HUKUMAN ATAS LUSIFER
DENGAN KEJATUHANNYA, “Lusifer” kehilangan
segala keindahan yang dimilikinya dari Allah (Yeh. 28:17, Engkau sombong karena
kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan
demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada
raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya). Lusifer diciptakan
dalam keadaan yang mahaindah, tetapi ia memsak keindahannya sendiri. Dalam teks
asli Alkitab, ia disebut sebagai oknum yang
Penuh bikinanfull of wisdom. Kata wisdom
dalam bahasa Ibraninya (E17990). Ini berarti skilful, wisdom, wisely (cakap,
berikmat dan bijaksana). Firman Tuhan mengatakan demi kecantikannya, 1a
menghanwrlcan hikmamya.
Karena kejatuhannya, ia menjadi jahat dan licik. Dengan kejatuhannya Lusifer kehilangan semarak kecantikannya pula, artinya ia tidak lagi memiliki keagungan sebagai ciptaan yang pada mulanya luar biasa. Sebelum jatuh dalam pemberontakan ia adalah oknum yang tidak bercela. Alkitab sebutkan sebagai perfect in beautx Lusifer diciptakan dalam keadaan yang tidak bercela, tetapi karena kejatuhannya ia menjadi rusak (Yeh. 28:12-19).
Yesaya 14:15 mencatat akibat kejatuhannya, ia dibuang ke dalanl dunia orang mati, diturunkan ke tempat yang paling dalam di liang kubur (Yes. 14:15). Liang kubur dalam teks aslinya adalah bor (Tu), sedangkan paling dalam dalam teks aslinya adalah yerekah (D913) Yang artinya sangat ekstrem atau bagian paling ekstrem (extreme parts) Dalam terjemahan bahasa Yunani berarti bagian paling bawah, juga diterjemahkan sebagai the recesses of the pit (lubang paling ekstrem dalamnya). Hal ini menunjukkan bahwa Iblis dibuang ke dalam tempat yang paling mengerikan. Firman Tuhan menunjukkan dengan kata yerekah, artinya tempat yang sangat ekstrem dahsyatnya.
Dalam Perjanjian Baru kata yang sejajar dengan yerekah adalah tartarosas (2Ptr. 2:4). Kata tartarosas dalam bahasa Yunani berarti “gua-gua yang gelap? Kata tartarus terjemahan dan sebutan lengkapnya adalah tartarosas (mpmpcboaq) dari akar kata 'tartaroo”, kata ini sebenarnya adalah kata keq'a berarti “melemparkan ke dalam neraka (Ing. castdown to hell; ZPtr. 2:4. Sebabjikalau Allah tidak menyayangkan malaihumalaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam waka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam guaogua yanggelap untuk merm‘mpan mereka sampai hari penghakiman;). Dalam terimalnnlainditetjemahkan consigningto Tartarus, dalam terjemahan New International Version tertulis sent them to hell. Terdapat kata yang sejajar dengan kata tanam, kata itu adalah … (dBwoov), yang diterjemahkan “jurang maut” (Rm. 10:7 “Siapakah akan turun kejurang maut.”, yaitu untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. )
Kata “jurang maut” dalam Roma 10:7, dalam bahasa Inggris diterjemahkan the deep (lubang dalam). Tempat ini juga disinggung oleh Yudas dalam Yudas 6, yaitu tempat di mana dunia kekelaman abadi berada, yang sama dengan neraka. Dalam Yudas 6 ini, kita temukan penjelasan Alkitab mengenai nasib malaikat-malaikat atau makhluk surgawi yang memberontak. Pemberontakan mereka membawa mereka ke dalam penjara abadi yang mengerikan (Yud. 1:6 Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,). Dalam teks bahasa Inggris versi King James kata “dunia kekelaman” diterjemahkan sebagai darkness (tempat kegelapan). Dalam bahasa Yunani kita mengenal kata zophos. Kata ini juga dapat diterjemahkan sebagai blackness.
