KEMANUSIAAN YESUS
Doa Yesus di Yohanes 17:5
“Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.”
Nah, ayat ini memang kuncinya untuk membedakan dipermuliakan dengan ditinggikan.
1. Kemuliaan sebelum dunia ada
- Sebelum inkarnasi, Firman sudah ada bersama Bapa, penuh kemuliaan (Yoh. 1:1–2).
- Kemuliaan ini adalah kemuliaan ilahi, bukan kemuliaan ciptaan.
- Waktu Firman menjadi manusia, kemuliaan itu “disembunyikan” (kenosis) di balik kerendahan Yesus sebagai manusia.
2. Doa Yesus: permuliakanlah Aku
- Di sini Yesus berdoa agar kemuliaan ilahi yang Ia “tanggalkan” sementara itu dikembalikan, setelah Ia menyelesaikan misi di salib.
- Permohonan ini bukan karena Ia kehilangan keilahian, melainkan karena kemuliaan-Nya diselubungi dalam kemanusiaan.
- Jadi yang diminta Yesus: supaya kemanusiaan-Nya sekarang ikut masuk ke dalam kemuliaan ilahi yang sejak kekekalan dimiliki Firman.
3. Perbedaan dengan “ditinggikan”
- Ditinggikan (Flp. 2:9) = bicara posisi kemanusiaan Yesus yang rendah → ditaruh di atas segala nama.
- Dipermuliakan (Yoh. 17:5) = bicara kemuliaan ilahi yang sudah ada sejak kekekalan → kini kemanusiaan Yesus ikut masuk ke dalamnya.
4. Makna teologis
- Doa Yesus ini menunjukkan bahwa setelah salib dan kebangkitan, ada sesuatu yang baru: bukan hanya Firman yang mulia (sejak kekekalan sudah begitu), tetapi kemanusiaan Yesus ikut serta dalam kemuliaan Allah.
- Artinya, manusia (di dalam Kristus) bisa ikut masuk ke dalam kemuliaan Allah. Itu sebabnya Yoh. 17:22 berkata: “Kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku telah Kuberikan kepada mereka.”
Ringkasnya:
- Doa Yesus di Yoh. 17:5 bukan soal Firman minta kembali jadi Allah (karena Ia tidak pernah berhenti jadi Allah).
- Melainkan supaya kemuliaan ilahi yang diselubungi selama inkarnasi kini dinyatakan penuh, dan kemanusiaan Yesus ikut masuk ke dalam kemuliaan itu.
- Inilah yang membuat kemanusiaan Yesus ditinggikan setara dengan Allah tanpa kehilangan identitas manusianya.
Skema “Sebelum dunia → Inkarnasi → Salib → Doa Yoh 17 → Kebangkitan & Permuliaan” biar jelas alur naik-turunnya kemuliaan Kristus?
Dalam Alkitab memang ada dua istilah yang sering dipakai: ditinggikan (hypsōō dalam Yunani) dan dipermuliakan (doxazō). Keduanya terkait, tapi tidak selalu identik.
1. Ditinggikan (hypsōō)
- Akar katanya artinya “diangkat, dinaikkan, diletakkan lebih tinggi.”
- Bisa berarti secara fisik (Yesus diangkat di salib – Yoh. 3:14), atau secara status (Yesus dinaikkan ke takhta Allah – Flp. 2:9).
- Menunjukkan perubahan posisi: dari kerendahan (hamba, kematian) → ke ketinggian (takhta, kuasa).
2. Dipermuliakan (doxazō)
- Akar katanya dari doxa = kemuliaan, cahaya, keagungan.
- Artinya diberi atau dinyatakan kemuliaan Allah.
- Dalam konteks Yesus, ini berarti kemanusiaan-Nya ikut masuk dan bersinar dalam kemuliaan ilahi (Yoh. 17:5, Yoh. 17:22).
