A. MAKNA INDIVIDU
Pertanyaan ini sangat krusial, karena di sinilah banyak salah paham tentang Tritunggal muncul.
Jawaban singkatnya:
“Pribadi” ≠ “Individu” karena keduanya berada pada level ontologis yang berbeda.
Mari kita urai pelan-pelan.
1️⃣ Apa itu Individu?
Individu adalah:
- Subjek yang memiliki natur sendiri
- Terpisah secara ontologis dari individu lain
- Tidak berbagi esensi numerik yang sama
Contoh manusia:
- Petrus = satu individu
- Paulus = satu individu
- Mereka tidak berbagi satu natur numerik, hanya satu jenis natur
Maka:
- 3 individu manusia = 3 manusia
2️⃣ Apa itu Pribadi (hypostasis / persona)?
Dalam teologi klasik:
Pribadi = cara eksistensi suatu natur
Ciri pribadi:
- Tidak menambah natur
- Tidak membagi natur
- Ditentukan oleh relasi asal (relation of origin)
Dalam Allah:
- Bapa = tidak diperanakkan
- Anak = diperanakkan
- Roh Kudus = dihembuskan
Relasi inilah yang membedakan pribadi, bukan kepemilikan natur yang berbeda.
3️⃣ Mengapa dalam Allah “pribadi ≠ individu”?
Karena:
- Individu selalu mengandaikan natur terpisah
- Pribadi Tritunggal justru berbagi satu Natur Ilahi yang sama
Tidak ada:
- Tiga pusat esensi
- Tiga kehendak
- Tiga kesadaran terpisah
Yang ada:
- Satu esensi
- Satu kehendak
- Satu kuasa
- Satu Allah
4️⃣ Kalau pribadi = individu, apa akibatnya?
Ini penting.
🔴 Jika pribadi = individu:
- Bapa = satu Allah
- Anak = satu Allah
- Roh Kudus = satu Allah
➡️ Tritheisme (3 Allah) ❌
🟢 Dalam iman Kristen:
- Bapa, Anak, Roh Kudus
➡️ Satu Allah yang sama secara numerik
5️⃣ Kenapa konsep ini sulit dipahami?
Karena:
- Dalam makhluk ciptaan, pribadi = individu (karena natur terbatas)
- Dalam Allah, natur tidak terbatas, tidak terfragmentasi
Kita tidak boleh:
Mengangkat pengalaman makhluk → lalu memaksakannya ke Allah
Ini disebut kesalahan antropomorfisme ontologis.
6️⃣ Kristologi membantu memahami ini
Yesus:
- Satu Pribadi (Firman)
- Dua Natur (Ilahi & manusia)
Di sini kelihatan jelas:
- Pribadi ≠ natur
- Pribadi ≠ individu manusia
Kalau pribadi = individu:
- Maka Yesus harus dua pribadi ❌
Padahal iman gereja: satu pribadi, dua natur
7️⃣ Rumusan ringkas
| Konsep | Individu | Pribadi |
|---|---|---|
| Level | Natur | Relasi eksistensi |
| Apakah punya natur sendiri? | Ya | Tidak harus |
| Bisa berbagi natur numerik? | Tidak | Ya (dalam Allah) |
| Berlaku pada Allah? | ❌ | ✅ |
Kesimpulan final
👉 Individu adalah “si terpisah”
👉 Pribadi adalah “cara berada”
Dalam Allah:
- Pribadi tidak menambah Allah
- Pribadi tidak membagi Allah
- Pribadi menyatakan relasi internal Allah
Kalau mau, kita bisa lanjut ke:
- Apa itu relasi subsisten
- Kenapa dalam Allah relasi = esensi
- Mengapa hanya tiga pribadi, bukan empat atau dua
Tinggal bilang.
B. YANG KENOSIS ADALAH PRIBADI BUKAN NATUR
Pertanyaan ini sangat tepat dan menyentuh inti Kristologi Chalcedon dan Filipi 2 (kenosis).
