Manusia Adalah Mahluk Kekal

 

Selain Tuhan tidak ada hal lain yang lebih dahsyat dari kekekalan. Diantara kedahsyatan Tuhan juga karena faktor, bahwa Tuhan adalah Kekal/ The Lord is the everlasting God (Maz 93:1-5; Yes 40:28). Kekekalan menunjuk sebuah masa yang berdurasi atau negeri tidak memiliki jaman. Satu hal yang menarik ternyata suku-suku bangsa di dunia memiliki keyakinan bahwa dibalik kehidupan di dunia ini masih ada kesadaran atau kehidupan. Ini sebuah konsep universal, walau konsep-konsep mereka agak kacau bahkan kacau sekali, namun demikian dari tradisi-tradisi mereka nampak keyakinan adanya kehidupan di balik kematian. Para penganut skeptisisme menolak realitas kekekalan ini karena menganggap ini adalah mitos yang lahir dari agama-agama dan kepercayaan kuno. Kelompok agnotisisme menolak realitas kekekalan karena menurut mereka hal ini tidak dapat dibuktikan. Dan segala sesuatu yang tidak bisa dibuktikan adalah nonsen.

Manusia adalah Makhluk Kekal

Selain Tuhan tidak ada hal lain yang lebih dahsyat dari kekekalan. Diantara kedahsyatan Tuhan juga karena faktor, bahwa Tuhan adalah Kekal/ The Lord is the everlasting God (Maz 93:1-5; Yes 40:28). Kekekalan menunjuk sebuah masa yang berdurasi atau negeri tidak memiliki jaman. Satu hal yang menarik ternyata suku-suku bangsa di dunia memiliki keyakinan bahwa dibalik kehidupan di dunia ini masih ada kesadaran atau kehidupan. Ini sebuah konsep universal, walau konsep-konsep mereka agak kacau bahkan kacau sekali, namun demikian dari tradisi-tradisi mereka nampak keyakinan adanya kehidupan di balik kematian. Para penganut skeptisisme menolak realitas kekekalan ini karena menganggap ini adalah mitos yang lahir dari agama-agama dan kepercayaan kuno. Kelompok agnotisisme menolak realitas kekekalan karena menurut mereka hal ini tidak dapat dibuktikan. Dan segala sesuatu yang tidak bisa dibuktikan adalah nonsen.

Sebagian ilmuwan menolak realitas kekekalan ini sebab menurut mereka kematian mengakibatkan rusaknya fungsi otak. Ini berarti tidak lagi ada kemampuan berpikir dan kesadaran, tetapi persepsi manusia sebenarnya tidak selalu dapat dipercayai. Hidup ini penuh dengan misteri, bukan hanya yang tidak kelihatan, yang kelihatan pun penuh rahasia yang mengagumkan. Misalnya ketika kita berdiri diatas tanah. Kita merasa sedang berdiri di bumi yang tenang tak bergerak tetapi para astronomi menyatakan bahwa bumi berputar di garis lintang utara pada kisaran 900 mil perjam dan mengitari matahari dalam kecepatan 22.000 mil perjam. Sementara itu bumi kita, seluruh sistim tata surya dan galaksi bima sakti yang sangat besar memiliki 200 milyard planet dengan ukuran yang tak terhingga bergerak dengan kecepatan yang tidak terukur ke arah utara yang tak terhingga menuju wilayah bintang jauh yang disebut Vega. Adalah sukar mengukur kecepatan bumi ini bersama dengan planet-planetnya yang bergerak ini. Ini sebuah rahasia kehidupan bukan?


Resiko Tinggi.

Hal ini yang seharusnya membuat kita menjadi gentar menghadapi realita hidup ini. Kegentaran yang mendorong kita berlindung kepada Tuhan. Takut ini berangkat dari pertaruhan yang sangat mahal. Kalau orang main judi dengan taruhan kecil maka permainan itu tidak beresiko, tetapi kalau taruhannya tinggi maka sebuah permainan sangat beresiko tinggi. Ini menakutkan. Tuhan mengajar kita untuk memiliki kegentaran terhadap kenyataan ini (Mat 10:28). Membinasakan dalam Matius 10:28 disini adalah apollumi yang artinya to destroy fully.
Kata neraka di ayat ini adalah gehena yang artinya the place of everlasting punishment: Dalam Alkitab King James diterjemahkan hell. Kata gehena berasal dari kata bahasa Ibrani “ge hinom”. Disinyalir oleh beberapa ahli bahwa kata ini berarti “meratap”. Lebak Ben-Hinom adalah sebuah lembah atau jurang bagian selatan Yerusalem, pusat penyembahan berhala pada jaman raja-raja (2 Raja 23:10). Di tempat inilah diselenggarakan persembahan korban anak-anak kepada Dewa Molokh yang menjijikkan dihadapan Tuhan (2 Taw 28:3; 33:6).

