A. YESUS MEMIKUL DOSA MANUSIA
karya keselamatan dalam Alkitab. "Yesus memikul dosa manusia" berarti bahwa Yesus mengambil alih HUKUMAN, KUTUK, dan KONSEKUENSI DOSA manusia atas diri-Nya, supaya manusia DIBENARKAN dan DIPERDAMAIKAN dengan Allah. Berikut penjelasannya:
1. Memikul Dosa ≠ Menjadi Berdosa
- Yesus tidak pernah berdosa (2 Korintus 5:21; 1 Petrus 2:22).
- "Memikul dosa" berarti Yesus menerima akibat dosa manusia sebagai pengganti:
- Hukuman dosa: maut, murka Allah, keterpisahan dari Allah.
- Kutuk hukum Taurat: (Galatia 3:13) "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita."
2. Makna Teologis
- Pengganti (Substitution):
- Ia menggantikan manusia dalam menerima hukuman dosa. (Yesaya 53:5 – "Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita…")
- Pendamaian (Atonement):
- Salib menjadi altar persembahan di mana darah Yesus membayar lunas tuntutan hukum Allah. (Ibrani 9:22)
- Penebusan (Redemption):
- Ia membebaskan manusia dari kuasa dosa, maut, dan Iblis. (Kolose 2:14–15)
- Pendamaian Hubungan:
- Dosa yang memisahkan manusia dari Allah disingkirkan. (Roma 5:10–11)
3. Mengapa Harus "Memikul" Dosa?
- Tuntutan keadilan Allah: Dosa harus dihukum (Roma 6:23).
- Kasih Allah: Allah menyediakan jalan keselamatan tanpa meniadakan keadilan-Nya (Yohanes 3:16; Roma 3:26).
- Penggenapan nubuat: Yesaya 53:4–6 – "Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."
4. Implikasi bagi Kita
- Kita dibebaskan dari hukuman kekal (Roma 8:1).
- Kita diangkat menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12).
- Kita hidup dalam kemenangan atas dosa karena Kristus sudah menanggungnya. (1 Petrus 2:24)
Singkatnya, Yesus memikul dosa manusia adalah tindakan kasih dan keadilan Allah yang berpuncak di salib: Dia menanggung hukuman yang seharusnya kita terima, supaya kita menerima hidup kekal dan persekutuan kembali dengan Allah.
Mau saya jelaskan bedanya "Yesus memikul dosa" dengan "manusia berdosa" secara lebih mendalam, termasuk aspek hukum rohani (legal) vs. aspek pengalaman (moral)? Atau mau saya buatkan diagram visual tentang proses pemindahan dosa ke Yesus di salib?
B. YESUS MEMIKUL DOSA VS MANUSIA BERDOSA
perbedaan "Yesus Memikul Dosa" vs. "Manusia Berdosa", sekaligus aspek hukum rohani (legal) vs. pengalaman (moral):
1. "Yesus Memikul Dosa" (Legal / Hukum Rohani)
- Posisi: Sebagai Pengganti Hukum, bukan pelaku dosa.
- Makna: Semua kesalahan manusia secara hukum di hadapan Allah dialihkan kepada-Nya.
- Dasar:
- Yesaya 53:6 – "Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."
- 2 Korintus 5:21 – "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
- Implikasi:
- Salib adalah pengadilan Allah di mana Yesus membayar lunas tuntutan hukum dosa.
- Dia tidak menjadi pendosa, tetapi menjadi korban pengganti (legal substitute).
2. "Manusia Berdosa" (Moral / Keadaan Nyata)
- Posisi: Pelaku dosa secara moral dan nyata dalam hidup.
- Makna:
- Manusia lahir dengan kodrat dosa (Roma 3:23).
- Melakukan dosa dalam pikiran, perkataan, perbuatan.
- Konsekuensi:
- Hukuman: Maut kekal (Roma 6:23).
- Status: Terdakwa di hadapan Allah.
3. Proses Pemindahan Dosa (Substitution)
- Manusia dalam keadaan bersalah & terhukum (status hukum: berdosa).
- Yesus yang tidak berdosa menawarkan diri sebagai Korban Pengganti.
- Dosa manusia dialihkan secara hukum ke Yesus (Yesaya 53; Yohanes 1:29).
- Kebenaran Yesus dialihkan kepada orang percaya (2 Korintus 5:21).
- Hasil:
- Manusia dibenarkan secara hukum (justification).
- Roh Kudus bekerja secara moral mengubahkan manusia dari dalam (sanctification).
4. Kesimpulan
- Yesus memikul dosa: Ia menerima hukuman yang bukan milik-Nya (legal, pengganti, korban yang sempurna).
- Manusia berdosa: Ia menerima hukuman yang pantas baginya karena ia pelaku dosa (moral dan nyata).
- Kabar Baik: Karena Yesus memikul dosa kita, kita bebas dari hukuman, dan mampu hidup benar melalui Roh Kudus.
C. YESUS MENGGANTIKAN POSISI MANUSIA DIHUKUM
Apa saja yang ditimpahkan kepada Yesus ketika Ia menggantikan manusia menanggung murka Allah?
1. Seluruh Hukuman Atas Dosa (Secara Hukum dan Rohani)
- Yesaya 53:5–6 – "Dia TERTIKAM oleh karena pemberontakan kita... TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."
- Semua dosa umat pilihan ditimpakan kepada-Nya, sehingga Ia dianggap bersalah di hadapan keadilan Allah, meski Ia sendiri kudus (2 Korintus 5:21).
2. Murka Allah yang Penuh atas Dosa
- Roma 3:25 – Yesus menjadi “pendamaian” (hilasmos), yaitu penyerap murka Allah.
