ADAM AKHIR YANG MEMBERI HIDUP
Roma 5:8, 10:9
5:8
LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
KJV, But
God commendeth his love toward us, in that, while we were yet sinners, Christ
died for us.
TR, συνιστησιν
δε την εαυτου αγαπην εις ημας ο θεος οτι ετι αμαρτωλων οντων ημων χριστος υπερ
ημων απεθανεν
Translit
interlinear, sunistêsin {menunjukkan} de {tetapi} tên
heautou {-Nya sendiri} agapên {kasih} eis {kepada} hêmas {kita} ho theos
{Allah} hoti {bahwa} eti {masih} hamartôlôn {orang2 berdosa} ontôn {ketika}
hêmôn {kita} khristos {Kristus} huper {untuk} hêmôn {kita} apethanen {Dia telah
mati}
Ha-Berit,
וּבָזֹאת הוֹדִיעַ הָאֱלֹהִים אֶת־אַהֲבָתוֹ אֵלֵינוּ אֲשֶׁר מָשִׁיחַ מֵת
בַּעֲדֵנוּ וַאֲנַחְנוּ עוֹד חַטָּאִים׃
Translit
interlinear, UVAZOT {tetapi dalam hal ini} HODIA {Dia
menunjukkan} HA'ELOHIM {Allah} 'ET {pada} -EHAVATO {kasih-Nya} 'ELAYNU {ke atas
kita} 'ASHER {oleh karena} MASHIAKH {Kristus/ Mesias} MET {mati} BA'ADENU {demi
kita} VA'ANAKH'NU {ketika kita} 'OD {masih} KHATA'IM {di dalam dosa2}
10:9
LAI TB, Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
KJV, That
if thou shalt confess with thy mouth the Lord Jesus, and shalt believe in thine
heart that God hath raised him from the dead, thou shalt be saved.
TR, οτι
εαν ομολογησης εν τω στοματι σου κυριον ιησουν και πιστευσης εν τη καρδια σου
οτι ο θεος αυτον ηγειρεν εκ νεκρων σωθηση
Translit
interlinear, hoti {sebab} ean {jikalau} homologêsês
{engkau mengaku} en {dengan} tô stomati {mulut} sou {-mu} kurion {Tuhan} iêsoun
{Yesus} kai {dan} pisteusês {percaya} en {di dalam} tê kardia {hati} sou {-mu}
hoti {bahwa} ho theos {Allah} auton {Dia} êgeiren {telah membangkitkan} ek
{dari} nekrôn {orang2 mati}
Ha-Berit,
כִּי אִם־בְּפִיךָ תוֹדֶה שֶׁיֵּשׁוּעַ הוּא הָאָדוֹן וְתַאֲמִין בִּלְבָבְךָ
שֶׁהָאֱלֹהִים הֱעִירוֹ מִן־הַמֵּתִים תִּוָּשֵׁעַ׃
Translit
interlinear, KI {sebab} 'IM {jikalau} -BEFIKHA {di dalam
mulutmu} TODEH {mengakui} SHEYESHUA {bahwa Yesus} HU {Dia adalah} HA'ADON
{Tuhan} VETA'AMIN {dan engkau percaya} BIL'VAVEKHA {di dalam hatimu}
SHEHA'ELOHIM {bahwa Allah} HE'IRO {membangkitkan dia} MIN {dari antara}
-HAMETIM {orang2 mati} TIVASHE'A {niscaya engkau akan selamat}
Di dalam Alkitab menuliskan 2 pribadi yang kontradiktif antara Adam
manusia pertama yang jatuh dalam dosa dan Adam
akhir yang membereskan dosa. Adam
manusia pertama, tidak hanya menjadi bapa (cikal-bakal)
bagi semua umat manusia sekaligus menularkan "dosa asal" yang
diperbuatnya kepada seluruh manusia di dunia ini. Dosa
pertama/ dosa asal, yaitu dosa
Adam, mempunyai makna dampak yang khas bagi seluruh umat
manusia.
Penyebutan "Adam Terakhir" adalah "Midrash", yang
bidikannya adalah dari Kitab
Kejadian tentang Kejatuhan Adam. Lagipula Yesus Kristus
memang merujuk diri-Nya adalah "Anak
Manusia" (Ibrani: בֶּן־הָאָדָם - BEN HA'ADAM,
Yunani: ο υιος του θεου - HO HUIOS TOU THEOU).
Membaca tulisan-tulisan Rabbi Saul,
tidak akan lepas dari Kitab Taurat, sebab dia memang "Ahli
Taurat" ( סוֹפְרִים - SOFERIM),
untuk itulah dia dipakai Tuhan luar biasa. Ada banyak istilah-istilah
yang Rabbi Saul kemukakan,
sepertinya baru, namun sebenarnya bukan. Sebab semua tulisannya adalah Midrash,
yang bersumber dari Taurat dan merupakan "Comparison
Study" dari Taurat (Midrash).
Kita baca ayat-ayat ini
Roma 5:12, 14-19
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,
dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada
zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika
karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh
lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas
semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab
penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu,
maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu
Yesus Kristus.
5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh
penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup.
5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi
orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar.
Ayat-ayat diatas memberi penekanan pada pelanggaran yang satu itu oleh manusia
yang satu itu, dan hanya karena pelanggalan yang satu itu adalah dosa, hukuman
dan maut berkuasa dan menimpa segenap umat manusia. Dosa itu disebut 'seperti
telah dibuat oleh Adam',
'pelanggaran sartu orang', 'satu pelanggaran', ' ketidaktaatan satu
orang' (Roma 5:14,15,16,19). Pasti yang
dimaksudkan adalah pelanggaran pertama dari Adam.
Jadi kalimat dalam Roma 5:12 "karena semua orang telah berbuat dosa",
menunjuk kepada dosa-dosa segenap umat manusia yang terhisap dalam dosa Adam.
Itu tidak menunjuk kepada dosa-dosa nyata segenap umat manusia, apalagi kepada
kebusukan hati yang diwarisi oleh manusia. Lagipula anak kalimat dari ayat 12
itu tadi jelas menyatakan bagaimana 'semua orang telah jatuh di dalam
kuasa maut' (ayat 15), dan ayat-ayat berikutnya ditekankan 'pelanggaran
yang satu itu (TBI 'satu pelanggaran itu').
1 Korintus 15:22
LAI
TB, Karena
sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula
semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus
KJV, For
as in Adam all die, even so in Christ shall all be made alive.
TR, ωσπερ
γαρ εν τω αδαμ παντες αποθνησκουσιν ουτως και εν τω χριστω παντες
ζωοποιηθησονται
Translit
interlinear, hôsper {sama seperti} gar {karena} en {di
dalam} tô adam {adam} pantes
{semua (orang), adjective - nominative plural masculine} apothnêskousin
{mati} houtôs {demikian sama} kai {juga} en {di dalam} tô khristô
{Kristus} pantes
{semua (orang), adjective - nominative plural masculine} zôopoiêthêsontai
{akan dihidupkan}
Ha-Berit,
כִּי כַּאֲשֶׁר בָּאָדָם הָרִאשׁוֹן מֵתִים כֻּלָּם כֵּן יִחְיוּ כֻלָּם
בַּמָּשִׁיחַ׃
Translit
interlinear, KI {sebab} KA'ASHER {seperti yang} BA'ADAM
{di dalam adam} HARISHON {yang awal} METIM {kematian} KULAM {kita semua} KEN
{demikian pula} YEKHIYU {kita akan hidup} KULAM {kita semua} BAMASHIAKH {di
dalam Mesias/ Kristus}
Jika bukan dosa yang satu itu yang dimaksudkan, maka Rabbi
Saul telah menandaskan dua hal yang berlainan dengan
mengkaitkannya pada pokok yang sama dalam konteks naskah yang sama. Justru
satu-satunya keterangan terhadap kedua bentuk pernyataan ini, ialah semua orang
terhisap dalam dosa
Adam. Kesimpulan itu juga harus diambil dari 1 Korintus
15:22 'didalam Adam semua orang mati'. Maut
adalah upah dosa, dan melulu akibat dosa (Roma 6:23).
Karena semua orang mati di dalam Adam,
maka penyebabnya adalah karena semua berdosa di dalam Adam.
Roma 6:23
LAI
TB, Sebab
upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.
KJV, For
the wages of sin is death; but the gift of God is eternal life through Jesus
Christ our Lord.
TR, τα
γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος το δε χαρισμα του θεου ζωη αιωνιος εν χριστω
ιησου τω κυριω ημων
Translit
interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2/ upah2} tês
hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian} to de {tetapi} kharisma
{karunia} tou theou {Allah} zôê {(ialah) hidup} aiônios {(yang) kekal} en {di
dalam} khristô {Kristus} iêsou {Yesus} tô kuriô {Tuhan} hêmôn {kita}
Ha-Berit,
כִּי־שְׂכַר הַחֵטְא הוּא הַמָּוֶת וּמַתְּנַת חֶסֶד אֱלֹהִים הִיא חַיֵּי
הָעוֹלָמִים בַּמָּשִׁיחַ יֵשׁוּעַ אֲדֹנֵינוּ׃
Translit
interlinear, KI {sebab} SEKAR {upah} HAKHETA {dosa} HU
{adalah} HAMOT {kematian/ maut} UMATENAT {tetapi karunia/ pemberian} KHESED
{kasih setia} ELOHIM {Allah} HI {adalah} KHAYAY {kehidupan} HA'OLAMIM {yang
kekal} BEMASHIAKH {di dalam Kristus} YESHUA {Yesus} 'ADONEINU {Tuhan kita}:
Menurut Alkitab, Jenis solidaritas pada keterhisapan dengan Adam,
yang menerangkan segenap umat manusia terhisap dalam dosa
Adam. Demikianlah halnya dengan jenis solidaritas dengan
Kristus, yakni terhisap dalam karya penyelamatan Kristus bagi semua orang yang
dipersatukan dengan Dia. Gambaran kesejajaran Adam dengan
Kristus dalam Roma 5:12-19; 1 Korintus 15:22, 45-49 menjelaskan jenis hubungan
yang sama antara kedua Tokoh itu dengan manusia :
1
Korintus 15:45-49
15:45 LAI TB, Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi
makhluk yang hidup", tetapi ADAM YANG AKHIR menjadi roh yang menghidupkan.
KJV, And
so it is written, The first man Adam was made a living soul; the last
Adam was made a quickening spirit.
TR, ουτως
και γεγραπται εγενετο ο πρωτος ανθρωπος αδαμ εις ψυχην ζωσαν ο εσχατος αδαμ εις
πνευμα ζωοποιουν
Translit
interlinear, houtôs {demikian} kai {pula} gegraptai
{tertulix} egeneto {menjadi} ho prôtos {yang pertama} anthrôpos {manusia} adam
{yaitu adam} eis {menjadi} psukhên {makhluk} zôsan {yang hidup} ho
eskhatos {yang terakhir} adam {adam} eis {menjadi} pneuma {Roh}
zôopoioun {yang menghidupkan}
Ha-Berit,
וְכֵן כָּתוּב וַיְהִי הָאָדָם אָדָם הָרִאשׁוֹן לְנֶפֶשׁ חַיָּה אָדָם הָאַחֲרוֹן
לְרוּחַ מְחַיָּה׃
Translit
interlinear, VEKHEN {dan demikianlah} KATOV {tertulis}
VAYEHI {dan bahwa} HA'ADAM {manusia} 'ADAM {yaitu adam} HARISHON {yang bertama}
LENEFESH KHAYAH {menjadi makhluk hidup} 'ADAM {Adam} HA'AKHARON {Yang Akhir}
LERUAKH {menjadi Roh} MEKHAYAH {Yang menghidupkan}
Note: Bandingkan Kejadian
2:7 dan Yohanes
1:14.
15:46 LAI TB, Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang
rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.
KJV, Howbeit that was not first which is spiritual, but that
which is natural; and afterward that which is spiritual.
