Raja Nebukadnesar Tipologi Lucifer

 

RAJA BABEL  Kita tidak bisa membantah bahwa dari aspek historis, oknum yang dikemukakan dalam Yesaya 14:12-19 adalah raja Babel, yaitu Nebukadnesar II. Ia memerintah sekitar tahun 605-562 sM. Kerajaannya berkembang menjadi kuat pada zaman tahun-tahun Yehuda mengalami kemerosotan. Pada akhirnya Yehuda jatuh ke tangan Babel pada tahun 586 sebelum Masehi. Dan penduduk Yerusalem ditawan dalam pembuangan.


RAJA BABEL

Kita tidak bisa membantah bahwa dari aspek historis, oknum yang dikemukakan dalam Yesaya 14:12-19 adalah raja Babel, yaitu Nebukadnesar II. Ia memerintah sekitar tahun 605-562 sM. Kerajaannya berkembang menjadi kuat pada zaman tahun-tahun Yehuda mengalami kemerosotan. Pada akhirnya Yehuda jatuh ke tangan Babel pada tahun 586 sebelum Masehi. Dan penduduk Yerusalem ditawan dalam pembuangan.

Kita mengambil secara parsial bagian yang memuat pesan Tuhan mengenai oknum Lusifer yang jatuh dari Yesaya 14 tersebut. Hal ini berarti kita tidak menghubungkan Babel dengan sejarah yang terjadi berikutnya, yaitu penaklukan Media dan Persia terhadap Babel Yang terjadi pada sekitar tahun 539 sM dan lain sebagainya. Kita hanya mengambil secara parsial Yesaya 14, sama seperti Matius mengambil Hosea 11:1 yang dikutip dalam Matius 2:15. Kalau secara penuh sejarah raja Babel ini disejajarkan atau diparalelkan dengan oknum Lusifer, tentu salah. Sama seperti Hosea 11:1 dengan Matius 2:15 tidak bisa disejajarkan secara penuh, sebab pribadi Yesus tidaklah paralel dengan bangsa Israel. Yang diparalelkan hanya keluarnya bangsa Israel dari Mesir dengan kepulangan keluarga Yusuf dengan keluarga dari Mesir.

Tuhan mewahyukan sejarah oknum Lusifer dari sebagian sejarah raja Babel ini. Tipologi seperti ini hanya bisa dilakukan secara sangat terbatas. yaitu beberapa ayat Perjanjian Lama. Yesaya 14:4 tertulis: maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: “Wah, sudah berakhir si penindas, sudah berakhir orang lalim! Kata ejekan dalam teks aslinya adalah mashal. Kata mashal juga digunakan dalam amsal Salomo yang menunjuk kata-kata bijaksana yang memuat teguran, nasihat, peringatan dan lain sebagainya. Kata mashal juga digunakan Salomo sebelum memulai amsal-amsalnya (Ams. 1:1). jadi tidaklah tepat kalau kata mashal dalam Yesaya 14:4 ini hanya diartikan ejekan. Terjemahan ejekan untuk kata mashal mendangkalkan maksud teks tersebut. Kata mashal lebih tepat diterjemahkan sebagai proverb. Itulah sebabnya dalam terjemahan Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan proverb bukan scornftdly, mock dan sejenisnya. Sedangkan mengejek dalam teks aslinya adalah hathal dan laab Jadi, kalimat-kalimat dalam Yesaya 14 harus lebih dimengerti sebagai dekrit hukuman yang dijatuhkan kepada oknum yang memberontak, bukan sekadar ejekan.

“Tuhan mewahyukan sejarah oknum Lusifer dari sebagian sejarah raja Babel ini. Tipologi seperti ini hanya bisa dilakukan secara sangat terbatas, yaitu beberapa ayat perjanjian lama”

Dalam Yesaya 14:12 tertulis: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa. Dalam ayat ini oknum yang jatuh tersebut disebut sebagai Bintang Timur Putera Fajar (Ibr. helel ben sakhar). Tidak terlalu jelas, apakah nama ini adalah nama sebelum oknum tersebut memberontak atau nama yang diberikan sesudah memberontak. Apakah nama tersebut sejajar dengan nama Mikhael dan Gabriel? Dalam kitab-kitab yang tidak dimasukkan (dikanonkan) dalam Alkitab, terdapat nama-nama malaikat lainnya seperti Haniel, Raphael, Raque, Sariel dan Uriel. Kita tidak perlu mempersoalkan nama-nama malaikat dari kitab yang tidak diakui atau dikanonkan sebagai Firman Tuhan. Perlu ditambahkan catatan di sini bahwa Tuhan Yesus tidak menyebut atau memanggil oknum ini Bintang Timur, Tuhan Yesus menyebutnya dengan berbagai sebutan lain.