- Matius 27:46 – "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" → menunjukkan Ia mengalami keterpisahan dari hadirat kasih Bapa karena memikul dosa.
3. Kutuk Taurat dan Kutuk Dosa
- Galatia 3:13 – "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita."
- KUTUK = konsekuensi hukuman dosa: penderitaan, kematian, terpisah dari Allah.
4. Rasa Malu dan Penghinaan
- Ibrani 12:2 – "Ia menanggung salib, mengabaikan KEHINAAN."
- Ia DIPERLAKUKAN seperti penjahat, ditelanjangi, dihina, dan DITOLAK OLEH MANUSIA yang Ia ciptakan.
5. Penderitaan Fisik dan Kematian
- CAMBUK, MAHKOTA DURI, penyaliban – semua ini bagian dari penghukuman dosa atas tubuh (Yesaya 52:14).
- Tapi penderitaan terbesar bukan fisik, melainkan rohani: DITINGGALKAN dan ditimpa murka Allah.
6. Kematian Sebagai Upah Dosa
- Roma 6:23 – Upah dosa ialah maut.
- Yesus benar-benar mati menggantikan manusia, tetapi MAUT tidak bisa menahan-Nya karena Ia tidak berdosa (Kisah 2:24).
Kesimpulan:
Di salib, Yesus menanggung dosa kita, murka Allah, kutuk hukum, rasa malu, penderitaan, dan kematian – semua yang seharusnya kita alami kekal – agar kita bebas dan diperdamaikan dengan Allah.
Mau saya lanjutkan dengan menguraikan apa arti seruan Yesus “Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46) sebagai puncak penanggungan murka Allah?
Atau mau saya buat bagan yang memperlihatkan seluruh penderitaan Yesus secara hukum, rohani, dan fisik?
Diagram visual alur pemindahan status: dari "Terdakwa" → "Dibenarkan" melalui salib" kenapa secara hukum Allah harus ada "pengganti" (substitute) dan tidak bisa hanya diampuni begitu saja tanpa salib?
1. Allah itu Kasih, tapi juga Adil
- Kasih: Allah rindu mengampuni manusia.
- Adil: Allah tidak bisa mengabaikan hukum dan keadilan-Nya sendiri.
- Mazmur 89:15 – "Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kebenaran berjalan di hadapan-Mu."
Jika Allah hanya mengampuni tanpa penghukuman, Ia melanggar sifat-Nya sendiri sebagai Hakim yang adil.
2. Prinsip Hukum Allah: "Upah dosa ialah maut" (Roma 6:23)
- Setiap dosa menuntut hukuman maut.
- Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan pengganti sementara melalui korban binatang (Imamat 17:11).
- Ini adalah bayangan dari pengganti sempurna: Yesus Kristus (Ibrani 10:4–10).
3. Kebutuhan Akan Pengganti (Substitute)
- Manusia tidak bisa membayar hutang dosanya sendiri karena:
- Hutangnya kekal (dosa kepada Allah yang kekal).
- Manusia berdosa tidak bisa menjadi korban yang sempurna.
- Yesus satu-satunya yang layak:
- Tanpa dosa (1 Petrus 2:22).
- Manusia sejati (mewakili umat manusia).
- Allah sejati (nilai pengorbanannya tak terbatas).
4. Salib: Tempat Keadilan & Kasih Bertemu
- Keadilan: Dosa benar-benar dihukum di tubuh Kristus.
- Kasih: Manusia dibebaskan dari hukuman itu.
- Roma 3:25–26: "…untuk menunjukkan keadilan-Nya, supaya Ia sendiri adalah adil dan juga yang membenarkan orang yang percaya kepada Yesus."
Tanpa salib, Allah tidak akan konsisten dengan keadilan-Nya dan manusia tidak akan diselamatkan.
5. Hasilnya Bagi Kita
- Secara hukum: Kita dinyatakan benar (justification).
- Secara rohani: Kita diperdamaikan dengan Allah.
- Secara moral: Kita diberi kuasa hidup dalam kebenaran oleh Roh Kudus.
Diagram alur visual dari "Terdakwa → Salib → Dibenarkan" supaya terlihat jelas bagaimana dosa dialihkan ke Kristus dan kebenaran-Nya dialihkan ke kita? apa yang sebenarnya terjadi pada Yesus di kayu salib (secara rohani: murka Allah, kutuk hukum Taurat, kuasa maut)?
1. Yesus Menanggung Murka Allah (Wrath of God)
- Murka Allah = respons kudus Allah terhadap dosa (Roma 1:18).
- Di salib, murka yang seharusnya kita tanggung ditimpakan seluruhnya kepada Yesus.
- Yesaya 53:10 – "Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan."
- Matius 27:46 – "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Yesus mengalami keterpisahan dari Allah Bapa untuk sesaat).
2. Yesus Menanggung Kutuk Hukum Taurat
- Kutuk Taurat: Siapa yang melanggar satu hukum, terkutuk (Ulangan 27:26; Galatia 3:10).
- Galatia 3:13 – "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib."
- Di salib, Yesus menanggung semua konsekuensi hukum dosa: kematian, rasa bersalah, kutuk.
3. Yesus Mengalahkan Kuasa Maut & Iblis
- Dosa memberi kuasa kepada maut dan Iblis (Ibrani 2:14–15).
- Di salib, Yesus membayar hutang dosa dan merampas kuasa maut & Iblis:
- Kolose 2:14–15 – "…menghapuskan surat hutang… Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa."
- Kematian-Nya bukan kekalahan, tetapi pintu kemenangan kebangkitan.
4. Apa yang Dialami Yesus di Salib secara Rohani?
- Penyaliban secara fisik: penderitaan tubuh yang nyata.