TR, αλλ
ου πρωτον το πνευματικον αλλα το ψυχικον επειτα το πνευματικον
Translit
interlinear, all {tetapi} ou {bukan} prôton {yang
mula-mula} to pneumatikon {yang rohaniah} alla {tetapi} to psukhikon {yang
jasmaniah} epeita {kemudian} to pneumatikon {yang rohaniah}
[/color]Ha-Berit,
אֲבָל לֹא שֶׁל־הָרוּחַ הִיא הָרִאשׁוֹנָה אֶלָּא שֶׁל־הַנָּפֶשׁ וְאַחֲרֵי־כֵן
שֶׁל־הָרוּחַ׃
Translit
interlinear, 'AVAL {tetapi} LO {bukan} SHEL-HARUAKH {yang
rohaniah} HI {dia adalh} HARISHONAH {yang mula2 itu} 'ELA {tetapi} SHEL {yang}
HANAFESH {yang rohaniah} VA'AKHAREY {yang kemudian} -KHEN {itulah} SHEL HARUAKH
{yang rohaniah}
15:47
LAI TB, Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat
jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
KJV, The first man is of the earth, earthy; the second
man is the Lord from heaven.
TR, ο
πρωτος ανθρωπος εκ γης χοικος ο δευτερος ανθρωπος ο κυριος εξ ουρανου
Translit
interlinear, ho prôtos {yang pertama} anthrôpos {manusia}
ek {dari} gês {dunia/ bumi} khoikos {yaitu yang dari debu} ho deuteros
{yang kedua} anthrôpos {manusia} ho kurios {Tuhan} ex {yang dari} ouranou
{sorga}
[/color]OJB, The Adam Harishon is AFAR MIN HA’ADAMAH
("dust from the earth, ground" BERESHIS 2:7), out of ha’aretz. The
Adam HaSheini (the second Adam) is out of Shomayim. [BERESHIS 2:7; 3:19;
TEHILLIM 90:3]
Ha-Berit,
הָאָדָם הָרִאשׁוֹן מִן־הָאֲדָמָה הוּא שֶׁל־עָפָר וְהָאָדָם הַשֵּׁנִי הוּא
הָאָדוֹן מִן־הַשָּׁמָיִם׃
Translit
interlinear, HA'ADAM {manusia} HARISHON {yang pertama} MIN
{berasal dari} HA'ADAMAH {tanah} HU {dia adalah} SHEL-AFAR {yaitu yang dari
debu} VEHA'ADAM {tetapi Adam} HASHENY {Yang Kedua} HU {Dia adalah} HA'ADON
{Tuhan} MIN- {yang dari} HASHAMAYIM {Sorga}
15:48
LAI TB, Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari
debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.
KJV, As is the earthy, such are they also that are earthy: and
as is the heavenly, such are they also that are heavenly.
TR, οιος
ο χοικος τοιουτοι και οι χοικοι και οιος ο επουρανιος τοιουτοι και οι
επουρανιοι
Translit
interlinear, hoios {sebagaimana} ho khoikos {yang dari
debu/ duniawi} toioutoi {demikianlah mereka} kai {juga} hoi khoikoi {makhluk2
duniawi} kai {juga} hoios {sebagaimana} ho epouranios {Dia yg dari sorga}
toioutoi {demikian} kai {juga} hoi epouranioi {makhluk2}
וּכְמִדַּת הָאֶחָד שֶׁהוּא שֶׁל־עָפָר כֵּן מִדַּת כָּל־אֲשֶׁר שֶׁל־עָפָר הֵם
וּכְמִדַּת הָאֶחָד שֶׁהוּא שֶׁל־הַשָּׁמַיִם כֵּן מִדַּת כָּל־אֲשֶׁר
שֶׁל־הַשָּׁמָיִם הֵם׃
Translit
interlinear, UKHEMIDAT {dan seperti kahluk} HA'AKHAD
{sama} SHEHU {dengan dia} SHEL-AFAR {yang dari debu} KEN {demikian juga} MIDAT
{makhluk} KOL {semua} -ASHER {yang} SHEL-'AFAR {dari debu} HEM {mereka adalah}
UKHEMIDAT {tetapi makhluk} HA'AKHAD {yang sama} SHEHU {dengan Dia}
SHEL-HASHAMAYIM {Yang dari Sorga} KEN {demikianlah} MIDAT {makhluk} KOL
{seluruh} -ASHER {yang} SHEL HASHAMAYIM {dari Sorga} HEM {mereka adalah}
15:49
LAI TB, Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah,
demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.
KJV, And as we have borne the image of the earthy, we shall
also bear the image of the heavenly.
TR, και
καθως εφορεσαμεν την εικονα του χοικου φορεσομεν και την εικονα του επουρανιου
Translit
interlinear, kai {juga} kathôs {sama seperti} ephoresamen
{kita telah memakai} tên eikona {rupa} tou khoikou {yang dari debu/ duniawi}
phoresomen {kita akan memakai} kai {juga} tên eikona {rupa} tou epouraniou
{yang dari sorga}
וְכַאֲשֶׁר לָבַשְׁנוּ צֶלֶם הָאָדָם שֶׁהוּא שֶׁל־עָפָר כֵּן נִלְבַּשׁ
גַּם־צֶלֶם הָאָדָם שֶׁהוּא שֶׁל־הַשָּׁמָיִם׃
Translit
interlinear, VEKHA'ASHER {dan seperti yang} LAVASH'NU
{kita mengenakan} TSELEM {rupa/image} HA'ADAM {manusia} SHEHU {demikianlah dia}
SHEL-AFAR {yang dari debu} KEN {demikian} NIL'BASH {dikenakan} GAM {juga}
-TSELEM {rupa/ image} HA'ADAM {manusia} SHEHU {sebagaimana Dia} SHEL-HASHAMAYIM
{yang dari sorga}
Dalam 1 Korintus 15:45-49 kita melihat ada Adam manusia
pertama, dan ada Adam
akhir yaitu Kristus. Adam
pertama diciptakan dari debu tanah.
Kejadian 2:7
LAI
TB, ketika
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.
KJV, And the LORD God formed man of the dust of the ground,
and breathed into his nostrils the breath of life; and man became a living
soul.
Hebrew,
וַיִּיצֶר יְהוָה אֱלֹהִים אֶת־הָאָדָם עָפָר מִן־הָאֲדָמָה וַיִּפַּח בְּאַפָּיו
נִשְׁמַת חַיִּים וַיְהִי הָאָדָם לְנֶפֶשׁ חַיָּה׃
Translit
interlinear, VAYITSER {dan Dia membentuk, Verb Qal
Imperfect 3rd Mas. Sing.} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah}
'ET-HA'ADAM {pada manusia itu} 'AFAR {debu} MIN-HA'ADAMAH {dari tanah} VAYIPAKH
{dan Dia menghembuskan} BE'APAV {ke dalam hidungnya} NISH'MAT {nafas} KHAYIM
{hidup} VAYEHI {jadilah} HA'ADAM {manusia itu} LENEFESH KHAYAH {menjadi jiwa
(makhluk) yang hidup}
Ada perbedaan yang lain antara Adam yang
pertama dan Adam
yang akhir. Adam yang
eprtama hanya manusia yang diberi nafas hidup
oleh Allah. Tetapi Adam
yang akhir adalah Roh yang menghidupkan. Adam
akhir bukan diciptakan dari debu tanah tapi
disebut Ia lahir dari Roh Kudus :
Matius 1:20
LAI TB, Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat
Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di
dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus
KJV, But while he thought on these things, behold, the angel
of the LORD appeared unto him in a dream, saying, Joseph, thou son of David,
fear not to take unto thee Mary thy wife: for that which is conceived in her is
of the Holy Ghost.
TR, ταυτα
δε αυτου ενθυμηθεντος ιδου αγγελος κυριου κατ οναρ εφανη αυτω λεγων ιωσηφ υιος
δαβιδ μη φοβηθης παραλαβειν μαριαμ την γυναικα σου το γαρ εν αυτη γεννηθεν εκ
πνευματος εστιν αγιου
Translit Interlinear, tauta {(hal-hal) ini} de {tetapi} autou {dia}
enthumêthentos {ketika memikirkan,} idou {perhatikanlah,} aggelos {Malaikat}
kuriou {Tuhan} kat {didalam} honar {mimpi} ephanê {menampakkan dii} autô
{kepada dia,} legôn {berkata,} iôsêph {Yusuf,} huios {anak (keturunan)} dabid
{Daud} mê {janganlah} phobêthês {engkau merasa trakut} paralabein {untuk
mengambil} mariam {Maria} tên gunaika {sebagai isteri} sou {mu,} to {(Anak
yang)} gar {sebab} hen {didalam} autê {dia} gennêthen {terjadi/ dilahirkan} ek
{dari} pneumatos {Roh} estin {yang} hagiou {Kudus}
הוּא חשֵׁב כָּזֹאת וְהִנֵּה מַלְאַךְ יְהוָֹה נִרְאָה אֵלָיו בַּחֲלוֹם וַיֹּאמַר
יוֹסֵף בֶּן־דָּוִד אַל־תִּירָא מִקַּחַת אֵת מִרְיָם אִשְׁתֶּךָ כִּי הַנּוֹצָר
בְּקִרְבָּה מֵרוּחַ הַקֹּדֶשׁ הוּא׃
Translit
interlinear, HU {dia} KHOSHEV {diaa sedang berfikir/
mempertimbangkan} KAZOT {hal ini} VEHINEH {dan lihat} MAL'AKH {malaikat}
YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) NIR'AH {menampakkan diri} 'ELAV {kepadanya}
BAKHALOM {di dalam sebuah mimpi} VAYOMAR {dan Dia berfirman} YOSEF {yusuf}
BEN-DAVID {anak daud} 'AL {janganlah} TIRA {engkau takut} MIQAKHAT {untuk
mengambil} 'ET {pada} MIR'YAM {maria} 'ISHTEKHA {sebagai istri} KI {sebab}
HANOTSAR {yang terjadi} BEQIR'BAH {pada kandungannya} MERUAKH {adalah dari Roh}
HAQODESH {Yang Kudus} HU {Dia adalah}
Lukas
1:35
LAI TB, Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak
yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
KJV, And the angel answered and said unto her, The Holy Ghost
shall come upon thee, and the power of the Highest shall overshadow thee:
therefore also that holy thing which shall be born of thee shall be called the
Son of God.
TR, και
αποκριθεις ο αγγελος ειπεν αυτη πνευμα αγιον επελευσεται επι σε και δυναμις υψιστου
επισκιασει σοι διο και το γεννωμενον αγιον κληθησεται υιος θεου
Translit interlinear, kai {lalu} apokritheis {menjawab} ho {itu}
aggelos {malaikat} eipen {berkata} autê {kepadanya} pneuma {Roh} hagion {Kudus}
epeleusetai {akan datang} epi {atas} se {engkau,} kai {dan} dunamis {kuasa}
upsistou {Yang Mahatinggi} episkiasei {akan menaungi} soi {engkau;} dio {karena
itu} kai {juga} to {yang} gennômenon {dilahirkan} hagion {Kudus} klêthêsetai
{akan dipanggil} huios {Anak} theou {Allah}
וַיַּעַן הַמַּלְאָךְ וַיֹּאמֶר אֵלֶיהָ רוּחַ הַקֹּדֶשׁ תָּבוֹא עָלַיךְ
וּגְבוּרַת עֶלְיוֹן תָּצֵל עָלָיּךְ עַל־כֵּן קָדוֹשׁ יֵאָמֵר לַיִּלוֹד
בֶּן־הָאֱלֹהִים׃
Translit
interlinear, VAYA'AN {dan dia menjawab} HAMAL'AKH
{malaikat itu} VAYOMER {dan dia berkata} 'ELEYHA {kepadanya} RUAKH HAQODESH
{Roh Kudus} TAVO {Dia akan datang} 'ALAYKH {ke atasmu} UGEVORAT 'ELEYON {dan
kuasa dari Yang Maha Tinggi} TATSEL {Dia akan menaungi} 'ALAYKH {ke atasmu}
'AL-KEN {oleh sebab itu} QADOSH {Kudus} YE'AMER {Dia disebut} LAYILOD {pada
Anak itu} BEN-HA'ELOHIM {Sang Putera Allah}
Perbedaan antara Adam yang
pertama dan Adam
yang akhir ditulis dalam Roma 5:15-18. Adam
yang pertama penuh pelanggaran dan mengakibatkan semua
orang berada di dalam kuasa maut. Sedangkan Adam
yang akhir penuh kasih karunia yang membenarkan
hidup kita. Oleh pelanggaran satu orang semua turut dihukum, tetapi oleh kasih
karunia satu orang semua memperoleh hidup
dalam kebenaran.
