KASIH ALLAH Dinyatakan PENUH di Salib Kristus
- Kematian di salib menunjukkan kasih Allah yang rela berkorban total (Roma 5:8).
- Salib menyatukan KEADILAN dan KASIH ALLAH:
- KEADILAN: Dosa benar-benar dihukum.
- KASIH: Allah sendiri yang menanggung hukuman itu.
DALAM KASIH Ia telah menentukan kita dari semula OLEH YESUS KRISTUS untuk menjadi
1 Korintus 6:19-20
Atau tidak tahukah kamu, BAHWA TUBUHMU ADALAH BAIT ROH KUDUS yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan MENGHIDUPKAN JUGA TUBUHMU yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi ALLAH YANG TELAH MENGASIHI KITA DAN YANG TELAH MENGUTUS ANAKNYA SEBAGAI PENDAMAI DOSA-DOSA KITA.
Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa
Kita tahu sekarang, bahwa ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU untuk mendatangkan kebaikan BAGI MEREKA YANG MENGASIHI DIA, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh
Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh PIKIRAN dan PERASAAN yang terdapat juga dalam KRISTUS YESUS, yang WALAUPUN DALAM RUPA ALLAH, TIDAK MENGANGGAP KESETARAAN DENGAN ALLAH menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
MENGOSONGKAN DIRI-NYA SENDIRI, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi SAMA DENGAN MANUSIA.
Bukti bahwa Roh Kudus mengasihi manusia dapat ditemukan melalui berbagai cara yang dinyatakan dalam Alkitab dan pengalaman iman orang percaya. Berikut beberapa bukti utama:
1. Roh Kudus Hadir untuk Menolong dan Menghibur
Yesus berkata:
Yohanes 14:26
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Makna kasih: Roh Kudus tidak meninggalkan manusia sendiri. Ia hadir sebagai penolong, sahabat, dan penghibur dalam kesulitan.
2. Roh Kudus Membawa Pertobatan dan Hidup Baru
Yohanes 16:8
“Dan ketika Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.”
Makna kasih: Dengan menginsafkan manusia dari dosa, Roh Kudus menunjukkan kasih yang menyelamatkan, bukan menghukum. Ia menuntun manusia ke jalan yang benar.
3. Roh Kudus Diam dalam Hati Orang Percaya
1 Korintus 6:19-20
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu MULIAKANLAH Allah dengan tubuhmu!
Makna kasih: Kehadiran Roh Kudus dalam hati manusia adalah bentuk hubungan pribadi yang sangat dekat itu hanya mungkin karena kasih-Nya.
4. Roh Kudus Memberi Buah Roh
Galatia 5:22-23
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Makna kasih: Kasih Roh Kudus terlihat dari perubahan hidup yang Ia kerjakan dalam diri orang percaya.
5. Roh Kudus Menghasilkan Buah Roh lewat proses Hukum Roh Kehidupan
6. Roh Kudus Berdoa untuk Kita
Roma 8:26
“Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
Makna kasih: Saat manusia lemah dan tidak tahu bagaimana berdoa, Roh Kudus sendiri yang memohonkan bagi kita. Ini kasih yang sangat mendalam.
7. Roh Kudus memberi karunia
• Roma 12:6-8
• Efesus 4:11
• 1 Petrus 4:10-11
a. Karunia Rohani dalam 1 Korintus 12:8-10
2. Pengetahuan (pengertian) – memahami kebenaran rohani secara mendalam.
3. Iman – kepercayaan luar biasa kepada Allah di luar yang biasa.
4. Penyembuhan – kemampuan menyembuhkan penyakit melalui doa atau iman.
5. Mujizat – melakukan tanda-tanda atau perbuatan luar biasa oleh kuasa Allah.
6. Nubuat – menyampaikan pesan dari Allah kepada umat-Nya.
7. Membedakan roh – kemampuan membedakan apakah suatu roh berasal dari Allah atau bukan.
8. Berbahasa roh – berbicara dalam bahasa rohani yang tidak dikenal.
9. Menafsirkan bahasa roh – menjelaskan makna dari bahasa roh tersebut.
2. Pelayanan – melayani kebutuhan jemaat.
3. Mengajar – menyampaikan dan menjelaskan firman Tuhan.
4. Menasihati – memberi dorongan rohani.
5. Memberi – memberi dengan murah hati.
6. Memimpin – memimpin dengan rajin.
7. Menunjukkan kemurahan – memberi perhatian dan belas kasih kepada yang lemah.
2. Nabi – menyampaikan firman dan kehendak Allah.
3. Penginjil – menyampaikan Injil kepada orang yang belum percaya.
4. Gembala – merawat dan membimbing jemaat.
5. Pengajar – mengajar kebenaran firman
• Untuk melayani sesama.
• Untuk memuliakan Allah.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab ALLAH ADALAH KASIH.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. ALLAH ADALAH KASIH, dan BARANGSIAPA TETAP ADA DI DALAM KASIH, IA TETAP BERADA DI DALAM ALLAH DAN ALLAH DI DALAM DIA.
DALAM KASIH Ia telah menentukan kita dari semula OLEH YESUS KRISTUS untuk menjadi ANAK-ANAK-NYA, sesuai dengan KERELAAN KEHENDAKNYA.
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi ALLAH YANG TELAH MENGASIHI KITA DAN YANG TELAH MENGUTUS ANAKNYA SEBAGAI PENDAMAI DOSA-DOSA KITA.
Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa
DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan BARANGSIAPA TAKUT, IA TIDAK SEMPURNA DALAM KASIH. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
1 Yohanes 4 : 20-21
Jikalau seorang berkata: "AKU MENGASIHI ALLAH," dan IA MEMBENCI SAUDARANYA, maka IA ADALAH PENDUSTA, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi ALLAH YANG TELAH MENGASIHI KITA DAN YANG TELAH MENGUTUS ANAKNYA SEBAGAI PENDAMAI DOSA-DOSA KITA. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa BAPA TELAH MENGUTUS ANAKNYA MENJADI JURUSELAMAT DUNIA. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah ANAK ALLAH, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan SETIAP ORANG YANG MENGASIHI, LAHIR DARI ALLAH DAN MENGENAL ALLAH.
Barangsiapa mengasihi BAPA atau IBUNYA
”Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, IA TIDAK DAPAT MENJADI MURID-KU.
MENGASIHI ko YESUS LEBIH DARI APA DAN SIAPAPUN
Barangsiapa mengasihi BAPA atau IBUNYA
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan IA TIDAK MEMBENCI BAPANYA, IBUNYA, ISTERINYA, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, BAHKAN NYAWANYA SENDIRI, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Ayat ini sering menimbulkan pertanyaan karena seolah-olah Yesus mengajarkan untuk membenci keluarga, padahal di banyak tempat lain Ia justru menekankan kasih. Untuk memahami maknanya, kita perlu melihat konteks bahasa, budaya, dan maksud Yesus.
1. Makna kata “membenci” (miséo)
Dalam bahasa Yunani, kata yang diterjemahkan “membenci” (μισέω miséō) tidak selalu berarti kebencian emosional, melainkan bisa bermakna “LEBIH MENGUTAMAKAN YANG SATU, DAN MENOMORDUAKAN YANG LAIN”.
Contoh serupa ada di Kejadian 29:30–31 tentang Yakub, yang dikatakan “membenci” Lea, maksudnya bukan membenci secara literal, melainkan lebih mengasihi Rahel daripada Lea.
2. Konteks pemuridan
Yesus sedang berbicara kepada orang banyak yang mengikuti-Nya. Ia ingin menegaskan bahwa menjadi murid Kristus bukan hanya ikut-ikutan, tetapi menuntut komitmen total.
Artinya, kasih dan kesetiaan kepada Kristus harus melampaui semua kasih lain, termasuk keluarga dan bahkan diri sendiri.