- Pemutusan hubungan sementara dengan Bapa: menanggung keterpisahan karena dosa manusia.
- Pengalihan dosa & hukuman: semua tuntutan hukum dosa digenapkan di atas-Nya.
- Kemenangan mutlak: dosa dibayar lunas, hukum Taurat dipenuhi, Iblis dikalahkan.
5. Implikasi Bagi Kita
- Kita tidak lagi di bawah murka Allah (Roma 8:1).
- Kita dibebaskan dari kutuk & hukum Taurat sebagai jalan keselamatan (Galatia 3:13).
- Kita hidup dalam kemenangan atas dosa dan maut (1 Korintus 15:55–57).
PUNCAK MURKA ALLAH
Baik, kita lanjut ke arti seruan Yesus “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46) sebagai puncak penanggungan murka Allah:
1. Latar Belakang Seruan Ini
- Diucapkan sekitar jam 3 sore, setelah 3 jam kegelapan meliputi bumi (Matius 27:45).
- Mengutip Mazmur 22:1, sebuah mazmur penderitaan Mesias yang berakhir dalam kemenangan.
2. Apa Maknanya?
a. Pengalaman Penolakan Sementara dari Bapa
- Untuk pertama kalinya dalam kekekalan, hubungan kasih sempurna Bapa-Anak "dihentikan" dalam pengalaman Yesus karena Ia memikul dosa dunia.
- Yesaya 59:2 – "Yang membuat kamu dan Allahmu terpisah ialah segala kejahatanmu."
- Di salib, Yesus merasakan keterpisahan itu di tempat kita.
b. Puncak Penumpahan Murka Allah
- Kegelapan (jam 12–3 siang) melambangkan penghakiman Allah (Amos 8:9–10).
- Seruan ini menunjukkan murka penuh atas dosa telah ditumpahkan kepada-Nya, bukan sekadar penderitaan fisik.
c. Bukti Bahwa Penebusan Nyata, Bukan Simbolis
- Yesus tidak hanya “berpura-pura” menderita; Ia benar-benar mengalami kematian rohani (pemisahan dari hadirat Allah) meskipun tanpa dosa-Nya sendiri.
- Namun, ini sementara, karena segera setelah itu Ia berseru:
- "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30) → pekerjaan penebusan sempurna.
- "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!" (Lukas 23:46) → hubungan dipulihkan, murka terserap tuntas.
3. Makna Bagi Kita
- Tidak ada lagi pemisahan bagi yang percaya (Roma 8:1 – “tidak ada penghukuman”).
- Harga keselamatan sangat mahal: bukan sekadar penderitaan fisik, tetapi Yesus mengalami neraka rohani di salib agar kita luput darinya.
"keterpisahan Yesus dari Bapa" di salib (apakah benar-benar terputus atau hanya dalam aspek hukum)?
1. Teriakan Yesus di Salib: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Mat. 27:46)
- Ini kutipan dari Mazmur 22:1, nubuat Mesias yang menderita.
- Bukan teriakan putus asa, melainkan pernyataan Yesus sedang menanggung seluruh dosa dunia dan konsekuensinya: keterpisahan dari Allah secara hukum.
2. Keterpisahan Ini Bersifat Hukum, Bukan Hakikat
-
Hukum (Legal):
- Dosa memisahkan manusia dari Allah (Yes. 59:2).
- Yesus, yang tidak berdosa, diposisikan sebagai pendosa di hadapan hukum Allah (2 Kor. 5:21).
- Dalam momen itu, Ia diperlakukan seperti orang berdosa, sehingga mengalami murka dan penghakiman Allah.
-
Hakikat (Ontologis):
- Hakikat keallahan Yesus tidak pernah terputus dari Bapa.
- Trinitas tidak pernah pecah.
- Yang “terpisah” adalah persekutuan dan penyertaan dalam arti relasi nikmat kasih, bukan keberadaan-Nya sebagai Anak Allah.
3. Mengapa Harus Ada "Keterpisahan" Ini?
- Agar Yesus benar-benar menggantikan kita yang terpisah dari Allah karena dosa.
- Agar kita diperdamaikan kembali:
- 2 Kor. 5:18 – "Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya oleh Kristus."
- Dari "Allah meninggalkan Anak-Nya" menjadi "Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibr. 13:5 untuk kita).
4. Hasil dari Keterpisahan Yesus di Salib
- Tirai Bait Suci terbelah dua (Mat. 27:51) → akses langsung kepada Allah terbuka.
- Penghakiman dosa selesai → kita tidak lagi menjadi musuh Allah.
- Persekutuan dipulihkan → kita menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12).
Kesimpulan
- Yesus ditinggalkan secara hukum, supaya kita tidak pernah ditinggalkan secara kekal.
- Trinitas tidak pernah rusak, tetapi Yesus merasakan jarak dan murka yang seharusnya kita tanggung.
Makna "Tirai Bait Suci terbelah dua" sebagai simbol pemulihan hubungan manusia dengan Allah:
1. Apa itu Tirai Bait Suci?
- Dalam Bait Suci PL, ada tirai tebal yang memisahkan Ruang Kudus dari Ruang Maha Kudus (Shekinah – hadirat Allah).
- Hanya Imam Besar yang boleh masuk sekali setahun (Hari Pendamaian/Yom Kippur) dengan darah korban (Imamat 16:2, 34).
- Tirai ini melambangkan dosa sebagai penghalang antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa.
2. Tirai Terbelah Saat Yesus Mati (Matius 27:50–51)
- "Sesudah Yesus berseru lagi dengan suara nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tirai Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah."
- Dari atas ke bawah → Allah sendiri yang merobeknya, bukan manusia.