Kita tidak perlu mendalilkan sesuatu kenyataan dalam hal Adam dan
umat manusia melebihi apa yang kita jumpai dalam hal Kristus dan UmatNya.
Kristus adalah Kepala yang mewakili umat-Nya. Ke-kepala-an demikianlah yang
mutlak mendasari solidaritas segenap umat manusia dalam keterhisapannya berdosa
dalam dosa
Adam. Kesejajaran Adam sebagai
manusia pertama dengan Kristus sebagai Adam
terakhir, menunjukkan bahwa azas yang berlaku dan
mendasari tercapainya keselamatan dalam Kristus, adalah sama dengan azas yang
berlaku yang menghisabkan manusia berdosa dan pewaris kerajaan maut.
Adam
akhir, yaitu Kristus,
yang menjadi roh yang menghidupkan. Kebangkitan Kristus, dengan kuasa Roh, menandai permulaan dari
suatu umat manusia yang baru yang ikut serta dalam kehidupan baru yang
merupakan pemberian kuasa Roh yang menghidupkan. Sejarah umat manusia dapat
diterangkan sebagai dua sisi yang bertentangan yaitu :
(1) Dosa – kutuk maut
(2) Keadil-benaran pembenaran – hidup
Yang pertama timbul dari kesatuan manusia dengan Adam,
yang kedua dari kesatuan dengan Kristus. Hanya kedua inilah sarana yang ada,
yang didalamnya manusia hidup dan bergerak. Pemerintahan Allah terhadap manusia
ditata sesuai bentuk kedua sisi itu. Jika kita mengabaikan Adam,
maka kita tak akan mengerti Kristus dengan sesungguhnya. Semua yang mati – mati
didalam Adam;
semua yang dihidupkan – dihidupkan dalam Kristus.
Yang kedua adalah Adam
yang akhir yaitu Kristus yang
adalah Allah itu sendiri. Kalau orang belum menerima Kristus sebagai Tuhan
didalam kehidupan-nya ia hanya Adam yang
pertama yaitu manusia yang diciptakan dari
debu tanah. Ada hukum debu kembali kepada debu (Kejadian 3:19). Mati kembali
menjadi debu :
Kejadian 3:19
LAI
TB, dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi
tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
KJV, In the sweat of thy face shalt thou eat bread, till thou
return unto the ground; for out of it wast thou taken: for dust thou art, and
unto dust shalt thou return.
Hebrew,
בְּזֵעַת אַפֶּיךָ תֹּאכַל לֶחֶם עַד שׁוּבְךָ אֶל־הָאֲדָמָה כִּי מִמֶּנָּה
לֻקָּחְתָּ כִּי־עָפָר אַתָּה וְאֶל־עָפָר תָּשׁוּב׃
Translit, BEZE'AT
{dan berpeluh} 'APEYKHA {pada wajahmu} TOKHAL {engkau akan makan} LEKHEM
{makanan} 'AD {sampai} SHUV'KHA {engkau akan kembali} 'EL-HA'ADAMAH {kepada
tanah} KI {sebab} MIMENAH {darinya} LUQAKH'TA {engkau telah diambil} KI-'AFAR
{sebab debu} ATAH {engkau} VE'EL-'AFAR {dan kepada debu} TASHUV {engkau akan
kembali}
Bandingkan:
Pengkotbah 12:7
LAI
TB, dan
debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh (RUAKH) kembali kepada Allah
yang mengaruniakannya.
KJV, Then
shall the dust return to the earth as it was: and the spirit shall return unto
God who gave it
Hebrew,
וְיָשֹׁב הֶעָפָר עַל־הָאָרֶץ כְּשֶׁהָיָה וְהָרוּחַ תָּשׁוּב אֶל־הָאֱלֹהִים
אֲשֶׁר נְתָנָהּ׃
Translit, VEYASHOV
{dan dia kembali} HE'AFAR {menjadi debu} 'AL-HA'ARETS {di atas tanah}
KESHEHAYAH {seperti yang telah terjadi} VEHARU'AKH {dan roh} TASHUV
{dia akan kembali} 'EL {kepada} -HA'ELOHIM {Allah} ASHER {yang} NETANAH {Dia
telah memberikan kepadanya}
Tetapi Adam
yang akhir , membangkitkan, melahirkan kita dari air dan roh. Ada benih ilahi dalam kehidupan
kita yang mengakibatkan kita tidak bisa mati tetapi akan hidup kekal
bersama-sama dengan Dia. Manusia baru
tidak berbuat dosa lagi karena kuasa dosa mati di dalam Dia. Manusia
baru yang lepas dari kuasa dosa.
2 Korintus 5:17-18
5:17
LAI TB, Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
KJV, Therefore
if any man be in Christ, he is a new creature: old things are passed away;
behold, all things are become new.
TR, ωστε
ει τις εν χριστω καινη κτισις τα αρχαια παρηλθεν ιδου γεγονεν καινα τα παντα
Translit
interlinear, hôste {sebab itu} ei {jika} tis {ada orang}
en {di dalam} khristô {Kristus} kainê {baru} ktisis {ia ciptaan} ta arkhaia
{yang dahulu} parêlthen {sudah berlalu} idou {lsungguh} gegonen {itu telah
terjadi} kaina {yang baru} ta panta {pada keseluruhan}
Ha-Berit,
לָכֵן מִי שֶׁהוּא בַמָּשִׁיחַ בְּרִיָּה חֲדָשָׁה הוּא הָרִאשֹׁנוֹת עָבָרוּ
הִנֵּה (הַכֹּל) נַעֲשׂוֹּ חֲדָשׁוֹת׃
Translit
interlinear, LAKHEN {oleh sebab itu} MI SHEHU {siapa dia
yang} VAMASIAKH {di dalam Mesias/ Kristus} BERIYAH {menjadi ciptaan} KHADASHAH
{yang baru} HU {Dia adalah} HARISHONOT {hal2 yang lama/ awal} 'AVARU {mereka
sudah berlalu} HINEH {sungguh} HAKHOL {segala hal} NA'ASU {hal2 itu terjadi}
KHADASHOT {hal2 yang baru}
5:18
LAI TB, Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan
Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami.
KJV, And
all things are of God, who hath reconciled us to himself by Jesus Christ, and
hath given to us the ministry of reconciliation;
TR, τα
δε παντα εκ του θεου του καταλλαξαντος ημας εαυτω δια ιησου χριστου και δοντος
ημιν την διακονιαν της καταλλαγης
Translit
interlinear, ta de {adapun} panta {segala hal} ek {dari}
tou theou {Allah} tou katallaxantos {yang telah mendamaikan} hêmas {kita}
heautô {dengan diri-Nya sendiri} dia {melalui} iêsou {Yesus} khristou {Kristus}
kai {dan} dontos {yang telah memberikan} hêmin {kepada kita} tên diakonian
{tugas pelayanan} tês katallagês {pendamaian}
Ha-Berit,
וְהַכֹּל מֵאֵת הָאֱלֹהִים הַמְרַצֶּה אֹתָנוּ לְעַצְמוֹ עַל־יְדֵי יֵשׁוּעַ
הַמָּשִׁיחַ וַיִּתֶּן־לָנוּ שֵׁרוּת הָרִצּוּי׃
Translit
interlinear, VEHAKOL {adapun segala hal} ME'ET {yang dari}
HA'ELOHIM {Allah} HAM'RATSEH {yang menjadikan} 'OTANU {terhadap kita} LE'ATSMO
{pada diri-Nya} 'AL-YEDEY {melalui perantaraan dari} YESHUA HAMASIAKH {Yesus
Kristus} VAYITEN {dan Dia yang memberikan} -LANU {kepada kita} SHERUT HARITSUY
{pemberian pelayanan pendamaian}
ADAM dan KRISTUS (Roma 5:12-21)
Roma 5:12-22
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,
dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu
tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada
zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika
karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh
lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas
semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab
penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu,
maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu
Yesus Kristus.
5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh
penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup.
5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi
orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar.
5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin
banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah,
5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa
dalam alam maut, demikian kasih
karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.
PENDAHULUAN
Mendahului penafsiran bagian ini diperlukan beberapa catatan.
1. Susunan perikop ini tidak mudah untuk dipahami lantaran ayat 13-17 merupakan
selingan yang memutuskan uraian pokok dalam perikop ini. Baru dalam ayat
18 Rabbi Saul melanjutkan
pikiran yang telah dimulainya dalam ayat 12.
2. Perikop ini termasuk yang paling sulit dalam seluruh Surat Roma. Pokok yang
dibahas di dalamnya (Adam dan
Kristus) kita temukan pula dalam 1 Korintus 15:21,45-49. Diskusi tentangnya
berkisar pada dua persoalan:
(a) Dari mana gambaran tokoh Adam yang
di sini dipertentangkan dengan pemberitaan tentang Kristus?
(b) Apa yang hendak diungkapkan melalui perbandingan antara Adam dan
Kristus?
Di sini kita tidak dapat mendalami diskusi itu. Tafsiran kami bertolak dari
pandangan bahwa perbandingan antara Adam dan
Kristus di sini dicetuskan oleh keyakinan Yahudi bahwa umat Israel, dengan
bantuan hukum Taurat, akan berhasil meniadakan kegagalan
Adam. Israel akan menaati perintah Allah, dan dengan demikian
Israel akan dikaruniai kehidupan dalam taman Eden yang baru, yaitu dalam dunia
yang baru.
3. Oleh sebab itu pada awal ayat 12, perikop 5: 12-21
dihubungkan dengan 5: 1-11, bahkan dengan seluruh uraian 1: 16-5: 11.
Berdasarkan uraiannya mengenai karya Kristus, Rabbi Saul kini
menegaskan bahwa melalui karya itu Kristus mendirikan umat yang baru, bahkan
umat manusia yang baru, sebagai ganti umat manusia yang lama. Hubungan antara
Kristus dengan umat baru itu digambarkannya melalui perbandingan dengan
peranan Adam sebagai
perintis umat manusia yang lama. Dengan demikian karya Kristus ditempatkan di
tengah seluruh alam dunia (ayat 12) dan seluruh sejarah (ayat 14,20, 21b).
Penjelasan ayat-per-ayat
5:12 LAI TB, Sebab itu, sama seperti
dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang
telah berbuat dosa.
KJV, Wherefore,
as by one man sin entered into the world, and death by sin; and so death passed
upon all men, for that all have sinned:
TR, δια
τουτο ωσπερ δι ενος ανθρωπου η αμαρτια εις τον κοσμον εισηλθεν και δια της
αμαρτιας ο θανατος και ουτως εις παντας ανθρωπους ο θανατος διηλθεν εφ ω παντες
ημαρτον
Translit
interlinear, dia touto {karena itu} hôsper {sama seperti}
di {melalui} henos {satu} anthrôpou {manusia} hê amartia {dosa} eis {ke dalam}
ton kosmon {dunia} eisêlthen {telah masuk} kai {dan} dia {melalui} tês
hamartias {dosa} ho thanatos {maut} kai {juga} houtôs {demikian} eis {ke
dalam} pantas
{semua, adjective - accusative plural masculine} anthrôpous
{manusia} ho thanatos {maut} diêlthen {pergi/ menjalar} eph hô {karena} pantes
{semua (orang), adjective - nominative plural masculine} hêmarton
{telah berdosa}
'Oleh' di sini terjemahan dia. 'Dunia',
Yunani kosmos. Susunan kalimat Yunani menunjukkan bahwa
yang mendapat tekanan ialah 'oleh satu orang ... kepada semua orang'.
LAI 'demikianlah' agak kurang tepat, seakan-akan meneruskan 'sama seperti' pada
awal ayat 12. Lebih tepat terjemahan 'dan dengan demikian'. Akibatnya,
kalimat tidak jalan lagi, tetapi memang demikianlah kalimat dalam bahasa asli.
