ROH KEBENARAN

 


ROH KUDUS SEBAGAI LAMBANG KEBENARAN

1. ROH KUDUS AKAN MEMIMPIN SETIAP ORANG PERCAYA KE DALAM SELURUH KEBENARAN
Yohanes 16 : 13
Tetapi apabila Ia datang, yaitu ROH KEBENARANIa akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

2. MENGAKU YESUS TUHAN HANYA YANG MEMILIKI ROH KEBENARAN

1 Korintus 12 : 3
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BERKATA-KATA OLEH ROH ALLAH, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "YESUS adalah Tuhan", selain oleh ROH KUDUS.

3. TUHAN YESUS BERTANYA,"SIAPAKAH MESIAS ITU?"
Matius 22 : 42
"Apakah pendapatmu tentang Mesias? ANAK SIAPAKAH DIA?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."
Matius 22 : 43
Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud OLEH PIMPINAN ROH dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:

4. TUHAN YESUS BERTANYA,"SIAPAKAH ANAK MANUSIA ITU?"
Matius 16:13-17

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah ANAK MANUSIA itu?" (14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau SALAH SEORANG DARI PARA NABI." (15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP!" (17) Kata Yesus kepadanya: "BERBAHAGIALAH engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BAPAKU YANG DI SORGA.

Buah Roh dan Karunia Roh sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Buah dan Karunia Roh Kudus untuk menolong kita dalam kehidupan sehari-hari, bisnis, pekerjaan dan pelayanan untuk membentuk karakter kehidupan kita menuju suatu kebaikan dan kesempurnaan dalam Kristus Yesus. 

APA HUBUNGANNYA 9 BUAH ROH DAN 9 KARUNIA ROH :

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Gal. 5:22-23). Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (1 Kor. 12:8-10)

Setiap anak Tuhan memiliki buah roh juga karunia roh dengan tujuan supaya ada satu keseimbangan dan keteraturan Illahi. Hikmat membutuhkan kasih, pengetahuan membutuhkan sukacita, Iman membutuhkan damai sejahtera, kesembuhan membutuhkan kesabaran, mujizat membutuhkan kemurahan, bernubuat membutuhkan kebaikan, membedakan roh membutuhkan kesetiaan, bahasa roh membutuhkan kelembutan, menafsirkan bahasa roh membutuhkan penguasaan diri. Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan terus meminta hikmat kepada Tuhan agar buah roh dan karunia roh yang Tuhan sudah sediakan bagi kita dapat diaplikasikan dalam hidup kita sehingga kita dapat memberikan hidup dan pelayanan kita yang terbaik yang sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Maju terus dan setia dalam Tuhan, hiduplah dalam keintiman bersama dengan Tuhan dan Tuhan akan melimpahkan buah dan karunia roh Nya kepada kita untuk memperlengkapi pekerjaan pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus.

Tentang tujuh karunia Roh Kudus



a. Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord)
Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan akan kehilangan iman. Ketakutan seperti ini bukanlah ketakutan yang baik, sebab bahkan dapat membawanya kepada penderitaan abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman akan Kristus yang sudah diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal. Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord). Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut “servile fear“. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lih. 1Yoh 4:18) Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih (filial fear), seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Marilah kita menilik ke dalam hati kita, sudahkah kita memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci dosa, dan berusaha untuk menjauhinya.



b. Karunia keperkasaan (fortitude)
Kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kekuatan Tuhan. Dengan kebajikan keperkasaan, kita dapat berkata seperti  yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan, dan agar tidak ada orang yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29). Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya.



c. Karunia kesalehan (piety)
Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, memben -tuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama – dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita dapat berseru “Abba, Bapa!” (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik.


d. Karunia nasihat (Counsel)
Mazmur 32:8 mengatakan, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Allah menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia Roh Kudus-Nya, yaitu karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia nasihat menerangi kebajikan kebijaksanaan (prudence), agar kita dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dengan demikian, karunia nasihat senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus. Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam melaksanakan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.




e. Karunia pengenalan (knowledge)
Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta. Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusannya. Artinya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh dan dengan motivasi untuk mengasihi Allah, dapat menjadi cara bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal  di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.



f. Karunia pengertian (understanding)
Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman.  Karunia pengertian adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan ia berkata, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mzm 119:34). Karunia pengertian ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan akhir kita yaitu Surga. Dengan karunia ini, kita dapat terdorong untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke Surga. Kita akan mengusahakan segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar selaras dengan kehendak dan perintah Tuhan. Kita akan terdorong untuk terus mencari dan memahami apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melaksanakannya.





