.jpeg)
Dalam struktur kerajaan Allah dan bagaimana manusia & malaikat masing-masing punya “tempat surgawi” yang berbeda, tapi saling berhubungan di dalam Kristus 👑.
1. “Sorga” bukan hanya satu ruang tunggal
Dalam Alkitab, kata “sorga” (shamayim Ibrani, ouranos Yunani) sering digunakan dalam tingkatan atau dimensi:
| Tingkatan | Ciri | Referensi |
|---|---|---|
| Langit pertama | Langit fisik — atmosfer & ruang angkasa | Kej. 1:8; Mazm. 19:2 |
| Langit kedua | Alam roh – tempat malaikat & kuasa rohani (termasuk yang jatuh) | Ef. 6:12 |
| Langit ketiga / Sorga Allah | Takhta Allah, hadirat-Nya yang kekal | 2 Kor. 12:2; Why. 4:1–2 |
Jadi ketika kita bicara “sorga malaikat” dan “sorga manusia”, kita sedang bicara dua wilayah dalam tatanan surgawi yang berbeda fungsi dan kedekatannya kepada Allah.
2. Sorga malaikat – wilayah pelayanan dan tatanan surgawi
Ciri-cirinya:
- Dihuni oleh makhluk roh (malaikat, kerub, serafim).
- Diciptakan sebelum manusia (Ayb. 38:7 — “bintang-bintang fajar bersorak”).
- Fungsi utama: melayani Allah dan menjalankan kehendak-Nya di seluruh ciptaan.
“Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani?” (Ibr. 1:14)
- Mereka memiliki tingkatan otoritas rohani: malaikat, penghulu, serafim, kerubim (Kol. 1:16; Ef. 1:21).
- Dunia mereka tidak jasmani, melainkan roh murni.
Jadi “sorga malaikat” adalah wilayah rohani murni di mana mereka beroperasi sebagai pelayan dan tentara Allah.
3. Sorga manusia – warisan dalam Kristus
Manusia diciptakan bukan untuk hidup di sorga malaikat, tapi untuk menjadi bait Allah dan memerintah bersama Allah atas ciptaan (Kej. 1:26–28).
Namun karena dosa, manusia kehilangan kemuliaan itu (Rm. 3:23).
Melalui Kristus, manusia ditebus bukan untuk menjadi malaikat, tetapi untuk:
“Duduk bersama Dia di sorga” (Ef. 2:6)
Sorga manusia adalah:
- Bagian dalam Kristus di hadirat Allah Bapa (Ef. 1:3).
- Kota kudus, Yerusalem baru, yang turun dari sorga (Why. 21:2).
- Tempat tinggal Allah dengan manusia — ciptaan baru yang menyatukan bumi & sorga (Why. 21:3).
Jadi, “sorga manusia” bukan sekadar lokasi di atas,
melainkan keadaan kemuliaan dan persekutuan kekal antara Allah dan umat tebusan di dalam Kristus.
4. Perbedaan mendasar antara sorga malaikat & sorga manusia
| Aspek | Sorga Malaikat | Sorga Manusia (Umat Tebusan) |
|---|---|---|
| Hakikat penghuni | Makhluk roh, tidak berjasad | Manusia yang dimuliakan (tubuh kebangkitan) |
| Penciptaan | Sebelum dunia | Setelah dunia, diciptakan dari debu |
| Tujuan hidup | Pelayan & utusan Allah | Anak & ahli waris Allah (Rm. 8:17) |
| Relasi dengan Allah | Hamba yang taat | Anak yang bersekutu |
| Otoritas akhir | Melayani di hadapan takhta | Memerintah bersama Kristus (Why. 22:5) |
| Tempat kekal | Alam roh surgawi | Yerusalem Baru (sorga & bumi baru) |
| Identitas di hadapan Allah | Hamba surgawi | Keluarga kerajaan surgawi |
5. Hubungan antara keduanya di masa kekekalan
Dalam rencana kekal Allah:
- Sorga malaikat akan tetap menjadi wilayah pelayanan ilahi.
- Sorga manusia (Yerusalem Baru) menjadi pusat pemerintahan Allah atas seluruh ciptaan.