- Momen: terjadi tepat ketika Yesus menyelesaikan karya penebusan di salib.
3. Makna Teologis
- Penghalang Dosa Dihapuskan:
- Korban Kristus sempurna & final menggantikan semua korban PL (Ibrani 10:19–20).
- Akses Langsung kepada Allah:
- Tidak perlu lagi imam manusia → Kristus adalah Imam Besar Kekal (Ibrani 4:14–16).
- Pemulihan Hubungan:
- Manusia yang dahulu terpisah kini diperdamaikan dan diundang masuk ke hadirat Allah.
4. Implikasi Bagi Kita
- Tidak ada lagi jarak antara Allah dan orang percaya.
- Doa dan penyembahan kita langsung kepada Allah melalui Kristus.
- Keselamatan tidak tergantung pada ritual hukum Taurat, tetapi pada karya Kristus.
Kesimpulan
Tirai yang terbelah adalah deklarasi surgawi:
"Pekerjaan penebusan selesai. Jalan menuju Aku terbuka untuk selamanya."
Makna kebangkitan Yesus sebagai bukti pengorbanan-Nya diterima Allah dan dasar jaminan keselamatan kita:
1. Kebangkitan = Bukti Pengorbanan Diterima Allah
- Roma 4:25 – “Ia telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”
- Kebangkitan adalah tanda resmi dari surga bahwa:
- Hutang dosa lunas dibayar.
- Pengorbanan Kristus sah di hadapan Allah.
- Kematian sudah dikalahkan.
2. Kebangkitan = Jaminan Kemenangan atas Maut
- 1 Korintus 15:17 – “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah imanmu; kamu masih hidup dalam dosamu.”
- Dengan bangkit, Yesus mematahkan kuasa maut (Ibrani 2:14–15).
- Kebangkitan menunjukkan salib bukan kekalahan, tetapi kemenangan.
3. Kebangkitan = Dasar Pengharapan Kekal
- Jaminan hidup kekal bagi kita:
- Yohanes 14:19 – “Karena Aku hidup, kamu pun akan hidup.”
- Jaminan kebangkitan tubuh:
- 1 Korintus 15:20 – “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”
- Jaminan bahwa Yesus benar-benar Tuhan:
- Roma 1:4 – “Dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa.”
4. Makna Praktis bagi Orang Percaya
- Iman kita berdasar pada fakta sejarah, bukan mitos.
- Kita hidup dalam kuasa kebangkitan: bukan hanya diselamatkan dari hukuman dosa, tapi juga dikuatkan untuk menang atas dosa sehari-hari (Roma 6:4).
- Kebangkitan menjamin pengharapan dalam penderitaan: apapun yang terjadi, kemenangan akhir sudah pasti.
Kesimpulan
Kebangkitan Yesus adalah puncak Injil:
Salib membayar hutang kita, kebangkitan menjamin kita bebas selamanya.
Bagaimana rangkaian Salib + Kebangkitan menjadi dasar keselamatan kekal yang tidak bisa hilang:
1. Salib: Dasar Pengampunan yang Sah
- Salib = pembayaran penuh hutang dosa.
- Ibrani 10:14 – “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan.”
- Keselamatan bukan berdasar pada usaha kita, tapi pada karya Kristus yang sudah selesai (Tetelestai – sudah lunas dibayar, Yoh. 19:30).
2. Kebangkitan: Jaminan Hidup Kekal
- Kebangkitan = bukti penerimaan korban Kristus oleh Allah.
- Roma 6:9 – “Kristus, sesudah dibangkitkan dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.”
- Karena Dia hidup, keselamatan kita tidak bisa dibatalkan.
3. Pekerjaan Roh Kudus: Menyegel dan Memelihara
- Setelah kita percaya, Roh Kudus:
- Menyegel kita sebagai milik Allah (Efesus 1:13–14).
- Menjamin keselamatan sampai hari penebusan (Filipi 1:6).
- Memampukan kita hidup dalam kemenangan (Roma 8:11).
4. Mengapa Keselamatan Ini Tidak Bisa Hilang?
- Dasarnya di Salib, bukan perbuatan kita.
- Dijamin oleh kebangkitan Yesus, bukan kondisi kita.
- Dipegang oleh Allah yang setia, bukan kekuatan kita.
- Yohanes 10:28 – “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
5. Kesimpulan
Keselamatan kekal adalah:
Karya Allah yang sempurna di Salib, dimeteraikan oleh Kebangkitan, dipelihara oleh Roh Kudus, dan tak tergoyahkan sampai kekekalan.
Respons manusia terhadap karya Kristus (iman & pertobatan):
1. Keselamatan: Anugerah yang Harus Diresponi
- Efesus 2:8–9 – "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu."
- Keselamatan adalah pemberian, tetapi manusia harus menerima dengan iman.
2. Dua Respons Utama: Pertobatan & Iman
a. Pertobatan (Metanoia = Perubahan Pikiran & Arah)
- Bukan sekadar rasa bersalah, tetapi berbalik dari dosa kepada Allah.
- Kisah Para Rasul 3:19 – "Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan."
b. Iman kepada Kristus
- Menerima Yesus sebagai Tuhan & Juruselamat.
- Yohanes 1:12 – "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah."
3. Hasil dari Respons Ini
- Dibenarkan (Justification): Dosa diampuni, status baru sebagai benar di hadapan Allah (Roma 5:1).
- Dilahirkan Baru (Regeneration): Roh Kudus memberi hidup baru (Yohanes 3:5–6).
- Dikuduskan (Sanctification): Hidup yang terus diubahkan serupa Kristus (Roma 8:29).