g. Karunia kebijaksanaan (wisdom)
Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman ilahi yang diperoleh melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun, tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan menjadi semakin nyata dalam kehidupan seseorang, sesuai dengan besarnya kasih yang dinyatakan olehnya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa adalah lebih baik bagi kita untuk hanya mengenal  sesuatu (ciptaan) yang lebih rendah dari kita daripada mencintainya, tapi adalah lebih baik bagi kita untuk mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari kita daripada hanya mengenalnya[6]. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas daripada diri kita, maka adalah lebih baik kita untuk memperoleh pengetahuan akan Tuhan dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kemanisan akan Tuhan[7].
Karena karunia kebijaksanaan memungkinkan seseorang melihat segala sesuatunya dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang dapat mencerminkan Kristus, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Kor 3:8)



5. Mempersiapkan diri menjelang Pentakosta
Ketujuh karunia Roh Kudus yang telah kita terima dalam baptisan adalah karunia-karunia yang begitu penting dalam kehidupan kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, yang mengantar kita kepada keselamatan. Oleh karena itu, di hari-hari menjelang Pentakosta kita berdoa dan semakin memberikan kesempatan kepada Roh Kudus yang telah ada di dalam hati kita untuk berkarya secara bebas, sehingga karunia-Nya akan semakin nyata dalam kehidupan kita.
Semoga seluruh akal budi, keinginan dan perasaan kita dikuasai dengan karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, pengenalan, nasihat yang menyempurnakan akal budi; kesalehan yang menyempurnakan keinginan/ kehendak; dan keperkasaan dan takut akan Tuhan yang menyempurnakan indera. Dengan demikian,  kita dapat menuju kepada kesempurnaan hidup Kristiani, yang dengan bebas menyediakan keseluruhan diri kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu, mari kita memohon kepada Tuhan agar memberikan kepada kita kerendahan hati, dan agar kita dapat terus bertumbuh dalam kasih, sehingga kita semakin dapat menanggapi inspirasi Roh Kudus yang terjadi dalam kehidupan kita. Semoga kita semua mengalami Pentakosta yang baru.

Kesembilan Buah Roh

Kekristenan mengajarkan umatNya untuk menjadi smart di dunia Roh dan santun dalam tutur kata dan apik dalam bertingkah laku! Sikap liar seorang yang bertobat terkadang malah menjadi-jadi mana kala ia tidak dapat mempertahankan kehidupan imannya. Harus disadari kekristenan tidak dapat diukur dari karunia-karunia supranatural yang diungkapkan oleh Alkitab sebab kuasa kegelapanpun sanggup melakukannya. Kehidupan Kristen dapat diukur dengan buah-buah Roh yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Paulus mengungkapnya dalam Galatia 5:22,23: Kasih, Sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan (iman), kelemah lembutan, penguasaan diri.
Kesembilan buah Roh ini yang merupakan aspek-aspek dari karakter Allah yangg harus dibentuk didalam dalam kehidupan orang percaya dan buah-buah roh ini harus dibedakan dengan kesembilan karunia Roh Kudus. Antara karunia dan buah roh adalah dua sisi yang berbeda yang ada dilingkungan anak-anak Tuhan. Harus dicermati bahwa buah roh adalah kebutuhan vital setiap hati yang harus dikonsumsi anak-anak Tuhan sementara karunia roh adalah bonus istimewa yang diberikan Allah kepada orang percaya!

Keseimbangan Antara Karunia dan Buah Roh
Yesus sendiri mengajarkan bahwa berbagai macam karunia tidak bisa menjamin orang dapat dikenal dan berkenan kepada Allah! Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa :,Bukan setiap orang yg berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam kerajaan, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, 

Tuhan,buklankah kami bernubuat demi namaMu,dan mengusir setan demi namaMu,dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga ? Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu [ Aku tdk pernah mempunyai hubungan yg intim dgn kamu] Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan ! (Mat 7:21-23).

Peringatan tegas ditujukan kepada mereka yang keranjingan akan berbagai macam karunia. Kata bernubuat itu sinkron dengan berkotbah yang dalam bahasa Yunaninya adalah propheteuo yang memiliki arti foretell events, divine, speak under inspiration, dapat diartikan bahwa bernubuat itu berbicara dibawah pewahyuan. Kotbah terbaik bukan merupakan jaminan mereka adalah miliki kesayangan Tuhan sendiri sebab terbukti dalam akhir peristiwa mereka ditolak oleh Tuhan sendiri.
Kata Mengusir setan dalam bahasa Yunaninya adalah ek-bal’-lo daimonion, dapat diartikan menolak, mengusir dan memerintahkan! Harus disadari bahwa Yesus sendiri mengusir setan dalam pelayanannya namun Kristus sendiri tidak menekankan setan centris dalam pelayanannya. Mereka yang menganggap pakar mengusir setan harus berpikir dua kali bahwa itupun bukan jaminan masuk dalam kemuliaan sorga kekal!

