SETAN MUSUH KITA

 



MUSUH BERBAHAYA 

TIDAK ADA oknum yang lebih membahayakan bagi manusia kecuali yang disebut sebagai kuasa kegelapan atau Iblis atau setan dan semua pengikutnya. Oleh sebab itu kita harus mengenali dengan benar siapa oknum ini. Kesalahan mengenal dan memahami oknum ini sangat berbahaya. Walaupun Alkitab tidak berbicara tegas dan tajam mengenai oknum ini, tetapi dari berita Alkitab, kita masih bisa mengenal dan memahami oknum tersebut. Secara sporadis Alkitab mengemukakan oknum ini. Dari hal itu kita memperoleh peta yang memadai siapa sebenarnya oknum ini. Untuk memperoleh peta yang jelas dan akurat, maka dibutuhkan kerja keras, ketelitian dan terutama pimpinan Roh Kudus untuk memahami rahasia Firman-Nya.

Terus terang, selama ini landasan berpikir mengenai asalusul Setan atau Iblis atau mahkluk surgawi yang jatuh ini tidak kokoh dan terkesan bias, tidak jelas dan tidak tegas. Setan atau Iblis sering disebut-sebut, tetapi kita tidak pernah mengetahui bagaimana asal usulnya dan keberadaannya secara lengkap. Hanya ada beberapa bagian dalam Alkitab atau teks-teks tertentu yang diakui sebagai keterangan mengenai asal usul oknum ini. Itupun masih tidak terlalu jelas, sehingga ada teolog-teolog yang menyangkal teks-teks tersebut menjadi dasar atau landasan asal usul Iblis atau Setan ini.

Dalam hal ini orang percaya harus bisa membedakan antara Iblis atau Setan dan roh-roh jahat. Dalam terjemahan bahasa Indonesia terdapat ketidakkonsistenan penerjemahan terhadap nama-nama tersebut. Iblis dan Setan adalah oknum yang sama. Dalam Perjanjian Lama Alkitab bahasa Ibrani oknum ini diterjemahkan satan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan satan. Setan artinya adversary (musuh) atau one who withstands (oknum yang melawan). Dalam teks Yunani kata ini juga diterjemahkan dengan bunyi mirip yaitu satan (oardv), yang artinya the adversary (musuh atau lawan), the enemy of God and his people (musuh Allah dan umat-Nya). Dalam Perjanjian Lama Alkitab bahasa Indonesia oknum jahat ini selalu diterjemahkan Iblis, bukan Setan. Ironi sekali, tidak ada kata Setan dalam Perjanjian Lama Alkitab bahasa Indonesia, padahal justru kata aslinya adalah satan (WEP). Dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan oknum ini disebut di dalam banyak ayat (Mat. 4:10; 12:26 dan sangat banyak jumlahnya).

Iblis dalam teks bahasa Yunaninya adalah diabolos yang artinya pendakwa yang salah (slanderous, accusing falsely). Kata itu juga bisa berarti perusak. Ini sama artinya dengan Setan (satan). Untuk oknum jahat tersebut Perjanjian Baru selalu menerjemahkan diabolos, tetapi setiap kali Tuhan Yesus berhadapan langsung dengan oknum ini, Tuhan Yesus selalu menyebutkan dengan menggunakan nama Setan, bukan diabolos. Sayangnya, Alkitab bahasa Indonesia menerjemahkan kata diabolos ini dengan kata Setan. Seharusnya setiap ada kata diabolos diterjemahkan Iblis sedangkan kata setan diterjemahkan Setan juga. Seperti misalnya dalam Matius 16:23, Tuhan Yesus menyebut oknum ini dengan nama satana atau Setan, tetapi Alkitab Bahasa Indonesia menerjemahkannya menjadi Iblis. Namun demikian hal ini tidak prinsip, sebab Alkitab jelas menunjukkan bahwa Iblis maupun Setan sama saja (Why. 12:9).

