BUAH ROH DAN KARUNIA ROH

 



HUBUNGAN 9 BUAH ROH KUDUS & 9 KARUNIA ROH

Buah Roh dan Karunia Roh sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Buah dan Karunia Roh Kudus untuk menolong kita dalam kehidupan sehari-hari, bisnis, pekerjaan dan pelayanan untuk membentuk karakter kehidupan kita menuju suatu kebaikan dan kesempurnaan dalam Kristus Yesus. 

A. SEMBILAN BUAH ROH

Gal. 5:22-23
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 

Kesembilan Buah Roh
Kekristenan mengajarkan umatNya untuk menjadi smart di dunia Roh dan santun dalam tutur kata dan apik dalam bertingkah laku! Sikap liar seorang yang bertobat terkadang malah menjadi-jadi mana kala ia tidak dapat mempertahankan kehidupan imannya. Harus disadari kekristenan tidak dapat diukur dari karunia-karunia supranatural yang diungkapkan oleh Alkitab sebab kuasa kegelapanpun sanggup melakukannya. Kehidupan Kristen dapat diukur dengan buah-buah Roh yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Paulus mengungkapnya dalam Galatia 5:22,23: Kasih, Sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan (iman), kelemah lembutan, penguasaan diri. Kesembilan buah Roh ini yang merupakan aspek-aspek dari karakter Allah yangg harus dibentuk didalam dalam kehidupan orang percaya dan buah-buah roh ini harus dibedakan dengan kesembilan karunia Roh Kudus. Antara karunia dan buah roh adalah dua sisi yang berbeda yang ada dilingkungan anak-anak Tuhan. Harus dicermati bahwa buah roh adalah kebutuhan vital setiap hati yang harus dikonsumsi anak-anak Tuhan sementara karunia roh adalah bonus istimewa yang diberikan Allah kepada orang percaya!

Keseimbangan Antara Karunia dan Buah Roh
Yesus sendiri mengajarkan bahwa berbagai macam karunia tidak bisa menjamin orang dapat dikenal dan berkenan kepada Allah! Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa:, BUKAN SETIAP ORANG YG BERSERU KEPADAKUTuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam kerajaan, melainkan dia yang MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, 

Tuhan,bukankah kami bernubuat demi namaMu,dan mengusir setan demi namaMu,dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga ? Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu [ Aku tdk pernah mempunyai hubungan yg intim dgn kamu] Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan ! (Mat 7:21-23).

Peringatan tegas ditujukan kepada mereka yang keranjingan akan berbagai macam karunia. Kata bernubuat itu sinkron dengan berkotbah yang dalam bahasa Yunaninya adalah propheteuo yang memiliki arti foretell events, divine, speak under inspiration, dapat diartikan bahwa bernubuat itu berbicara dibawah pewahyuan. Kotbah terbaik bukan merupakan jaminan mereka adalah miliki kesayangan Tuhan sendiri sebab terbukti dalam akhir peristiwa mereka ditolak oleh Tuhan sendiri.
Kata Mengusir setan dalam bahasa Yunaninya adalah ek-bal’-lo daimonion, dapat diartikan menolak, mengusir dan memerintahkan! Harus disadari bahwa Yesus sendiri mengusir setan dalam pelayanannya namun Kristus sendiri tidak menekankan setan centris dalam pelayanannya. Mereka yang menganggap pakar mengusir setan harus berpikir dua kali bahwa itupun bukan jaminan masuk dalam kemuliaan sorga kekal!

Penolakan Yesus yang terakhir adalah Mengadakan banyak mujizat yang diambil dari kata daimonion yang berarti sebuah perpanjangan dari dewa, Ini dapat diartikan juga sebagai works of power King James Version menterjemahkan dengan Devil, god. Yesus sendiri memperingatkan bahwa : Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. ( Mark 13:22). Jika orang pilihan saja bisa disesatkan itu berarti betapa rapuhnya anak-anak Tuhan yang hanya keranjingan akan berbagai macam mujizat!

Bila seseorang berjalan didalam area karunia Roh maka ia harus mengantisipasi jangan sampai tidak didapati buah-buah roh! Sebab merupakan suatu malapetaka yang besar diakhir pelayannya akan ditolak oleh Tuhan secara terus terang enyahlah kamu pembuat kejahatan. Itu berati Karunia Roh tanpa buah roh adalah suatu kejahatan yang tidak akan bisa ditolerir oleh Tuhan sendiri! Perlu adanya keseimbangan keduanya!