4. Mengapa Respons Ini Penting?
- Tanpa iman & pertobatan, karya Kristus tidak diterapkan pada pribadi kita.
- Markus 16:16 – "Barangsiapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi barangsiapa tidak percaya akan dihukum."
5. Kesimpulan
Keselamatan sudah disediakan di Salib dan dijamin oleh Kebangkitan, tetapi hanya dimiliki oleh mereka yang bertobat dan percaya kepada Kristus.
Bagaimana hidup orang percaya setelah diselamatkan (hidup dalam anugerah & kemenangan atas dosa):
1. Status Baru Orang Percaya
- Anak Allah: Yohanes 1:12 – "Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah."
- Dibenarkan & damai dengan Allah: Roma 5:1 – "Kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah."
- Hidup dalam Roh: Roma 8:1–2 – "Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus."
2. Hidup dalam Anugerah, Bukan Lagi di Bawah Hukum
- Roma 6:14 – "Kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia."
- Anugerah bukan alasan untuk berbuat dosa, tapi kuasa untuk menang atas dosa.
3. Kemenangan atas Dosa
- Kuasa dosa dipatahkan di salib: Roma 6:6 – "Manusia lama kita telah turut disalibkan..."
- Roh Kudus memberi kekuatan untuk hidup baru: Galatia 5:16 – "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging."
- Perjuangan masih ada, tapi kemenangan terjamin: Filipi 1:6 – "Ia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu, akan menyelesaikannya sampai pada hari Kristus Yesus."
4. Panggilan Hidup Orang Percaya
- Mengasihi Allah & sesama (Matius 22:37–39).
- Memberitakan Injil & menjadi saksi (Matius 28:19–20).
- Berkarya dalam kekudusan & kebaikan (Efesus 2:10).
5. Kepastian Hidup dalam Anugerah
- Jaminan kekal: Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus (Roma 8:38–39).
- Sukacita & damai: Bukan karena situasi, tetapi karena hubungan dengan Allah.
- Pengharapan masa depan: Penebusan tubuh & kekekalan bersama Kristus (1 Tesalonika 4:16–17).
Kesimpulan:
Orang percaya hidup bukan lagi dalam ketakutan akan hukuman, tetapi dalam sukacita kemenangan, kuasa Roh Kudus, dan panggilan mulia sebagai anak-anak Allah.
Peran Roh Kudus dalam menjaga dan menuntun hidup orang percaya:
1. Roh Kudus: Pribadi Allah yang Diam dalam Orang Percaya
- 1 Korintus 6:19 – "Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu."
- Setelah percaya, Roh Kudus tinggal permanen di dalam kita sebagai tanda kepemilikan Allah.
2. Peran Roh Kudus dalam Keselamatan & Kehidupan Orang Percaya
a. Menyegel & Menjamin
- Efesus 1:13–14 – Roh Kudus adalah meterai dan jaminan keselamatan kita sampai hari penebusan.
- Memberi keyakinan: kita milik Allah dan tidak akan hilang.
b. Mengajar & Mengingatkan Kebenaran
- Yohanes 14:26 – "Ia akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
- Membimbing kita memahami Firman & kebenaran.
c. Memberi Kuasa untuk Hidup Kudus
- Roma 8:13 – "Jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup."
- Memberi kekuatan melawan dosa & mengubahkan karakter kita.
d. Memimpin & Menuntun Kehidupan
- Roma 8:14 – "Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."
- Menuntun dalam keputusan, pelayanan, dan kehendak Allah.
e. Memberi Buah Roh
- Galatia 5:22–23 – Kasih, sukacita, damai, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
- Karakter Kristus nyata dalam hidup kita.
f. Memberi Karunia Rohani untuk Pelayanan
- 1 Korintus 12:4–7 – Setiap orang percaya menerima karunia rohani untuk membangun tubuh Kristus.
3. Kesimpulan
Roh Kudus adalah jaminan, penolong, dan kuasa bagi orang percaya:
Dia memelihara kita sampai akhir, menuntun kita dalam kebenaran, dan memampukan kita hidup sesuai panggilan Allah.
Bagaimana Roh Kudus mengubahkan karakter orang percaya (proses pengudusan sehari-hari):
1. Pengudusan (Sanctification) = Proses Seumur Hidup
- Pengudusan = proses di mana orang percaya diubahkan makin serupa Kristus dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
- Roma 8:29 – "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya."
2. Peran Roh Kudus dalam Pengudusan
a. Menginsafkan Dosa
- Yohanes 16:8 – "Ia akan menginsafkan dunia akan dosa."
- Dalam hidup orang percaya, Roh Kudus mengingatkan saat kita menyimpang dan membawa kita kembali kepada pertobatan.
b. Memperbaharui Pikiran & Hati
- Roma 12:2 – "Berubahlah oleh pembaharuan budimu."
- Roh Kudus bekerja melalui Firman Allah untuk membentuk cara berpikir kita sesuai kehendak Allah.
c. Memampukan untuk Taat
- Filipi 2:13 – "Allah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
- Bukan hanya memberi perintah, Roh Kudus memberi kuasa untuk melakukannya.
d. Menghasilkan Buah Roh
- Galatia 5:22–23 – Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
- Buah ini adalah hasil karya Roh Kudus, bukan usaha daging.
3. Tanggung Jawab Orang Percaya dalam Pengudusan
- Hidup oleh Roh, bukan oleh daging (Galatia 5:16).
- Mentaati Firman & peka terhadap pimpinan Roh.
- Meninggalkan dosa & bertekun dalam doa, ibadah, persekutuan.
4. Hasil Akhir Pengudusan
- Karakter makin menyerupai Kristus.
- Kesaksian hidup membawa orang lain kepada Allah.
