PENCOBAAN YANG DIALAMI YESUS KRISTUS
1. KEINGINAN FISIK
Lukas 4 : 3-4
Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja."
Matius 4 : 3-4
Lalu datanglah sipencoba itu dan berkata kepada-Nya:"Jika Engkau Anak Allah perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
2. KEANGKUHAN DAN KESOMBONGAN HIDUP
Yesus dicobai dalam hal keangkuhan atau kesombongan. Iblis menyuruh-Nya menjatuhkan diri ke bawah, karena pasti malaikat akan menatang-Nya dan menolong-Nya. Tapi Yesus berkata: “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”. Sebagai Yang Maha Kuasa, bukan hal yang susah untuk menjatuhkan diri tanpa terluka sedikitpun, tetapi hal itu merupakan suatu pelanggaran dosa yang terjadi bila dilakukan. Kesombongan merupakan dosa yang tidak berkenan. Allah tidak dapat melanggar kekudusan-Nya sendiri, sehingga Yesus, yang adalah manusia 100% dan Allah 100%, tidak mau melakukan hal itu, karena itu merupakan kesombongan diri.
Lukas 4 : 9-13
Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: " Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, (10) sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, (11)dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (12)Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: JANGAN ENGKAU MENCOBAI TUHAN, ALLAHMU!" (13)Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. (Iblis menggunakan ayat alkitab untuk mencobai Tuhan Yesus, mengartikan Firman Allah dari versi Iblis)
Setelah Yesus dicobai di padang gurun, Yesus juga tetap dicobai di beberapa kesempatan sampai Dia menyelesaikan Tugas karya penyelamatan manusia yang ditugaskan Allah Bapa. Seperti yang tertulis di dalam Lukas 4:13, Iblis menunggu waktu yang baik untuk Tuhan Yesus.
3. KEINGINAN JIWA: KEHORMATAN DAN KERAJAAN DUNIAWI
Yesus dicobai dalam hal keinginan mata dan hawa nafsu duniawi. Iblis memperlihatkan semua kerajaan dunia beserta kemegahannya dan menawarkan itu semua kepada Yesus, asal Dia mau menyembah Iblis. Jadi, ini tidak meniadakan fakta bahwa Yesus adalah Allah, tetapi kita mengerti bahwa Iblis sedang berusaha menjatuhkan Yesus dari kemuliaan-Nya dan kesucian-Nya serta ketidakberdosaan-Nya. Untuk pencobaan yang ketiga ini, Tuhan Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”(Matius 4:10)
Yesus terbukti menang atas Iblis. Dan kemenangan Yesus atas pencobaan Iblis, merupakan kemenangan yang seharusnya dimiliki oleh Adam dan Hawa, dulu sekali ketika mereka juga dicobai Iblis. Adam membawa kita, seluruh manusia, kepada maut, tetapi Yesus membawa kita kepada hidup, sebagaimana tertulis dalam Roma 5:17 , “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.” Tuhan memberkati saudara senantiasa dan saya berdoa supaya iman saudara bertumbuh ke arah Kristus supaya engkau hidup dan memperoleh keselamatan kekal di dalam Dia.
Lukas 4 : 5-8
Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua KERAJAAN DUNIA. (6)Kata Iblis kepada-Nya: "Segala KUASA itu serta KEMULIAANNYA akan kuberikan kepada-Mu, sebab SEMUANYA ITU TELAH DIBERIKANNYA KEPADAKU dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (7)Jadi JIKA ENGKAU MENYEMBAH AKU, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."(8) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: ENGKAU HARUS MENYEMBAH TUHAN ALLAHMU, DAN HANYA KEPADA DIA SAJALAH ENGKAU BERBAKTI!"
