PENTINGNYA PENGAJARAN MENGENAI LUSIFER
BANYAK ORANG, sadar atau tidak sadar,
berpikir bahwa belajar mengenal makhluk surgawi, khususnya mengenai Lusifer,
dianggap sebagai hal yang sia-sia. Mereka menganggap bahwa teologi Kristen
tanpa pengajaran mengenai makhluk surgawi tidak akan terpengaruhi secara
signifikan. Sebenarnya mereka juga setuju kalau doktrin mengenai makhluk
surgawi, khususnya mengenai Lusifer dan malaikat (angelologi) dihapus dari
pengajaran dalam buku teologi Kristen, karena dianggap tidak bersifat dogmatis,
tetapi lebih bersifat mistis. Dan memang faktanya di beberapa buku tebal sistematika
teologi, hal Lusifer dan malaikat tidak memiliki tempat yang memadai, bahkan
tidak dicantumkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa mereka menganggap
pengajaran mengenai makhluk surgawi bukan hal yang penting untuk digali dan
dipelajari.
Harus diakui bahwa banyak orang Kristen
melupakan pengajaran mengenai makhluk surgawi. Mereka menganggap pengajaran
mengenai makhluk surgawi tidak membawa pertumbuhan iman. Menurut mereka,
mengenal makhluk surgawi atau tidak mengenal adalah sama saja; memahami makhluk
surgawi tidak menambah iman dan jika tidak pun maka hal itu juga tidak
mengurangi iman. Padahal iman
Kristiani harus dibangun secara komprehensif dari semua kebenaran yang tersedia
di dalam Alkitab, juga termasuk mengenai makhluk surgawi.
Pandangan yang mengatakan belajar mengenai
makhluk surgawi tidak perlu adalah pandangan yang keliru. Mengenal siapa dan
bagaimana makhluk surgawi bukan sesuatu yang sia-sia, sebab mengenal makhluk
surgawi juga akan membawa orang percaya kepada pemahaman siapakah Allah itu dan
bagaimana hakikatNya. Belajar mengenal makhluk surgawi bukan demi makhluk
surgawi itu sendiri, tetapi demi Dia yang menciptakannya. Dia yang menciptakan
adalah Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Mengenal Allah Bapa dan Allah Anak
dari segala aspek, termasuk relasinya dengan makhluk surgawi adalah hal mutlak
yang sangat penting. Sebagai anak-anak Allah,
orang percaya harus memahami dengan lengkap
dan utuh semua yang dikemukakan dalam Alkitab, di dalamnya termasuk pengajaran
mengenai makhluk surgawi, terutama mengenai Lusifer.
Dengan memahami realitas Lusifer, orang
percaya akan dapat memahami secara lengkap dan utuh hal soteriologi.
Soteriologi tidak dapat dipisahkan dari pengajaran mengenai Lusifer. Justru
keselamatan diadakan karena oknum satu ini. Lusifer adalah oknum yang ikut
mengukir sejarah di surga dan di bumi. Di surga ia memberontak terhadap Allah,
di bumi ia membujuk Adam untuk melanggar kehendak Allah dan menjatuhkannya.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa ia adalah pembunuh sejak semula. Tanpa ada
pembunuhan, maka tidak perlu ada keselamatan.
Ketika seseorang belajar mengenai realitas
malaikat dan Lusifer, maka akan terbangun kekaguman terhadap Allah yang
Mahadahsyat dan perasaan takut yang kudus dan proporsional terhadap-Nya. Tetapi
lebih dari itu, ketika mengenal bagaimana asal muasal dari Setan atau Iblis
yang adalah makhluk surgawi, maka kita dapat menemukan kebenaran yang berkaitan
dengan rencana penyelamatan umat manusia. Mengapa Allah menciptakan manusia dan
apakah keselamatan itu?
Dari pemahaman kita mengenai Lusifer, maka
kita dapat mengerti panggilan utama kita sebagai orang percaya untuk menjadi
corpus delicti. Corpus delicti adalah
fakta yang membuktikan bahwa suatu kesalahan atau kejahatan telah dilakukan.
Allah tidak bisa menghukum oknum belum terbukti berbuat suatu kesalahan.
Lusifer yang jatuh, tidak akan terbukti bersalah sebelum ada pembuktiannya.
Manusia diciptakan untuk mengalahkan Iblis dengan menjadi corpus delicti. Di
sini manusia menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk mengakhiri sepak terjang
Lusifer. Kekristenan adalah proses menjadi manusia yang berkualitas corpus
delicti, artinya berkualitas seperti Tuhan Yesus, yang memiliki penghormatan
secara pantas kepada Bapa di surga. Sehingga Bapa bukan hanya menunjuk kepada
Tuhan Yesus sebagai Anak yang berkenan, tetapi juga kepada setiap orang
percaya, yaitu mereka yang dapat menjadi corpus delicti.
Banyak teolog Kristen yang menganggap bahwa
pengajaran mengenai makhluk surgawi ini pengajaran yang tersulit untuk
dipahami. Tidak heran, karena hampir tidak ada buku yang menulis mengenai oknum
ini. Walau mempelajari mengenai makhluk surgawi bukan sesuatu yang mudah,
tetapi kita harus menggali Alkitab dengan tekun. Tentu penggaliannya harus
berdasarkan teks Alkitab, bukan berdasarkan kesaksian-kesaksian pribadi yang
subyektif dan kadang memuat kebohongan terselubung.
Ada buku-buku yang ditulis mengenai makhluk
surgawi, khususnya mengenai malaikat dan Lusifer, tetapi tidak dibangun di atas
dasar teks Alkitab. Mereka tidak melakukan penggalian yang memadai terhadap
Alkitab. Penulis-penulis tersebut tidak bertanggung jawab, sebab tidak memberikan
landasan berpikir yang berbasis pada Alkitab. Biasanya hanya berbasis pada
kesaksian pribadi dari pengalaman subyektifnya. Padahal kesaksian pribadi tidak
bisa menjadi landasan iman secara umum atau untuk semua orang. Ada kesan
tulisan-tulisan tersebut menyiratkan ketidakjujuran dengan mengemukakan hal
yang bersifat subyektif dan kadang dilebih-lebihkan.
Dengan belajar mengenal makhluk surgawi
berdasarkan Alkitab, orang percaya dapat memahami siapakah mereka itu, yaitu
malaikat dan Lusifer serta sepak terjangnya. Dari sepak terjang Lusifer, orang
percaya dapat menimba kebenaran yang sangat mahal. Sepak terjang Lusifer adalah
gambaran kejahatan yang harus dijauhkan dari kehidupan orang percaya. Dengan
mempelajari sepak terjang Lusifer, maka kita dapat mengenal bagaimana musuh
tersebut beroperasi. Harus diketahui bahwa salah satu penyebab kekalahan dalam
peperangan adalah tidak mengenal siapa dan bagaimana musuhnya.