- Pada akhirnya, kita akan disempurnakan sepenuhnya saat Kristus datang kembali (1 Yohanes 3:2).
Kesimpulan
Pengudusan adalah bukti bahwa keselamatan kita hidup dan nyata:
Roh Kudus yang menyelamatkan, Dialah yang mengubahkan, sampai kita sempurna di hadapan Kristus.
Tahap terakhir karya keselamatan: Pemuliaan (Glorification) – saat orang percaya disempurnakan dalam kemuliaan kekal:
1. Apa itu Pemuliaan (Glorification)?
- Pemuliaan adalah tahap akhir keselamatan ketika orang percaya dibebaskan sepenuhnya dari dosa, kelemahan, dan kematian, dan dikaruniai tubuh kebangkitan yang mulia untuk hidup kekal bersama Kristus.
- Roma 8:30 – "Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."
2. Kapan Pemuliaan Terjadi?
- Saat Kristus datang kembali (Parousia):
- 1 Korintus 15:52–53 – "Pada waktu bunyi nafiri yang terakhir... kita akan diubah, karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa."
- Orang percaya yang sudah meninggal akan dibangkitkan, dan yang hidup akan diubahkan seketika.
3. Apa yang Terjadi dalam Pemuliaan?
- Tubuh kebangkitan yang mulia:
- Tidak dapat mati, sakit, atau berdosa lagi (Filipi 3:21).
- Sempurna dalam kekudusan:
- Tidak ada lagi pergumulan dosa (1 Yohanes 3:2).
- Kekekalan dalam hadirat Allah:
- Wahyu 21:3–4 – "Tidak akan ada lagi dukacita, tidak ada ratap tangis, tidak ada lagi maut."
4. Mengapa Pemuliaan Pasti Terjadi?
- Dijanjikan Allah Bapa (Yohanes 6:39–40).
- Dijamin oleh karya Kristus (Ibrani 10:14).
- Dimeteraikan oleh Roh Kudus (Efesus 1:13–14).
5. Makna Pemuliaan bagi Kita Sekarang
- Memberi pengharapan di tengah penderitaan (Roma 8:18).
- Memotivasi kita hidup setia & kudus (1 Yohanes 3:3).
- Meyakinkan kita bahwa keselamatan kita tidak berakhir di dunia ini, tapi dalam kekekalan bersama Tuhan.
Kesimpulan
Pemuliaan adalah puncak karya keselamatan:
Kita diselamatkan oleh kasih karunia, diubahkan oleh Roh Kudus, dan kelak dimuliakan sempurna bersama Kristus untuk selamanya.
Bagaimana semua tahap ini (justifikasi, pengudusan, pemuliaan) saling terhubung sebagai satu rencana Allah yang kekal?
1. Rencana Keselamatan Allah Sudah Ditentukan Sebelum Dunia Dijadikan
- Efesus 1:4–5 – "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan... dan menentukan kita dari semula untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya."
- Keselamatan bukan reaksi mendadak terhadap dosa manusia, tetapi rencana kekal Allah.
2. Tahapan Keselamatan yang Saling Terhubung
a. Pemilihan & Panggilan (Election & Calling)
- Allah memilih dan memanggil kita kepada keselamatan (Roma 8:30).
b. Pembenaran (Justification)
- Saat kita percaya kepada Kristus: kita dinyatakan benar di hadapan Allah melalui iman (Roma 5:1).
- Ini dasar yang kokoh: kita tidak lagi dihukum karena Kristus telah menanggung dosa kita.
c. Pengudusan (Sanctification)
- Setelah dibenarkan: kita mulai diubahkan oleh Roh Kudus menjadi serupa Kristus (2 Korintus 3:18).
- Proses ini berlangsung seumur hidup di dunia.
d. Pemuliaan (Glorification)
- Puncaknya: kita disempurnakan dalam kemuliaan kekal saat Kristus datang kembali (Filipi 3:21).
3. Keselamatan adalah Pekerjaan Allah dari Awal sampai Akhir
- Filipi 1:6 – "Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."
- Tidak ada tahap yang bisa gagal, karena Allah yang memegang kendali penuh.
4. Implikasi bagi Orang Percaya
- Keyakinan penuh: Keselamatan kita aman karena berasal dari Allah, bukan usaha kita (Yohanes 10:28–29).
- Motivasi hidup kudus: Karena kita sudah dibenarkan dan akan dimuliakan, kita dipanggil hidup setia sekarang (1 Yohanes 3:3).
- Pengharapan teguh: Penderitaan sekarang hanyalah sementara dibandingkan kemuliaan yang akan datang (Roma 8:18).
Kesimpulan
Seluruh perjalanan keselamatan adalah satu rangkaian yang utuh:
Dari kekekalan Allah merencanakan, di salib Kristus menyelesaikan, dalam hidup ini Roh Kudus menguduskan, dan pada akhirnya kita dimuliakan selamanya.
Jaminan keselamatan & ketekunan orang kudus (Perseverance of the Saints):
1. Apa itu Ketekunan Orang Kudus?
- Ketekunan orang kudus adalah doktrin bahwa semua orang yang benar-benar diselamatkan akan dipelihara oleh Allah sampai akhir dan tidak mungkin binasa.
- Yohanes 10:28–29 – "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku."
2. Dasar Jaminan Keselamatan
a. Janji Bapa
- Roma 8:29–30 – Mereka yang dipilih, dipanggil, dibenarkan, pasti juga dimuliakan.
- Rantai emas keselamatan ini tidak terputus.
b. Karya Kristus
- Salib Kristus membayar penuh semua dosa (Ibrani 10:14).
