 8:17 dan lain sebagainya).