Makhluk surgawi yang jatuh ini mendapat julukan sebagai Bintang Timur Putera Pajar (Ibr. helel ben sakhar) star of the morning, son of the dawn. Adapun kalau kemudian hari muncul nama Lusifer, yang kemudian menjadi julukan umum dan sangat populer bagi makhluk surgawi yang jatuh itu, sebenarnya dari bahasa latin “lousifur”. Sebutan ini digunakan Jerome dalam Alkitab terjemahan bahasa latin (Vulgata) pada sekitar abad keempat. Yesaya 14:12 dalam Vulgata diterjemahkan: quomodo cecidisti de caelo Lusifer qui mane oriebaris corruisti in terram qui vulnerabas gentes.

Kata Lusifer bila diuraikan dari bahasa Latin lux berarti cahaya dan fer berarti pembawa. Jadi lusifer berarti pembawa cahaya atau terang. Apakah ia diciptakan untuk menjadi terang? Kalau pun benar, terang yang bagaimana? Sulit menemukan landasan kuatnya. Dalam penjelasan di bagian lain ditunjukkan bahwa Bintang Timur menunjuk kepada kekuasaan. Kata Lusifer ini juga diterjemahkan sebagai Crescent Moon. Di Indonesia dikenal sebagai bulan sabit.

Dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani (Septuaginta), kata bintang timur ini diterjemahkan sebagai ho heosphoros Oknum ini disebut sebagai tunggal dengan kata ho (é). Sedangkan putra fajar dalam bahasa Yunani diterjemahkan: ho proi anatellon, yang artinya pembawa fajar atau pagi hari (bringing the morning). Lengkapnya Yesaya 14:13 diterjemahkan pos eksepesen ek tou ouranou ho eosphoros ho proi anatellon sunetribe eis ten gne , ho apostello pros panta ta ethne. Heosphoros selain berarti bintang timur juga berarti “yang membawa fajar pagi” (bringing the morning). Dari sebutan ini dikesankan bahwa ada sejarah baru yang diciptakannya.

“Kata Lusifer bila diuraikan dari bahasa Latin Lux berarti cahaya dan fer berarti pembawa. Jadi Lusifer berarti pembawa cahaya atau terang”

Ditinjau dari namanya, Bintang Timur, lebih menunjuk bahwa ia mirip atau bisa sama dengan bintang yang dikenal sekarang ini sebagai Bintang Kejora. Bintang yang terbit pada dini hari. Bintang Kejora juga disebut sebagai Bintang Timur. Orang juga memahaminya sebagai Venus. Sekilas ada kesan bahwa ia ditempatkan secara istimewa dan khusus. Hal ini bisa menunjuk keanggunan “bintang” tersebut. Bintang Timur menunjukkan kemewahan yang dimiliki oknum ini sebelum jatuh. Tuhan Yesus berkata: Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit (Luk. 10:1_Q)._Apakah ini menunjukkan jatuhnya Lusifer dari langit (ouranos)? Sangat besar kemungkinannya adalah benar. Ia disebut bintang karena hendak menunjukkan kedudukan atau posisinya yang ada di tempat tinggi atau di atas.

Kalau Yesaya 14:12 mengatakan “ jatuh dari langit”, hal ini jelas menunjukkan bahwa ia bukan mahkluk yang datang dari bumi. Kata “langit” di dalam teks aslinya adalah shamayim, yang dalam terjemahan bahasa Yunaninya adalah ouranos. Jatuh ke bumi mengisyaratkan bahwa oknum itu bukan berasal dari bumi. Kata “bumi” dalam teks aslinya adalah erets. Tentu saja landasan untuk mengatakan bahwa oknum ini bukan berasal dari bumi bukan hanya didasarkan hanya pada ayat ini, tetapi banyak landasan lain.

