No title

 


HIS DIVINE POWER

Baptisan Roh Kudus sebenarnya tidak hanya menunjuk suatu momentum, tetapi lebih menunjuk suatu proses. Memang dalam Alkitab dikesankan bahwa baptisan Roh Kudus adalah sebuah momentum. Kitab Kisah Rasul beberapa kali mengisahkan hal tersebut (Kis. 2, 8,10 dan 19). Tanda-tanda pencurahan Roh Kudus di Yerusalem dimaksudkan agar dunia mengerti, bahwa sekarang ini adalah zaman atau masa Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk menggarap manusia agar bisa mencapai kehidupan sesuai dengan rancangan Allah semula. Dengan Roh Kudus orang percaya dapat mencapai kesempurnaan, serupa dengan Yesus, mengenakan kodrat Ilahi, yaitu keadaan yang benar-benar berbeda dengan manusia pada umumnya. Inilah keadaan orang yang benar-benar mengalami Kelahiran Baru.

Kalau baptisan air, berarti seseorang ditenggelamkan ke dalam air, dimana seseorang dipanggil dan dituntut untuk memahami hukum dan hidup di dalamnya. Tetapi baptisan Roh Kudus berarti orang percaya ditenggelamkan dalam kehidupan yang bersekutu dengan Allah di dalam atau melalui Roh-Nya untuk hidup di dalam kehendak-Nya dengan sempurna. Orang yang menerima Roh Kudus berarti tubuhnya menjadi bait Roh Kudus. Ia tidak boleh mencemarkan tubuhnya dengan dosa. Ia harus memuliakan Allah dengan tubuhnya (1Kor. 6:12-20).

Orang yang menerima Roh Kudus adalah orang yang menerima tanggung jawab
untuk belajar dan terus dimuridkan agar sempurna seperti yang Allah Bapa kehendaki.

Justru dengan menerima baptisan Roh Kudus, seseorang memiliki tuntutan beban yang sangat berat untuk berusaha menjadi manusia yang berbeda dengan dunia ini.

Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah. Orang percaya yang harus menyesuaikan diri dengan Allah, bukan sebaliknya. Ini berarti suatu perjuangan untuk menjadi sempurna, dan memang inilah maksud Roh Kudus diberikan, yaitu agar kita dibawa kepada segala kebenaran Allah. Jadi, orang percaya pasti memiliki Roh Kudus yang menempatkan dirinya dalam perjuangan dikembalikan ke rancangan semula Allah, yaitu menjadi serupa dan segambar dengan Allah. Level ini adalah level orang yang mengalami Kelahiran Baru guna mengenakana kodrat Ilahi.

Baptisan Roh menunjuk bahwa Tuhan membawa umat pilihan kepada “masa yang baru” (sesuai dengan makna baptisan). Baptisan orang percaya berarti kesediaan untuk dikuburkan bersama dengan Tuhan Yesus, adapun baptisan Roh berarti orang percaya dibawa kepada suatu dekade hidup baru dimana seseorang berjalan dengan Allah. Ini berarti seseorang yang dibaptis Roh Kudus tidak harus menunjukkan tanda-tanda lahiriah sesaat. Tetapi yang penting, dalam kehidupan orang percaya adalah buah roh yang menandai seseorang benar-benar telah mengalami Kelahiran Baru. Orang yang mengalami Kelahiran Baru pasti mengenakan kodrat Ilahi.

Di zaman Perjanjian Baru Allah berkenan masuk dalam kehidupan orang percaya sebagai “Penolong” (Yoh. 14:16). Kata Penolong dalam teks aslinya adalah parakletos (παρκλητος), yang juga berarti pendamping. Roh Kudus menolong orang percaya menggenapi rencana Allah. Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak bisa menggenapi rencana-Nya. Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak akan pernah menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah, yaitu sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Sebagaimana dalam baptisan seseorang ditenggelamkan ke dalam air, demikian pula orang percaya ditenggelamkan dalam penguasaan Roh Kudus. Roh Kudus yang mendiami orang percaya dimaksudkan agar memimpin orang percaya kepada segala kebenaran (Yoh. 16:13). Dengan memahami kebenaran, pola berpikir seseorang diubah total, sehingga mengalami perubahan kodrat, darikodrat manusia ke kodrat Ilahi. Oleh sebab itu maksud baptisan Roh Kudus adalah agar orang percaya menjadi manusia baru yang berstandar Allah sendiri, yaitu bisa berkodrat Ilahi.

Jadi, dengan pengertian yang memadai mengenai kebenaran, maka seseorang dimampukan memiliki moral Allah. Moral Allah maksudnya orang percaya dapat mengambil keputusan, bertindak dan berperilaku seperti Tuhan. Inilah yang disebut sebagai mengenakan kodrat Ilahi (2Ptr. 1:3-4). Dalam teks tersebut terdapat kalimat “kuasa Ilahi-Nya” yang dari teks aslinya tes theias dunameos (τς θεας δυνμεως). Dalam teks bahasa Inggris kata tes theias dunameos ada yang menerjemahkan sebagai His Divine Power. Dunameos artinya kuasa atau sesuatu yang menggerakkan. Tentu kuasa Allah di sini menunjuk Roh Kudus dan Injil.

Roh Kudus tidak bisa bekerja tanpa Injil.
Injil adalah alat-Nya.
Sebaliknya, tanpa Roh Kudus, percuma Injil diberitakan.

Tanpa ada Pribadi yang mengajarkan -yaitu Roh Kudus- Injil tidak menjadi Injil atau kabar baik, berarti tidak berdaya guna mengubah manusia untuk memiliki kodrat Ilahi.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post