KEBANGKITAN YESUS KRISTUS

 

Mengapa Tuhan Yesus bangkit? Apakah karena kuasa Allah yang luar biasa yang membangkitkanNya? Kalau karena kuasa Allah yang membangkitkan tanpa mempertimbangkan kelakuan dalam kehidupan Tuhan Yesus, maka berarti Allah tidak adil dan nepotisme. Sejatinya Tuhan Yesus bangkit karena Tuhan Yesus “saleh”. Dalam Ibrani 5:7 tersurat: Dalam hidup-Nya sebagai manusia Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ""“? tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup WWamatW' Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkam Perhatikan kalimat “karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”.

KEBANGKITAN TUHAN YESUS

1 Korintus 15 : 1
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.

1 Korintus 15 : 2
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

1 Korintus 15 : 3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,

BUKTI KEBANGKITAN YESUS

1 Korintus 15 : 4
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

1 Korintus 15 : 5
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada KEFAS dan kemudian kepada KEDUA BELAS MURID-NYA.

1 Korintus 15 : 6
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada LEBIH DARI LIMA RATUS SAUDARA SEKALIGUS; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.

1 Korintus 15 : 7
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada YAKOBUS, kemudian kepada SEMUA RASUL.

1 Korintus 15 : 8
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga KEPADAKU, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

1 Korintus 15 : 9
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.

1 Korintus 15 : 10
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

1 Korintus 15 : 11
Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.

MAKNA KEBANGKITAN TUHAN YESUS

Mengapa Tuhan Yesus bangkit? Apakah karena kuasa Allah yang luar biasa yang membangkitkanNya? Kalau karena kuasa Allah yang membangkitkan tanpa mempertimbangkan kelakuan dalam kehidupan Tuhan Yesus, maka berarti Allah tidak adil dan nepotisme. Sejatinya Tuhan Yesus bangkit karena Tuhan Yesus “SALEH”. Dalam Ibrani 5:7 tersurat: Dalam hidup-Nya sebagai manusia Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan KARENA KESALEHAN-NYA Ia telah didengarkan Perhatikan kalimat “karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”.

Kalau Tuhan Yesus tidak saleh Ia akan tetap ada dalam kubur tapi kebangkitan Tuhan Yesus adalah prestasi-Nya sendiri yang menyediakan diri untuk hidup dalam kesalehan. KEBANGKITAN-NYA BUKTI BAHWA IA “LULUS”, taat kepada Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Itu adalah prestasi-Nya sendiri, maksudnya adalah bahwa Bapa tidak memberikan kemudahan-kemudahan agar Ia dapat menang atau bisa hidup saleh dengan mudah. Alkitab menegaskan bahwa DALAM SEGALA HAL IA DISAMAKAN DENGAN SAUDARA-SAUDARA-NYA, maksudnya adalah dengan manusia lbr. 2:17 . Ia juga walaupun Anak (Anak Tunggal Allah), Ia belajar taat dari apa yang diderita-Nya (lbr. 5:8). Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa IA SAMPAI MENAIKKAN DOA DENGAN RATAP TANGIS DAN KELUHAN.

Kata saleh dalam teks aslinya adalah prosenengkas (npooevéyyxaq) dari akar kata prospheno (npompepw) yang lebih bisa berarti MENYERAHKAN DIRI ATAU MENGARAHKAN DIRI (to bear towards; bring (to. unto). deal with, do, ojer (unto, up), present unta, put to). Tentu maksud mengarahkan diri atau menyerahkan diri di sini adalah mengarahkan diri atau MENYERAHKAN DIRI KEPADA KEHENDAK ALLAH BAPA. Hal ini sebenarnya menunjuk pada pengakuan Tuhan Yesus di taman Getsemani bahwa Ia menyerah kepada kehendak Bapa, bukan kehendakNya sendiri.

Bicara mengenai kuasa kebangkitan Tuhan (Flp. 3:9-10), hendaknya kita tidak menghubungkannya dengan kuasa spektakuler Allah yang bersifat mistik atau adikodragi. Kebangkitan Tuhan Yesus bukan karena kuasa Allah yang spektakuler adikodrati yang mampu membangkitkan tubuh dari kematian, tetapi KARENA KETAATAN-NYA KEPADA BAPA (Ibr. 5:7). Jadi, kuasa kebangkitan Tuhan Yesus terletak kepada ketaatan-Nya kepada Bapa. Ketaatan ini bukan sekadar ketaatan melakukan hukum, tetapi ketaatan kepada apa yang diingini oleh Bapa. Ada semacam rule yang harus ditegakkan. Kalau Tuhan Yesus tidak taat kepada Bapa, maka Bapa tidak akan membangkitkan-Nya Kalau Bapa membangkitkan Tuhan Yesus karena Ia adalah Anak Allah bukan karena ketaatan-Nya, berarti Allah bersikap nepotisme dan curang.