3. Makna rohani
- Yesus tidak meniadakan kasih kepada keluarga, karena perintah “kasihilah sesamamu manusia” tetap berlaku.
- Tapi jika harus memilih antara Kristus atau keluarga/diri sendiri, seorang murid harus mengutamakan Kristus.
- Jadi “membenci” di sini berarti rela melepaskan, mengalahkan ikatan kasih yang paling dekat bila itu menghalangi kita mengikut Yesus.
4. Prinsip salib & pengorbanan
Ayat 27 (lanjutan) berkata: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Ini menegaskan bahwa pemuridan adalah jalan pengorbanan bahkan rela kehilangan relasi atau nyawa demi Kristus.
RINGKASNYA:
Luk 14:26 bukan ajaran untuk membenci keluarga secara harfiah, melainkan menekankan bahwa kasih dan kesetiaan kepada Kristus harus lebih tinggi daripada kasih kepada keluarga atau diri sendiri. Jika ada pertentangan, Kristus harus menjadi yang utama.
BEBERAPA SISI:
1. Karena Kristus adalah Allah sendiri
- Kasih yang paling utama memang hanya layak diberikan kepada Allah (Ul. 6:5: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu”).
- Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi manusia menuntut kasih tertinggi karena Dia adalah Sumber hidup, Penebus, dan Raja segala sesuatu.
2. Kasih kepada Kristus menjadi dasar kasih yang lain
- Kalau kita mengasihi Kristus lebih daripada apa pun, kasih itu tidak menghapus kasih kepada keluarga, justru menyempurnakan.
- Dengan kasih Kristus, kita bisa mengasihi keluarga secara benar, bukan hanya emosional atau egois.
- Misalnya: kasih orang tua kepada anak tanpa Kristus bisa jadi posesif, tapi dengan Kristus bisa jadi kasih yang rela berkorban demi kebaikan rohani anak.
3. Kasih kepada Kristus adalah ujian kesetiaan
- Ada saatnya kasih kepada keluarga atau diri sendiri bisa bertentangan dengan iman (misalnya: keluarga melarang ikut Kristus, atau diri sendiri lebih memilih kenyamanan daripada ketaatan).
- Dalam momen seperti itu, kasih kepada Kristus diuji: apakah kita rela taat walau harus kehilangan yang lain.
4. Kristus mengasihi kita lebih dahulu dan sempurna
- Tidak ada kasih manusia yang bisa menandingi kasih Kristus di salib (Yoh. 15:13).
- Karena Kristus telah memberi diri-Nya sepenuhnya bagi kita, maka kasih kita kepada-Nya pun wajar harus melampaui semua kasih yang lain.
Ringkasnya:
Kasih kepada Kristus paling tinggi karena:
- Ia adalah Allah yang layak dikasihi di atas segalanya.
- Kasih itu justru melandasi kasih kepada sesama agar lebih murni.
- Kasih itu adalah ukuran kesetiaan kita dalam mengikuti-Nya.
- Kristus sendiri lebih dahulu mengasihi kita dengan kasih yang sempurna.
Ilustrasi perbandingan supaya lebih gampang dipahami misalnya bagaimana kasih kepada Kristus yang tertinggi tidak merusak kasih kepada keluarga, tapi justru membuatnya lebih dalam?
Ilustrasi Kasih kepada Kristus sebagai yang tertinggi
- Kasih sebagai pusat gravitasi
- Bayangkan Kristus seperti matahari dalam tata surya.
- Semua kasih lain (kepada pasangan, anak, orang tua, sahabat, bahkan diri sendiri) seperti planet-planet yang berputar mengelilingi matahari.
- Kalau Kristus bukan pusat, tata surya kasih kita akan kacau. Tapi kalau Dia pusat, semua relasi tetap berada di orbit yang benar.
- Kasih yang menyaring pilihan sulit
- Misalnya seorang anak dilarang orang tuanya pergi beribadah atau melayani Kristus.
