Pakaian Kemuliaan

 


SEBELUM JATUH DOSA ADAM & HAWA TELANJANG NAMUN TIDAK MALU

Kejadian 2 : 24
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Kejadian 2 : 25
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.


KEDATANGAN TUHAN TIDAK ADA PEMBERITAHUAN

Wahyu 16 : 15
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Wahyu 22 : 14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
ANAK BUNGSU YANG HILANG

“Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.”
(Lukas 15 : 14)

Perumpamaan tentang anak yang hilang mengajarkan agar kita waspada terhadap kesenangan dunia yang sementara ini. Ketika kita hanya ingin mengikuti keinginan daging, maka segala cara kita lakukan. Berkat yang seharusnya kita gunakan untuk kebutuhan hidup dan dikelola demi masa depan, kita habiskan tanpa sisa. Hubungan orangtua dan anak serta saudara sekandung jadi terganggu karena kepentingan diri sendiri lebih diutamakan. Sebanyak apapun berkat dan harta yang diberikan kepada kita, jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka semuanya akan habis sia-sia.

Apalagi harta yang diambil dengan paksa, seperti kisah si anak bungsu ini. Bapanya belum meninggal, tapi dia sudah minta warisan untuk hidup berfoya-foya. Padahal kalau dia mau bersedia tetap tinggal dalam didikan bapanya, hidupnya pasti terjamin, tidak akan kelaparan; sebab bapanya kaya, terbukti dari adanya harta berupa ternak, ladang dan hamba-hamba yang bekerja pada bapanya. Namun, anak bungsu ini nekat pergi meninggalkan bapanya. Dia mau hidup bebas tanpa aturan dan perintah bapanya lagi. Dengan modal harta bapanya dan kurangnya pengalaman hidup, segera saja harta yang menjadi andalannya lenyap. Tidak butuh waktu lama, dia langsung mengalami kelaparan dan tidak ada yang peduli dengan dia lagi. Ungkapan no money no friend, akhirnya dia alami juga.

Untungnya, anak bungsu ini sadar dan segera kembali ke rumah bapanya. Dia baru tahu kalau hidup jauh dari didikan dan perlindungan bapanya, membuatnya mengambil keputusan yang salah. Karena rasa malunya, dia kembali ke rumah bapanya dan tidak berharap banyak bahwa dia akan diakui sebagai anak bapanya lagi. Setidaknya dia bisa bekerja sebagai hamba bapanya. Toh, hamba-hamba bapanya pun hidupnya berkecukupan. Apa yang dipikirkan anak bungsu ini ternyata berbeda jauh dengan bapanya. Bapanya tetap menerima dia apa adanya. Walaupun anak bungsu ini telah menyakiti hati bapanya, tetap ada pengampunan selama anaknya mau datang kepada bapanya.

Inilah kasih Bapa yang kita dapatkan melalui Yesus Kristus. Kala kita hidup jauh dari kasih dan perlindungan-Nya, relasi kita menjadi kering dengan-Nya. Kita menjadi lebih mudah mengambil tindakan yang bertentangan dengan-Nya. Memang kadangkala saat kita menerima kasih Bapa dalam bentuk didikan, membuat kita marah, sedih, kecewa, putus asa. Namun semua itu adalah untuk kebaikan kita. Bapa yang baik mendidik kita agar kita menikmati masa depan yang penuh harapan. Jika kita jauh dari Bapa, maka keinginan dunia ini akan memikat hati kita dan membawa kita menuju masa depan yang suram.

Anak bungsu yang hilang ini masih memiliki kesempatan untuk kembali kepada bapanya yang penuh kasih. Jika kita seperti anak bungsu yang hilang ini, maka ingatlah bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk kembali; sebab itu pergunakanlah kesempatan ini dengan baik. Saya teringat lirik lagu yang dinyanyikan oleh Nikita: “Pulanglah anak-Ku, Bapa rindu bertemu. Pulanglah hai anak-Ku, ada ampun Bapa bagimu.” Lagu ini selalu mengingatkan kita untuk percaya pada pengampunan-Nya sehingga apabila kita telah salah melangkah, telah menyia-nyiakan berkat-Nya, atau hanya memikirkan kepentingan diri kita, janganlah kita ragu untuk menjumpai-Nya dan memohon pengampunan-Nya. Allah adalah kasih.


PARA UNDANGAN HARUS MENGENAKAN PAKAIAN PESTA

Lalu Yesus berbicara lagi dalam perumpamaan kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh lagi hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya, hidangan telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Karena itu, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Lalu pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai Saudara, bagaimana engkau masuk ke mari tanpa mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.


Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post