Apakah Jodoh Tuhan Yang Menentukan?

 

Manusia ialah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab. Dua kata ini merupakan dua kata yang memiliki ikatan dan unsur pengertian yang sama, sekaligus ada hubungan timbal balik. Manusia disebut sebagai makhluk yang bertanggung jawab apabila manusia bereksistensi sebagai makhluk yang bebas. Manusia sebagai makhluk yang bebas oleh karena itu ia harus bertanggung jawab. Seandainya tidak demikian maka mustahilah menilai manusia secara etis.

MANUSIA ADALAH MAKHLUK BEBAS DAN

BERTANGGUNG JAWAB

Manusia ialah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab. Dua kata ini merupakan dua kata yang memiliki ikatan dan unsur pengertian yang sama, sekaligus ada hubungan timbal balik. Manusia disebut sebagai makhluk yang bertanggung jawab apabila manusia bereksistensi sebagai makhluk yang bebas. Manusia sebagai makhluk yang bebas oleh karena itu ia harus bertanggung jawab. Seandainya tidak demikian maka mustahilah menilai manusia secara etis.

Gagasan takdir menyakinkan adanya campur tangan langsung dari Allah yang mengendalikan nasib manusia di luar kesadarannya, di mana segala sesuatu ditentukan sejak semula. Ini adalah pengajaran yang tidak Alkitabiah, yang tidak banyak membicarakan tentang kebebasan, sebab mereka hanya mengakui perbuatan-perbuatan yang “disiapkan” Allah sebelumnya. Konsep takdir ini mengingkari adanya kebebasan yang sungguh-sungguh. Tanggung jawab manusia tidak dapat tampil sebagaimana mestinya. Kehidupan bukanlah nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan merupakan tantangan yang menuntut keberanian dan tanggung jawab. Tanggung jawab di sini berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang perbuatannya. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa setiap orang harus memberi pertanggungan jawab kepada Allah (Mat. 12:36; Rm. 14:12; Ibr. 4:13; 1Ptr. 4:5; Why. 20:12).

Adam dan Hawa diciptakan Allah sebagai makhluk yang bebas. Kebebasan ini ditunjukkan Tuhan melalui keberadaan pohon “pengetahuan tentang yang baik dan jahat” yang ada di dalam Eden dan manusia bebas memetiknya (Kej. 2). Dosa yang dimulai dari godaan “ular” yang diresponi Hawa, merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa menusia memiliki kebebasan (Kej. 3). Dalam hal ini jelas bahwa manusia bukanlah makhluk yang netral. Tetapi manusia adalah makhluk yang harus mengambil keputusan. Peristiwa di taman Eden menunjukkan dengan jelas bahwa Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk menentukan kehidupannya. Dari peristiwa di Eden itulah nampak jelas Allah memberi tanggung jawab kepada manusia. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab dari apa yang dialami manusia. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan oleh keputusan dari tindakannya. Orang yang tidak menjadi penyebab dari suatu akibat, tidak bertanggung jawab atas sesuatu. Dengan memahami kebenaran  ini  kita  akan menjadi hati-hati dalam hidup, tidak ceroboh dan tanpa perhitungan. Hukum “tabur tuai” merupakan realitas Ilahi yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun (Gal. 6:7-9).

Demikian pula dalam hal memilih jodoh. Jodoh bukan di tangan Tuhan, tetapi jodoh di tangan manusia itu sendiri, artinya Tuhan memberi kebebasan manusia untuk menentukan jodohnya. Dalam hal ini kita diajar untuk memiliki hikmat dalam menentukan siapakah calon pasangan hidup kita. Tuhan memberi tanggung jawab kepada kita masing-masing untuk bergumul dalam memilih sipakah yang menjadi pendamping kita di kembara hidup yang singkat di dunia ini. Kesalahan memilih jodoh tidak boleh ditimpakan kepada Tuhan. Sebab apabila jodoh yang kita pilih berdasarkan keputusan kita, berarti kita bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan kita sendiri.

Peluang-peluang yang kita peroleh dalam bertemu dengan lawan jenis, belum tentu dari Tuhan. Sering orang muda berpikir bahwa kesempatan untuk berkenalan dengan seseorang adalah jalan Tuhan. Disini kita diajar untuk mengumulkan masalah jodoh dengan Tuhan.

Manusia disebut sebagai makhluk yang bertanggung jawab apabila manusia bereksistensi sebagai makhluk yang bebas.

 

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post