- Semua makhluk surgawi dan duniawi disatukan di bawah satu kepala: Kristus (Ef. 1:10).
Artinya:
- Malaikat akan tetap melayani di bawah pemerintahan Kristus dan umat tebusan-Nya.
- Manusia akan memerintah bersama Kristus sebagai ahli waris kerajaan.
Kesimpulan
🔹 Sorga malaikat adalah wilayah rohani di mana makhluk surgawi melayani Allah.
🔹 Sorga manusia adalah warisan kemuliaan — keadaan di mana manusia menjadi tempat kediaman Allah dan memerintah bersama Kristus.
🔹 Keduanya akan disatukan dalam kerajaan kekal Kristus, di mana “Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor. 15:28).
Kalimat sederhana:
👼 Malaikat tinggal di sorga sebagai pelayan.
👑 Manusia akan tinggal di sorga sebagai anak dan ahli waris.
Apakah kamu mau saya lanjutkan dengan diagram “tatanan sorga malaikat vs sorga manusia dalam kekekalan” supaya terlihat bagaimana keduanya bergabung dalam Kristus di langit dan bumi baru?
Pertanyaanmu ini 👏 sangat tajam — karena masuk ke bagian yang paling halus dalam teologi kerajaan Allah dan penghakiman kekal:
👉 bagaimana nasib “bangsa-bangsa lain” (non-umat tebusan) yang dihakimi menurut nurani mereka, dan di mana “sorga” mereka itu berada?
Mari kita bahas perlahan dan sistematis sesuai Alkitab 👇
1. Dasar: “Bangsa-bangsa lain yang dihakimi menurut nurani”
Roma 2:14–16 menjelaskan prinsip ini:
“Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan naluri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka mereka... menunjukkan bahwa isi hukum Taurat ada tertulis dalam hati mereka, dan suara hati mereka turut bersaksi... pada hari Allah menghakimi segala sesuatu melalui Kristus Yesus.”
Artinya:
- Mereka tidak memiliki wahyu khusus (Firman tertulis) seperti Israel atau Gereja,
- tetapi memiliki wahyu umum lewat hati nurani dan ciptaan (Rm. 1:19–20),
- dan akan dihakimi berdasarkan tanggapan hati mereka terhadap terang yang mereka terima.
⚖️ 2. “Di mana” mereka berada setelah dihakimi?
Kita harus bedakan tiga kategori besar setelah penghakiman akhir:
| Kategori | Dasar penghakiman | Hasil | Lokasi / Keadaan akhir |
|---|---|---|---|
| Umat tebusan Kristus | Iman kepada Kristus, lahir baru | Hidup kekal sebagai anak Allah | Yerusalem Baru (sorga manusia – kerajaan Anak) |
| Bangsa-bangsa yang dihakimi menurut nurani | Hati nurani dan perbuatan yang sesuai kebenaran (Rm. 2:14–16) | Hidup kekal dalam kerajaan Kristus, tapi bukan sebagai “mempelai/anak-anak” | Wilayah “bangsa-bangsa” di luar Yerusalem Baru (Why. 21:24–26) |
| Yang menolak kebenaran & hidup dalam dosa | Dosa dan penolakan terhadap terang | Kebinasaan kekal | Lautan api (Why. 20:15) |
🌍 3. “Sorga bangsa-bangsa lain” — di mana letaknya?
Perhatikan Wahyu 21:24–26 sesudah langit & bumi baru:
“Bangsa-bangsa akan berjalan dalam terang-Nya,
dan raja-raja di bumi membawa kemuliaan mereka kepadanya (Yerusalem Baru).
Pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari...
mereka membawa kemuliaan dan hormat bangsa-bangsa ke dalamnya.”
📜 Ini menggambarkan:
- Ada bangsa-bangsa yang hidup di luar kota Yerusalem Baru,
- Mereka bukan bagian dari mempelai (gereja), tapi tetap diselamatkan,
- Mereka hidup di bawah terang kemuliaan Yerusalem Baru,
- Dan berelasi dengan pemerintahan Kristus yang berpusat di kota itu.