Sebab 'sama seperti' dalam 12a baru diteruskan oleh 'demikian pula'
dalam 18b. 'Masuk/menjalar', Yunani diêlthen.
'Karena' merupakan terjemahan eph hô [color],
yang muncul juga dengan arti yang sama dalam 2 Korintus 5:4 dan Filipi 3:12.
'Sebab' menghubungkan ayat 12 dengan bagian terdahulu, bandingkan
pendahuluan, butir 3. Kata-kata "sama seperti dosa telah masuk ke dalam
dunia oleh satu orang" mengingatkan kita pada kisah Kejadian 3,
mengenai perbuatan Adam.
Nama Adam tidak
disebut di sini. Sebab yang penting bukan tokoh Adam, melainkan dosa. Dosa itu
seakan-akan merupakan kuasa yang mengincar manusia pertama itu, lalu
memanfaatkan saat yang tepat untuk masuk ke dalam dunia. Dalam bahasa
Yunani dunia di sini disebut kosmos,
yang artinya keseluruhan alam yang diciptakan. Maka yang menjadi sasaran kuasa
jahat, yaitu dosa, bukan hanya manusia, melainkan seluruh alam, seluruh ciptaan
Allah yang 'sungguh amat baik' (Kejadian 1:31). Dosa itu masuk ke dalam
dunia. Di depan mata kita muncul gambar tentara dahsyat yang memasuki
wilayah negara lain dan menjajah seluruh negara itu. Atau, memakai gambar lain,
kita melihat arus air yang mengalir deras lewat tanggul yang bobol menggenangi
seluruh daerah hilir sungai.
Penjajahan itu membawa akibat mengerikan bagi seluruh wilayah jajahan. Sebab
bersama dengannya datang juga maut. Maut itu bukanlah nasib yang
telah menimpa umat manusia di luar kesalahannya, melainkan akibat dosa. Dalam
Kejadian 3 memang tidak dikatakan tegas bahwa kedatangan maut ke dalam dunia
merupakan hukuman atas dosa manusia pertama. Namun, hal itu tersirat dalam
kisah mengenai jatuhnya manusia ke dalam dosa, dan dalam silsilah
keturunan Adam dalam
pasal-pasal berikutnya, yang mengulang terus 'lalu ia mati'. Tetapi tidak hanya
keturunan manusia menjadi korban maut; malah seluruh alam menderita karenanya,
sebagaimana jelas dikatakan dalam Roma 8: 18-22.
'Demikianlah' tidak melengkapkan sama seperti pada awal
ayat 12 ini, tetapi meneruskan bagian kalimat yang mendahului. Sebaiknya kita
baca, 'dan demikian juga maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa'. LAI menjalar merupakan terjemahan
perkataan Yunani yang arti harfiahnya ialah 'pergi melalui, menjelajahi'.
Tadi dipakai gambar barisan tentara yang masuk, atau arus air dahsyat yang
menggenangi tanah. Di sini kita melihat penjajah semakin menguasai kehidupan
pribadi semua penduduk wilayah jajahan, sehingga tidak seorang pun dapat lolos
dari cengkeraman mautnya. Dan kita lihat air menggenangi setiap tempat, mengisi
setiap lobang, betapa pun kecilnya, hingga tidak ada lagi tempat kering ke mana
orang atau binatang dapat melarikan diri. Tetapi untuk menjelaskan artinya kita
dapat memakai juga kiasan lain. Umat manusia bagaikan sirkuit listrik. Sirkuit
itu mengandung banyak unsur tersendiri, namun arus listrik melalui semua unsur
itu masing-masing.
Banyak orang suka memandang kuasa dosa di dalam kehidupannya sebagai 'nasib'.
Kalau mereka ditanyai mengenai dosa-dosa tertentu yang telah mereka lakukan,
mereka tidak mau mengakui bahwa mereka sendirilah yang bertanggungjawab.
Tampaknya sikap mereka itu dibenarkan oleh Rabbi Saul.
Tetapi dalam kata-kata terakhir ayat 12 pandangan itu ditolak. Sebab di situ
tidak tertulis: sehingga semua orang telah berbuat dosa, tetapi: karena semua
orang telah berbuat dosa. Di sini kita menemui salah satu rahasia yang digumuli
umat manusia dari dulu. Orang merasa bahwa dosa lebih daripada sekadar
perbuatan orang-orang perseorangan, bahwa dosa itu kuasa yang datang dari luar
dan yang menggagahi manusia. Di pihak lain ada perasaan bahwa Tuhan menuntut
agar manusia mempertanggung-jawabkan perbuatannya sendiri. Dalam beberapa
agama, segi pertama yang diutamakan, sehingga dosa (dan dengan demikian juga
maut) digambarkan sebagai nasib, atau sebagai sifat buruk yang melekat pada
tabiat manusia yang jasmani. Agama lain, misalnya agama Yahudi pada zaman Rabbi
Saul, mengutamakan segi kedua, sehingga di dalamnya
ditegaskan bahwa manusia dapat juga tidak berdosa, asal saja ia mau mengikuti
bimbingan Tuhan dalam wahyu-Nya.
Rabbi Saul tidak
menempuh salah satu dari kedua jalan itu, sebab ia mementingkan keduanya.
Memang, dosa lebih daripada sekadar perbuatan perseorangan; dosa melibatkan
seluruh umat manusia. Dalam hal ini orang-orang perseorangan seolah-olah
terikat dengan ikatan yang tidak kentara, kepada orang lain, kepada
angkatan-angkatan terdahulu sampai ke nenek-moyangnya yang pertama. Di sini
kita teringat akan kiasan arus listrik tadi. Meskipun demikian, semua orang
bersama-sama memikul tanggung-jawab atas perbuatan dosa dan akibatnya: karena
semua orang telah berbuat dosa.
Rabbi Saul mengambil
sikap ini bukan agar dapat mempersalahkan manusia yang malang. Dan tentu juga
bukan dengan maksud menempuh jalan kompromi antara dua pendapat ekstrim, supaya
pandangan Kristen seimbang. Rabbi Saul (pandangan
Kristen) menonjolkan sifat umum dosa dan bersama dengannya juga tanggung jawab
tiap-tiap orang atas dosanya, agar dengan demikian ditonjolkannya kasih karunia
(rahmat) Tuhan. Hal itu belum tampak di sini, tetapi akan tampak dalam ayat 15,
dan lebih jelas lagi dalam ayat 18-21. Sebab agama yang mengutamakan unsur
tanggung jawab manusia menegaskan pula bahwa dengan bimbingan Tuhan orang dapat
berhasil menghindari atau mengalahkan dosa, dan dengan demikian rahmat Tuhan
itu cenderung menjadi bantuan bagi manusia yang sedang berupaya. Dengan cara
yang sama, agama yang mengutamakan unsur nasib cenderung menasihati manusia
agar dengan jalan menyelenggarakan upacara-upacara tertentu, atau mengejar ilmu
tertentu, ia berupaya menghindari nasib itu. Hanya kalau kedua unsur itu digabungkan,
manusia merasa dirinya sama sekali tergantung pada rahmat Tuhan, karena ia sama
sekali tidak sanggup menolong diri sendiri.
5:13 LAI TB, Sebab sebelum hukum Taurat
ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak
ada hukum Taurat.
KJV, (For
until the law sin was in the world: but sin is not imputed when there is no
law.
TR, αχρι
γαρ νομου αμαρτια ην εν κοσμω αμαρτια δε ουκ ελλογειται μη οντος νομου
Translit
interlinear, akhri {sebelum} gar nomou {hukum Taurat}
hamartia {dosa} ên {telah ada} en {di dalam} kosmô {(manusia di) dunia}
hamartia {dosa} de {tetapi} ouk {tidak} ellogeitai {dicatat/ diperhitungkan} mê
{tidak} ontos {karena ada} nomou {hukum Taurat}
5:14a LAI TB, Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari
zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa
dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam,
KJV, Nevertheless
death reigned from Adam to Moses, even over them that had not sinned after the
similitude of Adam's transgression,
TR, αλλ
εβασιλευσεν ο θανατος απο αδαμ μεχρι μωσεως και επι τους μη αμαρτησαντας επι τω
ομοιωματι της παραβασεως αδαμ
Translit
interlinear, all {tetapi} ebasileusen {berkuasa} ho
thanatos {maut} apo {sejak} adam {Adam} mekhri {sampai} môseôs {musa} kai
{juga} epi {atas} tous {(orang2) yang} mê {tidak} hamartêsantas {berdosa} epi
{atas} tô homoiômati {apa yg sama} tês parabaseôs {(dengan) pelanggaran} adam
{adam}
'Sebelum', Yunani akhri = hingga,
sampai, yaitu sampai kedatangan hukum Taurat. 'Dunia' di sini juga kosmos.
'Diperhitungkan', berbeda dengan Roma 4:3, di sini adalah
terjemahan ellogeitai , yang berasal dari
lingkungan perdagangan. Bandingkan juga Filemon 18. Bentuk pasif di sini
menunjuk bahwa yang memperhitungkan adalah Allah (passivum divinum). Dalam ayat
14 'berkuasa' merupakan terjemahan ebasileusen,
yang serumpun dengan kata basileus, 'raja', 'kaisar'.
'Dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam', harfiah 'atas
kesamaan/gambar pelanggaran
Adam'. LAI tidak menampakkan perbedaan antara 'dosa' dalam
ayat 13 (hamartia)
dan "pelanggaran
Adam" dalam ayat 14 (parabasis).
Perbedaan itu perlu kita perhatikan, agar memahami makna kedua ayat ini.
Dalam ayat 13 Rabbi Saul menjawab
pertanyaan yang dapat timbul berdasarkan apa yang telah dikatakannya dalam ayat
12. Yaitu kalau maut (sebagai hukuman atas dosa) masuk ke dalam dunia karena semua
orang telah berbuat dosa, mengapa maut itu menimpa juga mereka yang telah
berdosa sebelum ada hukum Taurat? Pertanyaan itu bertolak dari keyakinan yang
terdapat dalam kitab-kitab apokaliptik Yahudi, yaitu bahwa perbuatan orang
dicatat dalam Kitab-kitab sorgawi, yang akan dibuka pada hukuman terakhir
(Daniel 7: 10). Namun, pencatatan itu hanya berlaku berkaitan dengan perbuatan
yang melanggar hukum yang ada, yaitu hukum Taurat, sesuai dengan keyakinan yang
bersifat umum dan yang berlaku pula dalam sistem peradilan kita, yaitu kalau
tidak ada peraturan hukum tidak bisa ada hukuman. Maka timbullah pertanyaan:
mengapakah orang kena hukuman (maut) kendati mereka belum mengenal hukum
Taurat?
Jawaban Rabbi Saul bertolak
dari perbedaan antara 'pelanggaran' dan 'dosa'. Adam telah
melanggar perintah Tuhan yang tegas (Kejadian 2:17; 3:1 dyb.). Begitu pula
dalam Roma 2:23 'pelanggaran' dikaitkan dengan hukum Taurat. Maka dalam Roma
4:15 Rabbi Saul dapat
berkata, 'di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran'.
'Pelanggaran' itu adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar, berlawanan
dengan kehendak Tuhan yang telah dinyatakan secara jelas. Sebaliknya, 'dosa'
dalam ayat 13 tidak mengacu pada perbuatan manusia, tetapi pada kuasa yang
menahan manusia (bnd. Lihat Roma
3:9).
Nah, kata Rabbi Saul di
sini, kalian bertanya bagaimana saya sampai hati menyatakan bahwa 'semua' telah
berdosa? Sebab sebelum hukum Taurat ada, dosa telah ada dalam dunia. Memang
dosa itu tidak dicatat dalam Kitab-kitab yang akan dibuka dalam hukum terakhir.
Namun, maut, sebagai akibat dosa yang tak terpisahkan darinya (ayat 12), telah
berkuasa juga pada zaman pra-hukum itu, yaitu dari zaman
Adam sampai kepada zaman
Musa. Artinya, mereka yang hidup pada zaman itu
kena juga hukuman maut, meskipun dosa mereka tidak meliputi pelanggaran hukum
Tuhan yang tegas, seperti halnya dosa
Adam dan dosa orang-orang sesudah Musa yang
telah menerima hukum Taurat.