Berikut ini terdapat teks-teks yang memunculkan kata jurang maut: Wahyu 11:7: Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatangyang muncul darijurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka; Wahyu 17:8: Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. Wahyu 20:3, Lalu melemparkannya ke dalamjurang Maut, dan menutupjurang maut itu
Dalam Wahyu 17:8 dan 20.3 terdapat kata kata “jurang maut” ' dalam bahasa Inggris diterjemahkim bottomless pit (jurang Yang tidak berdasar). Dari berita Alkitab tempat ini diidentifikasi sebagai tempat penghukuman bagi para malaikat yang jatuh atau murtad. Inilah Yang juga bisa menjadi tempat Pembuangan Lusifer yang memberontak dan semua malaikat yang mengikutinya, Sangat besar kemungkinan dalam bahasa Ibrani tempat ini disebut Sebagai yerekah dan bor; 111“?[1;'!3")y$_
AGENDA ALLAH DI BALIK PERJALANAN WAKTU
Hal dahsyat yang tidak pernah diperhatikan oleh banyak orang adalah Allah menciptakan waktu. Benda-benda penerang yang Allah ciptakan bukan hanya berfungsi sebagai penerang, tetapi juga berfungsi “menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun”. Hal ini menunjukkan adanya realitas perjalanan waktu.
Dalam Kejadian 1:14 berfirmanlah Allah: “jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dan malam biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. Jelas sekali dari teks ini bahwa penciptaan benda-benda terang selain menjadi sarana Penerangan bagi bumi ini, tetapi yang terutama untuk membawa dunia pada perjalanan waktu. Faktanya dari catatan tersebut dikatakan bahwa benda-benda terang berfungsi sebagai pemisah. Dalam teks lbraninya lehavdil (571333?) dari akar kata badal ('71:). Kata ini memiliki pengertian selain memisahkan juga (Ing. separate) berarti membedakan (Ing. diferent, distinguish).
]adi seandainya tidak ada matahari, apakah bumi tidak ada mang? Tentu tetap ada terang sebab Tuhan bisa menciptakan terang dari sumber lain selain matahari. Harus diingat bahwa sebelum Tuhan menciptakan matahari dan sarana penerang lainnya, Tuhan sudah menciptakan “fakta terang” itu (Kej. 1:3). Kalau Tuhan menaruh matahari. ternyata fungsi lain yang penting adalah menunjukkan masamasa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun. Tuhan menciptakan benda-benda terang untuk realitas adanya perjalanan waktu. Dalam hal ini jelas ada sesuatu yang Tuhan hendak kerjakan melalui penetapan masa atau adanya realitas perjalanan waktu tersebut.
Perjalanan waktu diadakan seiring dengan diciptakannya manusia. yaitu makhluk-makhluk yang memiliki keadaan kekal. tetapi juga fana. Kekal rohnya tetapi [isiknya bisa fana, yaitu bila tidak hidup dalam ketaatan kepada Bapa. Fakta ini membawa manusia kepada sebuah “pergulatan hebat". Dunia ternyata menjadi tempat teleksi siapakah makhluk-makhluk yang akan menjadi sekutu Tuhan dalam kemuliaan abadi atau sekutu Iblis dalam kengerian abadi. Manusia diperhadapkan kepada pilihan untuk taat kepada Bapa atau membemntak seperti Lusifer. Bila manusia taat kepada Bapa, maka manusia menjadi anak-anak Bapa di keabadian. Dengan ketaatan kmbut manusia juga bisa membuktikan bahwa Iblis bersalah, sebab
sebelum ada pribadi yang bisa taat, maka
kesalahan Iblis belum terbukti. Adamlah yang menerima mandat ini; mengalahkan
Iblis, tetapi Adam gagal.
Dari “keadaan tidak berwaktu”, Iblis dimasukkan ke dalam “keadaan yang berwaktu”. Cara inilah yang dipakai Allah untuk membinasakan dan menghukum Iblis. Dari surga yang tidak terikat waktu dibawa ke dalam dunia yang ada dalam perjalanan waktu, Tentu perjalanan waktu ini akan berakhir. Dan akhir perjalanan waktu ini merupakan akhir dari perjalanan petualangan Lusifer dan para malaikatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan lagi lebih tegas bahwa diciptakannya perjalanan waktu adalah untuk membinasakan Iblis dan mempersiapkan pengganti Lusifer yang jatuh, yaitu pejabatpejabat yang akan memerintah Kerajaan Bapa.