Penolakan Yesus yang terakhir adalah Mengadakan banyak mujizat yang diambil dari kata daimonion yang berarti sebuah perpanjangan dari dewa, Ini dapat diartikan juga sebagai works of power King James Version menterjemahkan dengan Devil, god. Yesus sendiri memperingatkan bahwa : Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. ( Mark 13:22). Jika orang pilihan saja bisa disesatkan itu berarti betapa rapuhnya anak-anak Tuhan yang hanya keranjingan akan berbagai macam mujizat!

Bila seseorang berjalan didalam area karunia Roh maka ia harus mengantisipasi jangan sampai tidak didapati buah-buah roh! Sebab merupakan suatu malapetaka yang besar diakhir pelayannya akan ditolak oleh Tuhan secara terus terang enyahlah kamu pembuat kejahatan. Itu berati Karunia Roh tanpa buah roh adalah suatu kejahatan yang tidak akan bisa ditolerir oleh Tuhan sendiri! Perlu adanya keseimbangan keduanya!

Sembilan Tanaman yg Paralel dgn Buah-buah Roh,
Kidung Agung menyiratkan akan sinkronisasi pohon-pohon yang disebutkan dalam Kidung Agung 4:12 dengan apa yang diungkapkan oleh Paulus dalam Galatia 5:22,23 sekaligus pohon yang diungkapkan dalam Kidung Agung merupakan simbol dari buah roh yaitu :
Kasih disejajarkan dengan pohon delima
Sukacita disejajarkan dengan pohon pacar
Damai disejajarkan dengan Narwastu
Kesabaran disejajarkan dengan kunyit
Kemurahan disejajarkan dengan pohon tebu
Kebaikan disejajarkan dengan kayu manis
Kesetiaan disejajarkan dengan kemenyan
Kelemh lembutan disejajarkn dengan Mur
Penguasaan diri disejajarkan dengan gaharu.


Untuk memahami pengertian akan buah-buah roh maka definisanya adalah sebagai berikut :

1. Kasih
Kasih adalah suatu komitmen yang didasarkan tidak atas perasaan! Buah kasih akan mengalir bila tumbuhan itu sudah tampak dewasa. Karena itu kasih dimulai didalam kehendak atau roh. Kemudian mengalir kedalam jiwa yang bermuatan emosi-emosi kita. Pada akhirnya kasih itu diekspresikan oleh berbagai perbuatan lahiriah dalam bentuk yang sangat positif sebagai ungkapan dari karakter, sifat dan perbuatan Allah sendiri (1 Yoh 4:8,16). Kasih yg dimaksud dalam hal ini adalah Agape yaitu kasih yg ilahi (bdk Yoh 3:16). Karena ada tiga jenis kasih lain yg jauh lebih fana sifatnya dan mudah terbakar/rusak yaitu: Eros, storge dan philo. Kasih sejati itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Cinta kepada Allah
Cinta kepada sesama
Cinta kepada musuh musuh.
Semuanya itu terangkum didlm Dua hukum yg Utama (kesimpulan dari 10 hukum Taurat).

2. Sukacita
Kebahagian yang dimaksud bukan berasal dari dunia ini merupakan hasil dari keintiman dengan Tuhan sendiri sebagai submer dari sukacata tersebut ( Maz 16:11;42:4). Perlu dibedakan antara bergirang (rejoicing) dan sukacita (joy). Kegirangan merupakan manifestasi dari sikap hati sementara sukacita merupakan produk dari Roh Kudus. Pemazmur mengatakan bahwa sukacita itu ditemukan dalam kebenaran (Maz 45:8). Dalam segala keadaan setiap orang patut bersukacita karena itu yang dikehendaki oleh Allah sendiri (Filipi 4:4)

3. Damai Sejahtera,
Damai sejahtera adalah sesuatu yang dirindukan oleh umat dibelahan bumi manapun juga nilainya dihargai lebih dari apapun juga. Namun damai sejahtera shalom yang sejati datangnya dari Allah sebagai sumbernya ( Yoh 14:27; Yes 26:12; Mat 10:12-13 dan Roma 16:20). Dalam bahasa Yunani dan Ibrani arti damai sejahtera itu adalah kelengkapan dan kepenuhan hidup.Yesaya dengan tegas menjelaskan bahwa :
Untk mendapatkannya haruslah dgn hati yg teguh sebagaimana dikatakan pada Yes.26:3. Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya.