Sembilan Tanaman yg Paralel dgn Buah-buah Roh, Kidung Agung menyiratkan akan sinkronisasi pohon-pohon yang disebutkan dalam Kidung Agung 4:12 dengan apa yang diungkapkan oleh Paulus dalam Galatia 5:22,23 sekaligus pohon yang diungkapkan dalam Kidung Agung merupakan simbol dari buah roh yaitu :
Kasih disejajarkan dengan pohon delima
Sukacita disejajarkan dengan pohon pacar
Damai disejajarkan dengan Narwastu
Kesabaran disejajarkan dengan kunyit
Kemurahan disejajarkan dengan pohon tebu
Kebaikan disejajarkan dengan kayu manis
Kesetiaan disejajarkan dengan kemenyan
Kelemh lembutan disejajarkn dengan Mur
Penguasaan diri disejajarkan dengan gaharu.

Untuk memahami pengertian akan buah-buah roh maka definisanya adalah sebagai berikut :

1. KASIH

Dalam Galatia 5:22-23, "kasih" (bahasa Yunani: agapē) merupakan salah satu buah Roh Kudus. Makna kasih dalam konteks ini sangat mendalam dan meliputi:

Aspek Kasih
1. Kasih tak bersyarat: Mengasihi tanpa mengharapkan imbalan (1 Korintus 13:4-7).
2. Kasih yang tulus: Mengasihi dengan hati yang murni (1 Petrus 1:22).
3. Kasih yang sabar: Mengasihi dengan kesabaran dan ketekunan (1 Korintus 13:4).
4. Kasih yang mengampuni: Mengasihi dengan kemampuan mengampuni (Efesus 4:32).
5. Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri: Mengasihi dengan mengutamakan kepentingan orang lain (Filipi 2:3-4).

Karakteristik Kasih
1. Mengasihi Allah dan sesama 
(Markus 12:30-31).
2. Mengampuni dan memaafkan 
(Matius 6:14-15).
3. Menunjukkan empati dan belas kasihan (Lukas 10:25-37).
4. Mengutamakan kepentingan orang lain 
(Filipi 2:3-4).
5. Bertindak dengan kebaikan dan keadilan (Mikha 6:8).

Dampak Kasih
1. Membangun hubungan yang harmonis (Efesus 4:2-3).
2. Mengatasi konflik dan pertikaian 
(Matius 5:44-48).
3. Menunjukkan kehadiran Allah 
(1 Yohanes 4:7-12).
4. Menginspirasi orang lain untuk mengasihi 
(2 Korintus 5:14-15).
5. Membawa damai sejahtera dan kebahagiaan (Galatia 5:22-23).

Kasih adalah suatu komitmen yang didasarkan tidak atas perasaan! Buah kasih akan mengalir bila tumbuhan itu sudah tampak dewasa. Karena itu kasih dimulai didalam kehendak atau roh. Kemudian mengalir kedalam jiwa yang bermuatan emosi-emosi kita. Pada akhirnya kasih itu diekspresikan oleh berbagai perbuatan lahiriah dalam bentuk yang sangat positif sebagai ungkapan dari karakter, sifat dan perbuatan Allah sendiri (1 Yoh 4:8,16). Kasih yg dimaksud dalam hal ini adalah Agape yaitu kasih yg ilahi (bdk Yoh 3:16). Karena ada tiga jenis kasih lain yg jauh lebih fana sifatnya dan mudah terbakar/rusak yaitu: Eros, storge dan philo. Kasih sejati itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Cinta kepada Allah
Cinta kepada sesama
Cinta kepada musuh musuh.
Semuanya itu terangkum didlm Dua hukum yg Utama (kesimpulan dari 10 hukum Taurat).

2. SUKACITA

Dalam Galatia 5:22-23, "sukacita" (bahasa Yunani: chara) merupakan salah satu buah Roh Kudus. Makna sukacita dalam konteks ini meliputi:

Aspek Sukacita
1. Kebahagiaan yang mendalam: Sukacita yang tidak bergantung pada keadaan lahiriah.
2. Kegembiraan rohani: Sukacita yang timbul dari hubungan dengan Allah.
3. Kesukaan hati: Sukacita yang mengisi hati dengan damai dan ketenangan.
4. Optimisme: Sukacita yang membawa harapan dan kepercayaan.