ITULAH ALASANNYA TUHAN TIDAK MENGHENDAKI MANUSIA MENGASIHI DUNIA
1 Yohanes 2 : 15
Janganlah kamu MENGASIHI DUNIA dan APA YANG ADA DI DALAMNYA. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
4. MENCOBA MEMPENGARUHI KELUAR DARI KEHENDAK ALLAH MELALUI MURIDNYA
Matius 16 : 22-23
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: " Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." (23) Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Kata-kata yang Ia pakai dalam ajwabanNya ini mengingatkan kita kepada jawaban yang Tuhan Yesus pakai untuk memukul mundur Iblis yang mencobai Dia di Padang Gurun. (Mat 4:10)
5. YESUS DIFITNAH NAMUN MENOLAK UNTUK MEMBELA DIRINYA
Karena para imam kepala dan tua-tua Israel tidak memiliki kuasa politik, maka setiap keputusan hukuman mati harus datang dari otoritas Romawi. Itulah sebabnya mereka menyerahkan Yesus kepada Pilatus untuk dihukum mati. Bagaimana cara mereka mendesak Pilatus untuk menghukum mati Yesus? Dengan desakan masa yang besar. Mereka telah menyebarkan fitnah di tengah-tengah rakyat sehingga seluruh rakyat memaksa Pilatus dengan kuasa massa yang besar dan teriakan mereka yang keras. Betapa liciknya kecerdasan para penjahat ini. Mereka begitu pintar memainkan kuasa politik sehingga mereka pikir mereka dapat mempermainkan Tuhan juga. Mereka telah mengunci Pilatus dengan ancaman massa dan huru-hara besar jika mereka tidak didengarkan.
Maka Pilatus pun mulai bertanya kepada Yesus. Tetapi meskipun Pilatus berotoritas penuh untuk menghukum atau membebaskan Yesus, Yesus tidak menjawab sama sekali. Dia menolak untuk membela diri-Nya di depan orang yang paling mungkin membebaskan Dia. Pilatus tahu bahwa Yesus tidak seharusnya dihukum mati. Para pemimpin agama Yahudi menyerahkan Dia karena mereka iri hati, dan ini telah diketahui oleh Pilatus (ay. 18). Di dalam Yohanes 19:10-12 mengatakan bahwa Pilatus begitu gentar dengan Yesus. Dia berusaha membebaskan Yesus bukan hanya karena dia tahu Yesus tidak bersalah, tetapi juga karena dia takut terhadap klaim Yesus bahwa Dia bukan berasal dari dunia ini, dan bahwa Dia adalah Anak Allah (Yoh. 19:7-8). Mengapakah orang-orang kafir begitu gentar dan takut kepada Yesus sebagai Anak Allah, tetapi Israel, umat Tuhan, begitu berani memaki-maki Dia dan berteriak agar Dia disalibkan? Karena takut dan karena tahu Yesus tidak bersalah, maka Pilatus berusaha membebaskan Yesus.
Pilatus menawarkan untuk membebaskan Yesus di depan orang banyak sebagai suatu pemberian kepada Israel. Romawi telah memberikan perlakuan istimewa kepada Israel, yaitu setiap kali menjelang perayaan agama Yahudi, pemerintah Romawi akan membebaskan satu orang Yahudi yang menjadi tahanan Romawi. Pilatus ingin menyelesaikan kasus ini dengan rencana membebaskan Yesus. Dengan cara ini Pilatus dapat mencari tahu apakah Yesus masih diterima oleh orang banyak atau tidak. Jika orang banyak itu terpecah jumlahnya, dan pendukung Yesus ternyata masih banyak, maka Pilatus akan membebaskan Yesus. Tetapi jika seluruh rakyat mau mematikan Yesus, Pilatus tidak akan berani membebaskan Yesus karena khawatir akan terjadi pemberontakan besar. Pilatus takut kepada Yesus, tetapi dia lebih takut lagi kepada orang banyak. Maka dia bertanya, akankah rakyat menerima pembebasan dan pengampunan bagi Yesus Kristus? Rakyat semua menolak. Mereka memilih Roma membebaskan Yesus Barabas, seorang pembunuh yang memiliki nama yang sama dengan Kristus. Yesus Barabas (Barabas: anak dari sang bapa) adalah seorang pemberontak dan penjahat keji. Rakyat lebih memilih pembunuh keji daripada Yesus, Sang Penyembuh! Pembunuh lebih mereka sukai daripada Pemberi Hidup! Betapa butanya rakyat banyak itu karena berita bohong yang disebarkan para imam. Betapa rusaknya para imam, yang dengan bakat yang sangat hebat dan ketekunan yang sangat besar memengaruhi opini rakyat banyak dan mengubah mereka menjadi ganas dan penuh niat membunuh!