Begitu banyak teks dalam Alkitab yang menyebut oknum ini, maka tidak bisa tidak kita harus mengenal dan memahami siapa sebenarnya dia. Sangatlah keliru kalau berpandangan bahwa Iblis atau setan dan roh-roh jahat adalah oknum dalam fantasi dan imajinasi belaka. Sehingga banyak orang tidak merasa perlu mempersoalkannya. Orang-orang seperti ini biasanya hidup dalam tawanan pikiran mereka yang bodoh sehingga mereka tidak menyadari bahwa oknum jahat tersebut telah menguasai kehidupan mereka. Kalau kita berusaha untuk mengenali dan memahami mengenai oknum tersebut, dimaksudkan agar kita dapat berantisipasi terhadap oknum ini sesuai dengan Firman Tuhan, tidak terjebak dalam perangkapnya. Dengan mengenali siapa oknum ini maka besar potensi untuk dapat mengalahkannya, seperti Tuhan Yesus telah mengalahkannya.

Adapun roh-roh jahat berbeda dengan Iblis. Mereka adalah oknum malaikat-malaikat jatuh yang telah terhasut oleh Iblis untuk ikut memberontak kepada Allah. Jumlah mereka bisa sangat banyak, bukan oknum tunggal. Itulah sebabnya kata untuk roh jahat sering berbentuk jamak. Dalam Wahyu 12:4, mereka didentifikasi sebagai “bintang-bintang yang diseret” dan dilemparkan ke bumi. Roh-roh jahat ini, dalam Perjanjian Lama tertulis shed (TV)), yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan demons. Dalam teks bahasa Yunani diterjemahkan daimonion (Salpc'wwv), yang artinya the divine power, deity, divinity (kuasa yang ilahi), a spirit (roh), a being inferior to God, superior to men (rendah atau lemah di hadapan Allah tetapi lebih kuat dari manusia). Oknum-oknum ini juga disebut sebagai evil spirits or the messengers and ministers of the devil (roh jahat sebagai utusan dan pelayan dari Iblis atau Setan).

Inilah oknum-oknum yang gemetar di hadapan Tuhan Yesus (Luk. 8:28-29), oknum-oknum ini bukan Setan atau Iblis, tetapi daimom'a (roh-roh jahat). Sayang sekali, penerjemah Alkitab Bahasa Indonesia menerjemahkannya dengan menggunakan kata Setan, padahal lebih tepat diterjemahkan sebagai roh-roh jahat. Terjemahan “Setan” tersebut tidak tepat. Seperti yang terdapat dalam Yakobus 2:19, yang gemetar bukanlah Iblis, tetapi daimonion (roh-roh jahat ; Ing. demons). Demikian pula dalam Matius 7:22, terdapat kalimat mengusir “Setan”, padahal teks aslinya adalah daimonia (“Galudwa”), yaitu roh-roh jahat, bentuknya jamak (noun accusative neuter plural). Oleh karena tidak konsistennya terjemahan ini, maka tidak ada kejelasan siapa oknum Lusifer yang memberontak sebagai pimpinan dan siapa malaikat-malaikat yang jatuh sebagai pengikutnya. Diabolos sama dengan Iblis atau Satan yang adalah Lusifer yang jatuh. Tetapi daimonion adalah malaikatmalaikat yang terhasut oleh Lusifer untuk memberontak kepada Tuhan. Lusifer atau Iblis atau Setan tidak dikatakan dalam Alkitab gemetar di hadapan Tuhan Yesus. Oknum ini berani mencobai Tuhan dengan kurang ajarnya, agar Tuhan menyembah dirinya (Luk. 4:5-8). Sedangkan roh-roh jahat tidak berani bersikap demikian terhadap Tuhan.

Kata yang sejajar dengan daimonion (roh jahat) adalah pneumata taponem (nveépam Td now] pd), dari kata dasarpneuma dan poneros yang artinya roh-roh jahat. Inilah roh-roh yang merasuk dalam diri seseorang sehingga mengidap suatu penyakit dan mendatangkan penderitaan. Kata lain yang sejajar dengan ini adalah pneumaton akatharton (nvevudrwv dkaedprwv), yang artinya unclean spirit (roh yang tidak bersih atau roh najis). Dalam kaitannya dengan moral menunjuk kepada pikiran yang tidak bersih. Kata ini sebenarnya lebih menunjuk kepada pola berpikir yang salah. Roh-roh ini bukanlah Iblis atau Setan, tetapi bentuk gerakan dari roh-roh jahat, yaitu para pelayan dan utusan-utusan Iblis (Lusifer yang jatuh). Dalam hal ini bisa diketahui bahwa Iblis memiliki pemerintahan dengan pasukan atau hulubalang-hulubalang. Tidak bisa dibayangkan betapa dahsyat peristiwa pemberontakan di surga yang ikut menyeret sejumlah besar malaikat.