- Kalau kasih kepada keluarga lebih tinggi, dia akan menuruti dan menjauh dari Tuhan.
- Tapi kalau kasih kepada Kristus paling tinggi, dia tetap setia walau mungkin kehilangan restu keluarga.
- Bukan berarti dia berhenti mengasihi keluarga, tapi kasihnya tidak boleh melampaui Kristus.
- Kasih yang memperdalam, bukan mengurangi
- Orang yang sungguh mengasihi Kristus akan lebih sabar, mengampuni, dan berkorban bagi keluarganya.
- Jadi, kasih kepada Kristus bukan tandingan kasih kepada keluarga, melainkan sumber yang memperkuatnya.
Prinsip emas
Jika kasih kepada Kristus ditempatkan paling tinggi, semua kasih lain akan lebih murni, lebih dalam, dan lebih benar.
Tapi jika kasih kepada Kristus diturunkan, kasih kita kepada keluarga pun bisa jadi egois, rapuh, atau bahkan salah arah.
Inti dari perkataan Yesus dalam Luk 14:26–27.
Kalau kasih kita kepada Kristus tidak lebih tinggi dari semua kasih yang lain, maka:
1. Perintah-Nya terasa terlalu berat
- Mengampuni musuh (Mat. 5:44) tidak mungkin dilakukan kalau kita lebih mengutamakan rasa sakit hati.
- Mengorbankan waktu, tenaga, bahkan harta untuk melayani, sulit dilakukan kalau kasih kepada kenyamanan lebih tinggi.
2. Akan mudah kompromi saat ada konflik kasih
- Kalau kasih kepada keluarga lebih tinggi, maka ketika keluarga menentang iman, kita bisa goyah.
- Kalau kasih kepada diri sendiri lebih tinggi, kita akan lebih memilih aman daripada taat kepada Kristus.
3. Pemuridan sejati tidak tercapai
Yesus berkata:
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk. 14:27)Artinya, tanpa kasih yang tertinggi kepada Kristus, kita tidak akan sanggup memikul salib (hidup dalam penyangkalan diri dan ketaatan).
4. Kasih yang lebih rendah akan menjadi ilah
Jika kasih kepada Kristus bukan yang utama, kasih lain bisa berubah jadi berhala.
- Kasih kepada uang → tamak.
- Kasih kepada keluarga → bisa lebih menuruti keluarga daripada Tuhan.
- Kasih kepada diri sendiri → jadi egoisme dan menolak jalan salib.
Jadi benar:
Kasih kepada Kristus yang paling tinggi adalah syarat agar kita bisa taat kepada semua perintah-Nya. Tanpa itu, kita hanya akan ikut Kristus sejauh tidak berbenturan dengan kepentingan pribadi.
Mau saya jelaskan juga bagaimana cara melatih supaya kasih kita kepada Kristus semakin bertumbuh, sehingga bisa mengalahkan kasih-kasih lain yang sering mengikat kita?
Bagaimana melatih kasih kita kepada Kristus supaya jadi yang tertinggi.
1. Merenungkan kasih Kristus yang lebih dahulu mengasihi kita
- “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yoh. 4:19)
- Kasih kita akan semakin besar kalau kita sering merenungkan: salib, pengampunan-Nya, kesetiaan-Nya.
- Semakin kita sadar betapa besar kasih-Nya, semakin mudah kita menyerahkan kasih kita kepada-Nya.
2. Hidup dalam doa dan persekutuan pribadi
- Doa bukan sekadar meminta, tapi relasi kasih dengan Kristus.
- Semakin sering kita berbicara dengan Dia, semakin hati kita melekat kepada-Nya.
3. Mentaati firman dalam hal kecil dulu
- Yoh. 14:15: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
- Setiap kali kita taat, kasih kita diuji sekaligus diperkuat.
- Kalau dalam hal kecil (jujur, rendah hati, memberi) kita setia, hati kita akan semakin terarah pada Kristus.