Pilatus menjadi begitu terdesak. Dia berusaha sangat giat untuk membebaskan Yesus yang benar, sedangkan seluruh orang Yahudi berteriak dengan sangat keras untuk membunuh Yesus. Ketika seruan dan desakan rakyat banyak sudah semakin memanas dan mulai di luar kendali, maka Pilatus terpaksa menjatuhi hukuman mati kepada Yesus. Tetapi, sebelum dia menyerahkan Yesus untuk dibunuh dengan salib, dia menyatakan dirinya tidak bersalah dengan mencuci tangannya di depan orang banyak. Dia mau mendeklarasikan bahwa Yesus benar, dan ketidakadilan serta kematian Orang Benar ini tidak ditanggungkan kepada dirinya. Seluruh orang banyak menyatakan kalimat yang sangat berdosa. Mereka mengatakan bahwa kutuk atas darah Yesus akan mereka dan anak-anak mereka tanggung! Apakah semua orang sudah begitu liar dan buta? Bagaimana mungkin mereka berani menanggung kutuk Allah atas darah Yesus? Tidakkah mereka lupa bahwa merekalah yang sebelumnya menyambut Dia dengan mengatakan “Hosana! Hosana!”? Luapan marah dan kebencian rakyat itu sangat mengerikan. Mereka menutup mata dan telinga mereka dan terus berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Mereka tidak mau mendengar pembelaan, bukti-bukti yang mungkin menyatakan kesalahan mereka, atau apa pun juga. Mereka hanya mau satu hal: Yesus tergantung di kayu salib sampai mati!
Manusia begitu jahat. Lidah penuh dengan tipuan munafik, mulut penuh dengan ucapan-ucapan kejam dan sumpah serapah, kaki cepat menumpahkan darah, dan sama sekali tidak ada perasaan takut atau gentar sedikit pun kepada Allah (Rm. 3:13-18). Inilah bukti yang paling jelas. Umat Tuhan, orang Israel, di kota Yerusalem, berkata kepada raja bangsa kafir agar menyalibkan Raja Israel, yaitu Anak Daud! Kalimat mereka meluapkan niat hati mereka yang penuh kekejaman. Sadarkah kita apa yang Yesus sedang alami pada saat itu? Bagaimana mungkin kita tidak gentar melihat kebencian sedemikian besar diberikan kepada Yesus. Kebencian seperti ini belum pernah mereka luapkan kepada Barabas si pembunuh. Kebencian sebesar ini belum pernah mereka nyatakan melawan Pilatus atau pemerintahan Romawi. Kebencian sebesar ini belum pernah mereka nyatakan dengan bulat hati. Hanya kepada Yesus mereka menyatakan kebencian yang sangat ini. Sadarkah kita siapa yang Allah sedang ampuni? Kepada siapa Allah selama ini bersabar? Kepada bangsa yang tegar tengkuk dan penuh dosa, kecemaran, dan kebencian. Betapa besar kesabaran Allah kepada umat-Nya.
Maka Yesus diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Pengadilan yang tidak adil mengadili Sang Hakim atas seluruh bumi. Pemimpin yang korup menjatuhi hukuman mati kepada Sang Gembala Agung. Rakyat banyak menyerukan kematian dari Sang Raja segala raja. Inilah gambaran dari situasi dunia ini. Gambaran yang mewarnai keadaan di seputar penyaliban dan kematian Kristus. Siapakah kita? Seorang pemimpin? Hati-hati terhadap gila kuasa yang dimiliki para imam kepala. Siapakah kita? Seorang pengambil keputusan? Hati-hati terhadap perasaan takut kepada orang banyak seperti Pilatus. Siapakah kita? Hakim, jaksa, pengacara, ahli hukum? Hati-hati terhadap manipulasi peraturan demi kepentingan penguasa. Siapakah kita? Hanya rakyat biasa? Hati-hati terhadap kebencian yang diprovokasi dengan mudah seperti kemarahan rakyat di Yerusalem. Semua inilah yang membawa Yesus pada kematian-Nya. Suatu pameran akan keadaan yang sepertinya tidak ada harapan lagi.
Dari manakah perbaikan itu dimulai? Bagaimana mungkin dunia yang rusak seperti ini dapat diperbaiki? Pengadilan memutuskan perkara berdasarkan kepentingan, bukan berdasarkan kebenaran. Para pejabat memanipulasi pengadilan dan agama demi kepentingan kekuasaan. Para pemimpin hanya mau menjilat rakyat dan tidak melaksanakan kebenaran dan keadilan. Para agamawan begitu korup, jahat, dan penuh intrik. Rakyat banyak begitu ganas dan beringas, serta melakukan begitu banyak hal-hal mengerikan ketika telah diprovokasi. Lihatlah gambaran ini. Betapa miripnya dengan keadaan sekarang. Massa begitu beringas berteriak-teriak, menyuarakan kebencian yang meluap-luap, melakukan penjarahan dan tindakan seenaknya. Pemimpin penuh kepalsuan dan intrik kepentingan politik. Pemimpin agama gila kekuasaan dan gila uang. Bagaimana memperbaiki ini semua? Allah memperbaiki ini semua dengan menebus dunia ini melalui kematian Anak-Nya. Anak-Nya yang mati dan bangkit itulah satu-satunya pengharapan bagi dunia kita.