Jawaban singkat
👉 Yang mengalami kenosis adalah PRIBADI Anak (Sang Firman),
bukan NATUR Ilahi.
Natur Ilahi tidak pernah dikosongkan, dikurangi, atau ditanggalkan.
1️⃣ Kenosis menurut Filipi 2:6–7
“Ia yang walaupun dalam rupa Allah … telah mengosongkan diri-Nya (ekenōsen heauton)
dan mengambil rupa hamba…”
Perhatikan:
- Subjeknya adalah “Ia” → Pribadi
- Yang dikosongkan adalah cara hadir/menyatakan diri, bukan esensi ilahi
📌 Natur Ilahi tidak pernah menjadi objek kenosis
2️⃣ Mengapa Natur Ilahi tidak bisa “kenosis”?
Karena Natur Ilahi:
- Tidak berubah (immutabilitas)
- Tidak terbatas
- Tidak bisa kehilangan atribut ilahi
Jika Natur Ilahi dikosongkan:
- Allah berhenti menjadi Allah ❌
- Tritunggal rusak ❌
📌 Allah tidak pernah berhenti menjadi Allah, bahkan saat Inkarnasi
3️⃣ Jadi apa yang “dikosongkan”?
Yang dikosongkan adalah:
- Pribadi Anak, dalam cara Ia menghadirkan keilahian-Nya
- Bukan dengan mengurangi keilahian,
- Tetapi dengan menambahkan natur manusia
👉 Kenosis = penambahan (assumptio), bukan pengurangan
Rumus klasik:
Non per subtractionem, sed per additionem
Bukan dengan mengurangi, tetapi dengan menambahkan
4️⃣ Bagaimana bentuk konkret kenosis?
Pribadi Anak:
- Tidak menggunakan hak ilahi-Nya secara independen
- Hidup dalam ketaatan sebagai manusia sejati
- Membiarkan Natur Ilahi “tidak tampil dominan” dalam ekonomi keselamatan
📌 Bukan:
- Kehilangan kemahatahuan
- Kehilangan kemahakuasaan
Melainkan:
- Tidak menggunakan secara bebas menurut kehendak manusia-Nya
5️⃣ Skema ontologisnya (penting)
| Aspek | Ilahi | Manusia |
|---|---|---|
| Natur | Tetap penuh | Diambil |
| Pribadi | Tetap satu (Firman) | Sama |
| Kenosis terjadi pada | ❌ Natur | ❌ Natur |
| Kenosis terjadi pada | ✅ Pribadi Anak | melalui natur manusia |
👉 Pribadi Anak bertindak menurut dua natur
6️⃣ Apakah Tritunggal ikut “kenosis”?
❌ Tidak.
- Bapa tidak berinkarnasi
- Roh Kudus tidak berinkarnasi
- Hanya Pribadi Anak
Namun:
- Satu kehendak ilahi tetap bekerja
- Tritunggal bertindak secara ekonomi, bukan ontologis
7️⃣ Rumusan gereja yang aman
- Kenosis ≠ pengosongan keilahian
- Kenosis = pengosongan kemuliaan yang ditampakkan
- Kenosis terjadi pada tingkat pribadi & ekonomi keselamatan
Kesimpulan final
✅ Natur Ilahi tetap utuh, satu, dan tidak berubah
✅ Pribadi Anak mengosongkan diri dengan mengambil natur manusia
✅ Kenosis adalah tindakan personal, bukan perubahan esensial
❌ Tidak ada “Allah yang dikurangi”
Kalau mau, kita bisa lanjut ke:
- Apakah Yesus maha tahu atau tidak selama hidup di dunia
- Hubungan kenosis dengan dua kehendak (dyothelitisme)
- Apakah kebangkitan mengakhiri kenosis atau memuliakannya
Tinggal bilang.