Di sini Rabbi Saul memakai
jalan pikiran lain dari dalam Roma
pasal 1-3. Di situ pun ia menyatakan bahwa 'seluruh
dunia jatuh ke bawah hukuman Allah' (Roma 3:20),
bahwa 'semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa
hukum Taurat, dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi
oleh hukum Taurat' (Roma 2:12). 'Murka
Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia' (Roma
1:18), meskipun mereka hanya mengenal Dia dari alam ciptaan-Nya (Roma 1:19
dyb.). Perbedaannya, dalam Roma
pasal 1-3 hal-hal itu dikatakan dengan maksud
membuktikan kesalahan golongan yang membanggakan hukum Taurat, yaitu umat
Yahudi (Roma 2:1 dyb., Roma 2:17 dyb.). Sebaliknya, di sini Rabbi
Saul hendak membuktikan bahwa orang yang belum memiliki
hukum Taurat pun kena akibat dosa. Namun, baik di sana maupun di sini sama saja
maknanya, yaitu memperlihatkan bahwa 'semua orang telah berbuat dosa', bahwa
dosa itu bersifat umum, agar sifat umum kasih karunia (rahmat) Tuhan lebih
menonjol karenanya.
5:14b LAI TB, yang adalah gambaran Dia
yang akan datang.
KJV, who
is the figure of him that was to come.
TR, ος
εστιν τυπος του μελλοντος
Translit
interlinear, hos {yang} estin {adalah} tupos {gambaran}
tou {(Dia) yang} mellontos {akan datang}
Tambahan pada ayat 13-14 ini mengandung inti pokok seluruh peri kop ini.
Wawasan inti itu akan diungkapkan lebih jelas dalam ayat 18-19. Istilah 'gambaran',
Yunani tupos, mula-mula berarti: acuan, cetakan,
kemudian juga: gambaran, bahkan juga: bentuk, sosok. Baiklah juga kita
perhatikan artinya yang asli, sebab hal itu akan membantu kita memahami maksud
perbandingan antara Adam dan
Kristus yang dilakukan Rabbi Saul dalam
perikop ini. Soalnya, di satu pihak Rabbi Saul menyamakan
Adam dan Kristus dalam hal ini: dua-duanya menjadi pelopor seluruh umat
manusia, sehingga perbuatannya membawa akibat yang jauh bagi semua orang (ayat
15, satu ... semua). Tetapi ada pula perbedaan besar antara
keduanya. Adam tidak
menjadi gambaran (tipologi) Kristus dengan cara yang sama seperti Musa atau Daud.
Pendahuluan Roma 5:15-17
Dalam 15-17 Rabbi Saul lebih
dulu menonjolkan perbedaan antara Adam dan Kristus, karena ia ingin mencegah
salah paham mengenai kesamaan yang memang ada (bandingkan ayat 14b). Kesamaan
itu baru akan diungkapkan dalam ayat 18. Demi pemahaman yang tepat mengenai
ketiga ayat yang sulit ini perlu kita perhatikan dua hal.
(1) Di dalamnya perbedaan antara Adam dengan
Kristus dinyatakan dalam dua kalimat singkat (15a dan 16a), yang masing-masing
disusul penjelasan tentang perbedaan itu (15b dan 16b-17).
(2) Struktur penalaran Rabbi Saul dalam
15b dan 16b-17 tidak berjalan sesuai dengan logika kita (lihat tafsiran).
Sebabnya, sifat unik kasih karunia (rahmat) Tuhan membuat mustahil setiap
perbandingan dengan barang apa pun dari lingkungan manusia.
5:15 LAI TB, Tetapi karunia Allah
tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu
orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih
karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena
satu orang, yaitu Yesus Kristus.
KJV, But
not as the offence, so also is the free gift. For if through the offence of one
many be dead, much more the grace of God, and the gift by grace, which is by
one man, Jesus Christ, hath abounded unto many.
TR, αλλ
ουχ ως το παραπτωμα ουτως και το χαρισμα ει γαρ τω του ενος παραπτωματι οι
πολλοι απεθανον πολλω μαλλον η χαρις του θεου και η δωρεα εν χαριτι τη του ενος
ανθρωπου ιησου χριστου εις τους πολλους επερισσευσεν
Translit
interlinear, all {tetapi} oukh {tidak} hôs {seperti} to
paraptôma {pelanggaran itu} houtôs {demikian} kai {juga} to kharisma {kasih
karunia} ei {jika} gar {sebab} tô tou henos {satu (orang)} paraptômati {karena
pelanggaran} hoi
polloi {banyak (orang), adjective - nominative plural masculine} apethanon
{telah mati} pollô mallon
{bahkan lebih banyak (orang), adjective - dative singular masculine} hê
kharis {kasih karunia/ anugerah} tou theou {dari Allah} kai {dan} hê dôrea
{pemberian} en {karena} khariti {kemurahan-hati} tê tou henos {dari satu}
anthrôpou {manusia} iêsou {Yesus} khristou {Kristus} eis {kepada} tous pollous
{banyak (orang)} eperisseusen {melimpah}
'Karunia' dalam 15a kharisma, dalam 15b dôrea.
Tambahan 'Allah' (15a) tidak ada dalam naskah Yunani. LAI 'telah jatuh ke dalam
kuasa maut', Yunani apethanon, 'telah mati'. Bentuknya adalah bentuk aoristus,
yang di sini dapat dipandang sebagai aoristus ingressivus: mulai mati. 'Semua
orang' dalam 15a dan 15b hoi polloi, 'yang banyak'. Namun,
terjemahan LAI bukan tidak tepat, sebab jelaslah Rabbi Saul di
sini memakai 'banyak' dengan arti inklusif. Dalam 15b LAI mengubah susunan
kalimat Yunani (lihat catatan didepan).
Kalimat pertama ayat 15 menyatakan adanya perbedaan antara Adam dan
Kristus, yaitu antara perbuatan masing-masing dan dengan demikian antara akibat
perbuatan itu. Perbuatan Adam ialah pelanggaran, dosa pertama dalam firdaus,
yang telah mencelakakan seluruh keturunannya (ayat 12-14). Sebaliknya,
perbuatan Kristus (yang memperlihatkan rahmat Allah) ialah penganugerahan
karunia (bandingkan terjemahan LAI dalam 16b).
Sesungguhnya, perbandingan ini tidak berjalan sesuai dengan logika manusia.
Sebab, menurut penalaran yang wajar, lawan 'pelanggaran' ialah 'ketaatan'.
Tetapi kalau di sini 'karunia' menggantikan 'ketaatan' menjadi lawan
'pelanggaran', hal itu memang bermakna. Sebab dalam berbuat pelanggaran,
manusia memang aktif (pelaku). Tetapi karunia Allah tidak dapat dikerjakan atau
dihasilkan oleh manusia; ia hanya dapat menerimanya.
Lalu sebab membuka kalimat yang menjelaskan lebih lanjut
perbedaan antara 'pelanggaran Adam'
dan penganugerahan karunia oleh Kristus. Dalam ayat 15 ini perbedaan tersebut
dipandang dari sudut efektivitas atau keampuhan perbuatan masing-masing. Jauh
lebih besar keampuhan perbuatan Kristus. Kita dapat bertanya: di mana letaknya
'yang lebih besar' itu? Bukan dalam luasnya dampak perbuatan itu. Sebab, perbuatan
Adam dan
perbuatan Kristus membawa akibat yang sama-sama meliputi seluruh umat manusia.
Kelebihan perbuatan Kristus dinyatakan oleh kata kerja 'berlimpah' (lihat
catatan 4 di bawah). Rahmat Allah di dalam Kristus jauh lebih kuat daripada
dosa dan maut, sehingga mengatasi seluruh perlawanan. Rahmat itu bagaikan
sungai besar, yaitu sungai kehidupan, yang mengalir ke (demikianlah memang arti
kata depan Yunani eis) seluruh umat manusia ('yang banyak') untuk
membersihkannya dari akibat-akibat dosa (ayat 12). Dosa dan maut seakan-akan
dihanyutkan oleh sungai itu.
Kita menambahkan beberapa catatan.
(1) Dalam naskah Yunani 'satu orang' memakai kata sandang: tau henos, harfiah:
yang satu. Artinya, bukan sembarang orang, melainkan 'yang satu itu',
yaitu Adam,
cikal bakal umat manusia, dan Kristus, perintis umat manusia yang baru.
(2) LAI menggabungkan hê dôrea en khariti menjadi
satu perkataan: 'karunia-Nya'. Agaknya lebih tepat kalau en
khariti dst.
diterjemahkan: 'oleh anugerah manusia yang satu itu, yakni Yesus Kristus'.
Bandingkan rumus 'anugerah Yesus Kristus' dalam 1 Korintus 16:23 dll.
(3) LAI menjadikan 'Allah' sebagai subyek eperisseusen (berlimpah),
sehingga terjemahannya menjadi 'dilimpahkan-Nya'. Sebaliknya, dalam kalimat
Yunani 'karunia' dst. yang menjadi subyek. Karunia itulah yang berlimpah,
bagaikan sungai yang menghanyutkan dosa dan maut.
(4) eperisseusen,
'berlimpah', memakai bentuk aoristus, sehingga menunjukkan peristiwa masa
lampau. Mengingat tambahan 'oleh anugerah Yesus Kristus' (catatan 1), kita
harus menghubungkan 'berlimpah' itu dengan peristiwa-peristiwa yang telah
memuncak dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Kematian dan kebangkitan
itulah yang mencetuskan kasih karunia dan karunia yang begitu besar.
Bagian kedua perbandingan ini menyimpang dari jalan pikiran yang berlaku dalam
lingkungan agama Yahudi. Sebab bukan ketaatan (perbuatan amal) manusia yang
taat yang 'lebih besar' (lebih besar dampaknya) daripada pelanggaran Adam,
melainkan kasih karunia Allah. Jalan pikiran itu kita temukan dalam salah satu
karangan Yahudi dari zaman sesudahRabbi Saul,
'Kalau engkau ingin mengenal upah orang benar di masa depan, pergilah
mengenalnya dari nasib manusia pertama. [ ... ] Manusia pertama itu disuruh
memelihara hanya satu perintah, tetapi ia melanggarnya. Alangkah banyaknya
kematian yang menjadi hukuman atas dia dan atas keturunannya dan keturunan dari
keturunannya hingga akhir keturunannya! Lalu bagaimana? Ukuran mana yang besar,
ukuran rahmat ilahi atau ukuran hukuman? Katakanlah: ukuran rahmat. [ ... ]
Maka bilamana menurut ukuran hukuman, yang lebih kecil, sekian banyak kematian
yang menjadi hukuman atas keturunannya [ ... ], lebih-lebih orang yang
menghindari makanan persembahan korban yang terlarang, dan yang berpuasa pada
Hari Raya Pendamaian, memperoleh jasa amal bagi dirinya dan bagi keturunannya
dan bagi keturunan dari keturunannya hingga akhir keturunannya' (Siphra
Leviticus [Imamat] 5:17, dikutip dalam komentar Strack-Billerbeck, III, 230).
Di sini lawan 'pelanggaran' memang 'ketaatan'. Rahmat Tuhan benar-benar dipuji.
Tetapi yang menjadi subyek (pelaku) tetaplah manusia.
5:16 LAI TB, Dan kasih karunia tidak
berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu
telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak
pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
KJV, And
not as it was by one that sinned, so is the gift: for the judgment was by one
to condemnation, but the free gift is of many offences unto justification.
