Lusifer Diciptakan Istimewa

 




LUSIFER SEGAMBAR DENGAN ALLAH

 

DALAM YEHEZKIEL 28:12 dinyatakan suatu pernyataan yang luar biasa, yaitu Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Kalimat ini mengindikasikan dengan sangat jelas bahwa Lusifer diciptakan segambar dengan Allah. Kalau dalam penciptaan manusia kita menemukan dua kata tselem dan demuth tetapi dalam penciptaan Lusifer kita dapati… dua kata khotem (main) dan tokhnit (W393).

Belum hendak menunjuk gambar dalam arti unsur-unsur dasar yang dimiliki Allah yang juga dimiliki manusia, yaitu pikiran, Perasaan, kehendak. kekekalan dan hakikat kerja. Kata tselem lebih menunjuk kepada bentuk gambaran, rupa atau image. Adapun demuth adalah keserupaan yang menunjuk kepada kualitas atas unsuOr-unsour t"sebut, Demuth lebih menunjuk kepada kemiripan (fashzon, lake (mess, as), similitude). Kesempaan dengan Allah yang dimiliki manna. bukan sesuatu yang statis, tetapi progresif. Kemiripan ini bisa te… dikembangkan.

 Khatam menunjuk kepada tindakan mengakhiri atau menutup atau menyegel (to close up; to make an end; especialb' to seal). Sedangkan kata tokhnit menunjuk kepada suatu pengukuran suatu bentuk yang sudah sempurna (admeasurement, consummation pattern; sum). Jadi dua kata ini mengindikasikan bahwa Allah menciptakan Lusifer dalam

 bentuk yang sudah permanen sempurna. Ia diciptakan sempurna seperti Allah Bapa (tentu tidak menyamai Allah Bapa). Perbedaannya dengan Adam adalah Adam bisa mengalami progresivitas atau pertumbuhan, sedangkan Lusifer tidak.

 Dengan penjelasan ini kita bisa memahami bahwa 'Ihhan Yesus pun sebenarnya sudah sempurna bersama dengan Allah Bapa sebelum berinkarnasi sebagai manusia. Ketika ia menjadi manusia dengan

mengosongkan diri-Nya (Hp. 2:5-7); Ia meninggalkan segala kemuliaan dan dalam segala hal disamakan dengan manusia (lbr. 2:17), maka Ia harus belajar menjadi taat dalam penderitaan (lbr. S:8). la mengalami pertumbuhan atau pmgresivitas menuyu kesempurnaan. Tuhan Yesus sukses. la tan! sampai mati. bahkan mati di kayu salib. Dengan cara inilah Ia dapat mengalahkan Lusifer. Ia menjadi corpus delicti, artinya dapat membuktikan kesalahan Lusifer.

 

KEHENDAK BEBAS

Kalimat “sejak hari penciptaanmu' untuk Lusifer dalam Yehezkici 28:15 menunjukkan bahwa Allah tidak menciptakan Lusifct untuk rusak (Yeh. 28:15 Engkau tak “meta di dalam tingkah lakumu sejak M75 penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu). Allah tidak ernah merancang sesuatu yang negatif. Dalam hal ini Allah tidak bisa disalahkan kalau makhluk surgawi juga bisa jatuh, karena memang mereka diberi kehendak bebas. Dalam Yesaya 14:13-14, dikatakan bahwa oknum yang dikatakan sebagai Bintang Timur ini “memiliki niat” dari diri sendiri atau kehendak dari hatinya untuk naik ke langit, hendak mendirikan takhta mengatasi bintangbintang Allah, la berkehendak untuk duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Ia hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi.

 Kehendak bebas Lusifer ini membawanya kepada keputusan memberontak kepada Allah. Dalam hal ini makhluk-makhuk surgawi lainnya juga bisa atau ikut “sesat”. Lusifet yang memberontak juga menyeret malaikat-malaikat lainnya untuk memberontak (Why. l2). Malaikat-malaikat ternyata juga adalah pribadi yang memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. lusifer dan malaikat-malaikat bukanlah seperti benda yang dapat di-rcmotc control guna mengatur dan menguasainya. Hal ini terbukti dengan adanya malaikat-malaikat yang jatuh. jatuh artinya tidak dengar-dengaran kepada Allah, di antara mereka bangkit …ma Lusnfcr memberontak kepada Allah.

 Dikatakan dalam Yesaya 14:12 tersebut bahwa ia mau mendirikan takhta mengatasi bintang-bintang Allah dan hendak menyamai yang Mahatinggi. Dalam Yesaya 14: 13 tercatat bahwa tadinya malaikat itu “berkata dalam hati”, yang dalam bahasa aslinya adalah amarta vilevovka (=| ;;?3 131313). Kalimat “berkata dalam hati” hendak mununjukkan adanya “kehendak bebas” pada diri oknum ini_ “Niat itu” berangkat dari dalam dirinya. Tidak ada faktor eksternal yang mempengaruhinya, mendorong atau memicunya. Kehendak bebas seperti yang dimiliki malaikat ini juga dimiliki oleh manusia, tetapi bedanya kejatuhan manusia dalam dosa karena faktor eksternal, yaitu bujukan ular (Iblis) untuk melanggar larangan Tuhan. Sedangkan Iblis berbuat dosa dari dirinya sendiri.

Dari hal di atas muncul pendapat bahwa Iblis tidak bisa diampuni karena dosanya berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan dosa manusia karena faktor dari luar yaitu bujukan kuasa kegelapan (2Kor. 11:2-4). Selain itu dengan keadaan Iblis yang sudah permanen tersebut, ia tidak bisa diperbaiki. Bagaimanapun faktanya, tidak ada keterangan dalam Alkitab bahwa ia bisa diperbaiki. Berbeda dengan manusia yang masih memiliki kesempatan dikembalikannya ke gambar Allah (restitutio imaginis Dei) atau rancangan Allah semula.

Oknum surgawi ini berniat hendak naik ke langit. Kata “langit” di sini adalah shamayim, yang diterjemahkan langit dalam bahasa Indonesia. Kata shamayim ini sebenarnya juga bisa diterjemahkan surga. Menjadi persoalan, bukankah mereka sudah ada di surga pada waktu itu? Mengapa dikatakan naik ke surga? Iadi, shamayim yang dimaksud sebagai “langit” di sini adalah tempat atau kedudukan yang lebih tinggi. Itulah sebabnya kalimat berikut adalah bahwa ia hendak mendirikan takhta mengatasi bintang-bintang Allah. Bintang-bintang Allah lebih tepat dipahami sebagai malaikat-malaikat; sebagaimana malaikat yang jatuh juga diidentifikasi sebagai bintang.

Dalam Yesaya 14:14 tertulis bahwa ia hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Bukan tidak mungkin kalau awan di sini bisa menunjukkan awan kemuliaan, yang dalam bahasa Ibraninya av (3)3). Tentu ini bukan awan seperti yang kita lihat di langit cakarawala kita. Kata awan secara umum, yaitu awan yang ada di cakrawala kita, disebut anan (133)

Niat untuk menjadi seperti Allah ini jelas sekali bila kita mengamati Yesaya 14:13, bahwa ia mau mendirikan takhtanya mengatasi bintang-bintang. Bintang-bintang ini adalah personifikasi dari malaikat-malaikat di surga. Lusifer mau menjadi penguasa di surga mengatasi dan memerintah semua malaikat. Kalimat mendirikan takhta, terjemahan dari I will exalt my throne, aku hendak memuliakan atau mengangkat tinggi takhtaku. Kata mendirikan dari teks aslinya “arim” (0113) yang berarti mengangkat tinggi dengan aktifnya, to be high actively.

Mengatasi bintang-bintang artinya bukan saja mau melampaui (secara tingkatan atau level) para malaikat lainnya, tetapi juga menguasai dan memerintah mereka. Mereka yang mau dikuasai tersebut adalah lnalaikatmalaikat yang terhasut ikut memberontak kepada Allah. Hal ini dicatat dalam Wahyu 12:4. Ada oknum yang menyeret sepertiga malaikat. Kata menyeret dalam teks aslinya adalah surei (Gupal), dari akar kata suro (06pm). Kata ini berarti menarik untuk mengikutinya ling. to trail). Dalam hal ini nyata bahwa malaikat pun memiliki kehendak bebas. Ia bisa menyimpan seperti yang dikatakan dalam AM 4:18, Sesungguhnya, hamba-hm Nya tidak dipercayai-Nya, malaka, malaikat-Nya pun didapati-lsly.i tersesat. Kata tersesat dalam telu tm r adalah toholah (712313), kata mow, berarti rusak (ing. error) atau kacau, Tentu Tuhan tidak menciptakan makhluk yang rusak. Tetapi makhluk itu sendiri yang merusak dirinya. Hal ini sama dengan yang terjadi ata manusia.

Dikatakan dalam Yesaya 14:13 tersebut bahwa oknum itu hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara “Mendirikan takhta mengatasi atau melampaui bintang-bintang' artinya berniat menjadi lebih tinggi dari semua malaikat yang lain Bintang-bintang itu menunjuk malaikat seperti dirinya yang juga adalah Bintang Timur. “Duduk di atas bukit pertemuan” menunjukkan bahwa ia ingin menjadi pemimpin atau kepala pemerintahan yang menentukan keputusan-keputusan. Oknum ini haus kekuasaan untuk memerintah.

Oknum “Bintang Timur” ini mengambil keputusan untuk menyamai Tuhan (Yes. 14:14). Menyamai 'mhan artinyt ia hendak menyejajarkan diri dengan Allah. Dalam teks aslinyi kata menyamai terjemahan dari kata “edameh” atau damah yan? artinya menjadikan diri serupa (to compare, to rcsamble, liken}

Alkitab menulis, Lusifer berkata: “aku hendak menyamai Yang Mahatinggi”, dalam teks bahasa Inggris diterjemahkan I will be like The Most High.

Ia mau naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi. “Mengatasi awan-awan” menunjuk kedudukan yang paling tinggi atau paling terhormat. Hal ini ditegaskan dengan teks yang tertulis bahwa ia mau menyamai yang Mahatinggi. Kedudukan paling tinggi dan terhormat hanyalah untuk Allah Bapa. Pernyataan ini menunjukkan bahwa oknum “makhluk surgawi yang jahat” tersebut melakukan kudeta dalam surga, hendak mengambil alih takhta Allah atau paling tidak hendak menyamai Tuhan. Padahal ciptaan Tuhan tidak mungkin dapat menyamakan dirinya dengan Tuhan sebagai Sang Penciptanya. Sepak terjang Lusifer menunjukkan keunggulannya. Kalau ia tidak diciptakan segambar dengan Allah, ia tidak bisa berbuat demikian.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post