4. Kesabaran
Dalam King James Version kesabaran disebutkan longsuffering secara harafiah artinyamenderita dalam waktu yang sangat lama. Merupakan penerimaan yang kudus terhadap penderitaan yang timbul karena perbuatan orang lain terhadap kita. Kesabaran adalah salah satu atribut Allah (Kel 34:6; Mzm 86:15). Alkitab sendiri memberikan contoh ideal tentang kesabaran ini didalam diri Paulus. Dapat dibandingkan ketika Saulus belum bertobat dan dipenuhi Roh Kudus dia adalah orang keji dan sadis yang jauh dari kesabaran. Setelah pertobatannya dan dibaptis Roh Kudus Paulus memiliki kesabaran tingkat tinggi sehinga ia mendapat predikat sebagai Rasul Kristus!

5. Kemurahan
Arti kata kemurahan berasa dari kata Yunani chrestote
s istilah ini digunakan untuk anggur yang sangat baik, enak rasanya dan dapat mengalir sangat menyenangkan melalui tenggorokan yang meminumnya. Dalam bahasa Ibrani Kemurahan berasal dari kata checed diterjemahkan sebagai kebaikan dan kasih setia (Mzm 63:4; Mzm 107:42-43).

6. Kebaikan
Kebaikan dapat didefinisikan sebagai suatu ketidak mampuan berbuat kejahatan. Kemuliaan Allah yang merupakan karakter dasar Allah (Kel 34:6 ;Ibr 1:3),. Seorang yang baik melakukan apa yg benar, tanpa mempedulikan reaksi orang lain, karena kebaikan sebenarnya tidak mengenal kompromi.

7. Kesetiaan
Alkitab King James menterjemahkannya sebagai iman dan kedua kata ini terkait sangat rumit. Kesetiaan adalah produk dari iman dan iman adalah percaya serta yakin akan kesetiaan Allah dan setia adalah julukan yang diberi kepada Tuhan Yesus (Why 19: 11). Kesetiaan artinya tidak berkianat, tetap menjunjung tinggi tugas dan kepercayaan yang diberi dan melaksanakan bagaimanapun sukarnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya.

8. Kelemah lembutan
Kelemah lembutan nilai dari karakter ini sangat berharga dimata Tuhan ( 1 Pet. 3:4) dan ini merupakan satu kekuatan yg terkendali sangat baik. Tuhan Yesus adalah manusia yang paling lemah-lembut didunia dan sepanjang zaman. Jadi ingat lemah-lembut tidak sama artinya degan kelemahan, Karena Tuhan Yesus adalah manusia yg sangat paling kuat sepanjang zaman.

9. Penguasaan diri
Penguasaan diri ini diambil dari bahasa Yunani yang berarti penguasaan diri atas keinginan-keinginan dan kecintaan atas kesenangan-kesenangan. Ini berlaku untuk setiap bidang kehidupan kita. Karakter ini adalah kemampuan untuk mengendalikan diri oleh Roh yang tidak mungkin dihasilkan oleh usaha kita sendiri.
Dari buah yang dikerjakan oleh Roh Kudus tersebut buah penguasaan diri sebagai bungkus dari keseluruhan buah yang ada tanpa penguasaan diri maka semuanya akan mengalami kehancuran. Ibarat sebuah gelas bila gelasnya pecah maka isi yang ada didalamnya akan tumpah! Bila seseorang tidak bisa menguasai diri dan emosinya meledak-ledak dan membunuh seseorang dan kemudian urusan Polisi masuk penjara maka kasih, sukacita dan damainya akan hilang dalam waktu yang singkat. Semua buah roh adalah penting namun penguasaan diri harus terus diamati dan dijaga agar terus eksis ditengah-tengah kehidupan orang percaya!
Buah roh merupakan standar utama dalam mengamati kehidupan orang percaya! Orang percaya tidak harus hanya dalam berbagai macam karunia saja akan menjadikan seorang hamba Tuhan akan menjadi dukun dan membawa seluruh jemaat kepada pengultusan dirinya. Orang percaya dan khususnya hamba Tuhan harus juga bertumbuh dalam pengenalan akan kebenaran Tuhan. Melalui kebenaran maka seseorang akan dibebaskan dari berbagai macam kesalah sebab firman itu merupakan cermin yang menjadi tolok ukurnya!
Seseorang harus bertumbuh dalam karakternya Yesus Kristus. Ketika Yesus berkata belajarlah daripadaKu (Mat 11:29) maka ia melanjutkan dengan aku lemah lembut dan rendah hati. Ini berarti Yesus ingin menunjukkan agar setiap muridNya belajar buah roh seperti yang diungkapkan oleh Paulus dalam Galatia 5:22,23. Bila seseorang memiliki kehidupan yang dilingkupi selalu dengan buah maka ia tidak akan mengalami berbagai macam kesulitan karena tidak ada hukum dunia ini yang bertentangan dengan buah roh!