4. Melepaskan keterikatan berlebih pada hal lain
- Kadang kasih kepada uang, kenyamanan, atau keluarga terlalu kuat sehingga menggeser Kristus.
- Latihan: rela berkata “Kristus lebih penting” saat ada benturan.
- Paulus berkata: “Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku lebih mulia dari semuanya.” (Flp. 3:8)
5. Melayani dengan kasih
- Kasih yang pasif akan mudah luntur. Kasih yang aktif (melayani orang lain demi Kristus) justru semakin kuat.
- Saat kita memberi, mengampuni, dan melayani, kita sedang melatih diri untuk menomorduakan ego dan mengutamakan Kristus.
6. Menghadapi ujian iman dengan iman yang teguh
- Justru dalam penderitaan dan konflik iman, kasih kita kepada Kristus ditempa.
- Seperti emas diuji dalam api, begitu juga kasih kita dimurnikan melalui kesulitan.
RINGKASNYA:
Kasih kepada Kristus akan jadi yang tertinggi kalau kita:
- Sadar bahwa Dia lebih dulu mengasihi kita.
- Rajin berdoa & bersekutu.
- Taat pada firman setiap hari.
- Rela melepaskan hal-hal yang menggeser Kristus.
- Aktif melayani.
- Bertahan dalam ujian iman.
Mau saya tunjukkan juga contoh tokoh Alkitab yang jelas-jelas menempatkan kasih kepada Kristus/Tuhan di atas kasih yang lain (misalnya Paulus, atau murid-murid yang rela mati syahid)?
Contoh tokoh Alkitab yang menempatkan kasih kepada Tuhan/Kristus di atas segala kasih lain.
Contoh Tokoh Alkitab
1. Abraham – Kasih kepada Tuhan lebih tinggi dari kasih kepada anak
- Kejadian 22: Abraham diminta mempersembahkan Ishak, anak yang ia kasihi.
- Secara manusia, ini perintah yang sangat berat. Tapi Abraham taat karena percaya Tuhan.
- Ia menunjukkan bahwa kasih dan ketaatan kepada Tuhan lebih tinggi dari kasihnya kepada Ishak.
- Hasilnya? Tuhan justru memulihkan Ishak dan memuliakan iman Abraham.
2. Musa – Rela meninggalkan kenyamanan demi umat Tuhan
- Ibrani 11:24–26: Musa menolak disebut anak putri Firaun, memilih menderita bersama umat Allah daripada menikmati kesenangan sesaat dalam dosa.
- Kasihnya kepada Tuhan lebih besar daripada kenyamanan dan status tinggi di Mesir.
3. Rasul Paulus – Segala sesuatu dianggap sampah dibanding Kristus
- Filipi 3:7–8: “Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku lebih mulia dari semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
- Paulus kehilangan posisi, reputasi, bahkan kebebasannya (sering dipenjara), tapi kasihnya kepada Kristus tetap paling tinggi.
4. Para rasul – Rela mati syahid demi Kristus
- Kisah Para Rasul 5:29: “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.”
- Mereka dipukul, dipenjara, diancam, tapi tetap setia.
- Tradisi gereja mencatat hampir semua rasul mati syahid karena tidak mau menyangkal Kristus.
5. Yesus sendiri sebagai teladan tertinggi
- Yoh. 14:31: “Supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
- Yesus menunjukkan kasih tertinggi kepada Bapa dengan taat sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8).
- Inilah standar tertinggi kasih kepada Allah.
Pelajaran dari tokoh-tokoh ini:
- Kasih kepada Kristus/Tuhan yang tertinggi seringkali diuji lewat pengorbanan.
- Tapi justru di situlah iman dimurnikan dan kita mengalami kemuliaan Allah.
Aplikasi praktis untuk zaman sekarang seperti bagaimana kita diuji menempatkan kasih kepada Kristus di atas keluarga, pekerjaan, atau diri sendiri?