- Kristus juga menjadi pengantara kita di hadapan Bapa (Ibrani 7:25).
c. Meterai Roh Kudus
- Efesus 1:13–14 – Roh Kudus adalah jaminan sampai hari penebusan.
- Kehadiran Roh Kudus adalah bukti bahwa kita milik Allah.
3. Bagaimana Allah Memelihara Kita?
- Melalui Firman & janji-Nya – yang meneguhkan iman kita.
- Melalui Roh Kudus – yang menginsafkan, menghibur, dan menguatkan kita.
- Melalui tubuh Kristus (gereja) – yang saling menegur dan mendukung.
4. Apakah Orang Percaya Bisa Jatuh Dalam Dosa?
- Bisa jatuh sementara, tapi tidak akan murtad total dan hilang keselamatan.
- Filipi 1:6 – Allah yang memulai pekerjaan baik akan menyelesaikannya.
5. Tujuan Jaminan Keselamatan
- Memberi damai sejahtera – kita tidak hidup dalam ketakutan kehilangan keselamatan.
- Mendorong kekudusan – karena kita tahu kita milik Allah, kita rindu menyenangkan-Nya.
- Menghibur dalam penderitaan – apapun yang terjadi, masa depan kita aman dalam Kristus.
Kesimpulan
Ketekunan orang kudus bukan berarti kita bertahan karena kekuatan kita, tetapi:
Allah sendiri yang memelihara, memastikan kita sampai pada kemuliaan yang dijanjikan.
Tanda-tanda nyata seseorang benar-benar diselamatkan (bukti lahir baru):
1. Kasih yang Tulus kepada Allah dan Firman-Nya
- Mazmur 119:97 – "Betapa kucintai Taurat-Mu!"
- Orang yang lahir baru memiliki kerinduan untuk mengenal Allah dan menaati Firman-Nya, bukan sekadar kewajiban.
2. Pertobatan yang Terus-Menerus
- 1 Yohanes 1:9 – Orang percaya tidak kebal terhadap dosa, tetapi ketika jatuh, ia akan bertobat dan kembali kepada Allah.
- Ada kepekaan hati terhadap dosa, bukan pembenaran diri.
3. Iman yang Bertahan dan Bertumbuh
- 1 Yohanes 5:4 – "Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia."
- Iman sejati bukan hanya awal percaya, tapi bertahan sampai akhir meski dalam pencobaan.
4. Kasih kepada Sesama
- 1 Yohanes 3:14 – "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita."
- Lahir baru menghasilkan kasih yang nyata kepada sesama, terutama sesama orang percaya.
5. Buah Roh dalam Kehidupan
- Galatia 5:22–23 – Kasih, sukacita, damai, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
- Bukan berarti sempurna, tapi ada pertumbuhan yang terlihat.
6. Ketekunan dalam Penderitaan
- Yakobus 1:12 – Orang yang lahir baru tetap setia dalam kesulitan, karena tahu imannya berakar pada Kristus, bukan pada situasi.
Kesimpulan
Lahir baru terlihat dalam perubahan hati, arah hidup, dan kasih yang nyata – bukan sekadar pengakuan di bibir.
APAKAH ADIL KRISTUS YG TIDAK BERDOSA MEMIKUL DOSA ORANG YANG BERDOSA
1. Ketidakadilan Jika Dilihat Secara Manusiawi
- Dari sisi hukum manusia, orang tidak bersalah tidak boleh dihukum atas dosa orang lain (Ulangan 24:16).
- Jadi, jika Yesus sekadar dipaksa menanggung dosa tanpa alasan yang sah, itu memang tidak adil.
2. Mengapa Ini Adil Menurut Allah?
a. Karena Yesus Rela (Bukan Dipaksa)
- Yohanes 10:18 – "Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, tetapi AKU MEMBERIKANNYA MENURUT KEHENDAK-KU SENDIRI."
- Yesus SECARA SUKARELA mengambil tempat kita. Keadilan Allah tidak dilanggar karena Dia sendiri yang memilihnya.
b. Karena Ia Bertindak sebagai Wakil (Representative Head)
- Sama seperti Adam mewakili seluruh umat manusia dalam kejatuhan (Roma 5:12,19), Yesus mewakili umat tebusan dalam ketaatan.
- Prinsip perwakilan ini adil di mata Allah karena Allah menetapkan perjanjian berdasarkan wakil umat.
c. Karena Dosa Memang Harus Dihukum
- Allah adalah adil; dosa tidak bisa dibiarkan tanpa hukuman (Roma 3:25–26).
- Jika Allah hanya mengampuni tanpa menghukum dosa, itu melanggar keadilan-Nya sendiri.
d. Karena di Salib, Keadilan dan Kasih Allah Bertemu
- Roma 3:26 – "Supaya nyata, bahwa Ia adalah adil dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus."
- Salib menunjukkan Allah tetap menghukum dosa (adil) tetapi juga menyelamatkan orang berdosa (kasih) melalui pengganti yang sah.
3. Ilustrasi
Bayangkan seseorang dijatuhi hukuman mati karena membunuh. Lalu ada orang lain yang tidak bersalah tetapi rela menggantikan dengan persetujuan hakim.
- Hukum tetap ditegakkan (keadilan).
- Terhukum menerima pengampunan (kasih).
Demikian juga Yesus di salib:
Dia tidak bersalah, tapi menjadi pengganti sukarela, agar Allah tetap adil dan manusia diselamatkan.
KONSEP PERWAKILAN
konsep “perwakilan” Adam dan Kristus (Roma 5) sebagai dasar keselamatan:
1. Prinsip Perwakilan dalam Alkitab
- Allah sering bekerja melalui kepala perjanjian (covenantal head), yaitu satu orang yang mewakili banyak.