Dikatakan pula bahwa oknum ini hendak naik ke langit dan mendirikan takhtanya di antara bintang-bintang, mengatasi ketinggian dan hendak menyamai Yang Mahakuasa. Sosok ini hendak menyamai Yang Mahatinggi dengan pernyataannya: Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi (Yes. 14:13-14) siapa oknum ini kalau bukan makhluk surgawi yang mengerti dan mengenal siapa yang Mahatinggi itu? Raja Babel adalah raja kafir yang tidak mengenal siapa Allah yang memiliki takhta di tempat yang Mahatinggi. Babel memiliki dewanya sendiri seperti dewa An, Baal, Isytar dan lain sebagainya. Logikanya kalau mau bersaing, maka raja Babel akan lebih mempromosikan dewanya lebih dari Elohim Yahwe. Tetapi di ayat ini jelas mengatakan bahwa dirinya sendiri yang hendak menyamai Elohim Yahwe.

“Lusifer memberontak kepada Allah, dan sebagai akibatnya ia akan dihukum karena pemberontakannya. Ia tidak mendapat bagian lagi di surga, sehingga ia harus dibuang atau diturunkan ke dalam dunia orang mati yang paling dalam”

Bukit pertemuan dalam teks aslinya adalah moed yang dapat diterjemahkan sebagai appointed place atau sacred season (tempat yang ditunjuk atau ditentukan dan waktu yang kudus). Kata yang sama ditemukan dalam 2 Tawarikh 8:13 yaitu kata moadot Kata ini menunjuk hari raya di mana bangsa Isrel mengadakan hari rayanya bagi atau di hadapan Allah. Sulit mengatakan kalau oknum ini sepenuhnya adalah raja kafir. Kalau pun raja Babel pernah memiliki niat tersebut, hal ini sungguh sangat aneh. Jadi, fakta ini sangat tepat untuk menjadi gambaran Lusifer.

Lusifer memberontak kepada Allah, dan sebagai akibatnya ia akan dihukum karena pemberontakannya. Ia tidak mendapat bagian lagi di surga, sehingga ia harus dibuang atau diturunkan ke dalam dunia orang mati yang paling dalam. Siapa dia yang berada di bagian terbawah kades? Ini bukan sebuah gaya bahasa atau sastra atau sebuah figuratif, sebab membaca seluruh pasal Yesaya 14, juga pasal sebelum dan sesudahnya, bukanlah figuratif.

Firman Tuhan mengatakan: Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur (Yes. 14:15). Liang kubur dalam teks aslinya adalah adalah borsedangkan paling dalam pada teks aslinya adalah yerekah (F1913), yang artinya sangat ekstrem atau bagian paling ekstrem (extreme parts). Dalam terjemahan bahasa Yunani bagian paling bawah juga diterjemahkan sebagai the recesses of the pit (lubang yang paling ekstrem 1 dalamnya). Tempat paling mengerikan ! ini menunjuk tempat yang sangat ekstrem dahsyatnya. Lebih bisa : diterima kalau tempat ini bukan untuk manusia, tetapi untuk oknum sumber segala kejahatan.

“Bintang Timur hendaknya tidak dapat dipahami sebagai nama diri, tetapi lebih menunjukkan sebuah gelar, sebab setelah kejatuhan oknum ini, maka ia tidak pernah disebut lagi sebagai bintang timur”

Bintang Timur hendaknya tidak dipahami sebagai nama diri, tetapi lebih menunjuk sebuah gelar, sebab setelah kejatuhan oknum ini, maka ia tidak pernah disebut lagi sebagai bintang timur. Malahan di kemudian hari Tuhan Yesus pun mengaku sebagai Bintang Timur (Why. 22:16). Gelar lengkapnya adalah Bintang Timur yang Gilang Gemilang (Yun. é damp 6 Xapnpbc b npw’ivéq; ho aster ho lampros ho proinos). Tetapi penggunaan kata Bintang Timur dalam kitab Wahyu tidak sama dengan Bintang Timur terjemahan Septuaginta. Dalam Septuaginta diterjemahkan heosphoros (éwocpépoq) yang juga memiliki sebutan lain ho proi anatellon (6 npw‘t dvaréva); pembawa terang atau fajar pagi. Sebutan Lusifer (dari bahasa Latin) memiliki konotasi yang sangat negatif. Itulah sebabnya sebutan itu tidak boleh dikenakan bagi Tuhan Yesus.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post