BAPA MENGASIHI AKU, oleh karena AKU
MEMBERIKAN NYAWAKU untuk menerimanya kembali. tidak seorangpun mengambilnya dari padaku, MELAINKAN AKU MEMBERIKANNYA MENURUT KEHENDAKKU SENDIRI. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Yohanes 17 : 4
Aku telah MEMPERMULIAKAN ENGKAU di bumi dengan jalan MENYELESAIKAN PEKERJAAN YANG ENGKAU BERIKAN KEPADA-KU untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, PERMULIAKANLAH AKU pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yohanes 17:24
Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab ENGKAU TELAH MENGASIHI AKU sebelum dunia dijadikan.
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa ENGKAU MENGASIHI MEREKA, sama seperti ENGKAU MENGASIHI AKU.
Tetapi supaya dunia tahu, bahwa AKU MENGASIHI BAPA dan bahwa AKU MELAKUKAN
SEGALA SESUATU SEPERTI YANG DIPERINTAHKAN BAPA KEPADA-KU, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.”
”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. JIKALAU KAMU MENURUTI PERINTAH-KU, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, SEPERTI AKU MENURUTI PERINTAH BAPA-KU dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Aku telah MEMPERMULIAKAN ENGKAU di bumi dengan jalan MENYELESAIKAN PEKERJAAN YANG ENGKAU BERIKAN KEPADA-KU untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, PERMULIAKANLAH AKU pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Neraka diciptakan untuk IBLIS dan 1/3 malaikat pembrontak yg dihasut oleh iblis
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu ORANG-ORANG TERKUTUK, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk IBLIS dan MALAIKAT-MALAIKATNYA.
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan SETIAP ORANG YANG MENGASIHI, LAHIR DARI ALLAH DAN MENGENAL ALLAH.
Sebab ALLAH MENDAMAIKAN DUNIA DENGAN
X. UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK BAPA DENGAN SEMPURNA HARUS MENGASIHI BAPA DENGAN SEGENAP HATI, JIWA DAN AKAL BUDI, MAKA MANUSIA HARUS MENGENALNYA DENGAN IDEAL
1. Allah Menyatakan Diri-Nya Supaya Dikenal dengan Sempurna
Ini adalah inti dari wahyu Allah:
• Allah tidak tinggal tersembunyi Dia mengenalkan Diri-Nya:
"Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18)2. Tujuan Allah: Agar Dikasihi Sepenuh Hati
Yesus berkata:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.”(Matius 22:37)
Artinya:
- Mengenal Allah bukan hanya kognitif (akal budi) tapi juga emosional (jiwa) dan moral/volisional (kehendak/hati).
- Penyataan Allah yang sempurna → menggerakkan respons kasih yang utuh dan total dari manusia.
3. Hubungan: Penyataan Allah ⇄ Respons Kasih
Allah menyatakan diri-Nya secara progresif dalam sejarah (melalui hukum, para nabi, dan akhirnya Anak-Nya).
Manusia tidak mungkin mengasihi Allah tanpa terlebih dahulu mengenal Dia:
"Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
(1 Yohanes 4:19)Maka, semakin kita mengenal Allah yang sejati, semakin kita dimampukan mengasihi Dia secara utuh.
4. Implikasi Praktis
Kalau kamu ingin mengasihi Allah lebih dalam, maka:
- Kenallah Yesus lebih dalam karena Dialah wahyu Allah yang sempurna.
- Merenungkan firman, salib, dan kebangkitan-Nya akan menyalakan kasih dan penyembahan sejati.
- Roh Kudus diberikan untuk membimbing kita dalam seluruh kebenaran, agar kasih itu bukan teori, melainkan nyata dalam hidup.
Penutup
Tepat sekali: Allah menyatakan Diri-Nya dengan sempurna agar kita mengenal dan mengasihi-Nya sepenuhnya. Ini bukan beban, tapi panggilan tertinggi manusia.
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”(Yohanes 17:3)
Kalau kamu mau, aku bisa bantu rumuskan kalimat ini menjadi doktrin, atau bahkan jadi renungan atau pengajaran. Mau lanjut ke mana?