- Contoh:
- Adam mewakili seluruh manusia dalam kejatuhan.
- Kristus mewakili umat tebusan dalam ketaatan dan keselamatan.
2. Adam Sebagai Wakil Umat Manusia (Roma 5:12–19)
- Roma 5:12 – "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut..."
- Melalui ketidaktaatan satu orang (Adam):
- Semua manusia turut dihukum (5:18).
- Semua menjadi berdosa secara kodrat (5:19).
- Ini disebut dosa asal (original sin) – kita semua dilahirkan dalam kondisi terputus dari Allah karena wakil kita yang pertama jatuh.
3. Kristus Sebagai Wakil Umat Tebusan (Roma 5:15–19)
- Roma 5:18 – "Demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran yang memberi hidup."
- Melalui ketaatan satu orang (Kristus):
- Semua yang dipersatukan dengan Dia dibenarkan.
- Kristus menjadi Adam yang kedua (1 Korintus 15:45).
4. Kenapa Harus Ada Wakil?
- Karena kita tidak mungkin menyelamatkan diri sendiri – kita terikat dalam dosa Adam.
- Allah menyediakan wakil baru yang sempurna, supaya kita bisa dipersatukan dalam ketaatan-Nya.
- 2 Korintus 5:21 – "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
5. Kesimpulan
- Adam jatuh → kita ikut jatuh.
- Kristus taat → kita ikut dibenarkan.
Keselamatan bukan usaha kita naik kepada Allah, tapi Allah yang mengutus Wakil sempurna untuk menebus kita.
Mau saya lanjutkan ke “kenapa Yesus harus 100% manusia dan 100% Allah supaya penebusan sah”?
Atau mau saya buat diagram perbandingan Adam vs Kristus (Kejatuhan vs Penebusan)?
YESUS MENANGGUNG PENUH HUKUMAN MANUSIA AKIBAT DOSA
1. Apa Itu Hukuman Neraka?
- Neraka = pemisahan kekal dari hadirat Allah dalam murka-Nya (2 Tesalonika 1:9).
- Unsurnya:
- Murka Allah yang adil (Wahyu 14:10–11).
- Penderitaan batin dan tubuh tanpa akhir.
- Tanpa harapan, tanpa kelepasan.
2. Apakah Yesus Mengalami Ini di Salib?
a. Ya, dalam Esensinya (Tetapi Tidak Kekal dalam Waktu)
- Yesaya 53:5–6 – "TUHAN menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."
- 1 Petrus 2:24 – "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib."
- Ia menanggung murka penuh Allah yang seharusnya kita tanggung kekal di neraka.
- Karena Ia Allah yang tak terbatas, penderitaan-Nya mempunyai nilai kekal walau dialami dalam waktu terbatas.
b. Ia Mengalami "Neraka Rohani" di Salib
- Matius 27:46 – "Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" → puncak pemisahan rohani.
- Neraka sejati adalah keterpisahan dari Allah dan berada di bawah murka-Nya – itulah yang Kristus alami pada jam-jam kegelapan di Golgota.
c. Bedanya dengan Neraka bagi Manusia
- Manusia di neraka tidak pernah selesai menanggung hukuman karena mereka terbatas tetapi berdosa terhadap Allah yang tak terbatas.
- Kristus selesai menanggung hukuman karena Ia tak berdosa dan ilahi, sehingga pengorbanan-Nya CUKUP UNTUK SEMUA ORANG PERCAYA.
3. Kesimpulan
- Ya, Yesus menanggung hukuman neraka dalam arti Ia menyerap murka Allah yang penuh atas dosa umat tebusan.
- Ia tidak pergi ke neraka setelah mati untuk menderita di sana; SALIB ADALAH TEMPAT IA MENGALAMI NERAKA ITU.
- Karena itu, tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus (Roma 8:1).
SALIB MENGALAHKAN DOSA, IBLIS DAN MAUT
Bagaimana salib Yesus mengalahkan maut, dosa, dan Iblis – sehingga kita bebas dari neraka:
1. Salib Mengalahkan Kuasa Dosa
- Roma 6:10 – "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa satu kali untuk selama-lamanya."
- Salib mematahkan kuasa dosa yang mengikat manusia:
- Dulu dosa adalah tuan kita.
- Di salib, kuasa dosa dipatahkan, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran.
2. Salib Mengalahkan Kuasa Iblis
- Ibrani 2:14 – "Supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut."
- Iblis memakai dosa sebagai senjata penuduhan (Why 12:10).
- Di salib:
- Tuntutan hukum atas dosa dipenuhi.
- Hak Iblis untuk menuduh hilang.
3. Salib Mengalahkan Kuasa Maut & Neraka
- 1 Korintus 15:55–57 – "Hai maut, di manakah kemenanganmu?"
- Yesus mati sebagai manusia tetapi bangkit dengan kuasa ilahi, menaklukkan maut.
- Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa hukuman dosa telah dibayar lunas (Rm 4:25).
4. Akibatnya Bagi Kita yang Percaya
- Tidak lagi di bawah murka Allah (Rm 8:1).
- Tidak lagi takut pada maut – kematian menjadi pintu masuk ke hadirat Allah.
- Tidak lagi diperbudak Iblis – kita milik Kristus, Raja yang menang.
5. Inti Kemenangan Salib
- Kolose 2:14–15 – "Ia telah MENGHAPUSKAN SURAT HUTANG... dan Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, dan menjadikan mereka tontonan di muka umum dalam kemenangan-Nya atas mereka di dalam Kristus."
- Salib bukan hanya penebusan pribadi, tetapi DEKLARASI KEMENANGAN KOSMIK: dosa, maut, dan Iblis dikalahkan selamanya.