C. PRIBADI TIDAK SAMA DENGAN INDIVIDU
Pertanyaan ini sangat krusial, karena di sinilah banyak salah paham tentang Tritunggal muncul.
Jawaban singkatnya:
“Pribadi” ≠ “Individu” karena keduanya berada pada level ontologis yang berbeda.
Mari kita urai pelan-pelan.
1️⃣ Apa itu Individu?
Individu adalah:
- Subjek yang memiliki natur sendiri
- Terpisah secara ontologis dari individu lain
- Tidak berbagi esensi numerik yang sama
📌 Contoh manusia:
- Petrus = satu individu
- Paulus = satu individu
- Mereka tidak berbagi satu natur numerik, hanya satu jenis natur
👉 Maka:
- 3 individu manusia = 3 manusia
2️⃣ Apa itu Pribadi (hypostasis / persona)?
Dalam teologi klasik:
Pribadi = cara eksistensi suatu natur
Ciri pribadi:
- Tidak menambah natur
- Tidak membagi natur
- Ditentukan oleh relasi asal (relation of origin)
📌 Dalam Allah:
- Bapa = tidak diperanakkan
- Anak = diperanakkan
- Roh Kudus = dihembuskan
👉 Relasi inilah yang membedakan pribadi, bukan kepemilikan natur yang berbeda.
3️⃣ Mengapa dalam Allah “pribadi ≠ individu”?
Karena:
- Individu selalu mengandaikan natur terpisah
- Pribadi Tritunggal justru berbagi satu Natur Ilahi yang sama
📌 Tidak ada:
- Tiga pusat esensi
- Tiga kehendak
- Tiga kesadaran terpisah
Yang ada:
- Satu esensi
- Satu kehendak
- Satu kuasa
- Satu Allah
4️⃣ Kalau pribadi = individu, apa akibatnya?
Ini penting.
🔴 Jika pribadi = individu:
- Bapa = satu Allah
- Anak = satu Allah
- Roh Kudus = satu Allah
➡️ Tritheisme (3 Allah) ❌
🟢 Dalam iman Kristen:
- Bapa, Anak, Roh Kudus
➡️ Satu Allah yang sama secara numerik
5️⃣ Kenapa konsep ini sulit dipahami?
Karena:
- Dalam makhluk ciptaan, pribadi = individu (karena natur terbatas)
- Dalam Allah, natur tidak terbatas, tidak terfragmentasi
📌 Kita tidak boleh:
Mengangkat pengalaman makhluk → lalu memaksakannya ke Allah
Ini disebut kesalahan antropomorfisme ontologis.
6️⃣ Kristologi membantu memahami ini
Yesus:
- Satu Pribadi (Firman)
- Dua Natur (Ilahi & manusia)
📌 Di sini kelihatan jelas:
- Pribadi ≠ natur
- Pribadi ≠ individu manusia
Kalau pribadi = individu:
- Maka Yesus harus dua pribadi ❌
Padahal iman gereja: satu pribadi, dua natur
7️⃣ Rumusan ringkas
| Konsep | Individu | Pribadi |
|---|---|---|
| Level | Natur | Relasi eksistensi |
| Apakah punya natur sendiri? | Ya | Tidak harus |
| Bisa berbagi natur numerik? | Tidak | Ya (dalam Allah) |
| Berlaku pada Allah? | ❌ | ✅ |
Kesimpulan final
👉 Individu adalah “si terpisah”
👉 Pribadi adalah “cara berada”
Dalam Allah:
- Pribadi tidak menambah Allah
- Pribadi tidak membagi Allah
- Pribadi menyatakan relasi internal Allah
Kalau mau, kita bisa lanjut ke:
- Apa itu relasi subsisten
- Kenapa dalam Allah relasi = esensi
- Mengapa hanya tiga pribadi, bukan empat atau dua
Tinggal bilang.