Karakteristik Sukacita
1. Tidak bergantung pada keadaan 
(Yakobus 1:2-4).
2. Muncul dari pengharapan (Roma 5:2-5).
3. Mengatasi kesulitan (2 Korintus 6:10).
4. Menjadi sumber kekuatan (Nehemia 8:10).
5. Menginspirasi orang lain (2 Korintus 2:3).

Dampak Sukacita
1. Membangun kekuatan rohani.
2. Meningkatkan keseimbangan mental.
3. Membuat hubungan lebih harmonis.
4. Mengatasi stres dan kecemasan.
5. Menunjukkan kehadiran Allah.

Kebahagian yang dimaksud bukan berasal dari dunia ini merupakan hasil dari keintiman dengan Tuhan sendiri sebagai sumber dari sukacita tersebut ( Maz 16:11;42:4). Perlu dibedakan antara bergirang (rejoicing) dan sukacita (joy). Kegirangan merupakan manifestasi dari sikap hati sementara sukacita merupakan produk dari Roh Kudus. Pemazmur mengatakan bahwa sukacita itu ditemukan dalam kebenaran (Maz 45:8). Dalam segala keadaan setiap orang patut bersukacita karena itu yang dikehendaki oleh Allah sendiri (Filipi 4:4)

3. DAMAI SEJAHTERA

Damai sejahtera (bahasa Yunani: eirene) dalam Galatia 5:22-23 merupakan salah satu buah Roh Kudus, mencakup:

Aspek Damai Sejahtera
1. Keselarasan dengan Allah: Hubungan yang harmonis dengan Allah.
2. Kedamaian batin: Ketenangan dan keamanan dalam hati.
3. Keselarasan dengan sesama: Harmoni dalam hubungan interpersonal.
4. Kebijaksanaan: Mengambil keputusan yang tepat dan bijak.
5. Kestabilan emosi: Menghadapi kesulitan dengan tenang.

Karakteristik Damai Sejahtera
1. Mengatasi kecemasan (Filipi 4:6-7).
2. Membawa ketenangan (Matius 11:28-30).
3. Menghasilkan kepercayaan (Roma 15:13).
4. Meningkatkan hubungan (Efesus 4:3).
5. Menjadi sumber kekuatan (Yesaya 26:3).

Dampak Damai Sejahtera
1. Mengurangi stres dan kecemasan.
2. Meningkatkan keseimbangan mental.
3. Membangun hubungan yang lebih harmonis.
4. Meningkatkan kepercayaan diri.
5. Menunjukkan kehadiran Allah.

Damai sejahtera adalah sesuatu yang dirindukan oleh umat dibelahan bumi manapun juga nilainya dihargai lebih dari apapun juga. Namun damai sejahtera shalom yang sejati datangnya dari Allah sebagai sumbernya ( Yoh 14:27; Yes 26:12; Mat 10:12-13 dan Roma 16:20). Dalam bahasa Yunani dan Ibrani arti damai sejahtera itu adalah kelengkapan dan kepenuhan hidup.Yesaya dengan tegas menjelaskan bahwa :
Untk mendapatkannya haruslah dgn hati yg teguh sebagaimana dikatakan pada Yes.26:3. Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya.

4. KESABARAN

Kesabaran (bahasa Yunani: makrothymia) dalam Galatia 5:22-23 merupakan salah satu buah Roh Kudus, mencakup:

Aspek Kesabaran
1. Ketekunan: Menghadapi kesulitan dengan sabar dan tidak putus asa.
2. Kekuatan mental: Menghadapi tekanan dengan tenang dan stabil.
3. Kesabaran dalam menghadapi orang lain: Menghadapi perilaku negatif orang lain dengan kesabaran.
4. Kesabaran dalam menghadapi kesulitan: Menghadapi kesulitan dengan percaya diri dan tidak kehilangan harapan.
5. Ketabahan: Menghadapi kesulitan dengan tabah dan tidak menyerah.

