KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
1 Korintus 15 : 2
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
1 Korintus 15 : 3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
1 Korintus 15 : 4
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
1 Korintus 15 : 5
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada KEFAS dan kemudian kepada KEDUA BELAS MURID-NYA.
1 Korintus 15 : 6
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada LEBIH DARI LIMA RATUS SAUDARA SEKALIGUS; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
1 Korintus 15 : 7
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada YAKOBUS, kemudian kepada SEMUA RASUL.
1 Korintus 15 : 8
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga KEPADAKU, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
1 Korintus 15 : 9
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
1 Korintus 15 : 10
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1 Korintus 15 : 11
Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.
MAKNA KEBANGKITAN TUHAN YESUS
Mengapa Tuhan Yesus bangkit? Apakah karena kuasa Allah yang luar biasa yang membangkitkanNya? Kalau karena kuasa Allah yang membangkitkan tanpa mempertimbangkan kelakuan dalam kehidupan Tuhan Yesus, maka berarti Allah tidak adil dan nepotisme. Sejatinya Tuhan Yesus bangkit karena Tuhan Yesus “SALEH”. Dalam Ibrani 5:7 tersurat: Dalam hidup-Nya sebagai manusia Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan KARENA KESALEHAN-NYA Ia telah didengarkan Perhatikan kalimat “karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”.
Kalau Tuhan Yesus tidak saleh Ia akan tetap ada dalam kubur tapi kebangkitan Tuhan Yesus adalah prestasi-Nya sendiri yang menyediakan diri untuk hidup dalam kesalehan. KEBANGKITAN-NYA BUKTI BAHWA IA “LULUS”, taat kepada Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Itu adalah prestasi-Nya sendiri, maksudnya adalah bahwa Bapa tidak memberikan kemudahan-kemudahan agar Ia dapat menang atau bisa hidup saleh dengan mudah. Alkitab menegaskan bahwa DALAM SEGALA HAL IA DISAMAKAN DENGAN SAUDARA-SAUDARA-NYA, maksudnya adalah dengan manusia lbr. 2:17 . Ia juga walaupun Anak (Anak Tunggal Allah), Ia belajar taat dari apa yang diderita-Nya (lbr. 5:8). Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa IA SAMPAI MENAIKKAN DOA DENGAN RATAP TANGIS DAN KELUHAN.
Kata saleh dalam teks aslinya adalah prosenengkas (npooevéyyxaq) dari akar kata prospheno (npompepw) yang lebih bisa berarti MENYERAHKAN DIRI ATAU MENGARAHKAN DIRI (to bear towards; bring (to. unto). deal with, do, ojer (unto, up), present unta, put to). Tentu maksud mengarahkan diri atau menyerahkan diri di sini adalah mengarahkan diri atau MENYERAHKAN DIRI KEPADA KEHENDAK ALLAH BAPA. Hal ini sebenarnya menunjuk pada pengakuan Tuhan Yesus di taman Getsemani bahwa Ia menyerah kepada kehendak Bapa, bukan kehendakNya sendiri.
Bicara mengenai kuasa kebangkitan Tuhan (Flp. 3:9-10), hendaknya kita tidak menghubungkannya dengan kuasa spektakuler Allah yang bersifat mistik atau adikodragi. Kebangkitan Tuhan Yesus bukan karena kuasa Allah yang spektakuler adikodrati yang mampu membangkitkan tubuh dari kematian, tetapi KARENA KETAATAN-NYA KEPADA BAPA (Ibr. 5:7). Jadi, kuasa kebangkitan Tuhan Yesus terletak kepada ketaatan-Nya kepada Bapa. Ketaatan ini bukan sekadar ketaatan melakukan hukum, tetapi ketaatan kepada apa yang diingini oleh Bapa. Ada semacam rule yang harus ditegakkan. Kalau Tuhan Yesus tidak taat kepada Bapa, maka Bapa tidak akan membangkitkan-Nya Kalau Bapa membangkitkan Tuhan Yesus karena Ia adalah Anak Allah bukan karena ketaatan-Nya, berarti Allah bersikap nepotisme dan curang.
Allah adalah Allah yang berintegritas sempurna. Allah konsekuen dengan hukum keadilan yang ada pada diri-Nya yang juga merupakan hakikat-Nya. Ingatkah saudara dengan pengusiran Adam dan Hawa dari Eden (Kej 3:23)? Ini adalah bentuk atau bukti keagungan integritas Allah yang sangat sempurna. Ia harus “TEGA” mengusir Adam dan Hawa, anak-anak yang sangat dikasihi-Nya, demi keadilan yang harus digelar. Allah tidak akan “menjilat ludah Sendiri”. Ia tegas berkata bahwa pada hari manusia makan buah itu pasti akan mati, maka Allah konsekuen dengan ketetapan-Nya tersebut. karena kesalahannya, manusia “harus mati”. Hal ini juga diberlakukan Allah dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia, bahkan pada diri Tuhan Yesus sendiri Anak Tunggal-Nya. Ketika Tuhan Yesus harus menebus dosa manusia, menggantikan tempat kita karena kesalahan kita, maka Bapa benar-benar meninggalkan Anak-Nya. Sehingga Ia harus berseru, ”eloi-eloi lama sabakhtani” (Mrk. 15:34). Sebenarnya kita yang seharusnya ditinggalkan oleh Bapa karena kejahatan dag pemberontakan kita, tetapi Anak Allah mengambil dan menggantikan tempat kita.
Demikian pula dengan hal kebangkitan Tuhan Yesus. Pasti dengan tegasnya Allah menetapkan kalau seandainya Tuhan Yesus tidak taat sampai mati, maka Ia tidak akan pernah dibangkitkan. Apakah Bapa bisa tega? Tentu. Sebagaimana Bapa tidak menyayangkan Lusifer, pangeranNya dengan membuangnya ke bumi dan nantinya akan terbuang ke dalam kegelapan abadi, demikian pula Bapa pasti bertindak tegas pula kepada Anak Tunggal-Nya kalau Ia tidak taat. Haleluyah, Anak Domba Allah telah menang. Kemenangan-Nya adalah kemenangan bagi Bapa dan semua manusia.
Kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa akan adanya kebangkitan bagi semua manusia untuk menjadi “orang hidup”. Kalau Tuhan Yesus gagal mengemban tugas kemesiasan-Nya, sehingga tidak ada kebangkitan, maka tidak akan ada “orang yang hidup”. Tidak terbayangkan apa jadinya jagad raya ini kalau tidak ada orang yang hidup. sebab Allah adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati (Mat. 22:32; Mrk. 12:27; Luk. 20:38). Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk memberi hidup dan Ia menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh. Dengan kebangkitan-Nya, Ia memberi pengharapan kepada semua orang yang percaya.
Untuk memiliki kebangkitan seperti kebangkitan Tuhan Yesus ' dengan kualitas kebangkitan-Nya (dan mungkin juga dengan kualitas tubuh kemuliaan seperti 'Ihhan Yesus), seseorang harus memiliki ketaatan seperti ketaatan-Nya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa kita harus menang tepati Dia menang (W hy. 2:7,ll.l7,26; 3:S,12,2l). Kebangkitan Tuhan Yesus bisa terjadi bukan karena kedahsyatan kuasa Allah dan kuasa Wuhan Yesus sendiri (soal kedahsyatan kuasa Allah tidak perlu diragukan). tetapi sesungguhnya kebangkitan Tuhan Yesus karena …an-Nya. Ketaatan sampai mati, sebuah ketaatan mutlak dan tak bersyarat kepada Bapa (artinya apa pun yang terjadi Ia tetap taat yang merupakan kunci kemenangan atau syarat kemenangan-Nya).
Inilah yang dimaksud dengan pedombaan yang diwajibkan hgikmpedombm ituadalah mengambil bagiandalamkekudusanNY! lulu mengenakan kodrat Ilahi. Ini juga yang dimaksud Paulus dengan memikirkan dan mencari perkara-perkara yang di atas (Kol. 3:14) Inilah inti Kekristenan, yaitu mengikut Tuhan Yesus Kristus. Mengikut Tuhan Yesus Kristus berarti mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana seseorang menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya_ Persekutuan dalam penderitaan berarti berjuang untuk kepentingan Injil, yaitu penyelamatan jiwa-jiwa. Tentu jiwa kita sendiri terlebih dahulu, baru kemudian jiwa orang lain. Keselarnatan ini berarti usaha Tuhan men ;embalikan manusia ke . ada rancan1an semula atau tu'uaTl ayal. Hal ini sama dengan mengenakan kodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Untuk meraih kualitas hidup seperti yang dijelaskan di atas dibutuhkan perjuangan yang sangat berat. Tentu saja tidak ada barang mulia dengan harga murah. Dituntut keberanian untuk melakukan barter. Paulus menyatakan bahwa ia melepaskan semuanya supaya memperoleh Kristus (Flp. 3:8). Berada dalam Tuhan artinya dalam persekutuan dengan Allah sebagai sekutu-Nya, bukan karena kebenaran sendiri yaitu melakukan hukum, tetapi karena penyerahan diri kepada kehendak-Nya yaitu iman kepada Kristus (Flp. 3:9). Iman adalah penyerahan diri sepenuh kepada pihak yang dipercayai: Hendaknya Filipi 3:9 tidak dipahami seakan-akan seseorang boleh mengabaikan hukum, justru sebaliknya, orang percaya bukan hanya hidup dalam kebenaran moral hukum tetapi hidup dalam kebenaran moral Allah yaitu mengambil bagian dalam kekudusan Allah; memiliki pola berpikir-Nya. Dengan kualitas hidup seperti ini semua tindakannya sesuai dengan keinginan Tuhan.
Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
1 Korintus 15 : 13
Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
1 Korintus 15 : 14
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
1 Korintus 15 : 15
Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
1 Korintus 15 : 16
Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
1 Korintus 15 : 17
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
1 Korintus 15 : 18
Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
1 Korintus 15 : 19
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
1 Korintus 15 : 20
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
1 Korintus 15 : 21
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
1 Korintus 15 : 22
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
1 Korintus 15 : 23
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
1 Korintus 15 : 24
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
1 Korintus 15 : 25
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
1 Korintus 15 : 26
Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
1 Korintus 15 : 27
Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
1 Korintus 15 : 28
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
1 Korintus 15 : 29
Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?
1 Korintus 15 : 30
Dan kami juga--mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?
1 Korintus 15 : 31
Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
1 Korintus 15 : 32
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
1 Korintus 15 : 33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
1 Korintus 15 : 34
Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
1 Korintus 15 : 35
Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
1 Korintus 15 : 36
Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
1 Korintus 15 : 37
Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
1 Korintus 15 : 38
Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.
1 Korintus 15 : 39
Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.
1 Korintus 15 : 40
Ada TUBUH SORGAWI dan ada TUBUH DUNIAWI, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.
1 Korintus 15 : 41
Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain.
1 Korintus 15 : 42
Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. DITABURKAN DALAM KEBINASAAN, DIBANGKITKAN DALAM KETIDAKBINASAAN.
1 Korintus 15 : 43
DITABURKAN DALAM KEHINAAN, DIBANGKITKAN DALAM KEMULIAAN. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
1 Korintus 15 : 44
Yang DITABURKAN ADALAH TUBUH ALAMIAH, yang DIBANGKITKAN ADALAH TUBUH ROHANIAH. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
1 Korintus 15 : 45
Seperti ada tertulis: "MANUSIA PERTAMA, ADAM MENJADI MAKHLUK YANG HIDUP", tetapi ADAM YANG AKHIR MENJADI ROH YANG MENGHIDUPKAN.
1 Korintus 15 : 46
Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang ALAMIAH; kemudian barulah datang yang ROHANIAH.
1 Korintus 15 : 47
Manusia pertama berasal dari DEBU TANAH DAN BERSIFAT JASMANI, manusia kedua berasal dari SORGA.
1 Korintus 15 : 48
MAKHLUK-MAKHLUK ALAMIAH sama dengan dia yang berasal dari DEBU TANAH dan MAKHLUK-MAKHLUK SORGAWI sama dengan Dia yang berasal dari SORGA.
1 Korintus 15 : 49
Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang ALAMIAH, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang SORGAWI.
1 Korintus 15 : 50
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa DAGING DAN DARAH
1 Korintus 15 : 51-52
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: KITA TIDAK AKAN MATI SEMUANYA, tetapi KITA SEMUANYA AKAN DIUBAH, DALAM SEKEJAP MATA, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan ORANG-ORANG MATI AKAN DIBANGKITKAN DALAM KEADAAN YANG TIDAK DAPAT BINASA dan KITA SEMUA AKAN DIUBAH.
1 Korintus 15 : 53
Karena YANG DAPAT BINASA ini harus MENGENAKAN YANG TIDAK DAPAT BINASA, dan YANG DAPAT MATI ini harus mengenakan YANG TIDAK DAPAT MATI.
1 Korintus 15 : 54
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "MAUT TELAH DITELAN DALAM KEMENANGAN.
1 Korintus 15 : 55
Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
1 Korintus 15 : 57
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita KEMENANGAN OLEH YESUS KRISTUS, TUHAN KITA.
1 Korintus 15 : 58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.