APA ITU
BERPACARAN?
Tahukah kamu apa artinya berpacaran?
Banyak remaja membicarakannya, tetapi sebenarnya tidak tahu apa artinya
berpacaran. Kata berpacaran dari kamus bahasa Indonesia artinya bersuka-sukaan.
Pada umumnya remaja mengerti berpacaran sebagai dua orang lain jenis berjalan
bersama. Dewasa ini oleh karena kerusakan moral dan perkembangan zaman, maka
arti berpacaran sudah tidak jelas lagi batasannya. Tetapi pada umumnya remaja
mengartikannya sebagai berikut: “hubungan antara 2 orang lain jenis yang di
dalamnya ada unsur mau sama mau untuk menyalurkan hasrat cinta (eros).” Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya pandangan bahwa berpacaran itu boleh disertai
dengan ciuman, pelukan dan segala praktik lainnya. Seperti yang mereka lihat di
film dan TV. Ini konsep yang salah sekali.
Berpacaran berfungsi sebagai sarana untuk
mengenal lawan jenis guna menjadi teman hidup atau jodoh selama- lamanya.
Berpacaran bukan sekadar jalan bersama dengan lawan jenis dan memiliki hubungan
akrab. Jadi kalau belum bermaksud memiliki jodoh atau belum bermaksud untuk
menikah, sebaiknya atau seharusnya tidak berpacaran dahulu, tetapi berteman
dengan semua orang tanpa membatasi diri. Tentu harus berteman dengan orang yang
takut akan Tuhan.
Setiap orang pada umumnya menikah. Untuk
memiliki teman hidup, seseorang harus memenuhi persyaratan. Syaratnya antara
lain:
Pertama, harus dewasa rohani. Artinya
sudah mengenal Tuhan dan kebenaran-Nya. Biasanya kalau seseorang dewasa rohani,
maka ia dapat memilih teman hidup dengan bijaksana. Ia sudah dapat membedakan
jodoh yang baik dan yang tidak baik. Biasanya anak remaja yang baru mulai
belajar dewasa, tentu belum memiliki kecerdasan dan kepekaan untuk membedakan
apakah seseorang baik atau tidak untuk menjadi teman hidupnya atau jodohnya.
Kedua, harus dewasa mental. Kedewasaan
mental ini harus dimiliki seseorang yang akan hidup di tengah-tengah
masyarakat. Seseorang yang akan menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya harus
sudah dewasa mental hidup di tengah-tengah masyarakat. Seorang remaja pasti
belum dewasa mental, sebab selama ini hidupnya diatur dan ditopang oleh orang
tua dan belum bisa mandiri.
Ketiga, harus dewasa finansial, yaitu sudah memiliki pekerjaan atau memiliki nafhah hidup. Seorang yang belum memiliki penghasilan dan belum waktunya berumah tangga seharusnya tidak memaksa diri untuk berpacaran, sebab petualangan dalam berpacaran membahayakan masa depan. Lebih baik belajar dan berkarir yang rajin dan giat terlebih dahulu guna mempersiapkan masa depan. Terutama bagi pria yang akan menjadi bapak rumah tangga, ia harus memiliki bekal guna masa depan.
Keempat, harus dewasa umur. Mengenai umur
memang relatif, tetapi pada umumnya bagi wanita di atas umur 18 tahun dan bagi
pria di atas umur 25 tahun. Masa berpacaran biasanya 1 sampai 3 tahun, jadi
kalau seorang pria menikah umur 28 tahun, maka ia mulai berpacaran umur 25-26
tahun. Disarankan dan diperingatkan kepada remaja agar tidak berpacaran sebelum
waktunya.
Berpacaran itu sendiri tidak berbahaya
kalau diselenggarakan secara benar. Tetapi kalau diselenggarakan secara
sembrono, terdapat bahaya yang harus diwaspadai, khususnya remaja yang belum
matang berpikir. Bahaya berpacaran yang harus diperhatikan setiap remaja
adalah:
- kaburnya konsep berpacaran, banyak
remaja tidak tahu tujuan berpacaran.
- tidak adanya batas-batas yang jelas
antara berteman dan mencari jodoh. Bagi remaja, barulah taraf berkenalan atau
berteman dengan lawan jenis. Jadi pergaulan remaja bukan berpacaran untuk
mencari jodoh atau teman hidup.
- ukuran moral yang rusak di masyarakat sehingga
banyak remaja tidak memiliki moral baik sementara mereka belum diajar mengenal
kebenaran Tuhan dalam Alkitab. Ukuran kebenaran haruslah Alkitab, bukan film
yang ditonton dan pergaulan remaja dunia pada umumnya.
- kuasa gelap yang berupaya menjatuhkan
anak-anak Tuhan melalui pergaulan antar lawan jenis dan konsep berpacaran yang
tidak jelas.
Apa yang harus orang muda lakukan
mengantisipasi keadaan ini? Pertama, orang muda harus memperluas cakrawala
pergaulan. Carilahtemansebanyak-banyaknya, janganmembatasi pergaulan. Tapi
tentu harus berhati-hati terhadap setiap orang. Kalau seseorang sudah mulai
pacaran, maka temannya menjadi terbatas. Kadang-kadang pacarnya melarang ia
bergaul dengan teman-temannya yang lain. Kenalilah baik-baik siapa teman-
temanmu. Kamu harus berteman dengan orang-orang yang takut akan Tuhan. Ingat!
pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.
Kedua, orang muda harus keluar atau
meninggalkan pergaulan yang membuat kita tidak mengasihi Tuhan (Janganlah kamu
sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik 1Kor. 15:33). Lebih
baik bergaul dengan teman-teman segereja yang baik.
Ketiga, isilah waktu luangmu dengan
hal-hal yang berguna, misalnya belajar dan kegiatan-kegiatan gereja. Inilah
masa produktif untuk mempersiapkan diri menyongsong
masa depan. Kembangkan segala bakat yang positif pada masa remajamu, supaya
pada hari esok kamu dapat memetik buahnya.
Ingat “berakit-rakit ke hulu
berenang-renang ketepian, bersakit- sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.
Hendaknya seseorang tidak berpacaran sebelum waktunya.
Keempat, berusahalah memikirkan hal-hal
yang baik dan berguna. Untuk itu, jauhi film dan bacaan porno dan jorok yang
dapat merangsang pikiran berfantasi “cabul”. Jangan membiarkan pola pikir dan
pola tindak dunia ini menentukan standar moral kamu. Moral kamu harus
dipengaruhi oleh Alkitab. Untuk itu binalah hubungan semakin akrab dengan Tuhan
Yesus Kristus.
Berpacaran berfungsi sebagai sarana untuk
mengenal lawan jenis guna menjadi teman hidup atau jodoh selama-lamanya, bukan
sekadar jalan bersama dan memiliki hubungan akrab. Jadi kalau belum bermaksud
memiliki jodoh atau belum bermaksud untuk menikah, seharusnya tidak berpacaran
dahulu.