Karakteristik Kesabaran
1. Menghadapi kesulitan dengan tenang (Yakobus 5:7-8).
2. Menunggu dengan sabar (Mazmur 27:14).
3. Mengampuni dan memaafkan (Efesus 4:32).
4. Menghadapi kritik dengan sabar (1 Petrus 3:8-9).
5. Menjaga kesabaran dalam kesulitan (2 Korintus 6:4-5).

Dampak Kesabaran
1. Meningkatkan kekuatan mental.
2. Mengurangi stres dan kecemasan.
3. Membangun hubungan yang lebih harmonis.
4. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
5. Menunjukkan kehadiran Allah dalam hidup.


Dalam King James Version kesabaran disebutkan long suffering secara harafiah artinya menderita dalam waktu yang sangat lama. Merupakan penerimaan yang kudus terhadap penderitaan yang timbul karena perbuatan orang lain terhadap kita. Kesabaran adalah salah satu atribut Allah (Kel 34:6; Mzm 86:15). Alkitab sendiri memberikan contoh ideal tentang kesabaran ini didalam diri Paulus. Dapat dibandingkan ketika Saulus belum bertobat dan dipenuhi Roh Kudus dia adalah orang keji dan sadis yang jauh dari kesabaran. Setelah pertobatannya dan dibaptis Roh Kudus Paulus memiliki kesabaran tingkat tinggi sehingga ia mendapat predikat sebagai Rasul Kristus!

5. KEMURAHAN

Kemurahan (bahasa Yunani: chrestotes) dalam Galatia 5:22-23 merupakan salah satu buah Roh Kudus, mencakup:

Aspek Kemurahan
1. Keramahan: Menghadapi orang lain dengan ramah dan sopan.
2. Kesabaran: Menghadapi kesulitan dengan tenang dan sabar.
3. Kebijaksanaan: Mengambil keputusan yang tepat dan adil.
4. Kemampuan mengampuni: Mengampuni kesalahan orang lain.
5. Kesediaan membantu: Membantu orang lain dengan tulus.

Karakteristik Kemurahan
1. Menghadapi orang lain dengan kasih sayang (1 Petrus 3:8-9).
2. Mengampuni kesalahan orang lain 
(Efesus 4:32).
3. Menunjukkan empati dan belas kasihan (Lukas 10:25-37).
4. Membantu orang lain dengan tulus 
(Galatia 2:10).
5. Menghadapi kesulitan dengan sabar 
(Yakobus 5:7-8).

Dampak Kemurahan
1. Membangun hubungan yang harmonis.
2. Mengurangi konflik dan pertikaian.
3. Menunjukkan kehadiran Allah.
4. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
5. Menginspirasi orang lain untuk berlaku baik.

Arti kata kemurahan berasa dari kata Yunani chrestotes istilah ini digunakan untuk anggur yang sangat baik, enak rasanya dan dapat mengalir sangat menyenangkan melalui tenggorokan yang meminumnya. Dalam bahasa Ibrani Kemurahan berasal dari kata checed diterjemahkan sebagai kebaikan dan kasih setia (Mzm 63:4; Mzm 107:42-43).

6. KEBAIKAN

Kebaikan (agathosune) dalam konteks Galatia 5:22-23 memiliki beberapa makna:

Makna Biblis
1. Kebajikan moral: Berperilaku baik dan benar.
2. Kesempurnaan moral: Menjadi seperti Allah (Matius 5:48).
3. Kebajikan yang nyata: Menunjukkan kasih sayang dan kepedulian.

Karakteristik
1. Mengasihi Allah dan sesama (Markus 12:30-31).
2. Menunjukkan empati dan belas kasihan (Lukas 10:25-37).
3. Berperilaku jujur dan adil (Efesus 4:25-32).
4. Membantu orang lain dengan tulus (Galatia 2:10).
5. Menghadapi kesulitan dengan sabar (Yakobus 5:7-8).

Dampak
1. Membangun hubungan yang harmonis.
2. Menginspirasi orang lain untuk berlaku baik.
3. Menunjukkan kehadiran Allah.
4. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
5. Mengembangkan karakter Kristiani.

Kebaikan dapat didefinisikan sebagai suatu ketidak mampuan berbuat kejahatan. Kemuliaan Allah yang merupakan karakter dasar Allah (Kel 34:6 ;Ibr 1:3),. Seorang yang baik melakukan apa yg benar, tanpa mempedulikan reaksi orang lain, karena kebaikan sebenarnya tidak mengenal kompromi.