9 KARUNIA ROH KUDUS

I KORINTUS 12 : 7 - 11
7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan ROH untuk kepentingan bersama. 8 Sebab kepada yang seorang ROH memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan9 Kepada yang seorang ROH yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain IA memberikan karunia untuk menyembuhkan10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain IA memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi IA memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang IA memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain IA memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-NYA.
Setiap orang yang percaya dan bertekun dalam beribadah kepada TUHAN, maka IA mengaruniakan ROH-NYA yang Kudus di dalam diri kita masing-masing. Namun yang perlu kita perhatikan adalah karunia yang diberikan itu harus digunakan untuk kepentingan bersama. Jadi untuk menguji apakah kita sudah menerima karunia Roh atau belum adalah dengan cara "Sudahkah kita menjadi berkat bagi banyak orang?" Tetapi apabila kita mengaku bahwa kita sudah menerima ROH KUDUS namun pada kehidupan sehari-hari masih sering merugikan orang lain, maka hal tersebut harus dipertanyakan.
Ayat 11 menjelaskan bahwa yang memiliki hak untuk memberikan karunia itu hanyalah ROH KUDUS atau ALLAH sendiri. Dengan kata lain kita tidak bisa menentukan seberapa banyak dan karunia apa yang ingin kita miliki, sebab yang punya otoritas penuh adalah TUHAN. Jadi ROH KUDUS bukanlah suatu Pribadi yang bisa kita perintah seenaknya sesuai dengan keinginan kita. Dalam memberikan karunia, ROH KUDUS akan melakukannya sesuai dengan kehendak-NYA.
Dari sembilan karunia tersebut, minimal orang beriman pasti mempunyai satu karunia. Karunia yang mana? Sesuai dengan kehendak ROH KUDUS. Tetapi seringkali kita mendengar, bahwa seseorang baru bisa dikatakan telah dibaptis oleh ROH, apabila ia bisa berbahasa Roh. Jadi jika tidak dapat berbahasa Roh, maka orang tersebut belum dibaptis oleh Roh. Pendapat seperti itu adalah pendapat yang keliru, sebab kita harus ingat bahwa bahasa Roh itu adalah salah satu dari kesembilan karunia yang ada. TUHAN bersedia memberi karunia kepada kita itu terserah kepada kehendak ROH KUDUS. Dengan kata lain, kita tidak bisa memilih dan memaksa TUHAN untuk memberikan karunia yang di kehendaki. Jadi kalau kita berkata bahwa "kamu baru dapat dikatakan sudah penuh ROH KUDUS kalau sudah dapat berbahasa Roh" ini berarti kita sedang memaksakan kehendak manusia. Itu bukan kehendak ALLAH. Bahasa Roh bukan merupakan suatu tanda pengenal bahwa seseorang telah dipenuhi ROH KUDUS atau belum. Selain itu, karunia ini paling sering dipalsukan oleh banyak orang, sehingga mengakibatkan banyak orang yang disesatkan.

1 KORINTUS 14 : 12
12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.
Salah satu ciri dari karunia ROH KUDUS adalah bermanfaat untuk membangun jemaat. Selain itu kita juga harus ingat bahwa namanya karunia adalah pemberian dari TUHAN yang diberikan kepada setiap orang percaya sesuai dengan kehendak-NYA. Oleh karena itu terimalah karunia TUHAN dengan penuh ucapan syukur dan memanfaatkannya untuk membangun jemaat.

1 KORINTUS 12 : 29 - 30
29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Dalam menjelaskan karunia ROH, Paulus membahasnya lebih dari satu pasal. Mengapa? Karena karunia ROH sangat rentan untuk dipalsukan oleh orang-orang yang hendak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri dan untuk membuat jemaat menjadi bingung. Contohnya adalah bahasa ROH. Bahkan dengan jelas pada ayat di atas bahwa di dalam gereja memiliki fungsinya masing-masing. Salah satu contohnya adalah dalam suatu ibadah di gereja tidak mungkin semuanya menyampaikan Firman (Pendeta), kalau demikian siapa yang akan mendengarkan Firman? Nah dari ayat ini membuktikan bahwa bahasa ROH bukanlah satu-satunya karunia yang diberikan oleh TUHAN. Sebab bisa saja orang yang satu dapat berbahasa ROH karena memang dia diberikan karunia itu, tetapi ia tidak memiliki karunia mujizat karena memang bukan karunia itu yang TUHAN berikan baginya.