Banyak orang Kristen, bahkan pembicara-pembicara Kristen ragu-ragu melandaskan pandangannya mengenai siapa sebenarnya Setan atau Iblis itu. Kalau jujur, secara diam-diam tidak sedikit di antara mereka yang frustasi dan bingung karena tidak menemukan landasan yang kuat dalam memandang oknum tersebut secara teologis Alkitabiah. Dan akhirnya putus asa karena tidak dapat melacak asal usulnya. Keberadaan oknum jahat tersebut tidak diragukan. Seluruh Alkitab, dari kitab Kejadian sampai Wahyu dipenuhi fakta mengenai keberadaan oknum jahat tersebut. Tetapi masalahnya, sangat sedikit dapat diperoleh teks sebagai landasan untuk menjelaskan asal usul siapa sebenarnya Setan itu dan keberadaannya secara lengkap. Padahal memahami bagaimana asal usul siapa makhluk surgawi yang jatuh ini dan keberadaannya secara lengkap sangat penting, sebab dialah satu-satunya musuh yang harus dihadapi dengan segala kewaspadaan. Dalam hal ini yang penting bahwa oknum ini eksis. Keberadaannya tidak dapat dibantah. Kita harus selalu bersikap waspada. Mengapa Allah masih memberi kesempatan Iblis bertualangan, padahal ia sudah kalah? Mengapa Iblis tidak langsung saja dibinasakan? Jawabannya adalah karena Tuhan memberi kesempatan kepada orang percaya untuk menjadi pemenang sama seperti Tuhan Yesus telah menang. Di waktu yang sisa ini, sebelum Lusifer dan para malaikatnya diakhiri, orang percaya diuji untuk dilayakkan menjadi anggota keluarga dan pejabat kerajaan. Orang-orang yang menang inilah yang akan menjadi pejabat-pejabat Kerajaan Allah.

Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus bagi orang percaya bisa digambarkan seperti seorang anak sekolah. Tuhan Yesus mati di kayu salib mengalahkan kuasa kegelapan adalah keberhasilan-Nya untuk bisa memberikan potensi kepada manusia untuk kembali kepada rancangan semula.

Kemenangan Tuhan Yesus di kayu salib seperti keberhasilan orang tua dalam bisnis untuk menyediakan biaya sekolah anak-anaknya. Fasilitas anak-anak untuk studi. Hal ini yang memberi kesempatan anak-anak untuk bisa mengikuti pendidikan di sekolah yang baik dengan biaya tinggi. Makin berkualitas sekolah itu makin berat tugas-tugas sekolahnya.

Orang tua memang yang membayar biaya sekolah, tetapi anak-anak harus belajar. Ingat yang sekolah adalah anaknya. Orang tua tidak boleh mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Anak-anak yang harus belajar. Bayangkan betapa bodohnya anak-anak yang berpikir bahwa orang tua yang membiayai sekolah, orang tua yang juga belajar untuk bisa memberikan gelar kepada anak-anaknya. Anak-anak bisa bebas main game dan jalan-jalan. Anak-anak bisa dikatakan menang atau berhasil kalau mereka sendiri belajar rajin dan lulus sekolah. Untuk itu jangan mudah berkata kepada orang lain bahwa dia adalah umat pemenang.

Hidup sebagai umat pilihan adalah perjuangan untuk menjadi pemenang, kemenangan yang dimaksud adalah kemenangan seperti yang diraih oleh Tuhan Yesus, yaitu taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Tentu hal ini didahului dengan pengenalan akan Allah yang memadai sehingga seseorang mengerti kehendak Allah, apa yang baik. yang berkenan dan yang sempurna (Rm. 12:2). Perjuangan orang percaya seperti perjuangan Adam dan Hawa di taman Eden. Perjuangan untuk tidak mengkomsumsi buah yang dilarang untuk dikonsumsi. Buah yang dilarang tersebut berbicara mengenai filosofi dunia. Orang percaya harus mengkonsumsi kebenaran.