7. KESETIAAN

Kesetiaan (bahasa Yunani: pistis) dalam Galatia 5:22-23 memiliki beberapa makna:

Aspek Kesetiaan
1. Kesetiaan kepada Allah: Menghormati dan mempercayai Allah sepenuhnya.
2. Kesetiaan dalam hubungan: Menghormati dan mempertahankan komitmen kepada orang lain.
3. Kesetiaan dalam perkataan dan tindakan: Menjaga janji dan komitmen.
4. Kesetiaan dalam menghadapi kesulitan: Bertahan dan tidak menyerah.

Karakteristik Kesetiaan
1. Menghormati dan mempercayai Allah (Ibrani 11:1).
2. Menjaga komitmen dan janji (Matius 5:37).
3. Menghormati orang lain (Efesus 5:25-33).
4. Bertahan dalam kesulitan (Yakobus 1:2-4).
5. Menjadi orang yang dapat dipercaya (1 Korintus 4:2).

Dampak Kesetiaan
1. Membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat.
2. Menunjukkan komitmen dan dedikasi.
3. Menginspirasi orang lain untuk berlaku setia.
4. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
5. Mengembangkan karakter Kristiani.

iman dan kedua kata ini terkait sangat rumit. Kesetiaan adalah produk dari iman dan iman adalah percaya serta yakin akan kesetiaan Allah dan setia adalah julukan yang diberi kepada Tuhan Yesus (Why 19: 11). Kesetiaan artinya tidak berkhianat, tetap menjunjung tinggi tugas dan kepercayaan yang diberi dan melaksanakan bagaimanapun sukarnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya.

8. KELEMAH LEMBUTAN

Kelemahlembutan (bahasa Yunani: praotes) dalam Galatia 5:22-23 memiliki beberapa makna:

Aspek Kelemahlembutan
1. Kerendahan hati: Mengakui keterbatasan dan kesalahan.
2. Kesabaran dalam menghadapi kesulitan.
3. Kemampuan mengampuni dan memaafkan.
4. Keramahan dan kesopanan dalam berinteraksi.
5. Kekuatan untuk mengendalikan emosi.

Karakteristik Kelemahlembutan
1. Mengakui kesalahan dan meminta maaf (Matius 5:23-24).
2. Mengampuni orang lain (Efesus 4:32).
3. Menunjukkan empati dan belas kasihan (Lukas 10:25-37).
4. Berperilaku sopan dan hormat 
(1 Petrus 3:8-9).
5. Mengendalikan emosi dan reaksi 
(Yakobus 1:19-20).

Dampak Kelemahlembutan
1. Membangun hubungan yang harmonis.
2. Mengurangi konflik dan pertikaian.
3. Menunjukkan kehadiran Allah.
4. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
5. Mengembangkan karakter Kristiani.

Kelemah lembutan nilai dari karakter ini sangat berharga dimata Tuhan ( 1 Pet. 3:4) dan ini merupakan satu kekuatan yg terkendali sangat baik. Tuhan Yesus adalah manusia yang paling lemah-lembut didunia dan sepanjang zaman. Jadi ingat lemah-lembut tidak sama artinya degan kelemahan, Karena Tuhan Yesus adalah manusia yg sangat paling kuat sepanjang zaman.

9. PENGUASAAN DIRI

Penguasaan diri (bahasa Yunani: enkrateia) dalam Galatia 5:22-23 memiliki beberapa makna:

Aspek Penguasaan Diri
1. Kendali atas pikiran, perkataan dan tindakan.
2. Kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan.
3. Kemampuan mengendalikan emosi dan nafsu.
4. Kedisiplinan dan ketekunan dalam menjalani hidup Kristen.
5. Kesadaran akan kelemahan diri dan ketergantungan pada Allah.

Karakteristik Penguasaan Diri
1. Mengendalikan emosi dan reaksi 
(Yakobus 1:19-20).
2. Menjaga kesucian dan kemurnian 
(1 Tesalonika 4:3-7).
3. Menghindari kejahatan dan dosa 
(1 Korintus 6:18-20).
4. Menjaga keseimbangan dan kesederhanaan (1 Yohanes 2:15-17).
5. Mengutamakan kepentingan rohani atas kepentingan duniawi (Matius 16:24-26).