Karena upacara-upacara yang pernah diadakan ditempat tersebut, maka tempat dan nama itu menjadi lambang api neraka. Api yang digunakan membakar anak-anak yang dikorbankan bagi dewa Molokh memberi inspirasi neraka. Tempat tersebut juga dikenal sebagai “lembah pembunuhan atau pembinasaan” (Yer 7:31-32) the valley of Slaughter. Bagi orang Yahudi kata “gehenna” biasanya hampir selalu menunjuk tempat penyiksaan. Tempat yang disediakan bagi orang-orang jahat. Dalam Alkitab bahasa Indonesia “gehenna” yang diterjemahkan “neraka”, ditulis 12 kali, 11 diantaranya diucapkan Tuhan Yesus sendiri (Mat 5:22 – Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke  Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala; Mat 5:29,30 – Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkil dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

Matius 10:28 – Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka). Ayat-ayat lain dalam Alkitab Perjanjian Baru yang menyebut neraka antara lain: Mat 18:9; 23:15,33; Mark 9:43,45,47; Luk 12:5; Yak 3:6.

Kata gehenna sering disertai keterangan tambahan dengan kalimat “api yang menyala-nyala” atau kata “api”. Hal ini menunjukkan bahwa tempat ini adalah tempat hukuman kekal (Ing. Everlasting Punishment). Gehenna ini bisa menunjuk tempat terakhir penghukuman setelah penghakiman. Kata gehenna dalam bahasa Inggris diterjemahkan “hell”. Konsep tentang tempat penghukuman yang diilustrasikan secara dramatis mengerikan, ini baru muncul dalam Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama “syeol” tidak selalu dianggap menjadi tempat penyiksaan atau tempat penghukuman. Kalaupun syeol juga diartikan sebagai tempat penghukuman tetapi tidak diilustrasikan secara dramatis mengerikan seperti gehenna. Gehenna inilah tempat pembuangan permanen bagi mereka yang tidak diperkenan tinggal dalam kerajaan Bapa.

Sebaliknya kerajaan sorga adalah kekekalan yang indah selama-lamanya (Wahyu 22:5; 7:17; 21:4). Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa penderitaan jaman sekarang tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang akan kita terima (Roma 8:18). Manusia memiliki unsur kekekalan yang dari Allah (Kej 2:7). Karena Tuhan adalah kekal, maka manusia yang diciptakan menurut gambar diri-Nya untuk juga keberadaan yang sama. Ketika manusia diciptakan, padanya Tuhan menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya. Nafas yang dihembuskan Allah kepada manusia adalah unsur kekekalan dalam diri manusia sehingga manusia berkeadaan sebagai makhluk yang kekal. Tidak ada sesuatu yang lebih dahsyat dalam kehidupan ini lebih dari fakta kekalan tersebut.

Karena fakta ini maka Tuhan Yesus berkata dalam Matius 16:26: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya”. Nyawa dalam teks aslinya adalah “psuke(jiwa). Dalam jiwa ada pikiran, perasaan dan kehendak. Kebinasaan dalam teks ini maksudnya adalah bahwa keterpisahan dari Tuhan juga mengakibatkan manusia tidak dapat menikmati dan mengembangkan pikiran, perasaan dan kehendaknya baik di bumi maupun di kekekalan (langit baru dan bumi yang baru). Jiwanya dibelenggu oleh iblis dalam penderitaan abadi. Mati bukanlah seperti orang tidur. Setelah mengalami kematian secara jasmani, manusia mengalami kesadaran kekal yaitu sengsara kekal atau bahagia kekal (Dan 10:2; Why 20:13-15). Oleh karena itu harus dimengerti bila satu jiwa bertobat maka malaikat di sorga bersukacita (Luk 15:7).
Dengan keberadaannya sebagai makhluk kekal, manusia harus bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan-keputusannya. Kehidupan ini benar-benar sebuah keadaan yang beresiko tinggi, sebab manusia diperhadapkan kepada Sorga kekal atau Neraka kekal. Dengan kesadaran terhadap fakta ini, maka seseorang akan lebih berhati-hati dalam mengarungi lautan kehidupan ini.