Seperti sudah disinggung di atas bahwa ciri dari karunia dari TUHAN adalah untuk membangun dan saling melengkapi, maka dalam Perjanjian Lama TUHAN memberikan contoh tentang karunia yang satu bekerja sama dengan karunia yang lain untuk menyatakan kemuliaan ALLAH.

2 RAJA-RAJA 5 : 3 - 4
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." 4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu."
Hamba perempuan yang menyampaikan berita keselamatan kepada Naaman ini adalah gambaran tentang kita sebagai anak-anak TUHAN yang telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Gadis itu memiliki karunia yang nyata yaitu karunia iman dan berkata-kata dalam hikmat, namun ia tidak memiliki karunia kesembuhan. Karunia berkata-kata dalam hikmat ini adalah suatu karunia yang memampukan seseorang berkata-kata dengan kuasa. Sebab siapakah gadis yang memberikan nasehat kepada Naaman? Dia hanya seorang budak, sedangkan Naaman adalah seorang jendral dan majikan dari si gadis tersebut. Kalau bukan karena karunia berkata-kata dalam hikmat, mana mungkin Naaman mau mendengarkan apa yang dikatakan si gadis tersebut. Kemudian karunia iman yang dimiliki oleh gadis itu terlihat dengan jelas ketika ia memberikan nasehat kepada Naaman, sehingga imannya itu tertransfer kepada Naaman.

Kedua karunia yang dimiliki hamba perempuan ini bekerja dengan sangat baik dengan karunia yang dimiliki oleh Elisa, yakni karunia kesembuhan. Jadi karunia yang dimiliki baik oleh Elisa maupun hamba perempuan Naaman bisa menjadi berkat bagi Naaman. Inilah yang dikehendaki oleh TUHAN, yaitu untuk melengkapi dan memberkati jemaat.

KEJADIAN 50 : 20
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi ALLAH telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Jika kita menelusuri kisah kehidupan Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya hingga menjadi Perdana Menteri Mesir, maka kita akan tahu bahwa karunia yang sangat menonjol yang diberikan ROH KUDUS kepada Yusuf adalah karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan dengan pengetahuan. Dengan karunia hikmat ia dapat menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti raja. Yusuf juga dapat menafsirkan mimpi raja Firaun yang berarti akan ada tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan bagi negeri Mesir.
Untuk melengkapi karunia pertama, TUHAN memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Dengan karunia ini dapat memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi Firaun dalam menghadapi bahaya kelaparan seperti arti tafsir mimpinya. Hanya dengan karunia hikmat, Yusuf tidak dapat menolong mencegah bahaya kelaparan. Tetapi karunia hikmat yang dilengkapi dengan karunia berkata-kata dengan pengetahuan akan mendatangkan manfaat. Namun jika kita cermati, Yusuf tidak memiliki karunia iman yang menonjol. Terbukti tidak ada ayat yang menjelaskan orang Mesir yang bertobat pada masa itu. Sebab memang Yusuf diutus TUHAN untuk menyelamatkan satu bangsa yang besar dari bencana kelaparan.
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa dalam memberikan karunia, TUHAN mengetahui karunia apa yang dibutuhkan oleh setiap orang. Ada yang membutuhkan satu karunia, dua karunia atau bahkan tiga karunia. Kalau TUHAN yang memberikan karunia, maka hasil yang diperoleh akan maksimal. Jadi sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan pernah kita berpatokan kepada karunia untuk mengukur bahwa seseorang dipenuhi oleh ROH KUDUS atau tidak.

YAKOBUS 3 : 12
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Sekarang kita akan membedakan antara karunia dengan buah ROH. Buah ROH merupakan identitas atau ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur apakah seseorang telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Dengan kata lain kalau seseorang yang dipenuhi oleh ROH KUDUS, maka dengan sendirinya orang tersebut akan menghasilkan buah ROH di dalam kehidupannya.