Iblis akan berusaha menyediakan menu pengajaran-pengajaran yang kelihatannya Alkitabiah, tetapi sebenarnya menentang kebenaran. Pengajaran-pengajaran yang salah tersebut seperti buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang membawa manusia “meleset” (Yun. hamartano, duaptde; Rm. 3:23), tidak membuat seseorang menjadi seperti rancangan semula atau tujuan awal Allah menciptakan manusia. Inilah bahaya terbesar dalam kehidupan orang Kristen dewasa ini.

Kita tidak boleh lupa bahwa setelah kita menjadi anak Tuhan ada perjuangan berat yang kita alami. Perjuangan berat tersebut adalah perjuangan menghadapi musuh, yaitu penghulu roh-roh di udara. Kalau dahulu kita di pihak musuh, yaitu bersikap melawan Tuhan, tetapi sekarang kita di pihak Tuhan, harus hidup dalam kebenaran Tuhan. Ini berarti kita menjadikan diri kita musuh penghulu roh-roh di udara. Dalam Efesus 6:12 Alkitab menyatakan: “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintahpemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yanggelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”. Perhatikan kata perjuangan dalam teks ini.

Kata perjuangan dalam teks tersebut adalah pale (nqu) yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan struggle, wrestle, yaitu pergulatan. Seperti seorang adu gulat, ia harus berjuang, terus bergerak untuk merebut kemenangan, kepasifan berarti kekalahan. Seorang pegulat tidak boleh berhenti berjuang, ia ada dalam situasi di mana lawan terus berusaha untuk menaklukkannya. Kekristenan tidak boleh dijalani dengan santai dan pasif, tetapi berjaga dan selalu kuat. Karenanya di Efesus 6:10 Paulus menasihati kita: Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

Petrus menasihati kita bertalian dengan hal ini sebagai berikut: Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. (lPtr. 5:8-9). Jadi kalau kita tidak merasa ada pergumulan berat menghadapi tekanan kuasa musuh, pasti ada sesuatu yang salah dalam hidup ini. Menghadapi kenyataan pergumulan melawan musuh ini Tuhan Yesus menasihati kita agar berjaga-jaga.

Apa yang dikemukakan dalam Efesus 6:12 menunjuk karakteristik dari musuh kita. Pertama, pemerintah-pemerintah adalah terjemahan dari arkhas (dpxdq). Kata ini dari kata arkhe yang artinya beginning (permulaan). Kata arkhas hendak menunjuk tokoh terkemuka atau yang memimpin suatu pemerintahan (Ing. chief} magistrate; principle, power; rule). Kata arkhas ini dalam terjemahan King Iames diterjemahkan principality (suatu negara atau pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pemimpin).

Jadi kata arkhas ini menunjuk adanya suatu pemerintahan dan pemimpin yang mengepalainya. Iadi ada pemerintahan Tuhan yang oleh karenanya kita berkata, “datanglah kerajaan-Mu”, yaitu panggilan untuk hidup dalam pemerintahan Tuhan, tetapi juga ada pemerintahan lain yang mendesak orang percaya untuk hidup dalam pemerintahannya. Kalau seseorang tidak mendahulukan Kerajaan Allah, maka akan ia akan didahului diperintah oleh kerajaan ini. Dan kalau seseorang sudah terbiasa diperintah oleh pemerintahan ini maka sukarlah untuk hidup dalam pemerintahan Kerajaan Allah. Dalam hal ini kita mengerti mengapa kita harus mendahulukan Kerajaan Allah. Agar di singkatnya umur hidup ini kita membiasakan diri diperintah oleh Tuhan.