Dampak Penguasaan Diri
1. Meningkatkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan.
2. Mengembangkan karakter Kristen yang matang.
3. Membangun hubungan yang harmonis dengan Allah dan sesama.
4. Mengurangi konflik dan pertikaian.
5. Menunjukkan kehadiran Allah dalam hidup.

Penguasaan diri ini diambil dari bahasa Yunani yang berarti penguasaan diri atas keinginan-keinginan dan kecintaan atas kesenangan-kesenangan. Ini berlaku untuk setiap bidang kehidupan kita. Karakter ini adalah kemampuan untuk mengendalikan diri oleh Roh yang tidak mungkin dihasilkan oleh usaha kita sendiri.
Dari buah yang dikerjakan oleh Roh Kudus tersebut buah penguasaan diri sebagai bungkus dari keseluruhan buah yang ada tanpa penguasaan diri maka semuanya akan mengalami kehancuran. Ibarat sebuah gelas bila gelasnya pecah maka isi yang ada didalamnya akan tumpah! Bila seseorang tidak bisa menguasai diri dan emosinya meledak-ledak dan membunuh seseorang dan kemudian urusan Polisi masuk penjara maka kasih, sukacita dan damainya akan hilang dalam waktu yang singkat. Semua buah roh adalah penting namun penguasaan diri harus terus diamati dan dijaga agar terus eksis ditengah-tengah kehidupan orang percaya!
Buah roh merupakan standar utama dalam mengamati kehidupan orang percaya! Orang percaya tidak harus hanya dalam berbagai macam karunia saja akan menjadikan seorang hamba Tuhan akan menjadi dukun dan membawa seluruh jemaat kepada pengultusan dirinya. Orang percaya dan khususnya hamba Tuhan harus juga bertumbuh dalam pengenalan akan kebenaran Tuhan. Melalui kebenaran maka seseorang akan dibebaskan dari berbagai macam kesalahan sebab firman itu merupakan cermin yang menjadi tolok ukurnya!
Seseorang harus bertumbuh dalam karakternya Yesus Kristus. Ketika Yesus berkata belajarlah daripadaKu (Mat 11:29) maka ia melanjutkan dengan aku lemah lembut dan rendah hati. Ini berarti Yesus ingin menunjukkan agar setiap muridNya belajar buah roh seperti yang diungkapkan oleh Paulus dalam Galatia 5:22,23. Bila seseorang memiliki kehidupan yang dilingkupi selalu dengan buah maka ia tidak akan mengalami berbagai macam kesulitan karena tidak ada hukum dunia ini yang bertentangan dengan buah roh!

B. SEMBILAN KARUNIA ROH

1 Kor. 12:8-10
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan KARUNIA UNTUK BERKATA-KATA DENGAN HIKMAT, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan KARUNIA BERKATA-KATA DENGAN PENGETAHUAN. Kepada yang seorang Roh yang sama MEMBERIKAN IMAN, dan kepada yang lain Ia memberikan KARUNIA UNTUK MENYEMBUHKAN. Kepada yang seorang Roh memberikan KUASA UNTUK MENGADAKAN MUJIZAT, dan kepada yang lain Ia memberikan KARUNIA UNTUK BERNUBUAT, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan KARUNIA UNTUK MEMBEDAKAN BERMACAM-MACAM ROH. Kepada yang seorang Ia memberikan KARUNIA UNTUK BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk MENAFSIRKAN BAHASA ROH itu. 

Setiap anak Tuhan memiliki buah roh juga karunia roh dengan tujuan supaya ada satu keseimbangan dan keteraturan Illahi. Hikmat membutuhkan kasih, pengetahuan membutuhkan sukacita, Iman membutuhkan damai sejahtera, kesembuhan membutuhkan kesabaran, mujizat membutuhkan kemurahan, bernubuat membutuhkan kebaikan, membedakan roh membutuhkan kesetiaan, bahasa roh membutuhkan kelembutan, menafsirkan bahasa roh membutuhkan penguasaan diri. Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan terus meminta hikmat kepada Tuhan agar buah roh dan karunia roh yang Tuhan sudah sediakan bagi kita dapat diaplikasikan dalam hidup kita sehingga kita dapat memberikan hidup dan pelayanan kita yang terbaik yang sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Maju terus dan setia dalam Tuhan, hiduplah dalam keintiman bersama dengan Tuhan dan Tuhan akan melimpahkan buah dan karunia roh Nya kepada kita untuk memperlengkapi pekerjaan pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus.