Lukas 23 : 2
Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
6. YESUS DIHIANATI MURIDNYA SENDIRI
Markus 14 : 44-45
Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat." Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Rabi," lalu mencium Dia.
7. YESUS DISANGKAL MURID-MURIDNYA
Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
Matius 26 : 70
Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
Matius 26 : 71
Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
Matius 26 : 72
Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
Matius 26 : 73
Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."
Matius 26 : 74
Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
8. YESUS DIPANDANG SEBAGAI MESIAS DAN RAJA POLITIK
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."
Matius 21 : 8-9
Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. (9) Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
Lukas 23 : 37
dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"
Mereka gagal memahami makna"MESIAS" dalam diri YESUS
Beberapa
pandangan tentang PENGHARAPAN MESIANIS orang-orang zaman Perjanjian Lama:
a. Pandangan
Literal-Kritis
Pandangan
ini mengatakan bahwa pengharapan mesianis Israel adalah Mesias akan datang
untuk mengangkat bangsa yang terhina menjadi bangsa yang dihormati kembali di
antara bangsa-bangsa masa itu.
b. Pandangan
Historis-Religius
Pandangan
ini berpendapat bahwa Mesias adalah tokoh yang sempurna bagi Israel yang
akhirnya memberikan keselamatan tertinggi bagi manusia. Ada latar belakang
politis tetapi akhirnya tersembunyi di balik pandangan religious. Selanjutnya,
menurut pandangan ini, Mesias hanya satu, yang di dalam diriNya membawa
keselamatan bagi Israel dan semua manusia, tetapi dalam perjalanan waktu
pengharapan ini semakin kabur. Kemudian masuklah pemikiran-pemikiran
eskatologis yang mengakibatkan pindahnya pengharapan mesianis ke waktu dekat,
ataupun waktu yang jauh dari pendengar nubuat.
c. Pandangan
Konservatif (Menantikan sosok seperti Daud)
Pandangan
ini beranggapan bahwa tujuan Yahwe dalam Perjanjian Lama adalah membangun
bangsa yang rohani dengan religi dan budaya yang benar, dan dalam kerajaan ini
akan berkuasa seorang Penyelamat. Sesuai dengan tugas-Nya, Dia dinamai Pemenang
atau Bintang Yakub. Setelah Kerajaan dalam bangsa Israel didirikan sesuai
dengan kehendak Allah, dan Raja Daud menduduki tempat yang terhormat, maka
muncul pengharapan terhadap Penyelamat dalam bentuk Raja. Jenis pengharapan itu
digambarkan berhubungan dengan besarnya bangsa, nama yang masyur, akhir dari
perang politik, pemerintahan yang gemilang dan damai.
d. Pandangan dari segi
Fungsi Kultus (Menantikan sosok seperti Daud)
Pandangan
ini berangkat dari apa yang dijelaskan Kitab Mazmur mengenai Mesias. Pandangan
ini memberikan makna kepada posisi raja pada ibadah di Bait Allah untuk
meneruskan kekuatan Allah kepada bangsa Israel. Dengan demikian raja adalah
jaminan keselamatan. Mulanya menurut pandangan ini pengharapan Mesias masih
berpusat pada kebangkitan kembali dinasti Daud tetapi kemudian pengharapan
tersebut menuju Mesias yang hidup dan berkuasa kekal.
e. Aliran yang
menekankan Ritus-Ritus
Menurut
pandangan ini, manusia pertama Adam adalah pemegang kekuasaan yang diberikan
Allah. Dalam sejarah Israel, kekuasaan tersebut dipegang oleh raja yang
sekaligus Mesias, yang membawa keselamatan untuk bangsanya. Pada zaman
pembangunan, kedudukan ini diduduki oleh ‘hamba yang menderita’. Dan dalam
Kitab Daniel, manusia pertama ini dinyatakan sebagai ‘Anak Manusia’. Ketiga
posisi ini yaitu Raja-Mesias, Nabi dan Anak Manusia dapat ditarik kembali pada
manusia pertama yang diberi Allah tiga jabatan di atas.