5:16 και ουχ ως δι ενος αμαρτησαντος το δωρημα το μεν γαρ κριμα εξ ενος εις
κατακριμα το δε χαρισμα εκ πολλων παραπτωματων εις δικαιωμα
Translit
interlinear, kai {lalu} oukh {tidak} hôs {seperti} di
{karena} henos {satu (orang)} hamartêsantos {berdosa} to dôrêma {pemberian/
anugerah} to men {(di satu pihak)} gar {sebab} krima {penghakiman/ vonis} ex
{karena} henos {satu (pelanggaran)} eis {kedalam/ menuju ke / menghasilkan} katakrima
{hukuman} to de {di lain pihak} kharisma {karunia} ek {karena} pollôn
{banyak, adjective - genitive plural neuter} paraptômatôn
{pelanggaran2} eis {kepada/ menghasilkan} dikaiôma {pembebasan}
Terjemahan harfiah 16a berbunyi, 'Dan tidak seperti oleh satu (orang) yang
telah berdosalah pemberian'. Jelaslah kalimat perlu dilengkapkan; antara tanda
kurung persegi kita sebaiknya mengisi misalnya 'penghakiman' (dari 16b). Begitu
pula terjemahan harfiah bagian pertama 16b berbunyi, 'sebab penghakiman dari
satu (ex
henos)
telah ... '. Kita dapat melengkapkan kalimat dengan menambahkan 'pelanggaran'
atau 'manusia'. Krima berarti 'keputusan hakim', tetapi juga ' (pelaksanaan)
hukuman' , sedangkan katakrima adalah penghukuman. 'Mengakibatkan',
Yunani eis, menuju ke. Dikaioma biasanya
berarti 'tuntutan hukum' (Roma 1:32; 2:26), tapi di sini diterjemahkan
'pembenaran', 'pemyataan bahwa seseorang tidak bersalah', karena merupakan
pasangan 'penghukuman' (lain lagi dalam 17b).
Dalam ayat 16 Rabbi Saul merumuskan
perbedaan antara Adam dan
Kristus dari sudut pandangan lain, yaitu dari sudut akibat perbuatan
masing-masing. Akibat dosa
Adam yang tunggal itu ialah hukuman atas seluruh
keturunannya (bandingkan Kejadian 3:17). Hukuman itu menyebabkan dosa berlimpah
terus, sehingga seluruh umat manusia ikut terlibat dalam kesalahan dan
menghadapi penghukuman dalam hukuman terakhir Sebaliknya, karunia Kristus, yang
notabene harus bertolak dari (ex) kesalahan seluruh umat manusia (banyak
pelanggaran itu) menghasilkan pembenaran, sehingga penghukuman
dalam hukuman terakhir dihapuskan.
Dalam ayat ini tidak dikatakan bahwa karunia Allah 'jauh lebih besar lagi'.
Namun, hal itu juga yang hendak dikatakan Paulus, sama seperti dalam ayat 15
dan 17, sehingga LAI berani menerjemahkan, tidak berimbangan.
Soalnya, perkembangan yang bertolak dari satu pelanggaran dan yang lewat
hukuman menuju ke penghukuman atas seluruh umat manusia merupakan perkembangan
yang wajar. Sekali jalan itu ditempuh, manusia tidak usah berupaya lagi, sebab
tujuannya tercapai dengan sendirinya. Sebaliknya, karunia menghadapi tugas yang
jauh lebih sulit. Sebab karunia itu harus meniadakan kesalahan umat manusia
yang telah bertumpuk sepanjang abad menjadi banyak pelanggaran.
Perbedaan tersebut dapat kita jelaskan dengan memakai contoh dari kehidupan
sehari-hari. Kita semua tahu bahwa merusak sesuatu jauh lebih mudah daripada
memperbaiki atau memulihkannya. Lebih mudah bikin rusak suatu alat daripada
memperbaikinya; lebih mudah mencabut tanaman daripada menanamkannya lagi
sehingga kembali bertumbuh; lebih mudah merusak nama baik seseorang atau
hubungan baik antara dua orang daripada memulihkannya. Begitu juga jauh lebih
mudah merusak hubungan antara umat manusia dengan Tuhan Allahnya daripada
memulihkannya. Untuk merusaknya hanya perlu mendengarkan bisikan ular,
mengulurkan tangan, dan mengecap satu buah. Untuk memulihkannya perlu
meninggalkan kemuliaan surgawi, mengalami penderitaan yang tak terkatakan dan
kematian yang hina, serta pembangkitan oleh tangan Tuhan yang perkasa.
Untuk mengungkapkan perbedaan sifat antara perbuatan Adamdan
perbuatan Kristus itu, kita dapat juga memakai kiasan lain: dosa pertama
merupakan langkah pertama di jalan yang menurun. Mudah saja berjalan kaki atau
naik sepeda di jalan yang menurun; demikian juga sesudah Adam perluasan
kuasa dosa agaknya tidak menemukan kesulitan (Kejadian pasal 4-5). Sebaliknya,
anugerah Tuhan yang memulihkan hubungan antara Tuhan dengan manusia seolah
harus lewat jalan yang menanjak, dan berjalan di atas jalan yang menanjak
berat.
Akhirnya kita mencatat sekali lagi (bandingkan ayat 15) bahwa penalaran Rabbi
Saul tidak sesuai dengan logika manusia. Wajarlah
perkara hukum yang dicetuskan oleh pelanggaran berakhir dengan (peng)hukuman.
Tetapi bahwa banyak pelanggaran menghasilkan pembenaran (pernyataan tidak
bersalah), hal itu menurut ukuran manusia jauh lebih sulit, bahkan sama sekali
tidak wajar, dan luar biasa.
5:17 LAI TB, Sebab, jika oleh dosa satu
orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka,
yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup
dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
KJV, For
if by one man's offence death reigned by one; much more they which receive
abundance of grace and of the gift of righteousness shall reign in life by one,
Jesus Christ.)
TR, ει
γαρ τω του ενος παραπτωματι ο θανατος εβασιλευσεν δια του ενος πολλω μαλλον οι
την περισσειαν της χαριτος και της δωρεας της δικαιοσυνης λαμβανοντες εν ζωη
βασιλευσουσιν δια του ενος ιησου χριστου
Translit
interlinear, ei {jika} gar {sebab} tô tou henos {satu
(orang)} paraptômati {karena pelanggaran} ho thanatos {maut} ebasileusen {telah
berkuasa} dia {melalui} tou henos {satu (orang) itu} pollô mallon {dengan lebih
banyak (orang)} hoi {(orang2) yang} tên perisseian {kelimpahan} tês kharitos
{anugerah} kai {dan} tês dôreas {pemberian} tês dikaiosunês {status yg dibenarkan}
lambanontes {menerima} en {dalam} zôê {hidup (kekal)} basileusousin {akan
berkuasa} dia {melalui} tou henos {satu (orang)} iêsou {Yesus} khristou
{Kristus}
'Sebab' tidak menjelaskan 16b, tetapi mengaitkan ayat 17 dengan 15a dan
16a. LAI 'dosa' merupakan terjemahan paraptômati,
yang dalam ayat 15 dan 16 diterjemahkan 'pelanggaran'; sebaiknya di sini pun
terjemahan itulah yang dipakai. Ebasileusen (berkuasa)
merupakan bentuk aoristus, yang di sini dapat diterjemahkan 'telah mulai
berkuasa' (aoristus ingressivus). 'Kelimpahan' harus dihubungkan baik dengan
'kasih karunia' maupun dengan 'anugerah kebenaran': dua-duanya
berlimpah-limpah.
Dalam ayat 15 Rabbi Saul telah
berbicara tentang kelimpahan karunia. Dalam ayat 16 ia menyebutkan pembenaran
sebagai isi karunia yang berlimpah-limpah itu. Dalam ayat 17 kedua perkataan
kunci dari 15 dan 16 kembali dipakai, yaitu kelimpahan kasih karunia
dan anugerah kebenaran (= pembenaran dari ayat 16). Maka dalam ayat
ini ia seakan-akan menarik kesimpulan dari kedua ayat terdahulu itu. Yaitu ia
menggambarkan kemuliaan yang akan diwarisi mereka yang telah menerima karunia
dan anugerah kebenaran yang berlimpah-limpah itu.
Mendahului kesimpulan itu, Rabbi Saul mengulang
perkataannya dalam ayat 15, yaitu bahwa orang telah jatuh ke bawah kuasa maut.
Hanya, rumus di sini lain, karena mau dijadikan sejajar dengan rumus dalam 17b,
yang merupakan inti ayat ini. Akibat perbuatan Adam maut
itu telah mulai berkuasa. Lalu, sepanjang sejarah, maut menjadi' penguasa yang
lahm, yang bersama pembantunya, yaitu penyakit, kelaparan, dst., menganiaya
seluruh umat manusia. Dalam bahasa Yunani 'berkuasa' serumpun dengan 'raja' (basileus).
Maut 'telah menjadi basileus' . Oleh rakyat berbahasa
Yunani kaisar Romawi sering disebut dengan gelar basileus.
Dalam PB gelar itu sering dipakai dalam hubungan dengan Allah. Jadi, 'berkuasa'
bisa saja ditafsirkan sebagai: menjadi penguasa tertinggi di dunia, yang
kepadanya segala sesuatu makluk. Dalam hal seorang raja manusiawi yang lalim,
rakyat masih bisa mengelak dengan berpindah ke wilayah seorang raja lain.
Tetapi raja ini, yaitu maut, berkuasa di seluruh dunia, sehingga tidak mungkin
luput darinya. Kedudukan itu diperolehnya lantaran perbuatan 'yang satu',
leluhur kita yang menjadi penentu nasib seluruh keturunannya. Rabbi
Saul mengulangi lagi: oleh satu orang supaya
jelaslah perbandingan dengan satu orang yang lain itu, yaitu
Yesus Kristus.
Lalu sekali lagi Rabbi Saul mengadakan
perbandingan dengan berkata 'lebih-Iebih'. Maka, sama seperti dalam ayat 15 dan
16, kita bertanya: dimana letaknya kelebihan itu? Agaknya bukan dalam kepastian
(LAI lebih benar) yang lebih besar. Apa yang lebih pasti daripada kenyataan
bahwa maut berkuasa dalam dunia ini? Sesuai dengan LAI TB ('lebih besar') kita
harus mencari kelebihan itu dalam besarnya kemuliaan yang akan diperoleh
melalui (dia)
Kristus yang telah menjadi 'yang satu' bagi kita sebagai ganti Adam.
Melalui Dia kita telah memperoleh kelimpahan kasih karunia (bandingkan ayat 15)
dan anugerah kebenaran (ayat 16). Dengan demikian hukuman atas dosa tidak
berlaku lagi dan juga upah dosa, yaitu maut (Roma 6:.23), dihapuskan. Maut
tidak berkuasa lagi, jadi kita akan hidup. Tetapi Itu belum cukup. Sekali lagi
besarnya kasih karunia Allah mematahkan kerangka penalaran manusiawi: Paulus
tidak berkata bahwa 'kehidupan akan berkuasa', tetapi bahwa mereka yang
telah menerima kelimpahan ... akan hidup dan berkuasa.
'Hidup dan berkuasa' Yunaninya en
zôê basileusousin, harfiah 'akan menjadi raja dalam
kehidupan'. Bentuk kata kerja, yang memakai kala mendatang, menunjukkan kepada
kita arti 'kehidupan' itu, yaitu kehidupan kekal. Maka kita dapat menerjemahkan
pula, 'akan menjadi raja dalam kehidupan kekal'.
Bukankah itu yang dijanjikan Yesus kepada murid-murid-Nya? (Matius 19:28; bnd.
2 Timotius 2:12; Wahyu 5:10; 22:5). Hanya, agar kita tidak menyalahgunakan
perkataan yang indah ini, perlu kita perhatikan tiga hal.
Pertama, 'berkuasa' di sini memakai bentuk kala mendatang. Kedudukan luhur itu,
yang keluhurannya malah melebihi kuasa maut sekarang, merupakan janji. Kita,
gereja Kristen, belum dapat menuntut kuasa' sebagai raja di bumi' (Wahyu. 5:
10). Di dunia ini kita turut memiliki 'rupa seorang hamba' yang telah diterima
Kristus (Filipi 2:7).
Kedua, kedudukan itu kita peroleh oleh ... Yesus Kristus. Kedudukan
itu merupakan pemberian, sehingga kita tidak boleh berbangga ('bermegah')
karenanya. Ketiga, kita memperolehnya karena telah menerima ...
anugerah kebenaran. Anugerah kebenaran itu adalah pembenaran orang berdosa,
bahkan yang telah melakukan 'banyak pelanggaran' (ayat 17). Kenyataan' itu pun
seharusnya mencegah kita bersombong karena status kita sebagai orang Kristen.
Semuanya hanya merupakan hasil rahmat Tuhan, tidak ada yang dari kita sendiri.