D. PERAN SANG FIRMAN MENOPANG KEMANUSIAAN YESUS & INKARNASI
Ya — rumusan Anda sudah tepat, dan bisa dirapikan secara teologis agar tidak disalahpahami.
👉 Pribadi Firman memiliki dua peran simultan dalam Inkarnasi:
- Kenosis
- Menopang (sustaining) kemanusiaan Yesus
Keduanya tidak bertentangan, karena berada pada level berbeda.
1️⃣ Kenosis: peran “ekonomis–historis”
Kenosis adalah:
- Tindakan Pribadi Anak dalam ekonomi keselamatan
- Cara Ia hadir sebagai manusia
- Pembatasan cara penggunaan hak ilahi, bukan keilahian itu sendiri
📌 Arah kenosis:
ke bawah (condescensio)
menuju ketaatan, penderitaan, dan kematian
Firman:
- Hidup sebagai hamba
- Taat dalam kehendak manusia
- Bergantung pada Bapa & Roh Kudus
2️⃣ Menopang kemanusiaan Yesus: peran “ontologis”
Menopang berarti:
- Firman adalah subjek eksistensi kemanusiaan Yesus
- Natur manusia Yesus tidak berdiri sendiri
- Ia ada karena “disubsistensikan” oleh Firman
📖 Ibrani 1:3
“Ia menopang segala yang ada dengan firman kuasa-Nya”
📌 Arah peran ini:
ke dalam (ontologis)
menjaga keberadaan dan kesatuan pribadi
3️⃣ Apakah ini kontradiktif? Tidak.
Justru di sinilah misterinya:
| Aspek | Kenosis | Menopang |
|---|---|---|
| Level | Ekonomi keselamatan | Ontologi |
| Arah | Merendah | Menegakkan |
| Fokus | Cara hadir | Dasar eksistensi |
| Natur terkait | Manusia | Ilahi |
| Perubahan Natur Ilahi | ❌ | ❌ |
👉 Yang merendah adalah cara hidup
👉 Yang menopang adalah dasar ada
4️⃣ Skema kunci (penting sekali)
Pribadi yang sama
bertindak secara rendah menurut natur manusia
sambil menopang secara penuh menurut natur ilahi
Ini disebut:
communicatio idiomatum
(komunikasi sifat melalui satu pribadi)
Contoh:
- “Yesus lapar” → menurut natur manusia
- “Yesus menopang alam semesta” → menurut natur ilahi
➡️ Subjeknya satu, yaitu Firman
5️⃣ Mengapa kemanusiaan Yesus harus ditopang Firman?
Karena:
- Natur manusia tidak bisa berdiri sendiri
- Kalau berdiri sendiri → dua pribadi ❌ (Nestorianisme)
- Maka:
- Kemanusiaan Yesus ber-subsistensi dalam Firman
📌 Istilah teknis:
enhypostasia (ada di dalam pribadi Firman)
anhypostasia (tidak punya pribadi sendiri)
6️⃣ Apakah menopang = menggunakan kuasa ilahi?
Bukan dalam arti demonstratif.
Menopang:
- Ontologis, bukan spektakuler
- Tanpa membatalkan kenosis
- Tidak berarti Yesus hidup “curang” sebagai manusia
Ia tetap:
- Bertumbuh
- Lapar
- Menderita
- Mati
7️⃣ Rumusan final yang presisi
Pribadi Firman
- secara ekonomis: mengosongkan diri (kenosis)
- secara ontologis: menopang dan mempersatukan kemanusiaan-Nya
Bukan dua peran yang saling meniadakan,
melainkan dua aspek dari satu Pribadi yang sama.
Jika mau, kita bisa lanjut ke:
- Apakah kenosis berakhir di kebangkitan
- Apakah Firman tetap menopang kemanusiaan Yesus di surga
- Hubungan ini dengan “Yesus hidup oleh Roh”
Tinggal pilih.
