MENGENAKAN GAIRAH HIDUP
ANAK ALLAH
Perhatikan
kalimat dalam 2 Korintrus 5:17: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri
yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”, inilah kehidupan
seorang yang kehilangan nyawa. Nyawa dalam teks aslinya adalah psukhe, yang
artinya jiwa. Dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan kehendak. Iadi sebagai
orang yang ditebus oleh Tuhan Yesus, seseorang harus rela melepaskan gairah
atau semangat pribadi dan mengisi jiwanya dengan “gairah atau semangat hidup
Anak Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus”. Kalau tersurat “bukan aku sendiri yang
hidup”, artinya gairah yang ada Padaku bukanlah gairah yang lahir dari diriku
sendiri.
Gairah dari diri
sendiri adalah gairah yang diwarisi dari nenek moyang dan yang diserap dari
lingkungan. Tetapi “Kristus Yang hidup di dalam aku” artinya gairah yang
dimiliki Tuhan Yesus tika mengenakan tubuh insan, juga kita kenakan dalam hidup
ini. Gairah atau semangat hidup Tuhan Yesus sebagai Anak Allah adalah
“melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:24).
Ini adalah
konsekuensi sebagai anak tebusan. Inilah rule of the game, nya. Kalau
berkeberatan mengenakan kehidupan Tuhan Yesus (gairah, semangat dan semua
filosofi hidupnya), berarti kita bukanlah anak tebusan, Seseorang yang telah
ditebus oleh darah Tuhan Yesus harus berani menyatakan dirinya bukan miliknya
sendiri, tetapi sepenuhnya dimiliki oleh Tuhan yang menebusnya (1 Kor. 6:19-20).
Kalau seseorang
merasa dan mengakui bahwa dirinya milik Tuhan, maka ia harus bersedia
diperlakukan apa saja oleh sang Pemilik. Pemilik menghendaki agar seluruh
filosofi hidup ini diubah. Inilah yang disebut mengenakan Yesus sebagai
perlengkapan senjata terang (Rm. 13:14). Inilah hidup baru dalam Tuhan.
Filosofi yang diubah akan mengubah peta kehidupan seseorang, sehingga memiliki
dunia baru. Bagaimana bisa menjadi anak Allah bila menolak menjalani hidup baru
dalam Tuhan?
Banyak orang
Kristen yang merasa dan mengaku telah hidup baru dalam Tuhan padahal belum sama
sekali. Hidup baru yang dipahami oleh mereka sangatlah dangkal dan miskin,
bahkan salah lni berarti terjadi pemalsuan terhadap Injil. Injil yang
dipalsukan tidalk mengajar kebenaran ini, mereka mengesankan bahwa seakan-akan
orang Kristen bisa mengalami keselamatan tanpa mengenakan gairah atau semangat
Tuhan Yesus. Orang Kristen yang benar-benar selamat akan ditandai dengan
mengenakan semangat atau gairah hidup Tuhan Yesus dengan segala filosofi atau
kebenaran-Nya. Oleh sebab itu untuk mengenakan semangat atau gairah Tuhan Yesus
harus belajar filosofi atau kebenaran-Nya yang tertulis di dalam Perjanjian
Baru.
Mengenakan hidup
yang diisi oleh gairah atau semangat Anak Allah sama dengan mengembalikan
kepada manusia rancangan semula. Ini bukanlah kehidupan yang menakutkan dan
membuat seseorang menjadi aneh serta tidak bisa menikmati kehidupan hari ini.
Justru sebaliknya, inilah kehidupan yang sangat luar biasa. Hal ini tidak bisa
dialami oleh mereka yang tidak mengenal Tuhan Yesus dan mendengar ajaran-Nya.
Oleh sebab itu dapat mewujudkan hal ini berarti anugerah yang tiada ternilai.
Inilah kabar baik itu.
Sama seperti Nuh
ketika menerima suara Tuhan untuk membuat bahtera. Satu sisi berarti Nuh harus
memikul sebuah tanggung jawab yang besar, tetapi sisi lain Nuh mendapat kasih
karunia untuk diselamatkan bersama dengan orang-orang yang dia cintai. Itulah
yang dikatakan oleh Alkitab: Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN
(Kej. 6:8). Dalam hal ini kasih kammia mengandung atau memuat tanggung jawab
yang besar. Selama ini Yang diajarkan kepada banyak orang Kristen adalah kasih
karunia tanpa tanggung jawab. Mereka khawatir kalau ada semacam tindakan
sebagai tanggung jawab, maka kasih karunia tersebut berkurang nilainya.
Panggilan untuk
mengenakan kehidupan Tuhan Yesus bukanlah beban. Bukanlah sesuatu yang membuat
seseorang merasa tertekan dan teraniaya. Justru itulah kasih karunia. Hanya
sayang sekali. banyak orang Kristen menganggap bahwa kasih karunia berarti
tidak perlu memiliki keaktifan dan respon. Sehingga mereka gaga] untuk menerima
kasih karunia tersebut. Perlu dicatat serius bahwa sesungguhnya tidak banyak
orang yang memiliki kesempatan yang luar biasa ini. Inilah yang disebut sebagai
umat pilihan, yaitu umat yang mendapat kesempatan menemukan hidup yang
sesungguhnya. Untuk itu kita bergereja. berarti belajar untuk memahami dan
melakukan juklak (petunjuk pelaksanaan) kehidupan sebagai anakanak Allah.
Sayang sekali.
banyak pengajaran yang kontra produktif dengan kebenaran Injil yang murni ini.
Injil diberitakan sebagai jalan untuk memperoleh kemudahan hidup dan kelimpahan
berkat hsmani. Penyimpangan ini berakibat sangat fatal, sebab dengan tidak
ditekankannya pengajaran mengenai mengenakan pola kehidupan Wham Yesus. maka
banyak fokus lain yang memenuhi pikiran orang Kristen, sehingga mereka tidak
menemukan Injil yang murni. Ini berarti mereka tidak pernah masuk proses
keselamatan. ironisnya mereka merasa bahwa mereka telah memiliki keselamatan.
Kebodohan ini adalah kebodohan yang membinasakan. Mereka tidak pernah mengerti
apa artinya melakukan kehendak Bapa.