Kesimpulan Roma 5:15-17 dan Pendahuluan Roma 5:18-21
(1) Dalam ayat 15-17 Rabbi Saul telah
menjelaskan ketidaksamaan antara Kristus dan Adam. Ia telah menegaskan bahwa
memang ada satu kesamaan, yaitu kedudukan masing-masing sebagai 'yang satu'
berhadapan dengan umat manusia, yang nasibnya ditentukannya. Namun, dalam semua
hal yang lain keduanya tidak sama. Setelah ketidaksamaan itu jelas, baru
perbandingan antara keduanya dilanjutkan. Perbandingan itu dimuat dalam tiga
kalimat yang memakai kerangka sama seperti ... demikian pula (ayat
18, 19,21).
(2) Kita telah melihat bahwa penalaran Rabbi Saul tidak
sesuai dengan logika kita. Kepincangan itu tidak berarti bahwa pikiran Rabbi
Saul kacau, tetapi bahwa kelimpahan kasih karunia Tuhan
mematahkan seluruh pikiran manusia. Justru kelimpahan kasih karunia itulah yang
merupakan amanat Injil Yesus Kristus.
5:18 LAI TB, Sebab itu, sama seperti
oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
KJV, Therefore
as by the offence of one judgment came upon all men to condemnation; even so by
the righteousness of one the free gift came upon all men unto justification of
life.
TR, αρα
ουν ως δι ενος παραπτωματος εις παντας ανθρωπους εις κατακριμα ουτως και δι
ενος δικαιωματος εις παντας ανθρωπους εις δικαιωσιν ζωης
Translit
interlinear, ara oun {sebab itu} hôs {seperti} di {karena/
melalui} henos {satu} paraptômatos {pelanggaran} eis {kepada} pantas
{semua, adjective - accusative plural masculine} anthrôpous
{manusia} eis {ke dalam} katakrima {hukuman} houtôs {demikian} kai {pula} di
{karena/ melalui} henos {satu} dikaiômatos {perbuatan yg benar} eis
{kepada} pantas
{semua, adjective - accusative plural masculine} anthrôpous
{manusia} eis {ke dalam (menghasilkan)} dikaiôsin {pembebasan} zôês {untuk
hidup (kekal)}
'Sebab itu' Yunani ara oun, 'maka', 'jadi'
(bandingkan Roma 7:3,25 dll.). Dilihat dari sudut tata bahasa henos (satu)
dapat dihubungkan dengan pelanggaran/ perbuatan kebenaran (LAI) atau
dilengkapkan dengan 'orang' (KB); melihat keseluruhan perikop ini agaknya yang
kedua yang tepat, 'oleh pelanggaran satu orang'. Dikaiômatos di
sini berarti 'perbuatan yang benar', karena di sini sejajar dengan 'ketaatan'
dalarn ayat 19 (bnd. ayat 16). Dalarn eis dikaiosin zoes (harfiah: 'menuju ke
pembenaran kehidupan'), bentuk genitivus zoes agaknya
mengungkapkan hasil 'pembenaran' itu (LAI 'untuk hidup'). 'Semua' di sini
pantas, bukan hoi polloi sebagaimana dalam
ayat 15 dan 19. Perlu dicatat bahwa ayat ini padat, seperti halnya 15a dan 16a;
tidak ada kata kerja. Bunyi harfiah 18a, 'Jadi, sarna seperti oleh pelanggaran
satu orang menuju ke semua orang menuju ke penghukuman'; susunan bagian kedua
sejajar dengan itu.
Terjemahan sebab itu dapat menyesatkan, karena ayat 18
bukanlah penjelasan tentang ayat atau ayat-ayat terdahulu. Sebaliknya, ayat 18
melanjutkan perbandingan dalam ayat 14c, yang untuk sementara waktu dihentikan
sebab ketidaksamaan antara Adam dan Kristus hendak ditegaskan lebih dulu.
Maka kini Rabbi Saul menunjukkan
kesamaan antara Adam dan Kristus, meski sesungguhnya di sini juga kesamaan itu
bersifat negatif. Oleh pelanggaran leluhur yang satu itu, semua orang
beroleh penghukuman. Akibat -akibat pelanggaran itu telah digambarkan dalam
ayat 12-17: dosa merajalela, maut berkuasa. Gambaran lebih rinci kita temukan
dalam Roma 1: 18-3:20. Di sini secara singkat-padat dikatakan 'penghukuman',
hukuman terakhir, sebagai puncak dan titik akhir jalan yang telah ditempuh
manusia di dalam leluhurnya Adam.
Begitu pula, perbuatan Kristus membawa akibat yang meliputi seluruh umat
manusia. Perbuatan itu di sini disebut perbuatan kebenaran.
Artinya, Kristus telah melakukan kehendak Tuhan dengan sempurna (ayat 19),
sehingga Dia 'benar' di mata Allah. Dengan demikian diperoleh-Nya 'pembenaran'
untuk 'yang banyak', yang di sini juga (bnd. 15) boleh diterjemahkan semua
orang. Perbuatan kebenaran itu membawa hasil lebih besar lagi. Sebab
manusia beroleh kehidupan karenanya. Kehidupan itu mencakup segala sesuatu yang
bertentangan dengan 'maut': kebahagiaan (yang telah dimiliki orang percaya
sekarang ini), kedekatan dengan Tuhan (yang telah kita rasakan sekarang, dan
yang akan kita rasakan benar-benar dalam dunia yang akan datang), dan keadaan
tidak dapat mati (yang masih merupakan janji).
Tinggal satu catatan, yaitu mengenai kata-kata semua orang itu.
Bahwa semua orang kena getah perbuatan Adam dan terlibat di dalamnya, hal itu
kiranya tidak perlu dijelaskan. Apa yang dikatakan dalam ayat 12, yaitu
bahwa maut telah menjalar kepada semua orang, merupakan kenyataan
di depan mata kita. Tetapi kalau dikatakan bahwa semua orang beroleh
kebenaran untuk hidup, bagaimana perkataan itu harus kita artikan?
Sebaiknya nas ini tidak kita kupas secara rasional. Di dalamnya kita lihat
pernyataan luasnya kasih Allah dan besarnya kuasa Kristus. Memang, Kristus
adalah pengganti Adam, sebagai pelopor umat manusia; melalui kebangkitan-Nya
Dia menjadi 'buah sulung' umat manusia yang baru (1 Korintus 15:23). Tetapi
kita ingat pula akan kata-kata peringatan yang diucapkan Tuhan Yesus dan yang
tertulis dalam kitab-kitab Injil, serta akan perkataan Paulus sendiri dalam 2
Tesalonika 1:9. Begitu pula kita tidak lupa akan anjuran Paulus yang
terus-menerus supaya orang Kristen hidup sesuai dengan panggilan mereka, agar
mereka tidak kehilangan warisan yang telah mereka peroleh (bandingkan misalnya
1 Korintus 10: 1-14; Efesus 5: 1-6; dan juga Wahyu 2-3).
5:19 LAI TB, Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
KJV, For
as by one man's disobedience many were made sinners, so by the obedience of one
shall many be made righteous.
TR, ωσπερ
γαρ δια της παρακοης του ενος ανθρωπου αμαρτωλοι κατεσταθησαν οι πολλοι ουτως
και δια της υπακοης του ενος δικαιοι κατασταθησονται οι πολλοι
Translit
interlinear, hôsper {sama seperti} gar {sebab} dia
{karena} tês parakoês {ketidak-taatan} tou henos {dari satu} anthrôpou {orang}
hamartôloi {yang berdosa} katestathêsan {telah dijadikan} hoi
polloi {banyak (orang), adjective - nominative plural masculine} houtôs
{demikian} kai {juga} dia {karena} tês hupakoês {ketaatan} tou henos {dari satu
(orang)} dikaioi {menjadi benar} katastathêsontai {akan dijadikan} hoi
polloi {banyak (orang), adjective - nominative plural masculine}
'Jadi' sebaiknya diganti 'sebab' (gar),
karena ayat 19 ini tidak hanya mengulang ayat 18, tetapi merupakan juga
penjelasannya. 'Ketidaktaatan', Yunani parakoês,
harfiah: tidak-mau-dengar. 'Telah menjadi ... menjadi', Yunani katestathêsan (aoristus)
... katastathêsontai (kala
mendatang). Arti harfiah bentuk pasif kata kerja kathistanein itu 'ditempatkan
sebagai', 'dijadikan', tapi bentuk pasif ini biasanya diterjemahkan 'menjadi',
maka artinya tidak berbeda dengan 'ginesthai' . Dalam ayat ini muncul
kembali hoi polloi = 'yang banyak/semua', bandingkan
ayat 15 dan 18.
Ayat ini menjelaskan arti perbandingan dalam ayat 18. Tegasnya: ayat ini
menjelaskan bagaimana pelanggaran satu orang bisa menjerumuskan semua orang
sehingga 'beroleh penghukuman'. Juga bagaimana oleh perbuatan satu orang banyak orang
'beroleh pembenaran untuk hidup' .
Jawabnya, 'banyak orang' itu tidak dihukum karena dosa seorang lain, yaitu dosa
Adam. Sebaliknya, oleh dosa itu mereka sendirilah telah menjadi orang
berdosa. Hubungannya lebih jelas lagi kalau kita terjemahkan, 'mereka
dijadikan orang berdosa'. Begitu pula, orang tidak 'beroleh pembenaran untuk
hidup' hanya karena perbuatan seorang lain, yaitu perbuatan Kristus. Tetapi
oleh perbuatan Kristus itu mereka sendirilah akan menjadi orang benar di mata
Tuhan. Karena dipakai bentuk kala mendatang, kita dapat menafsirkan, 'mereka
akan ternyata benar dalam hukuman terakhir'. Tetapi dalam ayat 1 dan 9, status
orang benar itu dikaitkan dengan kehidupan orang percaya, sehingga di sini juga
kita dapat menghubungkannya dengan kehidupan kita sekarang.
Dengan demikian Rabbi Saul telah
menjelaskan lebih jauh arti kata-kata 'yang adalah gambaran Dia yang akan
datang' dalam ayat 14. Sebagaimana ada hubungan yang tersembunyi. namun sangat
erat, antara Adam dengan umatnya, begitu pula ada hubungan yang sangat akrab
antara Kristus dan umat-Nya. Sebagaimana umat manusia senasib dengan Adam,
begitu juga umat manusia yang baru senasib dengan Kristus.
Nas ini mengandung unsur lain lagi. Pelanggaran Adam (18) disebut ketidaktaatan.
Ketidaktaatan itu digambarkan dalam Kejadian 3, banding¬kan juga Roma 8: 7.
Sebaliknya, perbuatan kebenaran yang telah dilakukan Kristus ialah
ketaatan-Nya. Sebagaimana dikatakan-Nya sendiri, Kristus selalu melakukan
kehendak Bapa-Nya: Yohanes 4:34; 5:30 dll.; bandingkan Filipi 2:8. Khususnya
kematian-Nya merupakan bukti ketaatan itu (Matius 26:42).
Ketaatan itu adalah ketaatan kepada Allah, yang 'telah
menentukan Dia menjadi jalan pendamaian' (Roma 3:25; bandingkan 2 Korintus
5:19). Ketaatan itu begitu sempurna, sehingga bagi Paulus kasih Allah dan kasih
Kristus satu (bandinglam Roma 5:8 dengan Galatia 2:20). Dikatakan bahwa Allah
menyerahkan Kristus (Roma 4:25; 8:32), tapi juga bahwa Kristus menyerahkan diri
(Galatia 1:4). Paulus dapat memuji kasih karunia Allah atau kasih karunia
Kristus dalam hubungan yang sama saja (bandingkan Roma 1:5 dengan Galatia 1:
15; 2 Korintus 8:1 yang di dalamnya LAI mengabaikan tau theou dengan 2 Korintus
8:9). Maka dalam ketaatan Kristus nyatalah kesatuan Kristus dengan Allah,
sekaligus kesatuan Allah dengan Kristus.