Kalau Tuhan menciptakan perjalanan waktu, hal ini bisa mengisyaratkan bahwa Tuhan memberi waktu kepada manusia untuk melakukan tugas dari Allah dan meyelesaikannya. Tidak mungkin perjalanan waktu tidak memiliki makna penting pada zaman sebelum manusia jatuh dalam dosa. Perjalanan waktu juga memiliki arti atau makna yang penting bagi Tuhan maupun manusia sebelum manusia jatuh dalam dosa. Logisnya ada jangka waktu yang ditentukan Allah bagi manusia untuk membuktikan bahwa Iblis bersalah.
Manusia diperhadapkan pada pilihan, apakah berpikir seperti Allah berpikir sehingga menjadi seperti Bapa, atau memiliki pengertian (understanding) yang sama dengan Lusifer.
Kita tidak tahu berapa lama jarak antara makan buah yang dilarang tersebut sampai matanya terbuka menyadari ketelanjangan mereka (Kej. 3). Tentu saja penyesatan pikiran bisa terjadi melalui proses, demikian pula dengan proses kejatuhan Adam. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam suratnya bahwa ia takut kalau-kalau pikiran orang percaya disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdaya oleh ular (2Kor. 11:2-4).
Penyesatan dalam pikiran tentu terjadi melalui perjalanan waktu yang tidak singkat. Hal ini bisa dipahami kalau kita memandang kisah mengenai Adam dan Hawa dengan kacamata dewasa, artinya memahami buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat serta buah kehidupan sebagai konsumsi bukan untuk iisik, tetapi jiwa. Dalam hal ini manusia diperhadapkan, apakah mengkonsumsi yang berasal dari Allah atau bukan.
Implikasinya bagi kita hari ini adalah bahwa perjalanan waktu seperti sebuah arena, di mana kita diperhadapkan kepada'lawan yang harus kita kalahkan atau ia yang mengalahkan kita. Peperangan itu merupakan sebuah kompetisi (persaingan), antara Tuhan dan kuasa jahat. Peperangan itu dimulai dari pikiran. Siapa yang paling banyak mewarnai pikiran kita, dialah pememangnya. Apakah seseorang memberi peluang Tuhan, sebagai pemenang untuk memiliki kehidupan ini, atau kuasa lain yang memilikinya. Hal ini tergantung kepada masing-masing individu. Kalau kita memberi diri untuk dimiliki oleh Tuhan, berarti kita harus mengisi pikiran kita dengan kebenaran Firman Tuhan, sehingga kita mengerti kehendak Allah. Ini adalah Prestasi yang baik untuk kekekalan. Dalam hal ini waktu adalah anugerah, modal kehidupan untuk mencapai Prestasi rohani yang memiliki nilai kekal.
Allah masuk dalam arena perjalanan waktu bersama dengan manusia, untuk itu manusia juga harus serius memperhatikan dan menghargai waktu yang diciptakan Tuhan tersebut di mana manusia hidup di dalamnya. Tentu Allah hadir di Eden bersama dengan Adam dan Hawa untuk mengajar mereka kebenaran melalui Roh-Nya. Tetapi Roh Allah undur ketika anak-anak Allah (keturunan Set yang masih dipimpin oleh Roh-Nya) melakukan kawin Campur dengan anak-anak manusia, yaitu keturunan Kain (Kej. 6:1-4).
Sangat besar kemungkinan bahwa Adam tidak dengan tertib dan teliti memperhatikan jadwal Tuhan. Ular yang adalah personifikasi dari Lusifer menawarkan pengetahuan apa yang baik dan Jahat “menurut versinya”. Manusia terkecoh oleh ular.
Memang hal ini tidak tersurat secara tegas, tetapi bila dianalisa secara teliti, hal ini sangat logis untuk dimengerti dan diterima. Implikasi dari penjelasan ini adalah bahwa sekarang ini manusia juga menghadapi realitas limitasi waktu yang diberikan oleh Tuhan kepada masing-masing individu. Kalau dalam kurun waktu yang tersedia manusia tidak mencapai apa yang dikehendaki oleh Allah, masing-masing harus memikul resikonya.