PERGUMULAN MENEMUKAN JODOH
Banyak orang berpikir dan memang mengalami
seakan- akan memilih jodoh itu mudah, lebih mudah dari memilih bidang studi,
pekerjaan, tempat tinggal dan lain sebagainya. Padahal memilih jodoh lebih
sulit dan berat dibanding memilih hal-hal tersebut. Mengapa memilih jodoh hal
yang lebih sulit? Sebab jodoh paling mempengaruhi kehidupan di antara hal
yang disebutkan di atas. Seorang yang salah memilih jodoh, menciptakan neraka
di bumi; sebaliknya memilih jodoh yang tepat berarti membangun Firdaus sejak di
bumi. Karena peran jodoh sangat menentukan kehidupan ini, maka seseorang tidak
boleh salah dalam memilih jodoh. Lagi pula dalam kehidupan orang percaya,
perkawinan itu idealnya sekali untuk selamanya. Firman Tuhan melarang
perceraian. Karena tidak boleh salah memilih jodoh, maka hal memilih jodoh
adalah hal yang tersulit dalam kehidupan ini. Tetapi ironisnya, banyak orang
muda menganggap remeh dan mudah dalam memilih jodoh dan pada umumnya mereka
menjadi sembrono. Hal ini terbukti dari tindakan memilih pacar sebelum mengerti
apa arti hidup ini.
Banyak orang muda yang berpacaran sebelum
memahami apa dan bagaimana kehidupan ini. Mereka juga belum memiliki kepekaan
untuk mengerti kehendak Tuhan, sehingga belum bisa mengerti pasangan yang baik
itu macam apa, sebab dirinya sendiri juga belum mengerti bagaimana manusia yang
baik itu. Dengan demikian standar kebaikan yang dijadikan ukuran, salah.
Biasanya ukuran yang dipakai adalah penampilan, kekayaan, “kelihatannya baik
dan penuh perhatian”, dari keluarga kaya dan lain sebagainya. Mereka juga tidak
dapat membedakan apakah seseorang itu pantas menjadi teman hidupnya atau tidak.
Mereka belum bisa “membedakan roh”. Roh di sini maksudnya adalah spirit atau
gairah apa yang menguasai hidup seseorang. Spirit atau gairah hidup seseorang
yang pasti ditularkan kepada teman hidupnya. Jadi, kalau spirit atau gairah
hidup seseorang salah, maka teman hidupnya berpotensi besar memiliki spirit
yang sama.
Idealnya, seseorang memilih jodoh setelah memiliki standar kedewasaan. Standar kedewasaan di sini ukurannya adalah mengerti bahwa sebagai umat pilihan kita ditebus oleh Tuhan Yesus dan telah menjadi milik-Nya (1Kor. 6:19- 20). Dengan menjadi milik-Nya kita harus hidup hanya untuk mengabdi kepada Dia (Flp. 1:21). Itulah sebabnya, baik kita makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain kita harus melakukannya demi kemuliaan Allah (1Kor. 10:31). Di dalamnya juga termasuk mencari dan menemukan teman hidup, semua harus untuk kemuliaan Tuhan. Bukan untuk kesenangan diri sendiri. Prinsip hidup orang percaya yang benar adalah menikah untuk kemuliaan Tuhan. Lebih baik tidak menikah daripada menikah, tetapi dapat merusak pengabdian kepada Tuhan.
Mempertimbangkan hal di atas, maka
hendaknya orang muda tidak sembarangan berpacaran. Barangkali ada yang
berkata bahwa berpacaran bukan untuk memilih jodoh atau teman hidup. Lalu untuk
apa? Having fun? Ini berbahaya, terutama bagi wanita. Bisa menjadi obyek wisata
dan kesenangan pria. Lagi pula seharusnya masa muda adalah momentum penting
untuk mengembangkan potensi semaksimal mungkin. Banyak orang gagal dalam
kehidupan ini, sebab masa mudanya tidak digunakan untuk mengembangkan diri,
sehingga tidak memiliki bekal yang cukup dalam menata hari tuanya. Demikian
pula banyak orang yang gagal dalam hidup karena salah memilih jodoh. Oleh sebab
itu hal memilih jodoh atau teman hidup tidak boleh dianggap ringan.
Setiap orang muda harus sangat berhati-hati dalam memilih teman bergaul. Untuk
itu dalam masa berpacaran atau “pendekatan” seseorang harus benar-benar teliti
memperhatikan siapakah teman yang bisa berkemungkinan menjadi pasangan
hidupnya.
Tuhan mengetahui bahwa kita membutuhkan
teman hidup, kecuali yang dipanggil untuk tidak menikah. Jika segala
keselamatan Tuhan berikan dan segala kebutuhan lain Tuhan sediakan, maka jodoh
pun juga Tuhan sediakan. Namun di sini perlu pergumulan. Sebagaimana kebutuhan
jasmani kita Tuhan sediakan, tetapi kita harus bergumul bekerja dan
berjuang untuk memperoleh nafhah, demikian pula dengan jodoh. Kita harus
berjuang untuk bertumbuh dalam kedewasan rohani. Kedewasaan rohani menuntun
kita kepada tujuan hidup yang benar, sehingga kita dapat memiliki kepekaan
terhadap kehendak Allah, yaitu mengerti kehendak dan rencana-Nya dalam hidup
kita. Sehingga kita bisa membedakan roh dan Tuhan sudah menjadi kebahagiaan kita.
Dengan demikian, pada waktunya tidak sulit menemukan jodoh yang sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Jika segala keselamatan Tuhan berikan dan
segala kebutuhan lain Tuhan sediakan, maka jodoh pun juga Tuhan sediakan. Namun
di sini perlu pergumulan.