- Menunjukkan penyataan kualitas ilahi: yang tadinya tersembunyi dalam kerendahan, kini nyata dalam kemuliaan.
3. Hubungan keduanya pada Yesus
- Salib → ditinggikan sekaligus dipermuliakan:
- Yoh. 12:32: “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” → menunjuk salib (ditinggikan secara fisik).
- Yoh. 12:23: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dipermuliakan.” → menunjuk salib sebagai saat kemuliaan, karena di situ kasih Allah dinyatakan.
- Kebangkitan & kenaikan → Yesus ditinggikan ke takhta Bapa, dan kemanusiaan-Nya dipermuliakan ikut dalam kemuliaan Allah.
Jadi:
- Ditinggikan = soal posisi/status (naik dari rendah → tinggi).
- Dipermuliakan = soal penyataan kemuliaan Allah (yang ilahi menjadi nyata dalam manusia).
4. Kesimpulan
- Pada Yesus, kedua istilah ini saling melengkapi.
- Salib, kebangkitan, dan kenaikan adalah peristiwa yang sekaligus meninggikan dan mempermuliakan kemanusiaan-Nya.
- Bedanya:
- Ditinggikan → fokus pada perubahan posisi.
- Dipermuliakan → fokus pada penyataan kemuliaan.
Mau saya buatkan tabel singkat perbandingan “ditinggikan vs dipermuliakan” biar lebih gampang ditangkap perbedaan dan hubungannya?
KEMANUSIAAN YESUS DITINGGIKAN SETARA ALLAH
1. Firman sudah setara dengan Allah sejak kekekalan
- Yoh. 1:1 → “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
- Jadi secara keilahian, Kristus tidak perlu ditinggikan, karena Ia memang Allah yang setara dengan Bapa.
2. Yang ditinggikan adalah kemanusiaan-Nya
- Waktu Firman menjadi manusia, Ia merendahkan diri (Flp. 2:6–8):
“Ia yang walaupun dalam rupa Allah… telah mengosongkan diri-Nya, dan menjadi sama dengan manusia… taat sampai mati.”
- Karena itulah, Allah meninggikan Dia (Flp. 2:9–11).
- Artinya: kemanusiaan Yesus, yang tadinya lemah, bisa mati, terbatas → sekarang dipermuliakan, duduk di takhta Allah.
3. Kenapa bisa ditinggikan setara dengan Tuhan?
- Karena kemanusiaan Yesus satu pribadi dengan Firman (persatuan hipostatik).
- Yang naik ke surga bukan hanya roh-Nya, tetapi tubuh manusia Yesus juga.
- Karena tubuh itu sudah bersatu dengan Firman sejak inkarnasi, maka saat ditinggikan, seluruh pribadi Kristus ditinggikan.
- Inilah yang membuat kemanusiaan Yesus punya kemuliaan ilahi yang tidak bisa dilepaskan lagi.
4. Tujuannya bagi kita
- Kemanusiaan Yesus ditinggikan agar kemanusiaan kita juga bisa ikut ditinggikan.
- Ibrani 2:10 → Yesus memimpin banyak orang kepada kemuliaan.
- Yoh. 17:22 → “Kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku telah Kuberikan kepada mereka.”
Jadi, apa yang terjadi pada kemanusiaan Yesus adalah jaminan bahwa kita juga akan ikut dimuliakan bersama Dia (Roma 8:17, 1 Yoh. 3:2).
Ringkasnya:
- Yang ditinggikan adalah kemanusiaan Yesus, bukan keilahian-Nya.
- Kemanusiaan-Nya bisa ditinggikan setara dengan Tuhan karena bersatu dengan Firman.
- Peninggian itu bukan hanya untuk Dia sendiri, tapi juga sebagai jalan dan jaminan bagi kita.
Mau saya buatkan skema sebelum & sesudah salib (keilahian tetap sama, kemanusiaan berubah dari rendah → ditinggikan) biar lebih kelihatan perbedaannya?