Kehidupan harus diterima bukan sebagai “gambling”, seperti judi yang sifatnya spekulatif atau untung-untungan. Masuk sorga abadi bukanlah keberuntungan dan masuk neraka kekal bukanlah kecelakaan. Nasib kekal manusia adalah pilihan dan tanggung jawab. Setiap orang harus menetapkan apakah ia akan bersama dengan Tuhan dalam kekekalan atau terbuang dari hadirat-Nya selama-lamanya, di kegelapan abadi. Orang yang mengabaikan fakta ini adalah orang-orang bodoh yang tidak berakal. Sesungguhnya sejak hidup di dunia ini sudah nampak gejala-gejala seseorang akan beroleh kemuliaan kekal atau kehinaan kekal. Dari keputusan, pilihan dan tindakan hidup seseorang nampak apakah ia menuju kerajaan Terang atau kerajaan Kegelapan yang kekal.

Kata hidup tidak bertepi sama artinya dengan life is unlimited. Ini adalah rahasia kehidupan yang penting untuk dimengerti dan direnungkan. Mengapa penting, sebab berangkat dari pemahaman kita tentang hidup yang tidak bertepi ini kita menyelenggarakan hidup kita. Banyak orang tidak mengerti atau tidak mau mengerti rahasia kehidupan ini. Tidak mengerti rahasia hidup ini berarti berjalan dalam kegelapan. Mengapa hidup ini adalah tidak terbatas, apa artinya? Pemahaman ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan yang sangat dahsyat. Kedahsyatan manusia adalah bahwa manusia diciptakan menurut gambar-Nya. Pertama, manusia adalah makhluk kekal. Dalam Kejadian 2:7, Allah menghembuskan nafas (nismat khayim) sehingga manusia menjadi makhluk yang kekal. Kedua, manusia adalah makhluk yang diberi Tuhan kehendak bebas. Dengan kehendak bebas tersebut manusia menentukan nasibnya atau keadaan hidupnya. Keberadaan ini mengandung resiko yang luar biasa dahsyatnya.

Manusia diperhadapkan kepada sorga kekal atau neraka kekal. Sorga kekal atau neraka kekal berarti dalam hal ini manusia dibawa kepada kemungkinan tinggal dalam persekutuan dengan Tuhan di kekekalan-Nya atau tinggal bersama dengan musuh Allah yaitu iblis di kekekalannya. Manusia diperhadapkan kepada kemungkinan kebahagiaan yang tidak terbatas tak terbayangkan atau siksaan yang tidak terbatas dan tidak terbayangkan. Tuhan Yesus mengidentifikasikan tempat itu sebagai tempat berapi dimana ulat tidak mati (Mark 9:44, 46, 48). Dalam hidup manusia hari ini, manusia berdosa diberi kesempatan bertobat dan berbalik kepada Tuhan kemudian mengalami perbaikan dan penyempurnaan yang tidak terbatas, atau kalau manusia menolak bertobat akan menjadi rusak tidak terbatas. Bagi yang mau bertobat dan dimuridkan diproses kepada kebaikan atau kesempurnaan tidak terbatas sebagai mana Kristus kesempurnaan-Nya tidak terbatas. Sebaliknya kalau seseorang menolak bertobat maka ia dirusak oleh iblis kerusakan yang tidak terbatas sebagaimana iblis kejahatannya tidak terbatas.

Oleh karena dalam hidup ini kita berhadapan dengan Tuhan yang tidak terbatas maka kita diperhadapkan pula kepada hal-hal yang tidak terbatas pula. Manusia diperhadapkan kepada hidup yang dihujani anugerah yang tidak terbatas atau laknat yang tak terbatas. Hidup ini bisa menjadi manis atau pahit. Manis tak terbatas atau pahit tidak terbatas. Seseorang bisa dipakai Tuhan tidak terbatas sesuai dengan anugerah yang Tuhan percayakan kepada seseorang atau dipakai iblis tidak terbatas pula. Menyadari hal ini maka kita bisa mengerti betapa luar biasa hidup ini. Hidup tidak bisa atau tidak boleh diperlakukan secara sembrono atau ceroboh. Oleh karena itu Paulus berkata dalam Efesus 5:15-17: “Karena itu perhatikan dengan seksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal tetapi seperti orang arif atau bijaksana…..sebab itu janganlah kamu bodoh tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”. “Perhatikan dengan seksama bagaimana kamu hidup” dalam teks aslinya berbunyi: blepete oun akribos pos peripatiete. Pos peripatiete – bagaimana kebiasaan sikapmu  – How ye walk. Tuhan menghendaki agar kita menghargai hidup ini dengan cara hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan berjalan dengan Tuhan. Alkitab menuntun kita kepada jalan ini.

Pertimbangan Manusia.

