MEMBERITAKAN KEBENARAN

 


MEMBERITAKAN KEBENARAN


Di zaman dunia purba, Nuh mengajak orang-orang masuk bahtera berhubung akan adanya penghukuman atas manusia yang sudah jauh menyimpang dari kebenaran Allah. Nuh mengajak orang-orang pada zamannya tersebut untuk bertobat dan kembali kepada yang diajarkan Set dan orang tua mereka, yang adalah keturunan orang benar. Ternyata tidak ada yang mau mengikut Nuh sebab mereka sudah menjadi jahat, sehingga mereka tidak mau mengerti apa yang diberitakan Nuh. Mereka menolak pemberitaan kebenaran yang disampaikan oleh Nuh. Tetapi Nuh dan keluarganya tetap teguh pada keyakinan mereka, sehingga mereka tidak terpengaruhi oleh keadaan masyarakat sekitar mereka (2Ptr. 2:1-9). Dalam suratnya, Petrus menyatakan bahwa Nuh adalah pemberita kebenaran. Kebenaran apakah yang diberitakan Nuh? Tentu kebenaran yang telah diwariskan oleh nenek moyang Nuh, yaitu keturunan orang benar dari garis keturunan Set kepada Nuh.


Dari garis keturunan Set terdapat kebenaran yang melahirkan orang-orang saleh, seperti Henokh yang bergaul akrab dengan Allah sampai diangkat Allah (Kej. 5:22). Keadaan keturunan Set sangat berbeda dengan keadaan keturunan Kain yang jahat. Dari garis keturunan Kain dilahirkan anak-anak yang melakukan poligami, nafsu untuk membalas dendam dan lain sebagainya (Kej. 4). Keturunan Set pada dasarnya adalah anak-anak Allah, sebab mereka masih dipimpin Roh Allah. Tetapi sejak terjadinya perkawinan campur antara keturunan Set dan Kain, maka keturunan Set juga menjadi rusak, bahkan nyaris tidak ditemukan manusia yang benar selain Nuh (Kej. 6). Melewati hari-hari yang panjang melelahkan, Nuh dan keluarganya membangun bahtera demi keselamatan mereka dari air bah. Kelelahan mereka menjadi tidak berarti ketika menyaksikan air bah yang dahsyat menenggelamkan manusia yang tidak mau bertobat. Pada akhirnya, keluarga Nuh selamat dari peristiwa dahsyat ini.


Apa yang dikemukakan di atas, paralel dengan gereja Tuhan. Sesungguhnya gereja Tuhan telah mewarisi kebenaran Injil yang berpotensi menjadikan manusia menjadi unggul, dalam arti sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Dari sejarah gereja kita menemukan orang-orang saleh Tuhan yang mengikuti jejak Yesus, sehingga dijuluki Kristen. Pertanyaannya sekarang adalah apakah gereja Tuhan sekarang di abad 21 ini masih mewarisi yang diajarkan oleh Tuhan Yesus secara murni? Kalau jujur, ternyata kebenaran yang diwariskan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan pengikut Yesus pada zaman gereja mula-mula, hari ini nyaris lenyap. Gereja telah menjadi lembaga keagamanaan dengan sederetan aktivitas, yang ternyata tidak membuat jemaat menjadi Kristen orisinal atau Kristen yang sejati seperti gereja mula-mula. Banyak gereja telah melakukan kawin campur dengan dunia, sehingga Kekristenan yang sejati telah hilang. Gereja telah ternoda. Keadaan gereja hari ini sangat jauh berbeda dari keadaan gereja mula-mula.


Dari dua contoh keadaan di atas, yaitu Nuh dan orang percaya pada zaman gereja mula-mula, kita menemukan adanya kesejajaran. Pelajaran yang dapat kita peroleh adalah ketekunan. Nuh seorang yang tekun sehingga masih mempertahankan dan memberitakan kebenaran yang diwariskan oleh nenek moyangnya kepadanya. Masalahnya bagi kita sekarang adalah, apakah ada orang Kristen yang bertekun sehingga masih mewarisi kebenaran murni yang diajarkan oleh Tuhan Yesus? Kita harus mempertahankan integritas sebagai anak-anak Allah (seperti Nuh mempertahankan integritasnya). Kita harus memberitakan kebenaran yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, dan diwariskan oleh gereja mula-mula. Kita harus menjadi pemberita kebenaran (seperti Nuh memberitakan kebenaran) kepada gereja, dan orang-orang Kristen yang sudah menyimpang dari Injil yang murni.


Terkait dengan hal tersebut, Tuhan Yesus menyatakan: “… jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8). Dalam terjemahan sehari-hari diterjemahkan: “Tetapi apabila Anak Manusia datang, apakah masih ditemukan orang yang percaya kepada-Nya di bumi ini?” Maksud perkataan ini adalah apakah masih ada orang yang benar-benar setia sebagai orang percaya di mata Allah? Di tengah-tengah dunia yang sudah sangat jauh dari standar kehidupan yang dikehendaki oleh Allah sekarang ini, apakah masih ada orang percaya yang tetap di dalam integritasnya sebagai anak-anak Allah dengan tekun mengenakan cara berpikir dan gaya hidup Yesus?


Sebagai orang percaya yang mengenal kebenaran, kita memilih untuk menjadi seperti Nuh, yaitu memberitakan kebenaran dan hidup di dalam kebenaran. Kita mau menjadi seseorang yang dijumpai Tuhan Yesus masih memiliki iman seperti yang dikehendaki-Nya ketika Ia datang. Seperti Nuh memberitakan kebenaran yang diwarisi oleh nenek moyangnya, kita juga memberitakan kebenaran murni yang diwariskan Tuhan Yesus kepada gereja mula-mula. Kita mau membangkitkan Injil yang murni meluruskan ajaran gereja demi keselamatan umat manusia. Tentu ini sebuah pekerjaan yang berat, sebab keadaan dunia dan gereja sudah sedemikian parah. Tetapi bagaimana pun berat dan sukarnya kita harus menunaikan tugas Bapa sebelum dunia ini berakhir.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post