C. TENTANG TUJUH KARUNIA ROH KUDUS

A. KARUNIA TAKUT AKAN TUHAN 
(FEAR OF THE LORD)

Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan akan kehilangan iman. Ketakutan seperti ini bukanlah ketakutan yang baik, sebab bahkan dapat membawanya kepada penderitaan abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman akan Kristus yang sudah diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal. Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord). Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut “servile fear“. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lih. 1Yoh 4:18) Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih (filial fear), seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Marilah kita menilik ke dalam hati kita, sudahkah kita memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci dosa, dan berusaha untuk menjauhinya.

B. KARUNIA KEPERKASAAN (FORTITUDE)

Kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kekuatan Tuhan. Dengan kebajikan keperkasaan, kita dapat berkata seperti  yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan, dan agar tidak ada orang yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29). Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya.

C. KARUNIA KESALEHAN (PIETY)

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama – dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita dapat berseru “Abba, Bapa!” (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik.

D. KARUNIA NASIHAT (COUNSEL)

Mazmur 32:8 mengatakan, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Allah menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia Roh Kudus-Nya, yaitu karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia nasihat menerangi kebajikan kebijaksanaan (prudence), agar kita dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dengan demikian, karunia nasihat senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus. Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam melaksanakan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.

E. KARUNIA PENGENALAN (KNOWLEDGE)

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta. Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusannya. Artinya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh dan dengan motivasi untuk mengasihi Allah, dapat menjadi cara bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal  di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.

F. KARUNIA PENGERTIAN (UNDERSTANDING)

Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman.  Karunia pengertian adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan ia berkata, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mzm 119:34). Karunia pengertian ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan akhir kita yaitu Surga. Dengan karunia ini, kita dapat terdorong untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke Surga. Kita akan mengusahakan segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar selaras dengan kehendak dan perintah Tuhan. Kita akan terdorong untuk terus mencari dan memahami apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melaksanakannya.

G. KARUNIA KEBIJAKSANAAN (WISDOM)

Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman ilahi yang diperoleh melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun, tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan menjadi semakin nyata dalam kehidupan seseorang, sesuai dengan besarnya kasih yang dinyatakan olehnya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa adalah lebih baik bagi kita untuk hanya mengenal  sesuatu (ciptaan) yang lebih rendah dari kita daripada mencintainya, tapi adalah lebih baik bagi kita untuk mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari kita daripada hanya mengenalnya[6]. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas daripada diri kita, maka adalah lebih baik kita untuk memperoleh pengetahuan akan Tuhan dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kemanisan akan Tuhan[7].
Karena karunia kebijaksanaan memungkinkan seseorang melihat segala sesuatunya dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang dapat mencerminkan Kristus, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Kor 3:8)

5. Mempersiapkan diri menjelang Pentakosta
Ketujuh karunia Roh Kudus yang telah kita terima dalam baptisan adalah karunia-karunia yang begitu penting dalam kehidupan kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, yang mengantar kita kepada keselamatan. Oleh karena itu, di hari-hari menjelang Pentakosta kita berdoa dan semakin memberikan kesempatan kepada Roh Kudus yang telah ada di dalam hati kita untuk berkarya secara bebas, sehingga karunia-Nya akan semakin nyata dalam kehidupan kita.
Semoga seluruh akal budi, keinginan dan perasaan kita dikuasai dengan karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, pengenalan, nasihat yang menyempurnakan akal budi; kesalehan yang menyempurnakan keinginan/ kehendak; dan keperkasaan dan takut akan Tuhan yang menyempurnakan indera. Dengan demikian,  kita dapat menuju kepada kesempurnaan hidup Kristiani, yang dengan bebas menyediakan keseluruhan diri kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu, mari kita memohon kepada Tuhan agar memberikan kepada kita kerendahan hati, dan agar kita dapat terus bertumbuh dalam kasih, sehingga kita semakin dapat menanggapi inspirasi Roh Kudus yang terjadi dalam kehidupan kita. Semoga kita semua mengalami Pentakosta yang baru.


Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post