Hanya manusia makhluk hidup yang memiliki kemampuan tinggi mempertimbangkan sesuatu dalam keputusan dan tindakan-tindakannya. Jadi apa yang dimiliki dan dialami seseorang hari ini hampir seluruhnya adalah buah dari pertimbangan hidup masing-masing individu. Keadaan Lucifer (latin: Lousifur), malaikat yang jatuh adalah hasil dari pertimbangannya. Ternyata malaikat yang diciptakan Tuhan adalah pribadi yang memiliki kehendak bebas. Malaikat memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Malaikat bukanlah seperti benda yang dapat diremote kontrol guna mengatur dan menguasainya. Hal ini terbukti dengan adanya malaikat yang jatuh. Jatuh artinya tidak dengar kepada Allah, diantara mereka memberontak kepada Allah, Penciptanya. Demikian pula dengan keadaan Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden juga hasil pertimbangannya. Dengan demikian kita harus sadari betapa besar peran pertimbangan seseorang dalam menentukan nasib atau takdirnya. Betapa sering kita mengalami keruwetan dan kesukaan-kesukaan hidup karena pertimbangan kita yang salah.

Kalau akibat pertimbangan yang salah hanya kita alami dalam hidup di dunia ini hal itu bukanlah masalah besar. Tetapi kalau akibat pertimbangan yang salah harus ditelan dalam kekekalan, maka hal ini menjadi masalah yang benar-benar dahsyat. Kalau manusia tidak dibangkitkan bukan masalah tetapi kalau ada realitas kebangkitan maka hal itu menjadi masalah yang sangat besar (jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” 1Kor 15:32; Dan 12:2: some will enjoy eternal life, and some will sufer eternal disgrace). Bandingkan Wahyu 21:13-15. Oleh karena pertimbangan hidup seseorang menentukan nasib kekalnya maka betapa harus benar dan tepat atau teliti pertimbangan kita. Pertimbangan hidup manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan segala sesuatu yang mempengaruhinya. Itulah sebab kesempatan yang ada harus digunakan untuk memenuhi pikiran dengan kebenaran agar pertimbangan kita tidak berdasarkan cara berpikir manusia disekitar kita yang tidak mengerti nilai kekekalan.

Didalam waktu hidup ini terdapat kesempatan, kesempatan ini bisa dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang membawa kita kepada kebenaran Allah atau tidak. Ke dalam kehidupan atau kebinasaan. Dalam Efesus 5:16, pergunakan waktu yang ada. Disini waktu ibarat kendaraan yang dimanfaatkan. Dimanfaatkan disini lebih tepat digunakan kata diarahkan ke tujuan yang benar. Sebab waktu tetap berjalan, tidak ada yang dapat menghentikannya. Setiap orang terseret oleh waktu itu. Karenanya sementara kita terseret oleh waktu, hidup didalam waktu ini diarahkan ke tujuan yang benar (1Kor 9:26). Waktu ini sangat singkat artinya kendaraan yang membawa kita kepada kebenaran ini terbatas waktu penggunaannya (Yak 4:4; 1Pet 1:24). Menyadari hal ini kita akan memiliki hati yang bijaksana (Maz 90:10). Oleh sebab itu waktu yang sisa ini jangan kita gunakan untuk hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki, tetapi kita gunakan secara bijaksana (1Pet 4:2-3). Oleh sebab itu seseorang harus mengerti kebenaran dan mengakuinya serta berkomitmen dengan teguh. Supaya waktu yang ada digunakan untuk membawa diri kita ini kepada kebenaran Tuhan. Kenyataan yang kita lihat adalah waktu yang ada digunakan untuk membawa manusia kepada berbagai hal yang tidak membawa kita kepada kebenaran Allah. Banyak waktu yang digunakan sekedar mengumpulkan harta, meraih cita-cita duniawi seperti pangkat, prestasi, gelar, dll, waktu digunakan untuk memuaskan hasrat daging dan berbagai kesenangan seolah-olah hidup ini adalah kesempatan sekali-kalinya manusia memiliki kesadaran, ia lupa bahwa hidup ini sekarang baru permulaan dari sebuah kesadaran abadi (1Kor 15:32; banding Luk 16:19-31). Dibalik kehidupan hari ini masih ada kehidupan yang panjang yang Allah sediakan yaitu kehidupan di keabadian. Inilah yang dinanti-nantikan oleh tokoh-tokoh iman (Fil 3:10-11). Gereja Tuhan harus menggiring jemaat kepada kehidupan yang penuh harapan disini (1Pet 1:3-4). Harapan disini menyangkut hidup kekal.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post