f. Pandangan
Historis-Tradisional
Pandangan
ini mengatakan bahwa penobatan Dinasti Daud belum termasuk dalam janji di
Gunung Sinai. Janji kekekalan Dinasti Daud tidak menjadi bagian dari sejarah
janji keselamatan Allah di masa kuno. Dinasti Daud menjadi bagian dari
keselamatan baru. Dalam II Samuel 7 dikatakan bahwa janji Allah untuk membangun
rumah dinasti Daud: janji Allah bahwa Daud akan berkuasa atas Israel dan
kekuasaannya kekal; Yahwe akan menjadi Bapa bagi Daud dan keturunannya; Yahwe
akan mengikat perjanjian kekal dengan Daud.
g. Pandangan
Historis-Kritis
Pandangan
ini mengatakan bahwa istilah Mesias pada awalnya ditujukan kepada keturunan
Daud, dan baru pada masa pembuangan dialihkan kepada pengharapan eskatologis,
raja kekal di masa datang. Raja itu akan duduk di tahta Daud dan akan
memerintah secara adil. Mesias digambarkan sebagai tokoh politis dan
eskatologis. Kesimpulan: 1). Adanya
perbedaan interpretasi terhadap pengharapan Israel karena adanya perbedaan
interpretasi terhadap Perjanjian Lama. 2). Adanya perbedaan konsep pengharapan
mesianik dan munculnya pengharapan mesianik yang tidak utuh dan seperti yang
dimaksudkan Alkitab adalah ‘wajar’ apalagi penekanannya kepada aspek kekinian,
fisik dan politis, karena situasi politis bangsa Israel yang sangat lama
menderita di bawah penjajahan bangsa-bangsa kafir sejak penjajahan Babel, Media-Persia, Yunani dan Romawi.
Lukas 23 : 39
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
YESUS ADALAH MESIAS JURUSELAMAT MANUSIA DARI HUKUMAN MAUT DAN HUKUM DOSA
Yes 61:1
“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN TELAH MENGURAPI AKU; Ia telah mengutus aku untuk MENYAMPAIKAN KABAR BAIK(INJIL) kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,”.
Lukas 4:18-19
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab IA TELAH MENGURAPI AKU, untuk MENYAMPAIKAN KABAR BAIK kepada ORANG-ORANG MISKIN; dan Ia telah mengutus Aku (19) untuk memberitakan pembebasan kepada ORANG-ORANG TAWANAN, dan penglihatan bagi ORANG-ORANG BUTA, untuk membebaskan ORANG-ORANG TERTINDAS, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
merupakan salah satu bagian dalam Injil Lukas yang menunjuk kepada perhatian Yesus dalam ketiga aspek di atas. Dalam khotbahNya di Nazareth, Yesus mengajarkan bahwa apa yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya telah terwujud dalam diri-Nya. Orang yang diurapi dengan Roh Allah itu adalah Yesus sendiri. Kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nats ini sewaktu kamu mendengarkannya”
9. KETIKA YESUS DITANGKAP SEOLAH-OLAH DIANGGAP TIDAK BERDAYA MEMBELA DIRI
Matius 26:52-54
Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian?"
10. KETIKA YESUS DIANIAYA, DIFITNAH, DIOLOK-OLOK, DIRENDAHKAN, OLEH TENTARA ROMA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH DIA TIDAK DENDAM NAMUN TETAP MENGASIH DAN MELEPAS PENGAMPUNAN
Kita perhatikan doa Yesus kepada orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Dia disiksa, diolok, diludahi bahkan sampai disalibkan. Terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan kepada-Nya, Ia berdoa: “YA BAPA, AMPUNILAH MEREKA KARENA TIDAK TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT (Lukas 23:34).” Ia tidak pernah berdoa kepada Bapa-Nya untuk menyadarkan atau membalas orang-orang yang berbuat jahat kepada-Nya. Melainkan doa-Nya penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Doa Yesus ini adalah doa yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Ia berdoa karena Ia sangat mengasihi orang-orang yang menganiaya-Nya. Yesus tidak menaruh dendam kepada mereka, Ia menghendaki supaya orang-orang yang berbuat jahat kepada Dia itu diselamatkan.
10. KETIKA YOHANES PEMBABTIS MERAGUKAN YESUS SEBAGAI MESIAS
Matius 11 : 2-5