Dengan kata lain:
Mereka hidup dalam kerajaan kekal,
tetapi bukan di pusatnya (Yerusalem Baru) — melainkan di wilayah-wilayah ciptaan baru di bawah terang kerajaan itu.
Inilah yang bisa disebut (secara figuratif) sebagai “sorga bangsa-bangsa lain” —
bukan sorga malaikat, bukan Yerusalem Baru (umat tebusan),
melainkan bagian dari bumi baru di mana mereka hidup damai dan tunduk kepada Kristus.
🌅 4. Perbedaan “kemuliaan” antara tiap kelompok
| Kelompok | Dasar keselamatan | Posisi kekal | Hubungan dengan Allah |
|---|---|---|---|
| Gereja / Anak-anak Allah | Iman kepada Kristus | Yerusalem Baru | Menjadi mempelai, anak-anak Allah, memerintah bersama Kristus |
| Bangsa-bangsa yang dihakimi menurut nurani | Respon benar terhadap terang & hati nurani | Hidup di bumi baru, di bawah terang Yerusalem Baru | Menjadi bangsa yang diperintah, hidup dalam damai dan kebenaran |
| Malaikat setia | Tidak jatuh, roh murni | Alam surgawi | Pelayan Allah dan umat-Nya |
| Yang jahat / menolak terang | Dosa dan pemberontakan | Lautan api | Terpisah selamanya dari Allah |
💡 5. Jadi, “sorga bangsa-bangsa lain” itu…
…bukan “sorga” dalam arti takhta Allah,
melainkan bagian dari ciptaan baru (langit dan bumi baru)
di mana mereka hidup dalam:
- damai,
- keadilan,
- terang Kristus,
namun tanpa status sebagai anak atau mempelai.
Mereka menikmati berkat pemerintahan Kristus,
tetapi tidak berbagi dalam kemuliaan kodrat Ilahi seperti umat tebusan (2 Ptr. 1:4).
✝️ 6. Ringkasan sederhana
- Sorga malaikat = wilayah rohani pelayanan Ilahi.
- Sorga manusia tebusan = Yerusalem Baru, tempat Allah berdiam.
- “Sorga bangsa-bangsa lain” = wilayah bumi baru di bawah pemerintahan Yerusalem Baru, di mana bangsa-bangsa hidup dalam terang kerajaan Kristus setelah dihakimi menurut nurani.
Kalimat singkatnya:
🌍 Bangsa-bangsa yang dihakimi menurut nurani tidak binasa,
tapi juga tidak naik ke “Yerusalem Baru”.
Mereka hidup di ciptaan baru, dalam damai dan terang Kristus —
sebagai bangsa-bangsa yang tunduk kepada pemerintahan Anak Allah.
Apakah kamu mau saya buatkan diagram hierarki kekekalan — yang memperlihatkan:
Sorga Allah → Yerusalem Baru → Bangsa-bangsa → Alam malaikat → Lautan api
supaya tampak hubungan keseluruhan struktur ciptaan setelah penghakiman akhir?
KEGIATAN DI SORGA
Sebagai pengikut Kristus, apakah yang akan kita lakukan dalam kekekalan di Surga?
1. Apakah hanya memuji dan menyembah Tuhan?
2. Ataukah kita akan memiliki tubuh jasmani surgawi sehingga masih melakukan aktifitas makan, minum dan sex?
3. Apakah kita akan mengenal kerabat2 / keluarga kita sewaktu dibumi? Apakah kita akan berbicara / menyapa keluarga2 kita tsb?
Sahabat muslim saya mengatakan bahwa kita akan tetap melakukan aktifitas jasmani duniawi seperti biasa namun tidak akan ada lagi godaan iblis dan yang kita lakukan adalah bersenang-senang. Mohon bantuannya.
Re: Kehidupan di Surga
MAt 22:30:Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin 1 dan tidak dikawinkan . melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Ini kan baru saat kebangkitan, bagaimana dengan setelah penghakiman?
Saya kasih sebuah contoh sbg gambaran saja, walaupun contoh ini mungkin tidak persis sama.