GALATIA 5 : 22 - 23
22 Tetapi buah ROH ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Jika kita membaca dalam Alkitab bahasa Inggris, kata "but the fruit of the Spirit 'is' ..." bukan "are". Jadi memiliki pengertian bahwa buah ROH merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya jika salah satu karakter dari buah ROH ini dicopot, maka bukan buah lagi. Jadi dari kesembilan karakteristik ini harus dimiliki oleh setiap anak-anak TUHAN. Pada kenyataannya memang sangatlah sulit untuk memiliki kesembilan karakter dari buah ROH ini, sehingga jarang orang yang menekankan pengajarannya pada buah ROH.

Seperti sudah disinggung di atas bahwa ciri dari karunia dari TUHAN adalah untuk membangun dan saling melengkapi, maka dalam Perjanjian Lama TUHAN memberikan contoh tentang karunia yang satu bekerja sama dengan karunia yang lain untuk menyatakan kemuliaan ALLAH.

2 RAJA-RAJA 5 : 3 - 4
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." 4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu."
Hamba perempuan yang menyampaikan berita keselamatan kepada Naaman ini adalah gambaran tentang kita sebagai anak-anak TUHAN yang telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Gadis itu memiliki karunia yang nyata yaitu karunia iman dan berkata-kata dalam hikmat, namun ia tidak memiliki karunia kesembuhan. Karunia berkata-kata dalam hikmat ini adalah suatu karunia yang memampukan seseorang berkata-kata dengan kuasa. Sebab siapakah gadis yang memberikan nasehat kepada Naaman? Dia hanya seorang budak, sedangkan Naaman adalah seorang jendral dan majikan dari si gadis tersebut. Kalau bukan karena karunia berkata-kata dalam hikmat, mana mungkin Naaman mau mendengarkan apa yang dikatakan si gadis tersebut. Kemudian karunia iman yang dimiliki oleh gadis itu terlihat dengan jelas ketika ia memberikan nasehat kepada Naaman, sehingga imannya itu tertransfer kepada Naaman.

Kedua karunia yang dimiliki hamba perempuan ini bekerja dengan sangat baik dengan karunia yang dimiliki oleh Elisa, yakni karunia kesembuhan. Jadi karunia yang dimiliki baik oleh Elisa maupun hamba perempuan Naaman bisa menjadi berkat bagi Naaman. Inilah yang dikehendaki oleh TUHAN, yaitu untuk melengkapi dan memberkati jemaat.

KEJADIAN 50 : 20
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi ALLAH telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Jika kita menelusuri kisah kehidupan Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya hingga menjadi Perdana Menteri Mesir, maka kita akan tahu bahwa karunia yang sangat menonjol yang diberikan ROH KUDUS kepada Yusuf adalah karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan dengan pengetahuan. Dengan karunia hikmat ia dapat menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti raja. Yusuf juga dapat menafsirkan mimpi raja Firaun yang berarti akan ada tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan bagi negeri Mesir.
Untuk melengkapi karunia pertama, TUHAN memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Dengan karunia ini dapat memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi Firaun dalam menghadapi bahaya kelaparan seperti arti tafsir mimpinya. Hanya dengan karunia hikmat, Yusuf tidak dapat menolong mencegah bahaya kelaparan. Tetapi karunia hikmat yang dilengkapi dengan karunia berkata-kata dengan pengetahuan akan mendatangkan manfaat. Namun jika kita cermati, Yusuf tidak memiliki karunia iman yang menonjol. Terbukti tidak ada ayat yang menjelaskan orang Mesir yang bertobat pada masa itu. Sebab memang Yusuf diutus TUHAN untuk menyelamatkan satu bangsa yang besar dari bencana kelaparan.
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa dalam memberikan karunia, TUHAN mengetahui karunia apa yang dibutuhkan oleh setiap orang. Ada yang membutuhkan satu karunia, dua karunia atau bahkan tiga karunia. Kalau TUHAN yang memberikan karunia, maka hasil yang diperoleh akan maksimal. Jadi sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan pernah kita berpatokan kepada karunia untuk mengukur bahwa seseorang dipenuhi oleh ROH KUDUS atau tidak.

YAKOBUS 3 : 12
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Sekarang kita akan membedakan antara karunia dengan buah ROH. Buah ROH merupakan identitas atau ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur apakah seseorang telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Dengan kata lain kalau seseorang yang dipenuhi oleh ROH KUDUS, maka dengan sendirinya orang tersebut akan menghasilkan buah ROH di dalam kehidupannya.

