Kekuatan Iblis

 



KEPERKASAAN LUSIFER SEBELUM ZAMAN ANUGERAH

 

Sulit dibantah kenyataan bahwa sebelum zaman Tuhan Yesus, tidak ada seorang tokoh pun yang bisa mengusir setan. Bangsa Israel memang tidak dapat dikutuk, bangsa itu adalah pilihan Allah yang diproteksi secara hebat oleh Allah, tetapi mereka tidak memiliki kuasa untuk mengalahkan Setan dan roh-roh jahat. Daud dengan kecapinya tidak dapat mengalahkan Setan dalam arti permanen. Daud hanya bisa membuat jiwa Saul teduh dan berhenti dari marah-marah, tetapi hanya sesaat. Daud tidak dapat menyembuhkan secara permanen. Alkitab menginformasikan demikian: Dan setiap kali  apabila roh yang daripada Allah  itu hinggap pada Saul merasa lega dan nyaman,  dan roh yang jahat itu  undur dari padanya. .… Keesokan harinya roh yang jahat yg daripada Allah itu berkuasa atas Saul,  sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya…. Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hingga pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi. Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu (1Sam, 16:23; 18:10; 19:9-10). Dari penjelasan dalam kitab Samuel ini dapatlah diperoleh pelajaran rohani bahwa Iblis tidak terkalahkan sebelum Tuhan Yesus datang, bahkan oleh orang-orang saleh-Nya di Perjanjian Lama.

 Iblis hanya dapat dikalahkan setelah Tuhan Yesus datang. Jadi datangnya Kerajaan Surga merupakan isyarat kekalahan Iblis yang tidak terkalahkan sebelumnya. Bahwa sejak Tuhan Yesus mengusir Setan dengan kuasa Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang. ltulah sebabnya dikatakan bahwa kedatangan Anak Allah untuk membinasakan pekerjaan Iblis (1 Yoh. 3:8).

 Sebelum Tuhan Yesus datang dan menumpahkan darah-Nya, Allah seperti “kurang berdaya menghadapi Iblis” atau Allah membiarkan Iblis merajalela. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataannya bahwa sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia, Iblis masih bisa keluar masuk surga kediaman anak-anak Allah, yaitu para malaikat (Ayb. 1:6). Harus dicatat bahwa memang Lusifer dilahirkan atau diciptakan di surga. Allah sudah memberi tempat istimewa di sana. Lusifer bukanlah malaikat. la awalnya adalah pangeran Kerajaan Tuhan di surga (Yeh. 28:13). Ia juga dahulunya adalah anak Allah yang diciptakan-Nya.

 Memang ini adalah hal yang sukar dimengerti dan diterima bahwa Iblis masih bisa masuk surga setelah memberontak kepada Allah dalam kurun waktu yang panjang, yaitu sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia (entah berapa lama). Iblis hanya dapat ditundukkan oleh kuasa darah Yesus (Why. 12:7-12). Hal ini berbeda dengan anggapan banyak orang selama ini. Mereka berpikir bahwa begitu Iblis memberontak, seketika itu juga ia terusir dari surga dan tidak dapat masuk surga lagi. Namun kenyataannya, Iblis masih bisa menghadap Allah bersama-sama dan di tengah anak-anak Allah.

 Sejak kedatangan Tuhan Yesus dan karya salib-Nya selesai, maka Iblis tidak lagi mendapat tempat dalam surga. Iblis tidak dapat lagi hadir dalam persidangan anak-anak Allah di surga (Why. 12:8). Pada zaman Perjanjian lama, mereka masih … bisa menghadap Allah atau masih ada tempat di surga, tetapi setelah ada penumpahan darah Yesus tidak ada tempat lagi bagi mereka (Kol. 2:14-15) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib; Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka). Sejak Iblis dibuang, maka pendakwa saudara-saudara kita siang dan malam tidak dapat mendakwa lagi (Why. 12:10).

Kesan “kurang berdayanya Tuhan” menghadapi Lusifer atau Iblis nampak pula melalui kenyataan bahwa doa Daniel bisa terhambat selama 21 hari oleh “pemimpin kerajaan Persia”, sampai kemudian Mikhael datang dan menghadang “kuasa jahat” (Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia Dan 10:13). Subyek dalam ayat-ayat ini adalah Tuhan sendiri.

 Dalam Daniel 10:1-13 subyek tersebut tampil dalam satu sosok yang digambarkan sebagai “seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti salah yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak”. Siapakah sosok ini? Bila dibandingkan dengan penglihatan Yohanes di Patmos ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus, ciri-ciri “sosok” yang dilihat Daniel memiliki kesamaan dengan yang ditemui Yohanes. Sosok yang ditemui Yohanes adalah “serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah (Why. 1:13-15).