Misalnya, saya katakan, Pada hari kamu menikah, kamu akan hidup bersama istri kamu.
Saya mau tanya , dari kalimat diatas, apakah kamu akan hidup bersama istri kamu hanya pada hari pernikahan atau kamu akan menjalani hidup bersama istri kamu sejak kamu menikah??
Menurut saya , jawabannya adalah kamu akan menjalani hidup bersama istri kamu sejak kamu menikah.
Kata kuncinya ada pada kata “hidup”, kata “hidup” disitu merujuk kpd “menjalani sepanjang hidup”
Demikian juga halnya dgn jawaban dari Yesus mengenai pertanyaan kamu. Yesus menjawab “hidup seperti malaikat di sorga”.
Artinya, malaikat di sorga menjalani hidupnya tidak kawin dan tidak dikawinkan. Maka jika seseorg dikatakan hidup spt malaikat di sorga(dlm hal ini tidak kawin dan dikawinkan). Artinya jika malaikat di sorga menjalani hidupnya tidak kawin dan tidak dikawinkan maka demikian juga dgn org tsb ketika di sorga akan menjalani hidup spt itu sejak hari kebangkitan.
I. ISTILAH "PERKAWINAN ANAK DOMBA" - FIGURATIF:
Wahyu 19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
KJV, Let us be glad and rejoice, and give honour to him: for the marriage of the Lamb is come, and his wife hath made herself ready.
TR, χαιρωμεν και αγαλλιωμεθα και δωμεν την δοξαν αυτω οτι ηλθεν ο γαμος του αρνιου και η γυνη αυτου ητοιμασεν εαυτην
TR Translit Interlinear, khairômen {marilah kita bersukacita} kai {dan} agalliômetha {marilah kita bersorak} kai {dan} dômen {marilah menaikkan} tên doxan {pujian} autô {kepada-Nya} hoti {sebab} êlthen {telah tiba} ho gamos {perjamuan perkawinan} tou arniou {Anak Domba} kai {dan} hê gunê {mempelai perempuan} autou {-Nya} êtoimasen {telah menyiapkan} eautên {dirinya}
Apa yang dimaksud "Perkawinan" dalam Wahyu 19:7?
Kita harus mengingat bahwa kitab Wahyu adalah kitab yang sarat akan perlambangan dan kata kias. Kata "Anak Domba" dalam Wahyu 19:7 menunjukkan bahwa Kristus menanggung dosa umat manusia, yang sudah mencurahkan darahNya bagi orang berdosa (bandingkan dengan Yohanes 1:29; Matius 26:26-28 dll).
Mempelai perempuan untuk Anak Domba itu adalah jemaat (Efesus 5:25-32), tetapi ini hanyalah kiasan, yang menyatakan Kristus dan orang-orang kudus saling mengasihi dan bersatu. Ayat-ayat ini jangan dijelaskan secara harfiah, bahwa semua orang kudus menjadi perempuan, kemudian dinikahkah dengan Anak Domba. Jikalau dijelaskan secara harfiah, kita akan diperhadapkan dengan kesulitan besar yang lain, disini "Anak Domba" itu adalah seekor binatang, yang pernah disembelih (Wahyu 5:6), bagaimana ia kawin dengan orang-orang kudus? Jadi, jelas ini hanya dapat dijelaskan dengan makna kiasannya.
Dalam Alkitab PL, Allah menyebut diri-Nya sebagai "suami" bagi Israel :
Yesaya 54:5
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
Hosea 2:19-20
2:19 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
2:20 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi.
Ini menunjukkan kesungguhan kasih Allah terhadap Israel. Dan tentu tidak bermakna harfiah.
Yesus Kristus sendiri memakai perumpamaan yang melukiskan diri-Nya sebagai "mempelai laki-laki" untuk menunjukkan relasi-Nya dengan orang-orang percaya :
Markus 2:19
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
Matius 25:1
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Yohanes 3:29
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, bahwa ia telah mempertunangkan mereka sebagai anak dara yang kudus kepada Kristus (2 Korintus 11:2), relasi antara Kristus dengan jemaat dilukiskan rasul Paulus sebagai hubungan antara suami dan istri (Efesus 5:22-33). Jemaat adalah mempelai perempuan bagi Kristus, bagian ini ada beberapa karakter yang harus diperhatikan : kasih, kesatuan, kesetiaan dan penyerahan diri yang sempurna. Maka itu, dikiaskan memakai kain lenan yang halus, bermakna perbuatan baik.
