kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku adalah MELAKUKAN KEHENDAK DIA dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yoh 4:34)
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. DAN DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA, Ia telah merendahkan diri-Nya dan TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI KAYU SALIB.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi TAAT dari apa yang telah diderita-Nya.
Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ”Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ”Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: ”Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.” Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: ”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ”Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: ”Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”
Peristiwa di Taman Getsemani Peristiwa ini
dicatat dalam Injil Matius 26:36-46, Markus 14:32-42, dan Lukas 22:39-46. Dalam peristiwa ini, Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke Taman Getsemani untuk berdoa. Yesus kemudian memisahkan diri dari mereka dan berdoa kepada Allah Bapa.
Lukas 22:39-46
Kemudian Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke suatu tempat bernama Getsemani. Dia berkata kepada mereka, “Duduklah di sini sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” Yesus mengajak Petrus dan kedua-dua orang anak Zebedeus pergi bersama dengan-Nya. Dia sangat sedih dan gelisah. Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Hati-Ku sedih sekali sehingga Aku hendak mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjagalah dengan Aku.” Yesus pergi lebih jauh sedikit lalu meniarap di tanah dan berdoa, “Ya Bapa, jika boleh, jauhkanlah cawan penderitaan ini daripada-Ku! Tetapi janganlah turut kehendak-Ku, melainkan kehendak Bapa sahaja.” Kemudian Yesus kembali kepada ketiga-tiga orang pengikut-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Dia berkata kepada Petrus, “Tidak dapatkah kamu bertiga berjaga dengan Aku selama satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu tidak mengalami cobaan. Memang kamu ingin melakukan apa yang benar, tetapi kamu tidak sanggup kerana tabiat manusia lemah.” Sekali lagi Yesus pergi dan berdoa, “Ya Bapa, jika cawan penderitaan ini tidak dapat dijauhkan daripada-Ku, tetapi harus Aku minum, biarlah kehendak Bapa berlaku.” Kemudian Yesus kembali kepada pengikut-pengikut-Nya dan Dia mendapati mereka masih tidur kerana mengantuk. Sekali lagi Yesus meninggalkan mereka, lalu pergi dan berdoa dengan kata-kata yang sama untuk kali ketiga. Lalu Yesus kembali kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Masihkah kamu tidur dan berehat? Lihatlah, saatnya sudah tiba bagi Anak Manusia diserahkan ke dalam kekuasaan orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Lihatlah, orang yang mengkhianati Aku sudah datang!”
K. SALIB MEMPERMALUKAN IBLIS SEBAB TUHAN YESUS TAAT SAMPAI MATI
Mari kita satukan dengan benang merah Kitab Suci.
1. Kisah Ayub sebagai Bayangan Salib
- Dalam Ayub 1–2, Iblis datang menuduh: “Apakah Ayub takut akan Allah dengan sia-sia?” → Iblis meragukan ketulusan dan ketaatan manusia kepada Allah.
- Iblis mencobai Ayub untuk membuktikan bahwa manusia pasti menyangkal Allah bila menderita.
👉 Inilah pola yang sama yang Iblis terapkan pada Yesus: meragukan ketaatan dan kasih Yesus kepada Bapa.
2. Yesus = Manusia yang Benar-benar Taat
- Roma 5:19 → “Karena, sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar.”
- Iblis ingin membuktikan Yesus akan menyerah dalam penderitaan, apalagi saat ditinggalkan di salib.
👉 Tapi Yesus tetap taat, bahkan sampai mati (Filipi 2:8).
3. Rahasia yang Iblis Tidak Bisa Pahami
- Rahasia itu bukan hanya “Mesias akan mati,” tetapi Yesus akan tetap taat tanpa dosa sampai mati.
- Iblis bisa membuat manusia jatuh dalam dosa (Adam, Israel, bahkan Ayub ada keluh kesahnya).
- Tapi pada Yesus, ia gagal total: tidak ada celah dosa sedikit pun.
👉 Ibrani 4:15 → “...tetapi telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
4. Kebangkitan = Bukti Yesus Benar dan Kudus
- Kisah 2:24 → Allah membangkitkan Dia, “karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut.”
- Maut hanya berkuasa atas orang berdosa. Karena Yesus tidak berdosa, maut tidak bisa menahan Dia.
👉 Kebangkitan adalah penghakiman Allah atas Iblis: Yesus benar, kudus, taat → Iblis kalah.
5. Dipermalukan di Salib
- Kolose 2:15 → di kayu salib, kuasa-kuasa kegelapan dipermalukan.
- Bagaimana?
- Iblis ingin menunjukkan Yesus tidak setia → ternyata Yesus setia sampai mati.
- Iblis ingin menunjukkan Yesus berdosa → ternyata kebangkitan membuktikan Ia tanpa dosa.
👉 Jadi, Iblis bukan hanya kalah, tetapi dipermalukan di hadapan seluruh alam semesta.
Kesimpulan
- Kisah Ayub adalah “cermin kecil” dari pergumulan Yesus.
- Bedanya: Ayub masih manusia lemah, Yesus adalah Anak Allah yang sempurna.
- Rahasia yang Iblis tidak pahami adalah hati Yesus yang tidak bercela dan ketaatan-Nya penuh kasih.
- Kebangkitan adalah segel Allah bahwa Yesus tidak berdosa → dan di situlah Iblis dipermalukan.
Menunjukkan bagaimana kemenangan Yesus ini sekarang dialirkan ke orang percaya, sehingga kita pun bisa mempermalukan Iblis lewat hidup kita?