5:20 LAI TB, Tetapi hukum Taurat
ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa
bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
KJV, Moreover
the law entered, that the offence might abound. But where sin abounded, grace
did much more abound:
TR, νομος
δε παρεισηλθεν ινα πλεοναση το παραπτωμα ου δε επλεονασεν η αμαρτια
υπερεπερισσευσεν η χαρις
Translit
interlinear, nomos {hukum taurat} de {tetapi} pareisêlthen
{telah masuk sebagai tambahan} hina {supaya} pleonasê {bertambah} to paraptôma
{pelanggaran2} hou {di mana} de {tetapi} epleonasen {bertambah} hê hamartia
{dosa} hupereperisseusen {lebih berlimpah2} hê kharis {anugerah}
LAI 'ditambahkan', Yunani pareisêlthen ,
harfiah: telah masuk lewat jalan samping (bentuk aoristus). Bandingkan eisêlthen dalam
ayat 12. Pareiserkhesthai selain di sini hanya dipakai dalam Galatia 2:20,
dengan arti 'menyusup masuk'. Tetapi dalam bahasa umum artinya bisa juga
positif. Bentuknya di sini aktif, sehingga hukum Taurat itu sendiri yang
menjadi pelaku, 'masuk campur tangan'. Dalam 20b juga dipakai dua kali bentuk
aoristus; jadi, Paulus tidak menyajikan kaidah umum, tetapi menggambarkan
perkembangan pada masa lampau.
Setelah membaca ayat-ayat terdahulu, seorang Yahudi dapat
saja bertanya: tetapi bagaimana peranan hukum Taurat? Bukankah hukum Taurat
diberikan agar menjadi pegangan bagi orang yang ingin hidup benar?
Dengan perkataan lain, bukankah hukum Taurat menyediakan kemungkinan mengatasi
akibat-akibat dosa, sehingga orang dapat mengatasi keadaan yang telah
diakibatkan oleh dosa Adam?
Menjawab pertanyaan seperti itu, Rabbi Saul kembali
ke ayat 12-13. Di situ telah dikatakannya bahwa dosa 'telah masuk'. Di sini
katanya: hukum Taurat 'telah masuk di samping/sesudah (dosa)'. LAI ditambahkan,
yang menunjukkan Allah sebagai pemberi hukum Taurat, tidak didukung bentuk kata
kerja Yunani, namun bukan tidak tepat, karena memang Taurat itu diberikan oleh
Tuhan. Hal itu ditegaskan lagi oleh supaya yang menyusul; masuknya hukum Taurat
bukan peristiwa kebetulan tetapi mengandung maksud tertentu. Maksud itu
diungkapkan dengan kata-kata supaya pelanggaran menjadi semakin banyak.
Melihat kata-kata ini, kita boleh saja merasa heran. Apakah Tuhan menghendaki
dosa bertambah banyak? Agaknya kehadiran hukum (undang-undang) justru
merangsang orang untuk melanggarnya (bandingkan Roma 7:7 dyb.). Tanpa hukum
mereka sampai tingkat tertentu masih polos; dengan adanya hukum mereka menjadi
lebih sadar, lebih licik. Lagi pula, kalau dosa menjadi pelanggaran yang sadar,
kesalahan pelakunya bertambah berat. Dalam hukum duniawi kita pun berlaku asas
seperti itu. Jadi, mungkin kita boleh mengatakan bahwa Tuhan menghadirkan hukum
Taurat supaya sifat dosa yang sebenarnya menjadi nyata.
Maka hukum Taurat tidak dapat menjadi jalan menuju ke kebenaran dan kehidupan
(bandingkan Roma 3:20). Itulah keyakinan orang-orang Yahudi. Rabbi
Saul menolak keyakinan itu, sebagaimana telah
dilakukannya dalam pasal 2 dan 3. Kita dapat menambahkan: seandainya hukum
Taurat memang diberikan supaya melalui pelaksanaannya kesalahan Adam
dipulihkan, tidak diperlukan karunia yang berlimpah-limpah, tidak diperlukan
seorang Kristus yang jaul, melebihi Adam, tidak berlaku lagi segala sesuatu
yang telah dikatakan dalam ayat 15 sampai dengan 17.
Kalau begitu, dapat saja timbul pertanyaan: apakah hukum Taurat itu diberikan
hanya dengan maksud mencelakakan manusia (bandingkan Roma 7:7)? Pertanyaan itu
dijawab tuntas dalam pasal 7. Tetapi di sini pun Rabbi Saul menegaskan
bahwa bertambahnya dosa bukanlah tujuan terakhir kehadiran hukum Taurat. Tujuan
terakhir itu akan dijelaskan dalam ayat 21, tetapi di sini sudah ada
petunjuk. Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah.
Kita dapat menafsirkan kata-kata itu sebagai berikut, 'Makin banyak dosa, makin
berlimpah anugerah'. Tetapi tafsiran ini masih bersifat umum, tidak benar-benar
kena dengan maksud Paulus. Sebab: di mana dosa bertambah banyak? Dalam
lingkungan yang telah menerima hukum Taurat, yakni dalam lingkungan umat
Israel. Menurut kesaksian nabi-nabi Perjanjian Lama, di Israel terdapat dosa
yang malah tidak terdapat di kalangan bangsa-bangsa kafir (Yeremia 2: 11).
Mungkin kita orang Kristen harus menambahkan: justru di kalangan bangsa-bangsa
Kristen kadang-kadang berlangsung kejahatan yang paling keji, yang paling
massal dan brutal. Dosa itu memuncak dalam penolakan dan pembunuhan Yesus, oleh
mereka yang mengaku paling setia kepada hukum Taurat (orang Yahudi) dan oleh
mereka yang paling membanggakan sistem hukumnya (orang Romawi). Tetapi justru
berhadapan perbuatan itu, di kayu salib, 'kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah' .
Sulit untuk menjelaskan bagaimana justru oleh bertambahnya dosa kasih karunia
berlimpah-limpah, karena di sini kita menghadapi rahasia kasih Allah. Tetapi
mungkin boleh juga kita mengambil perumpamaan dari lingkungan manusia. Di situ
juga berlaku bahwa kesetiaan seseorang dinilai lebih besar kalau pihak lain
bertindak tidak layak. Kesetiaan pada istri atau suami teladan tidak sulit.
Tetap setia kalau isteri atau suami itu bertindak buruk jauh lebih sulit
danjauh lebih besar. Kesetiaan Tuhan memuncak pada saat kejahatan manusia
memuncak, yaitu di dalam kematian Yesus Kristus. Sebab justru kematian itulah
yang mencetuskan anugerah yang berlimpah-limpah.
Perkataan Yunani yang dipakai di sini (huper-perisseuein)
mengungkapkan kelimpahan itu. Sebab perisseuein sendiri berarti
'berlimpah'; huper (bnd.
Latin/Inggris super) menunjukkan tingkat kelimpahan yang lebih
tinggi lagi. Di dalamnya kembali menjadi nyata apa yang diungkapkan pula oleh
kata-kata 'jauh lebih' dalam ayat 15 dan 17.
5:21 LAI TB, supaya, sama seperti dosa
berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran
untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
KJV, That
as sin hath reigned unto death, even so might grace reign through righteousness
unto eternal life by Jesus Christ our Lord.
TR, ινα
ωσπερ εβασιλευσεν η αμαρτια εν τω θανατω ουτως και η χαρις βασιλευση δια
δικαιοσυνης εις ζωην αιωνιον δια ιησου χριστου του κυριου ημων
Translit
interlinear, hina {supaya} hôsper {sama seperti}
ebasileusen {berkuasa} hê hamartia {dosa} en {ke dalam} tô thanatô {manut}
houtôs {demikian} kai {juga} hê kharis {karunia/ anugerah} basileusê {berkuasa}
dia {karena} dikaiosunês {pembenaran} eis {ke dalam} zôên {hidup} aiônion
{kekal} dia {melalui} iêsou {Yesus} khristou {Kristus} tou kuriou {Tuhan} hêmôn
{kita}
Dalam 21a 'berkuasa', Yunani ebasileusen ,
memakai bentuk aoristus: telah berkuasa; dalam 21b dipakai bentuk kala
mendatang basileusê. Mengenai 'dosa' lihat catatan pada 3:9.
'Dalam alam maut' merupakan terjemahan en tô thanatô,
harfiah 'di dalam maut'; ternyata LAI memilih en =
'dalam lingkungan (kekuasaan)'. Ada pula kemungkinan lain, yaitu en =
'oleh', 'melalui' (instrumental).
Berkuasa berarti 'memiliki kuasa tertinggi' (tafsiran ayat 17).
Dalam ayat 14 dan 17 dikatakan bahwa yang berkuasa ialah maut. Di sini temyata
ada kuasa di belakang maut, yaitu dosa. Dosa itulah yang telah
memasukkan maut ke dalam alam dunia (ayat 12), yaitu maut jasmani dan maut
kekal. Dosa itu pun yang berkuasa dengan menggunakan maut sebagai alatnya. Di
dalam maut, oleh maut, dosa menyatakan kekua¬saannya atas umat manusia dan atas
seluruh makhluk.
Di sini kita mencatat dua hal. Pertama, kata-kata ini mengungkapkan kebenaran
yang paling dalam berkaitan dengan maut. Maut itu bukan kenyataan wajar, yang
dari semula merupakan unsur yang tak terpisahkan dari ciptaan. Sebaliknya, maut
itu 'upah dosa' (Roma 6:23; bandingkan Kejadian 3:19). Kedua, kata kerja
'berkuasa' memakai bentuk kala lampau. Bukan karena dosa dan maut kini sudah
tidak hadir lagi dalam dunia kita ini, melainkan karena pada asasnya keduanya
telah dikalahkan oleh Kristus (1 Korintus 15 :57, sesudah 54-56). Berkat karya-Nya,
kasih karunia begitu berlimpah-limpah (ayat 20), sehingga dosa dan maut itu
ditelan, kuasanya ditiadakan, dan kasih karunia berkuasa sebagai gantinya.
Kuasa kasih karunia itu akan didirikan tuntas pada zaman akhir (bentuk kala
mendatang: akan berkuasa).
Hubungan antara kasih karunia, oleh kebenaran, dan hidup yang kekal akan
menjadi lebih jelas kalau kita ingat bahwa yang menjadi 'basileus' , Penguasa
tertinggi itu Allah sendiri. Kalau dikatakan kasih karunia akan
berkuasa, yang dimaksud ialah Allah sendiri, yang berkuasa dengan
melimpahkan kasih karunia. Kasih karunia itu dilimpahkan-Nya oleh kebenaran.
Mengingat isi ayat 16-19, kita sebaiknya mengartikan, 'dengan memberi kita
karunia kebenaran'. Hasilnya ialah kita menerima hidup yang kekal.
Kita mendapat bagian dalam semua itu oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Di dalam Dia baik kasih karunia Allah maupun kebenaran-Nya dan hidup yang kekal
menyatakan diri, bahkan dalam Dia semua itu menjelma (bandingkan Yohanes 14:6).
Maka di dalam Dia kita beroleh semua itu. Di sini hal itu dinyatakan dengan
khidmat. Rumus khidmat itu sekaligus merupakan penutup bagian ini (bandingkan
5:1).
KESIMPULAN Roma
5:12-21
Ayat -ayat ini menggambarkan cara dan jangkauan pendamaian yang telah
dihasilkan oleh kematian Yesus Kristus (ayat 10-11). Caranya ialah oleh rahmat,
melalui pembenaran. Bukan dengan cara hukum Taurat. Jangkauannya seluas umat
manusia. Artinya, jangkauan itu tidak terbatas pada umat yang memiliki hukum
Taurat, yaitu umat Israel. Tetapi luasnya sama dengan jangkauan kuasa dosa.
Sebagaimana permusuhan dengan Allah meliputi seluruh umat manusia, begitu pula
halnya pendamaian, yang meniadakan permusuhan itu. Maka di sini isi Roma
1:18 - 3: 20 dikaitkan dengan isi Roma 3:20-5:11.
Rencana keselamatan Allah menjadi jelas. Dosa diatasi oleh rahmat yang
berlimpah-limpah.
Sumber :
- Dr. Thomas van den End, Surat Roma, BPK, 1995, p 274- 295
- Cranfield, CEB, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle of
Romans, the International Critical Commentary, T&T Clark Limited, Edidburg,
1974.