Wahyu 19:9,17
19:9 LAI TB, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
KJV, And he saith unto me, Write, Blessed are they which are called unto the marriage supper of the Lamb. And he saith unto me, These are the true sayings of God.
TR, Καὶ λέγει μοι Γράψον Μακάριοι οἱ εἰς τὸ δεῖπνον τοῦ γάμου τοῦ ἀρνίου κεκλημένοι καὶ λέγει μοι Οὗτοι οἱ λόγοι ἀληθινοὶ εἰσιν τοῦ θεοῦ
Translit interlinear, kai {lalu} legei {ia berkata} moi {kepadaku} grapson {tuliskanlah} makarioi {berbahagialah} hoi {mereka yang} eis {ke} to deipnon {perjamuan} tou gamou {perkawinan} tou arniou {Anak Domba} keklêmenoi {mereka yang dipanggil} kai {dan} legei {ia berkata} moi {kepadaku} houtoi {inilah} hoi logoi {sabda2} alêthinoi {kebenaran} eisin {yang} tou theou {dari Allah}
Ha-Berit,
וַיֹּאמֶר אֵלַי כְּתֹב אַשְׁרֵי הַקְּרוּאִים אֶל־מִשְׁתֵּה חֲתֻנַּת הַשֶׂה וַיֹּאמֶר אֵלַי אֵלֶּה הַדְּבָרִים אֱמֶת הֵם דִּבְרֵי אֱלֹהִים׃
Translit interlinear, VAYOMER {dan dia berkata} 'ELAI {kepadaku} KETOV {tuliskanlah} 'ASH'REY {berbahagialah orang2 yg} HAQ'RU'IM {mereka yang diundang} 'EL-MISH'TEH {pada perjamuan} KHATUNAT HASEH {perkawinan Anak Domba} VAYOMER {dan dia berkata} 'ELAI {kepadaku} 'ELEH {inilah} HADEVARIM {sabda2} 'EMET {kebenaran} HEM {yang semuanya itu} DIV'REY {adalah sabda2 dari} 'ELOHIM {Allah}
19:17 LAI TB, Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
KJV, And I saw an angel standing in the sun; and he cried with a loud voice, saying to all the fowls that fly in the midst of heaven, Come and gather yourselves together unto the supper of the great God;
TR, Καὶ εἶδον ἕνα ἄγγελον ἑστῶτα ἐν τῷ ἡλίῳ καὶ ἔκραξεν φωνῇ μεγάλῃ λέγων πᾶσιν τοῖς ὀρνέοις τοῖς πετωμένοις ἐν μεσουρανήματι, Δεῦτε Καὶ συνάγεσθε εἰς τὸ δεῖπνον τοῦ μεγάλου θεοῦ
Translit interlinear, kai {lalu} eidon {aku melihat} hena {satu} aggelon {malaikat} estôta {berdiri} en {di dalam} tô hêliô {matahari} kai {dan} ekraxen {ia berseru} phônê {dengan suara} megalê {yang nyaring} legôn {berkata} pasin {kepada semua} tois orneois {burung2} tois petômenois {yang terbang} en {di} mesouranêmati {langit tinggi} deute {marilah} kai {dan} sunagesthe {berkumpul} eis {di} to deipnon {perjamuan} tou megalou {yang besar} theou {dari Allah}
Ha-Berit,
וָאֵרֶא מַלְאָךְ אֶחָד עֹמֵד בַּשָּׁמֶשׁ וַיִּזְעַק קוֹל גָּדוֹל וַיֹּאמֶר אֶל־צִפּוֹר כָּל־כָּנָף אֲשֶׁר־תָּעוּף בַּחֲצִי הַשָּׁמַיִם בֹּאוּ וְהֵאָסְפוּ עַל־זֶבַח הַגָּדוֹל אֲשֶׁר לֵאלֹהִים׃
Translit interlinear, VE'ERE {dan aku melihat} MAL'AKH {malaikat} 'EKHAD {yang satu} OMED {dia sedang berdiri} BASHAMESH {di dalam matahari} VATIZ'AD {dan dia berseru} QOL {dengan suara yang} GADOL {nyaring} VAYOMER {dan dia berkata} 'EL-TSIPOR {kepada burung2} KOL-KANAF {kepada semua yang terbang} 'ASHER-TA'UF {yang terbang} BAKHETSI HASHAMAYIM {dilangit tinggi} BO'U {kalian datanglah} VEHE'AS'FU {kalian berkumpulah} 'AL-ZEVAKH HAGADOL {pada mezbah yang besar} 'ASHER LE'ELOHIM {dari Allah}