Allah adalah Allah yang berintegritas sempurna. Allah konsekuen dengan hukum keadilan yang ada pada diri-Nya yang juga merupakan hakikat-Nya. Ingatkah saudara dengan pengusiran Adam dan Hawa dari Eden (Kej 3:23)? Ini adalah bentuk atau bukti keagungan integritas Allah yang sangat sempurna. Ia harus “TEGA” mengusir Adam dan Hawa, anak-anak yang sangat dikasihi-Nya, demi keadilan yang harus digelar. Allah tidak akan “menjilat ludah Sendiri”. Ia tegas berkata bahwa pada hari manusia makan buah itu pasti akan mati, maka Allah konsekuen dengan ketetapan-Nya tersebut. karena kesalahannya, manusia “harus mati”. Hal ini juga diberlakukan Allah dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia, bahkan pada diri Tuhan Yesus sendiri Anak Tunggal-Nya. Ketika Tuhan Yesus harus menebus dosa manusia, menggantikan tempat kita karena kesalahan kita, maka Bapa benar-benar meninggalkan Anak-Nya. Sehingga Ia harus berseru, ”eloi-eloi lama sabakhtani” (Mrk. 15:34). Sebenarnya kita yang seharusnya ditinggalkan oleh Bapa karena kejahatan dag pemberontakan kita, tetapi Anak Allah mengambil dan menggantikan tempat kita.

Demikian pula dengan hal kebangkitan Tuhan Yesus. Pasti dengan tegasnya Allah menetapkan kalau seandainya Tuhan Yesus tidak taat sampai mati, maka Ia tidak akan pernah dibangkitkan. Apakah Bapa bisa tega? Tentu. Sebagaimana Bapa tidak menyayangkan Lusifer, pangeranNya dengan membuangnya ke bumi dan nantinya akan terbuang ke dalam kegelapan abadi, demikian pula Bapa pasti bertindak tegas pula kepada Anak Tunggal-Nya kalau Ia tidak taat. Haleluyah, Anak Domba Allah telah menang. Kemenangan-Nya adalah kemenangan bagi Bapa dan semua manusia.

Kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa akan adanya kebangkitan bagi semua manusia untuk menjadi “orang hidup”. Kalau Tuhan Yesus gagal mengemban tugas kemesiasan-Nya, sehingga tidak ada kebangkitan, maka tidak akan ada “orang yang hidup”. Tidak terbayangkan apa jadinya jagad raya ini kalau tidak ada orang yang hidup. sebab Allah adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati (Mat. 22:32; Mrk. 12:27; Luk. 20:38). Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk memberi hidup dan Ia menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh. Dengan kebangkitan-Nya, Ia memberi pengharapan kepada semua orang yang percaya.

Untuk memiliki kebangkitan seperti kebangkitan Tuhan Yesus ' dengan kualitas kebangkitan-Nya (dan mungkin juga dengan kualitas tubuh kemuliaan seperti 'Ihhan Yesus), seseorang harus memiliki ketaatan seperti ketaatan-Nya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa kita harus menang tepati Dia menang (W hy. 2:7,ll.l7,26; 3:S,12,2l). Kebangkitan Tuhan Yesus bisa terjadi bukan karena kedahsyatan kuasa Allah dan kuasa Wuhan Yesus sendiri (soal kedahsyatan kuasa Allah tidak perlu diragukan). tetapi sesungguhnya kebangkitan Tuhan Yesus karena …an-Nya. Ketaatan sampai mati, sebuah ketaatan mutlak dan tak bersyarat kepada Bapa (artinya apa pun yang terjadi Ia tetap taat yang merupakan kunci kemenangan atau syarat kemenangan-Nya).

Inilah yang dimaksud dengan pedombaan yang diwajibkan hgikmpedombm ituadalah mengambil bagiandalamkekudusanNY! lulu mengenakan kodrat Ilahi. Ini juga yang dimaksud Paulus dengan memikirkan dan mencari perkara-perkara yang di atas (Kol. 3:14) Inilah inti Kekristenan, yaitu mengikut Tuhan Yesus Kristus. Mengikut Tuhan Yesus Kristus berarti mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana seseorang menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya_ Persekutuan dalam penderitaan berarti berjuang untuk kepentingan Injil, yaitu penyelamatan jiwa-jiwa. Tentu jiwa kita sendiri terlebih dahulu, baru kemudian jiwa orang lain. Keselarnatan ini berarti usaha Tuhan men ;embalikan manusia ke . ada rancan1an semula atau tu'uaTl ayal. Hal ini sama dengan mengenakan kodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.

Untuk meraih kualitas hidup seperti yang dijelaskan di atas dibutuhkan perjuangan yang sangat berat. Tentu saja tidak ada barang mulia dengan harga murah. Dituntut keberanian untuk melakukan barter. Paulus menyatakan bahwa ia melepaskan semuanya supaya memperoleh Kristus (Flp. 3:8). Berada dalam Tuhan artinya dalam persekutuan dengan Allah sebagai sekutu-Nya, bukan karena kebenaran sendiri yaitu melakukan hukum, tetapi karena penyerahan diri kepada kehendak-Nya yaitu iman kepada Kristus (Flp. 3:9). Iman adalah penyerahan diri sepenuh kepada pihak yang dipercayai: Hendaknya Filipi 3:9 tidak dipahami seakan-akan seseorang boleh mengabaikan hukum, justru sebaliknya, orang percaya bukan hanya hidup dalam kebenaran moral hukum tetapi hidup dalam kebenaran moral Allah yaitu mengambil bagian dalam kekudusan Allah; memiliki pola berpikir-Nya. Dengan kualitas hidup seperti ini semua tindakannya sesuai dengan keinginan Tuhan.

 

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post