Kedua, penguasa-penguasa terjemahan dari exosias (éiovoiaq). Kata ini memiliki banyak pengertian antara lain: privilege (hak istimewa), in the sense of ability (naluri berkemampuan sesuatu); capacity (kapasitas); mastery (bersifat menguasai atau memperbudak) dan lain sebagainya. Dalam terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan powers, (kuasa-kuasa atau kekuatan-kekuatan). Ternyata di balik kekuatan yang kelihatan ada dua kekuatan yang tidak kelihatan, kekuatan Tuhan dan kekuatan Iblis. Dalam hidup orang percaya dilarang keras untuk datang kepada kekuatan yang tidak kelihatan di luar Tuhan tersebut. Sebab menggunakan kekuatan di luar Tuhan berarti kontrak persekutuan dengan kuasa kegelapan. Inilah yang disebut sebagai keterlibatan dengan okultisme. Musuh kita memiliki banyak sarana untuk ini, misalnya perdukunan dan lain-lain. Iadi, musuh kita, yaitu Lusifer yang jatuh, memiliki kekuatan yang tidak boleh dianggap remeh.

Ketiga, penghulu-penghulu dunia yang gelap terjemahan dari kosmokratos tous skotous (xoapoxpdtopac, toi) mcdrovq; the rulers of the darkness), pemerintahan kegelapan. Kata penghulu di sini adalah kosmokratos. Kata ini berasal dari dua kata, yaitu kosmo dan kratos. Kosmos menunjuk dunia ini dan kratos adalah pemerintahan. Jadi penghulu dunia yang gelap menunjuk adanya suatu sistem pemerintahan yang teratur dalam kerajaan musuh, karenanya kata kosmoskratos diterjemahan bahasa Inggris sebagai ruler. Hal ini menunjuk kepada pemerintahan yang memiliki peraturan-peraturan untuk membuat pemerintahan tersebut kuat dan bertahan. Sebagaimana pemerintahan dunia ada pemimpinpemimpinnya, demikian pula dengan pemerintahan Lusifer, ada pemimpin-pemimpin yang disebut sebagai penghulu-penghulu dunia yang gelap.

Tuhan Yesus mengomentari pemerintahan tersebut sebagai berikut: Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah. pasti runtuh. Iikalau Iblis itujuga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul (Luk. 11:17-18). Hal ini dikatakan Tuhan Yesus ketika Ia dituduh menggunakan kuasa setan mengusir setan lain. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa mereka tidak terbagi-bagi. Kata Setan (Yun: satanas, aaravdc) dalam teks aslinya tunggal ("Dun nominative masculine singular). Setan disini menunjukkan bentuk tunggal; sedangkan yang terbagi-bagi adalah kerajaannya, bukan diri Lusifer.

Harus dicatat di sini bahwa semua pengikut Setan adalah jahat, Jadi kalau ada pendapat adanya “Setan putih” dan “Setan hitam”, ada “Iblis putih” dan “Iblis hitam”, maka itu adalah sesat. Semua roh jahat, baik yang disebut hitam, putih atau loreng, semuanya jahat. Kerja sama antar roh jahat ditunjukkan Tuhan Yesus di dalam Matius 12:43-45, roh jahat bisa mengajak roh jahat lain untuk memasuki seseorang, sehingga keadaan orang tersebut bertambah jahat.

Keempat, roh-roh di udara, terjemahan dari pneumatika tes ponerias en tois epouraniois (nvsvparmd 'l'flc novnpiaq év Toic énovpavimq ; spiritual hosts of wickedness in the heavenly places). Kalimat ini hendak menunjukkan kepada kita adanya temPat tertentu yang menjadi pusat kerajaan musuh tersebut, yaitu di udara, dalam terjemahan lain di angkasa. Terjemahan aslinYa en tois epouraniois, yang dapat diterjemahkan celestial atau hal-hal yang berhubungan dengan angkasa, tetapi arti yang tepat adalah di atas langit (above the sky). Ini berarti ada wilayah di langit yang memang ada dalam penguasaan kuasa musuh. Kita tidak tahu di mana tepatnya, tetapi yang penting kita tahu adanya suatu tempat tertentu di mana musuh bermarkas. Mengapa disebut roh? Sebab hendak menunjuk makhluk rohani yaitu malaikat, seperti yang dikatakan di dalam Ibrani 1:14, dan memang roh-roh jahat adalah malaikat-malaikat yang jatuh oleh hasutan Lusifer.

 

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post