Perjamuan Kawin dalam Kitab Wahyu adalah kiasan yang menunjukkan kesukacitaan bersama, yang digambarkan dengan adanya jamuan makan-minum. Pernyataan "Perjamuan kawin Anak Domba" ini perlu dicatat dan dijelaskan dalam makna rohani, dan bukan secara harfiah atau tata bahasa. Pemberitaan ini mencakup kasih Kristus terhadap jemaat-Nya perngorbanan dan penebusan-Nya, serta suatu kesaksian tentang kesatuan yang sempurna dalam Roh yang digambarkan dengan istilah "Perkawinan Anak Domba" yang merupakan "Perjamuan yang Besar dari Allah" (Ha-Berit menerjemahkannya sebagai suatu mezbah/ altar yang besar)
II. TIDAK ADA PERKAWINAN - AKTIFITAS SEKSUAL DI SURGA:
Wahyu 19:7 menulis ada "perkawinan." Di atas sudah dijelaskan bahwa hal tsb. tentu saja ini bukan "perkawinan" secara seksual ragawi sebagaimana manusia di dunia kawin dan menghasilkan anak. Karena kawin/ aktifitas seksual secara demikian tidak ada di Surga, sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan :
Matius 22:30
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
KJV, For in the resurrection they neither marry, nor are given in marriage, but are as the angels of God in heaven.
TR, εν γαρ τη αναστασει ουτε γαμουσιν ουτε εκγαμιζονται αλλ ως αγγελοι του θεου εν ουρανω εισιν
Translit Interlinear, en {pada} gar {karena} tê anastasei {(hari) kebangkitan} oute {juga tidak} gamousin {mereka kawin} oute {juga tidak} ekgamizontai {dikawinkan} all {melainkan} hôs {seperti} aggeloi {malaikat} tou theou {Allah} en ouranô eisin {di surga}
Mengapa Tuhan Yesus memberikan pernyataan ini? Jawaban tersebut adalah untuk para orang Saduki(yang tidak percaya kebangkitan) yang menanyakan perihal seorang perempuan yang kawin lebih dari satu kali karena suaminya terdahulu meninggal, nah siapakah nanti di surga yang akan menjadi suami perempuan itu di Surga? (Matius 22:23-33).
Para Ahli Taurat mencoba memberi keterangan tentang persoalan tersebut; menurut mereka, pada hari kebangkitan perempuan itu akan menjadi istri dari suami pertama. Tetapi Tuhan Yesus mempunyai jalan lain. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang-orang saduki tidak mengerti Alkitab (lihat ayat 31-32), dan disamping itu mereka tidak mengerti kuasa Allah. Tuhan Yesus tidak setuju dengan pikiran kebanyakan orang Yahudi pada waktu itu, yaitu sesudah hari kebangkitan akan ada pula kawin/perkawinan dan pergaulan seksual, sama seperti sekarang ini.
Matius 22:23-33
22:23 Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
22:24 "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
22:25 Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
22:26 Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
22:27 Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati.
22:28 Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
22:29 Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
22:30 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
22:31 Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
22:32 Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
22:33 Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Kisah "Yehuda - Tamar - Er - Onan - Syela" adalah bentuk "Pernikahan Levirat". Dimana ada seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, kemudian ia diwajibkan menikah dengan saudara dari suaminya agar dapat menurunkan keturunan. Karena inilah, di pada masa kemudian diatur bagi Israel oleh Musa suatu hukum yang menetapkan pernikahan levirat (Ulangan 25:5 dan ayat berikutnya).