 Yang dimaksud dengan pemimpin kerajaan Persia di sini bukanlah pemimpin pemerintahan dunia, tetapi personifikasi dari kekuatan kuasa gelap. Iadi siapa sosok tersebut kalau bukan Lusifer sendiri? Ia bisa menahan subyek yang dilihat oleh Daniel, yang sangat besar menunjuk Allah Anak. Tuhan Yesus Kristus. Untuk bisa membawa berita kepada Daniel. Mikhael harus datang membantu.

 Baik Daniel maupun Yohanes memiliki reaksi yang sama. Kalau Daniel dikatakan dalam Alkitab “jatuh pingsan tertelungkup dengan muka ke tanah”, tetapi untuk Yohanes dikatakan “tersungkurlah di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati". Kedua-duanya juga dabangunkan dengan sentuhan tangan sosok itu. Sosok yang memumpu Yohanes adalah Tuhan Yesus; Anak Thnggal Bapa. Bukan tidak mungkin kalau yang menjumpai Daniel adalah Pribadi Allah Anak tersebut juga.

 Perlu ditegaskan ulang bahwa pemimpin kerajaan orang Persia tersebut pasti bukan manusia biasa, sebab bisa menghalangi Allah Anak (Yang Ilahi) atau paling tidak menghadang utusan Allah sampai 2! hari yang akan datang untuk membawa pesan Allah kepada Daniel. Kemudian Mikhael, pemimpin terkemuka para malaikat Allah, datang untuk menolong dan dapat menghadang pemimpin kerajaan orang Persia tersebut dan raja-raja orang Persia. Ternyata pemimpin kerajaan orang Persia (tunggal) juga memiliki sekutu yang disebut sebagai laja-raja orang Persia. Ini bisa menunjuk Lusifer dengan malaikatmalaikatnya. Dalam hal ini kita menemukan bahwa Lusifer dan para malaikatnya bisa mengganggu pekerjaan Tuhan tanpa takut-takut.

 Kesan 'seolah-olah Tuhan kurang berdaya” juga nampak dalam kenyataan bahwa semua orang mati sebelum zaman Yesus ada dalam cengkeraman Iblis, kecuali Henokh, Musa dan Elia. Sebelum teman Anugerah, yaitu sebelum Yesus menderita disalib mati dan & dibangkitkan, semua orang mati belum bisa masuk Firdaus. Itulah sebabnya di dalam Perjanjian Lama tidak ada informasi yang jala. bahwa mereka yang mati masuk Firdaus atau surga, kecuali Henokh, Musa dan Elia. Mereka diangkat ke aurga, mereka tidak turut ke dalam syeol atau kades (dunia orang mati). Bahkan sangat besar kemungkinan Abraham, Yusuf, Samuel dan orang-orang saleh lainnya juga terbelenggu dalam syeol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa roh Samuel yang muncul ketika Saul memanggilnya adalah roh Samuel yang asli, memang benar-benar roh Samuel.

Dalam Perjanjian Lama, kalimat yang digunakan untuk menunjuk tempat orang meninggal adalah “perhentian bersama-sama % nenek moyangnya” (... karena aku mau mendapat perhentian bersama; sama dengan nenek moyangku. Kei r 47:30; Nanti aku ini dan anakkuSaIam dituduh bersalah segera sesudah ruamh; L raja mendapat perhentian bersamar sama dengan nenek moyangnya." IRaj. 1:21; 2:10 Kemudian Dami mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud).

Elia tidak mengalami kematian seperti yang lain. tidak dibawa ke syeol atau hades. Elia diangkat Tuhan hidup-hidup (2Raj. 2:1-11). Selain Elia, Henokh juga tidak mengalami kematian seperti manusia pada umumnya. Ia diangkat Tuhan sebab ia bergaul dengan Tuhan (Kej. 5:24). Sedangkan kasus Musa sangat istimewa. Meskipun Alkitab mencatat bahwa Musa mati dan dikuburkan (Ul. 34:5-8), tetapi roh Musa diangkat oleh Tuhan seperti Elia dan Henokh. Roh Musa tidak tertawan di syeol atau kades seperti seluruh manusia yang hidup di zaman Perjanjian Lama. Hal ini diteguhkan oleh penulis kitab Yudas (Yud. l:9 Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblimengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: “Kiranya Tuhan menghardik engkau!”). Rupanya Iblis juga hendak memenjarakan Musa seperti semua orang mati lainnya. Tetapi Tuhan menentukan bahwa Musa tidak turut turun ke syeol atau kades. Musa diangkat Tuhan, sama halnya dengan Henokh dan Elia. Hal ini terbukti kemudian ketika Tuhan Yesus berubah rupa dan bertemu dengan Musa dan Elia (Mat. 17:2-3). Tampilnya Musa bersama dengan Elia mengindikasikan bahwa Musa diangkat sama seperti Elia, tidak tertawan di syeol.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post