Wahyu 1 : 5
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya
Wahyu 1 : 6
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi IMAM-IMAM bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
1 Petrus 2:9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, IMAMAT YANG RAJANI, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Sebagai orang Kristen, kita hidup di masa Perjanjian Baru. Namun, tidak sedikit dari kita yang hidupnya seolah-olah masih ada di Perjanjian Lama. Selayaknya masa Perjanjian Lama, jabatan imam hanya dipegang oleh orang Lewi, suku Israel yang dikhususkan sebagai perantara Allah dengan umat-Nya. Saat ini pun kita juga sering berpikir, hanya orang-orang tertentu yang Tuhan panggil untuk melakukan perkara-perkara besar dan hidupnya mengalami berkat besar. Sedangkan kebanyakan orang Kristen hanyalah umat biasa-biasa saja. Sudah cukup bagi kita bila bisa bertahan hidup di dunia ini.
Namun, dalam suratnya, Petrus menyebut umat Kristen sebagai imamat yang rajani. Sebutan ini tidak ditunjukkan kepada orang-orang tertentu yang memiliki jabatan, tetapi seluruh jemaat Kristus. Jika kita tilik, kata imam diambil dari kata imamat, yang dalam bahasa Ibrani disebut wayizra, yang berarti “Tuhan memanggil”. Artinya, imamat adalah orang-orang yang dipanggil Tuhan. Meski ada yang dikaruniai Tuhan sebagai pendeta atau pemimpin rohani, pada dasarnya kita semua memiliki kedudukan yang sama di hati Tuhan. Kita semua adalah imamat yang rajani. Yang artinya, di mata-Nya, kita adalah imam dan sekaligus raja atau ratu.
Sebagaimana kita semua memiliki kedudukan yang sama, kita pun memiliki tugas dan panggilan yang sama dalam Tuhan. Sebagai imam kita bertugas untuk membawa orang-orang di sekeliling kita mengenal Allah. Sebagai raja, kita memerintah bersama Allah untuk memberi dampak bagi dunia ini sampai Kerajaan Allah ditegakkan di bumi seperti di sorga. Kita pun harus menjalankan peran kita sebagai Imamat Rajani di mana pun Tuhan menempatkan kita; baik di keluarga, dalam pekerjaan, di sekolah, atau di gereja. Percayalah, Tuhan membangkitkan kita bukan hanya untuk memiliki hidup yang biasa-biasa saja. Dia memiliki rencana besar bagi setiap kita. Milikilah visi yang besar, agar kita dapat melakukan perkara-perkara besar dan penuaian besar pun terjadi melalui hidup kita.
Dalam Perjanjian Lama, hanya tiga macam orang yang diurapi untuk melayani Allah: imam, raja & nabi! Tidak pernah kita membaca ada 'orang awam' yang diurapi.
Kematian Kristus di kayu salib telah merobek tabir Bait Suci. Dalam Perjanjian Lama , tabir Bait Suci adalah pemisah antara ruang kudus & ruang maha kudus (Kel 26:33). Dengan kematian dan kebangkitan Kristus, kini Allah tidak lagi berdiam dalam Bait Suci buatan manuasia: Kini Allah berdiam dalam hati setiap orang percaya!
"Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" 1Kr 3:16
Kini, tidak ada lagi tempat fisik yang manjadi tempat suci dimana Allah tinggal. Kematian dan kebangkitan Kristus juga telah menjadikan setiap kita orang percaya sebagai sebagai tempat tinggalNya. Ini sekaligus menjadikan kita sebagai pelayan-pelayanNya: tidak ada lagi 'orang awam' atau 'orang khusus' yang hanya kepadanya Allah mengurapi. Karena Allah telah menjadikan setiap hati orang percaya sebagi tempat kediamanNya!
Oleh karena itu, apakah anda orang yang percaya kepada Kristus? Bila jawabannya adalah "Ya", maka anda adalah imamat yang rajani: para pelayan-pelayan Tuhan! 24 jam sehari anda adalah pelayan Tuhan! Hiduplah sebagai pelayan Tuhan!
Salah satu status kita sebagai warga negara kerajaan Allah adalah “imamat rajani.” Imamat Rajani dalam bahasa Yunani Basileion Hierateuma yaitu, kelompok atau PARA IMAM YANG BERTUGAS BAGI RAJA (bukan menunjuk kepada pendeta, hamba Tuhan atau pemimpin rohani, tetapi menunjuk kepada setiap orang percaya yang sudah diselamatkan). Dalam Perjanjian Lama imamat atau keimamatan terbatas pada suatu golongan minoritas saja (imam Lewi). Tugas mereka adalah mempersembahkan korban kepada Allah, mewakili bangsa Israel dan berbicara langsung kepada Allah, tetapi dalam Perjanjian Baru, setiap orang percaya sudah menjadi imam di hadapan Allah. Keimamatan orang percaya memiliki arti bahwa: Pertama, semua orang percaya boleh langsung menghadap Allah melalui Yesus Kristus, menghadap Allah tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga kita dapat menghampiri Allah di mana pun dan kapan pun. Kedua, semua orang percaya berkewajiban untuk hidup kudus. Ketiga, semua orang percaya harus mempersembahkan persembahan rohani. Persembahan rohani bisa berupa pujian penyembahan, pelayanan, doa dan seluruh hidup kita. Keempat, semua orang percaya harus bersyafaat dan saling mendoakan.
Karena itu sebagai imamat yang rajani, Allah memberikan kita kebebasan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu untuk menghadap Dia. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk dapat mengenal Allah lebih dekat. Sebab kesempatan ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah dengan pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Jangan menyia-yiakan kesempatan ini sebab akan ada waktunya, kesempatan itu tertutup bagi kita. Sebagai imamat yang rajani kita juga dituntut untuk dapat menjaga hidup kita agar tetap kudus di hadapan-Nya, sebab Ia adalah Allah dan Raja yang kudus. Selain itu mari kita persembahan hidup kita sebagai persembahan yang kudus dan berkenan agar kita layak menjadi orang-orang yang bersyafaat dan menaikkan doa bagi orang lain. Selamat menjadi imamat rajani bagi Raja yang mulia Yesus Kristus Tuhan.