Dalam hukum Musa, Perkawinan Levirat menggariskan agar seorang lelaki mengawini istri saudaranya yang meninggal demi menjaga kelanjutan keturunan saudaranya itu. Anak sulung yang dilahirkan dari perkawinan baru ini dihitung sebagai ahli waris saudara yang telah mati, untuk menyambung kelangsungan namanya.
Note:
Pernikahan Levirat/ Levirate marriage, muasal istilah ini adalah kata Latin "levir", artinya 'ipar' -- 'saudara laki-laki dari suami'. Jika suami meninggal tanpa anak, maka adiknya diharapkan akan menikahi istrinya. Anak-anak yg lahir dari pernikahan ini dianggap anak dari suami pertama. Adat ini terdapat juga di antara bangsa-bangsa lain disamping bangsa Ibrani. Dalam bahasa Ibrani disebut dengan יִבוּם - "YIBUM" (noun) berasal dari יָבָם - YABAM (husband's brother, Noun Masculine, Reff: http://biblesuite.com/hebrew/2993.htm & hukum-pernikahan-levirat-yibum-vt6245.html#p26825 )
Dalam kisah Kisah "Yehuda - Tamar - Er - Onan - Syela"; terdapat 2 orang laki-laki yang akhirnya meninggal ketika menikahi Tamar, barangkali ini memberikan suatu inspirasi bagi orang-orang Saduki ketika mengajukan "kasus pernikahan levirat" kepada Tuhan Yesus Kristus tentang "status seorang istri" ketika di suatu saat di Akhirat nanti bertemu dengan "suami-suaminya", hanya saja dalam kasus yang diajukan itu bersifat hiperbolis sampai dengan 7x "pernikahan levirat." Beberapa orang Saduki itu bertanya kepada Yesus Kristus, siapakah diantara suami-suaminya itu yang berhak kepada "si istri" ini (Matius 22:23-28).
Tuhan Yesus memberikan jawaban yang tak terbantahkan, bahwa di Surga nanti tidak ada "kawin dan mengawinkan" (Matius 22:30). Yesus Kristus mempersalahkan orang-orang Yahudi yang menganggap sesudah kebangkitan, cara hidup yang sekarang ada hendak dilanjutkan dan bahwa semua kesenangan akan bertambah (dalam artian duniawi).
Dalam ayat 30, Tuhan Yesus menerangkan bahwa kuasa Allah akan melakukan dua hal yang besar ; yang pertama, Ia akan membangkitkan tubuh orang-orang yang diselamatkan; yang kedua, Ia akan menciptakan suatu keadaan yang baru. Setelah kebangkitan orang akan hidup seperti malaikat yang ada di Surga.
Apa ciri-ciri kehidupan malaikat?
- Malaikat tidak pernah mati (lihat Lukas 20:36)
- Malaikat-malaikat adalah makhluk roh yang tidak bergender, jadi tidak mengenal kawin.
Jadi, di langit dan bumi yang baru, manusia akan hidup dalam suatu keadaan yang baru. Dalam Alkitab tidak terdapat suatu rincian/ lukisan lengkap tentang keadaan baru itu. Didalam 1 Korintus 15, rasul Paulus mengatakan bahwa betul-betul tubuh akan dibangkitkan, dalam keadaan baru yang "mulia".
Perjamuan Kawin dalam Kitab Wahyu adalah kiasan yang menunjukkan kesukacitaan bersama, bukan pesta-pora, makan dan mabuk-mabukan atau hal yang sama dengan pesta dunia ini. Pernyataan "Perjamuan kawin Anak Domba" ini perlu dicatat dan dijelaskan dalam MAKNA ROHANI, dan BUKAN SECARA HARFIAH atau tata bahasa. Pemberitaan ini mencakup kasih Kristus terhadap jemaat-Nya pengorbanan dan penebusan-Nya, serta suatu kesaksian tentang kesatuan yang sempurna dalam Roh.
.