“Jalan yang Benar dan Terbaik”
Kita harus menentang dengan tegas bila
kekristenan diajarkan sebagai jalan yang mudah. Kekristenan adalah jalan
yang benar dan terbaik tiada duanya, tetapi bukan jalan yang mudah. Kekristenan
yang diajarkan sebagai jalan yang mudah dapat mengakibatkan orang-orang Kristen
menjadi duniawi. Inilah penyebab kegagalan pelayanan. Banyak orang ke gereja
dan setia dalam berbagai kegiatan gereja, tetapi tetap hidup dalam “percintaan
dunia”. Mereka akan binasa sebab tidak pernah mengasihi Tuhan.
Bila diajarkan bahwa mengikut Yesus itu jalan
yang mudah, jemaat Tuhan cenderung akan terbawa menjadi kerdil, kekanak-kanakan
dan kurang bertumbuh. Bila demikian, maka kecintaan jemaat terhadap dunia tidak
akan surut. Sebagai akibatnya, hati jemaat tidak merindukan Yesus dan
kerajaan-Nya (Yoh. 3:31; Kol. 3:1–4). Bibir mereka mengasihi Tuhan, tetapi
hatinya mengasihi harta dan dunia ini. Ini berarti terjadi praktik persundalan
atau perzinaan rohani yang melukai hati Tuhan. Ironisnya, mereka tidak merasa
sedang melukai hati Tuhan, sebab mereka tidak terlibat dalam berbagai
pelanggaran moral umum. Harus dipahami bahwa tindakan dosa bukan hanya tindakan
yang kelihatan, tetapi sikap hati sudah merupakan tindakan yang membangkitkan
reaksi Tuhan.
Kekristenan yang diajarkan sebagai jalan yang
mudah menjadi kekristenan tanpa salib; biasanya para pengikutnya menggunakan
kuasa Allah sebagai sarana untuk memperoleh kekayaan dunia dan pemuasan ambisi
manusia. Kekristenan semacam ini bertendensi mengatur Tuhan semata-mata. Memang
gereja yang mengajarkan pola ajaran seperti ini akan banyak dikunjungi jemaat,
dan mereka merasa sebagai gereja yang berkenan kepada Tuhan dan diberkati.
Kekristenan tanpa salib bukanlah kekristenan,
sebab Tuhan Yesus sendiri menegaskan bahwa jika seseorang mau mengikut-Nya
tetapi tidak mau memikul salib dan menyangkal dirinya, ia tidak layak untuk
Kerajaan Surga (Mat. 10:38; Mat. 16:24). Inilah Injil yang berkadar rendah.
Orang percaya yang menerima Injil yang berkadar rendah, akan memiliki
kecenderungan kurang mengabdi kepada Tuhan. Mereka mengiring Tuhan hanya demi
untuk keuntungan pribadi. Kalaupun mereka berbuat sesuatu bagi Tuhan, mereka
melakukannya hanya untuk gereja dan bukan untuk Tuhan; serta mengharapkan
imbalan. Dengan demikian, sampai mati mereka tidak pernah memikul salib dan
menderita bersama dengan Tuhan. Sungguh mengerikan, sementara mereka tidak
pernah berbakti kepada Tuhan dalam arti yang benar, mereka yakin akan
dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus.