KECURANGAN LUSIFER DAN PENYESATANNYA
YEHEZKIEL MENCATAT bahwa pada mulanya Lusifer
tak bercela di dalam tingkah lakunya sejak hari penciptaannya sampai terdapat
kecurangan padanya. Ini jelas menunjukkan bahwa pada mulanya ia bukan
makhluk yang rusak. Lusifer pada mulanya bukan ciptaan yang buruk. Allah tidak
menciptakan makhluk yang buruk, jahat dan rusak. Itulah sebabnya pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 8:44 mengatakan bahwa ia adalah “pembunuh sejak
semula”, hal ini tidak boleh dimengerti secara salah. Pembunuh sejak semula
maksudnya adalah membunuh kehidupan manusia, yaitu Adam. Lusifer tidak
diciptakan sebagai pembunuh, tetapi karena pilihannya, ia menjadi Pemberontak
dan menjadi pembunuh manusia juga. Dalam teks Blinya ayat ini tertulis: …
ekeinos anthropoktonos en ap arkhe...
Pengertian ap arkhe (duc' dpxig) tidak boleh
dipahami sebagai sejak diciptakan ia sudah jahat. Jika demikian, maka ini
merupakan tuduhan bahwa Allah jahat dengan menciptakan penjahat seperti
Lusifer. Kata pembunuh dalam teks aslinya adalah anthropoktonos (Mpwnoxtévog),
selain berarti pembunuh (murderer) bisa juga berarti pembantai manusia (a man
slayer). Iblis, yang tadinya adalah Lusifer, tidak diciptakan sebagai makhluk
yang jahat, karena Penciptanya juga bukan pribadi yang jahat. Tetapi Lusifer
diciptakan dalam keadaan bisa mengambil keputusan, apakah mau menjadi baik atau
sebaliknya. Faktanya ia memilih memberontak.
Kalimat “sampai terdapat” menunjukkan adanya
perubahan (Yeh. 28: 15). Dalam Yehezkiel 28:15 berkenaan dengan kalimat “sampai
terdapat” kita temui akar kata matsa (NXD), kata ini selain berarti menemukan
atau ditemukan juga berarti mencapai (Ing. attain to). Hal ini menunjukkan
adanya proses menuju suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Kata
matsa menunjukkan suatu kejadian baru yang berlangsung. Kalau oknum ini disebut
sebagai “pembawa fajar” (1139213), apakah ini dimaksudkan untuk menunjukkan
bahwa ia membawa sejarah baru dalam kehidupan makhluk surgawi di surga dan
manusia di bumi?
Kata kecurangan dalam Yehezkiel 28:15 adalah
awlata (3121312) yang artinya iniquity, unjust, wicked, unrighteousness
(kejahatan, ketidakadilan), perverseness (sifat keras kepala). Kejahatan
Lusifer ini berasal dari diri sendiri, dan karena memang diciptakan dengan
kemungkinan demikian. Tetapi harus dicatat bahwa seharusnya ia bisa tidak
berbuat demikian, sebab tidak mungkin Allah merancang Lusifer untuk
memberontak.
Allah tidak merancang Lusifer untuk
memberontak. Demikian pula dengan malaikat-malaikat yang mengikuti jejak
Lusifer. Mereka seharusnya tidak ikut memberontak. Kenyataannya, tidak semua
malaikat memberontak, hanya sebagian yang menggunakan kehendak bebasnya untuk
memberontak kepada Allah Bapa (Why, 12). Sama seperti Lusifer, terdapat juga malaikat
yang keluar dari batas-batas kewewenangan atau wilayah hidupnya (Yud. l:6, Dan
bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar).
Lusifer pada mulanya berkeadaan tidak
bercela. Ia dimateraikan dalam keadaan penuh hikmat dan kecantikan yang
sempurna. Dalam terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan: You had the seal of
perfection, Full of wisdom and perfect in beauty. Kata the seal of perfection
jelas menunjukkan bahwa Lusifer diciptakan dalam keadaan sempurna, dalam teks
Ibrani dipakai istilah khotem tokhnit (W393 DD‘II‘I). Selanjutnya disebutkan
bahwa ia tidak bercela, yang berarti ia adalah makhluk yang sempurna, bukan
seperti manusia yang telah jatuh dan rusak. Kata tidak bercela dalam teks
aslinya adalah tamim (1371313) yang dapat diterjemahkan bukan saja without
blemish, tetapi juga dapat diterjemahkan complete, full, perfect, without spot
(lengkap, penuh, sempurna tilnpa noda). Dalam Alkitab versi King ]ames
diterjemahkan dengan kalimat thou was perfect in thy ways. Hal ini menun'ukkan
bahwa ada mulan " a Allah tidak menci . takan makhluk an 1 'ahatx teta i
oleh kehendak bebasn a Lusifer memilih untuk men ;ambil 'ala… a sendiri an_ bertentangan
dengan kehendak Bapa.
Pada mulanya ia tidak bercela dan benar
adanya dalam segala jalannya. Katajalan dalam teks aslinya adalah derek (T11).
Kata derek bisa berarti sebuah jalan panjang (road) atau bisa berarti sebuah
perjalanan panjang (journey). Dalam perjalanan sejarah hidup Lusifer, di
kemudian waktu ia melakukan kecurangan. Kata kecurangan dalam teks aslinya dari
akar kata awla (:'1'2'933), yang juga berarti ketidakbenaran (unrighteousness),
kesalahan (wrong), ketidakadlian (injustice), kejahatan (wickedness) dan
kekerasan (violent). Kata-kata ini cukup mengartikan bahwa ia tidak melakukan
apa yang sesuai dengan kehendak Allah. Ini berarti Lusifer memberontak kepada Allah, Penciptanya.
Upaya untuk menyamai Tuhan itulah yang dalam
Yehezkiel 28:15 disebutkan sebagai “didapati kecurangan” (wickedness). Dia
diciptakan untuk mengabdi, tetapi ternyata ia berdagang atau “trading” (Yeh.
28:16). Dalam teks aslinya kata “berdagang” terjemahan dari rekulotka (Ibr.
113231), yang bisa diterjemahkan merchandise. Trading menunjuk tindakan mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri. Dengan mencari keuntungan bagi diri sendiri
tersebut maka Lusifer menjadi jahat. Lusifer tidak lagi mengabdi kepada Tuhan,
sesuai dengan maksud dirinya diciptakan, tetapi sebaliknya berusaha mencari
keuntungan sendiri dalam bentuk kemuliaan bagi dirinya sendiri (Yeh. 28:16).
Tindakan Lusifer tersebut merupakan bentuk
kesombongan yang ditentang oleh Allah. Dalam hal ini kita temukan bahwa
sebenarnya maksud Tuhan menciptakan Lusifer dan para malaikat adalah untuk
melayani diri-Nya, bukan diri mereka sendiri. Tetapi mereka memberontak dengan
membangun kerajaan sendiri untuk memperoleh kemuliaan bagi diri ' mereka
sendiri. Hal ini memberi gelajaran yang sangat berharga bagi kita, bahwa
seseorang yang berusaha melakukan segala sesuatu bagi dirinya gendiri adalah
seorang pemberontak. Allah menentang orang sombong (lPtr. 5:5).
Apa yang dikemukakan dalam Yehezkiel 28: 1516
sama dengan yang dikemukakan Yesaya 14: 1314, Engkau yang tadinya berkata dalam
hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak “___, mendirikan takhtaku
mengatasi bintang-bintangAllah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan,
jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Mahatinggi!
Jelas sekali bahwa makhluk ciptaan yang
seharusnya dibawahi atau didominasi oleh Allah ini mencoba untuk menolak hidup
dalam kedaulatan dan kekuasaan Allah. Ia ingin berdaulat sendiri. Hal ini
nampak dalam tulisan Yesaya, bahwa ia mau mendirikan takhtanya sendiri. Kata
mendirikan (takhta) dalam teks aslinya adalah rwm (1311) Yang lebih berarti
menaikkan ke atas. Dalam bahasa Inggris kata ini diterjemahkan exalt atau lift
up.
Sikap menyamai Tuhan atau menempatkan diri
sebagai Tuhan nampak dalam tulisan Yesaya 14:13-14, bahwa ia akan duduk di atas
bukit pertemuan. Bukit pertemuan dalam teks aslinya adalah moed yang dapat diterjemahkan sebagai appuzmea
place atau sacred season (tempat yang ditunjuk atau ditentukan dan waktu Yang
kudus). Kata yang sama ditemukan dalam 2 Tawarikh 8:13 yaitu kata moadot. Kata
ini menunjuk hari raya di mana bangsa Israel mengadakan hari rayanya bagi atau
di hadapan Allah. Di sini Lusifer mau menduduki tempat yang diduduki oleh
Allah.
Lusifer bukan tidak memiliki takhta. Allah
telah menempatkannya di suatu posisi tertentu. Ia sudah memiliki tempat yang
sama dengan takhtanya sendiri (tentu di bawah kedaulatan dan kekusaan takhta
Allah). Tetapi Lusifer mau menaikkan ke atas. Rupanya ia mau berdaulat sendiri,
sama seperti Allah berdaulat. Dalam hal ini Lusifer keluar dari batas-batas
kekuasaannya. Lusifer mau mengatasi bintang-bintang Allah. Bintang-bintang
Allah (the stars of God) menunjuk malaikat atau oknum-oknum yang juga diberi
kekuasaan. Kata bintang dalam teks aslinya adalah kokhav (1313). Terdapat
catatan bahwa kata ini adalah kata yang tidak biasa digunakan (unusual word).
Kokhav memiliki beberapa pengertian antara lain: bintang, yang diurapi dan
saudara laki-laki. Dengan demikian kata kokhav ini bisa berarti makhluk-makhluk
surgawi. Makhluk surgawi bisa menunjuk kepada para malaikat dan
penghulu-penghulunya.
Dikatakan juga bahwa Lusifer mau naik ke
langit, artinya ia melanggar batas wilayah di mana ia ditempatkan. Kata naik
dalam teks aslinya adalah ‘lh (715),). Kata ‘lh ini juga memiliki pengertian
mendaki. Langit yang didaki adalah shamayim. Timbul pertanyaan: Apakah Lusifer
tidak di surga pada waktu itu? Tentu pada waktu itu ia di surga, tetapi harus
dipahami bahwa surga pun memiliki tingkatan. Maksudnya naik ke langit adalah
Lusifer menginginkan tempat atau
kedudukan yang lebih tinggi. Lebih tinggi
dari bintang-bintang Allah. Hal ini memberi kesan bahwa Lusifer tidak mau
dibawahi, tetapi ia mau membawahi bintang tanpa harus ada di kedaulatan
siapapun. Lusifer mau menjadi kepala pemerintahan. Itulah sebabnya ia ingin
menaikkan takhtanya.
Lusifer mau menyamai yang Mahatinggi. Kata
menyamai dalam teks aslinya adalah damah (nn'r), yang lebih berarti sama (like)
dalam posisi atau kedudukan. Dalam salah satu terjemahan bahasa Inggris
diterjemahkan I will be like the most High. Dari hal ini kita bisa memahami
mengapa ia membujuk manusia pertama untuk menjadi sama seperti Allah. Bujukan
Iblis membawa manusia berpikir bahwa dirinya tidak perlu dibawahi oleh Tuhan
atau ada dalam kedaulatan Allah.
Terkait dengan hal di atas ini perlu
diketahui, bahwa sebenarnya Iblis atau Lusifer bukan bermaksud mau pergi ke
neraka dan mengajak makhluk ciptaan Allah lainnya untuk bersama dengan dirinya,
baik malaikat dan manusia, ke neraka. Lusifer sendiri juga tidak mau masuk
neraka. Ia mau memiliki “surga” di mana ia bisa menggelar pemerintahannya.
Tetapi ia gagal, ia tidak mungkin bisa keluar dari kodratnya sebagai makhluk
ciptaan yang harus mengabdi kepada penciptanya.
Sama dengan penciptaan manusia. Manusia
diciptakan untuk mengabdi kepada Tuhan, hidup sebagai sekutu Tuhan dan mengabdi
kepada-Nya. Tetapi manusia memberontak mengikuti jejak Setan. menolak mengabdi
kepada Tuhan. Sebagai akibatnya, manusia telah kehilangan maksud dan tujuan
dirinya diciptakan Tuhan. Keselamatan dalam Yesus Kristus, hendaknya tidak saja
menjadikan kim bemama mak Tuhan, tetapi terutama menjadi pribadi yang melayani
Bapak Allah semesta alam yang menciptakan kita semua.
Alkitab mengatakan bahwa Lusifer melanggar
kekudusan tempat kudusnya (Yeh. 28:18). Kata tempat kudus dalam teks ini dapat
diterjemahkan the placas of worship (lbr. miqdash DPTQ').
Kata miqdash dapat diterjemahkan chapel.
Chapel menunjuk untuk tempat ibadah. Seharusnya Lusifer tidak melampaui batas
wilayah yang dipatok Tuhan baginya, tetapi ia melanggar batas kekuasaannya,
sehingga ia dihukum. Lusifer juga menyeret malaikat-malaikat untuk memberontak
kepada Allah. (Dan bahwa Ia menahan malaikat-malalkat yang tidak taat pada
batas-batas kekuasaan mereka, tetap! yang meninggalkan tempat kediaman mereka.
dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari
besar Yud. 6). Sebagai akibat pemberontakannya. ia dibuang ke dalam gua-gua M8619
Lusifer menjadikan tempat di mana ia
menyembah Tuhan sebagai sarana untuk mencari pujian dan penyembahan untuk
dirinya sendiri. Dalam kitab Wahyu pemberontakan bintang timur ini disinggung
dalam Wahyu 12:3-4 (Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan
Iihatlah. seekor naga merah padam yang basa;
berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan
diatas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari
bintang-bintang di langit da” melemparkannya keatas bumi. Dan naga itu berdiri
di hadapan empuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
fesudah perempuan itu melahirkanNya ). Apa yang dikemukakan dalam perikop ini
hendak membuka tabir pemberontakan yang terjadi di kediaman para malaikat kudus
di surga dan kediaman Allah.
Dalam Wahyu 12:3-4 jelas sekali dikatakan
bahwa “naga besar” itu adalah Setan itu sendiri. Hal ini dapat dijumpai dalam
Wahyu 12:9, Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan,
yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Sedangkan bintang-bintang yang
diseret tidak lain adalah makhluk surgawi, yaitu para malaikat dan
penghulu-penghulunya. Itulah sebabnya timbul peperangan di surga, Mikhael dan
malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya (Why. 12:7).
Dalam pemberontakannya, Lusifer juga menyeret
malaikatmalaikat lain untuk memberontak kepada Tuhan. Itulah yang dikatakan
bahwa sepertiga malaikat terseret bersamanya. Dalam kitab Wahyu ia
dipersoniiikasi sebagai “ular tua” (great red dagon). Ia mengadakan kudeta di
surga, tetapi ia tidak dapat bertahan, ia terusir dari surga dan dibuang ke
bumi (Why. 12:9). Sebagai akibat pemberontakanya, Tuhan membuang oknum ini ke
bumi (Yes. 14:15; Yeh. 28:16-17; Luk. 10:18; Why. 12:9). Pengertian Allah
membuang Wifer ke bumi bukan berarti seketika Lusifer memberontak, lalu
llngsung dibuang ke bumi. ,
Lusifer belum bisa dibuang ke bumi seketika
waktu ia memberontak, sebab belum ada pembuktian. Dalam kitab Ayub tertulis
bahwa Iblis masih bisa bersama-sama dengan anak-anak Allah lain di surga (Ayb.
1). Lusifer dibuang ke bumi pada waktunya. Waktunya adalah ketika Lusifer
terbukti berbuat salah dengan adanya corpus delicti. Setelah Tuhan Yesus
menumpahkan darah-Nya, barulah Lusifer tidak mendapat tempat di surga. Tuhan
Yesus adalah corpus delicti yang membuktikan kesalahan Lusifer dengan
ketaatan-Nya kepada Bapa.