GALATIA 5 : 22 - 23
22 Tetapi buah ROH ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Jika kita membaca dalam Alkitab bahasa Inggris, kata "but the fruit of the Spirit 'is' ..." bukan "are". Jadi memiliki pengertian bahwa buah ROH merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya jika salah satu karakter dari buah ROH ini dicopot, maka bukan buah lagi. Jadi dari kesembilan karakteristik ini harus dimiliki oleh setiap anak-anak TUHAN. Pada kenyataannya memang sangatlah sulit untuk memiliki kesembilan karakter dari buah ROH ini, sehingga jarang orang yang menekankan pengajarannya pada buah ROH.

1 KORINTUS 14 : 1
1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia ROH, terutama karunia untuk bernubuat.
Dalam ayat ini jelas dikatakan kepada kita untuk mengejar kasih. Sedangkan kasih adalah salah satu karakter dari buah Roh yang disebutkan dan mendapatkan posisi paling pertama dan utama. Mengapa demikian? Tanpa kasih, karakter buah ROH yang lainnya tidak akan muncul. Kalaupun nampak kedelapan karakter buah ROH lainnya, itu hanya semu saja. Pasti suatu saat akan tampak kepalsuannya. Jika demikian, bagaimana supaya kita memiliki kasih? Ingat Firman yang mengatakan: "ALLAH adalah Kasih", dengan kata lain Kasih itu adalah YESUS sebab kasih-NYA tidak pernah berkesudahan. Buktinya adalah ketika DIA naik ke atas kayu salib untuk disalibkan memberikan nyawa-NYA untuk kita.
Jadi jika kita memiliki YESUS yang adalah kasih dan Firman yang menjadi manusia, maka kita telah dipenuhi oleh ROH KUDUS sehingga karakter buah Roh yang lainnya akan kita miliki secara utuh di dalam hidup kita. Dengan menerima dan menyimpan Firman di dalam hati, maka akan terjadi sesuatu yang besar terjadi dalam hidup kita, sebab Firman pasti menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Sebuah kisah di suatu tempat di Filipina. Ada seorang Kristen yang memiliki restoran kecil. Ia memasak sendiri masakan yang dijualnya, bahkan ia juga melayani tamu-tamunya. Ia memiliki seorang langganan yang bekerja sebagai instruktur militer dan berperawakan cukup menyeramkan. Namun langganan yang satu ini cukup istimewa karena setiap makan di restoran tersebut ia tidak mau membayar apa yang dimakannya. Jadi setiap langganan ini datang ke restorannya si pemilik yang adalah orang Kristen ini sudah mengetahui kebiasaan orang tersebut dan yang bisa dia lakukan hanyalah "mengelus dada".
Tetapi ia selalu melayaninya (menghidangkan apa yang dipesan) dengan rasa takut. Hal ini sering kali terjadi dan berulang-ulang. Suatu ketika, si instruktur militer ini bertobat dan mengikut TUHAN dengan sungguh-sungguh, sehingga dalam hidupnya muncul buah ROH. Lalu pada kesempatan yang lain, si instruktur ini makan kembali di restoran tersebut, kemudian setelah selesai makan ia memanggil pelayan dan ia berkata: "mulai hari ini saya akan membayar makanan yang saya pesan di restoran ini".
Tak ayal, si pelayan yang adalah pemilik restoran tersebut menjadi terkejut. Dengan hati yang penasaran, iapun menanyakan penyebab berubahnya si pelanggan yang satu ini. Kemudian ia menjawab dengan penuh kasih kepada pelayan restoran tersebut demikian: "saya telah menerima YESUS, dan saya ingin berubah. Karena itu saya berjanji untuk tidak berlaku kasar, dapat menguasai diri. Karena itu mulai hari ini saya mau membayar apa yang saya makan".
Mendengar perkataan pelanggannya itu si pelayan yang adalah orang Kristen (tapi masih Kristen daging) menjadi terharu dan menangis. Kemudian iapun berkata: "kalau begitu saya juga mau berubah seperti Anda". Dengan penuh pertanyaan di pikirannya maka si instruktur militer ini pun balik bertanya: "Bukankah selama ini kamu sudah menerima YESUS di hatimu?" lalu jawabnya: "Saya mau berubah untuk tidak membenci Bapak lagi. Saya berjanji tidak akan lagi meludahi masakan sebelum saya hidangkan untuk Bapak."
Dari cerita ini kita bisa mengambil suatu pelajaran bahwa buah ROH yang dihasilkan karena seseorang dipenuhi oleh ROH KUDUS, buah yang dihasilkannya akan dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain sehingga bermanfaat untuk merubah hidup orang lain yang melihat dan merasakannya. Dengan memiliki kasih (YESUS) maka akan membuahkan sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemahlembutan, kesetiaan, dan penguasaan diri di dalam kehidupan kita. Amin.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post