KEHADIRAN ALLAH

 


Baik, kita lanjut dengan menjelaskan empat jenis hadirat Allah.
Ini akan membuat banyak ayat dan konsep yang sebelumnya tampak bertentangan menjadi jelas dan harmonis.


✅ 1. HADIRAT UMUM ALLAH (OMNIPRESENSI)

Ini adalah hadirat yang berlaku untuk seluruh ciptaan.

📌 Ciri-cirinya:

  • Allah hadir di mana-mana
  • Tidak ada tempat yang bisa menyembunyikan diri dari-Nya
  • Tidak tergantung pada kesucian tempat atau keadaan moral

Ayat:

Kemana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu?
(Mazmur 139:7)

Jika aku naik ke langit, Engkau ada di sana;
jika aku membuat tempat tidur di Sheol, di situ pun Engkau.
(Mazmur 139:8)

Inilah hadirat yang menjelaskan bahwa Allah ada bahkan di tempat gelap.

Contoh:

  • Allah hadir di dunia
  • Allah hadir di kubur
  • Allah hadir di dunia orang mati
  • Allah hadir di neraka sebagai Hakim
  • Allah hadir di tahta surga

Ini tidak berarti Ia bersekutu dengan dosa atau kegelapan.


✅ 2. HADIRAT KHUSUS ALLAH (SPECIAL PRESENCE)

Ini adalah hadirat yang diungkapkan, disatakan, atau ditampakkan, biasanya untuk:

  • penyembahan
  • pertemuan dengan umat-Nya
  • intervensi
  • penyataan diri
  • kesembuhan
  • mujizat

Ciri-cirinya:

  • Tidak selalu terlihat
  • Terkadang terasa kuat
  • Bersifat relasional dan penyataan diri

Contoh:

  • Tiang awan dan tiang api
  • Hadirat Allah dalam Kemah Suci / Bait Allah
  • Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta
  • Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan

Ayat:

"Aku akan hadir di antara kamu dan menjadi Allahmu." (Imamat 26:12)

Hadirat jenis ini bukan otomatis ada di semua tempat ini bersifat pilihan Allah.


✅ 3. HADIRAT DALAM PENGHAKIMAN

Allah kadang hadir sebagai Hakim, bukan sebagai Bapa atau Penyelamat.

Ciri-cirinya:

  • Menghadirkan murka
  • Menghukum dosa
  • Mengungkapkan kebenaran
  • Tidak memberikan persekutuan

Contoh:

  • Allah hadir dalam Air Bah
  • Allah hadir menghukum Mesir
  • Allah hadir menghukum kota Sodom dan Gomora
  • Allah hadir saat menurunkan tulah
  • Kehadiran Allah di neraka adalah kehadiran sebagai Hakim

Hadirat ini bukan persekutuan, tetapi pemerintahan dan otoritas.


✅ 4. HADIRAT DALAM PERSEKUTUAN KUDUS

Ini adalah hadirat yang hanya dialami oleh:

  • orang percaya
  • yang dilahirkan dari Roh
  • yang berjalan dalam kebenaran

Inilah hadirat yang dirasakan dalam:

  • penyembahan
  • doa
  • pembacaan firman
  • pengudusan
  • penghiburan Roh Kudus

Ayat:

Allah bersemayam di antara puji-pujian umat-Nya. (Mazmur 22:3)

Ini hadirat yang membawa:

✅ damai sejahtera
✅ kasih
✅ sukacita
✅ kehangatan
✅ penghiburan
✅ pembimbingan

Inilah hadirat yang “tidak dapat dinikmati” oleh dunia orang mati.
Bukan karena Allah tidak bisa hadir, tetapi karena mereka tidak dapat bersekutu.


✅ MENGAPA PENJELASAN INI PENTING?

Karena sering timbul pertanyaan:

  • “Jika Allah ada di mana-mana, mengapa disebut Ia bersemayam dalam terang tak terhampiri?”
  • “Mengapa Allah bisa hadir di Sheol?”
  • “Mengapa dosa tidak bisa bersatu dengan Allah?”
  • “Mengapa Roh Kudus tidak tercemar kalau hadir di tempat gelap?”
  • “Mengapa manusia berdosa tidak dapat melihat Allah?”

Jawabannya:

Karena ada jenis-jenis hadirat.


✅ RINGKASAN AKHIR

Jenis Hadirat Dimana? Tujuan Siapa yang mengalami?
Umum Semua tempat Menopang seluruh ciptaan Semua makhluk
Khusus Saat Allah menyatakan diri Mengungkapkan kemuliaan Sesuai kehendak Allah
Penghakiman Tempat dosa, neraka Menghukum Semua yang berada di bawah murka
Persekutuan Kudus Orang percaya Hubungan dekat Orang yang lahir baru

✅ JADI, DAPAT DISIMPULKAN:

  • Allah bisa hadir di Sheol karena hadirat umum-Nya.
  • Allah bersemayam dalam terang tak terhampiri karena hakikat kemuliaan-Nya.
  • Allah hadir di semua tempat, tetapi tidak semua tempat mengalami persekutuan dengan-Nya.
  • Roh Kudus hadir di dunia orang mati saat Yesus mati, tanpa kehilangan kekudusan atau kehadiran.

Jika kamu mau, kita bisa lanjut ke:

✅ peran tiga Pribadi Allah dalam kebangkitan
✅ mengapa kematian Kristus tidak memecah kesatuan Trinitas
✅ apa yang Yesus lakukan di dunia orang mati

Cukup katakan: lanjut.


KEHADIRAN ALLAH DALAM INKARNASI SANG FIRMAN

Betul sekali.
Pernyataan itu menyentuh inti dari kenosis — istilah teologis dari Filipi 2:6–8:

“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri...”

Artinya:

  • Sang Firman (Logos) yang sejak kekal memiliki kemuliaan dan kekuasaan Ilahi tidak berhenti menjadi Allah ketika berinkarnasi,
  • tetapi secara sadar memilih untuk tidak memakai hak dan kuasa Ilahi-Nya dalam menjalani kehidupan sebagai manusia sejati.

Penjelasan lebih dalam:

  1. Hak dan Kuasa Ilahi tetap dimiliki, sebab Firman tidak pernah berhenti menjadi Allah. Namun:
    Ia “menanggalkan” penggunaan hak itu agar sepenuhnya hidup dalam ketundukan dan ketaatan sebagai manusia yang diurapi oleh Roh Kudus.

  2. Tujuan pengosongan diri (kenosis):
    Agar penebusan dilakukan sebagai manusia yang taat, bukan sebagai Allah yang tak mungkin gagal. Dengan demikian, ketaatan-Nya memiliki nilai penebusan bagi seluruh manusia (Roma 5:19).

  3. Kemuliaan Ilahi itu “disembunyikan” sementara, hingga sesudah kebangkitan:

    • Dalam doa Yesus: “Bapa, permuliakanlah Aku dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
    • Setelah kebangkitan dan kenaikan, kemuliaan dan kuasa-Nya kembali dinyatakan sepenuhnya (Filipi 2:9–11).

Jadi, selama Inkarnasi, Firman tidak kehilangan keilahian, tetapi tidak menggunakan hak Ilahi-Nya — hidup sepenuhnya sebagai manusia dalam ketaatan kepada Bapa melalui Roh Kudus.

Apakah Anda ingin saya jelaskan bagaimana “tidak memakai hak” ini tampak dalam kehidupan Yesus sehari-hari (misalnya saat Ia melakukan mukjizat, dicobai, atau berdoa)?


Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post