MENGENAL MALAIKAT
SEBELUM KITA membahas mengenai Lusifer,
baiklah terlebih dahulu kita membahas mengenai malaikat, sebab malaikat
termasuk golongan atau kelompok makhluk surgawi. Bagaimanapun tidak dapat
disangkal bahwa dari kitab Kejadian sampai Wahyu, Alkitab memuat juga oknum
malaikat ini. Dalam Perjanjian Lama kemunculannya sekitar 100-103 kali dan
dalam Perjanjian Baru lebih dari itu. Dalam seluruh Alkitab, kitab-kitab Yang
memuat mengenai malaikat ini berjumlah 34 kitab, 17 kitab di Perjanjian Lama
dan 17 kitab di Perjanjian Baru. Ini berarti dalam rentang waktu yang panjang,
seiring dengan kehadiran Allah yang dinyatakan dalam Alkitab, hadir pula oknum
ini. Bisa disimpulkan bahwa di mana Allah berkarya, maka oknum ini pun ikut
disertakan, sejak Zaman Adam dan Hawa (setelah kejatuhannya, malaikat mulai
muncul dalam Alkitab), sampai nanti pada akhir zaman. Dengan demikian jelaslah
bukan sesuatu yang tidak bernilai kalau orang Percaya belajar mengenalnya.
Dengan memahami realitas malaikat, maka
penghayatan dan kesadaran akan realitas Allah dan kehadiran-Nya akan membuat
seseorang memiliki batin yang lebih kuat. Selain itu juga merangsang pikiran
dan penghayatan orang percaya terhadap realitas yang tidak kelihatan di mata
kita. Tentu hal ini dampaknya sangat baik dalam hidup kita. Misalnya pada waktu
kita ada dalam bahaya, dan kita percaya Allah menyertai dan melindungi melalui
para malaikatnya, maka hati akan merasa lebih tenang.
Malaikat adalah salah satu dari realitas
kehidupan yang nyata atau riil. Malaikat bukan sebuah takhayul atau sebuah
fiksi yang dikarang oleh manusia. Alkitab jelas menyebut berulang-ulang
mengenai keberadaan malaikat tersebut. Apabila Alkitab berbicara mengenai
malaikat dengan jelas, maka orang percaya harus berani menerimanya sebagai
realitas, sebagaimana kita menerima realitas yang lain dalam kehidupan ini.
Kata malaikat dalam bahasa Ibrani adalah
malakh (11973), dalam teks Yunaninya diterjemahkan angelos (ayyekoq). Kata-kata
tersebut memiliki pengertian “pesuruh Allah” (Ing. Ambassador, angel,
messenger). Oknum-oknum ini dinamai sebagai “utusan”, sebab tugas
malaikat adalah sebagai utusan Allah. Mereka
diberi tugas oleh Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Mereka tidak
bertindak atas nama mereka sendiri atau memiliki agenda sendiri. Itulah
sebabnya mereka disebut sebagai pelayan-pelayan Allah (Mzm. 10320; Why. 22:9).
Malaikat sebagai pelayan-pelayan Allah, yang juga melayani anak-anak Allah,
yaitu orang-orang yang diselamatkan (Ibr. 1:14). Dalam sejarah Alkitab, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, terdapat tindakan-tindakan Allah yang
melindungi umat-Nya melalui para malaikat-Nya.
Malaikat adalah suatu pribadi atau oknum,
jadi mereka bukan hanya sekadar tenaga aktif. Malaikat juga memiliki keberadaan
rohani seperti manusia. Mereka memiliki kecerdasan, keinginan dan perasaan. Hal
ini bisa dibuktikan dengan kenyataan adanya kejatuhan malaikati malaikat. Allah
tidak merancang mereka memberontak atau jatuh, tetapi atas kehendak bebasnya
mereka memilih memberontak. Malaikat jelas memiliki perasaan. Dalam Lukas 15:7
10 Tuhan Yesus mengatakan bahwa akan ada sukacita di surga karena satu orang
berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan
orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
Alkitab penuh dengan kisah mengenai perbuatan
malaikat ini dalam melaksanakan kehendak Allah, baik yang sudah dilakukan
maupun yang akan dilakukan. Yang akan dilakukan menunjuk pada tindakan Allah
melalui para malaikat yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Dalam tulisan ini
tidak semua sepak terjang para malaikat dikemukakan, tetapi hanya yang dianggap
penting saja Menjadi masalah yang harun dipecahkan: apakah malaika diciptakan
Tuhan dan bilamana malaikat diciptakan Tuhan? Menjawab pertanyaan di atas ini
kita harus mencari landasan dari Alkitab yang adalah satu-satunya landasan dan
sumber kebenaran. Dalam Kalou 1:16 Alkitab menyatakan: ". .. karena di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang tidak
kelihatan, bad: singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Perhatikan kalium “di dalam
Dialah diciptakan segala suatu yang ada di surga”. Kata “Dia” dalam ayat
tersebut menunjuk kepada pribadi Allah Anak. Dengan pernyataan ini jelas bahwa
malaikat yang adalah mahluk surgawi diciptakan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 1:3).
Tuhan Yesus bukan hanya menciptakan langit dan bumi bersama dengan Bapa, tetapi
juga menciptakan malaikat.
Jadi sangatlah jelas, bahwa malaikat bukanlah
makhluk yang ada dengan sendirinya Malaikat termasuk makhluk yang diciptakan
oleh Allah (Kol. 1:16; Yoh. 1:3). Jika malaikat adalah makhluk ciptaan. berarti
hal ini menegaskan bahwa malaikat tidak boleh disembah. Dalam beberapa kisah di
Alkitab ditunjukkan adanya malaikat-malaikat yang menolak disembah dan
menyatakan bahwa mereka sama seperti kita. yaitu hamba yang melayani Allah
(Why. 19: 10). Namun demikian perlu dicatat bahwa di Alkitab kita dapat
menemukan pula adanya malaikat yang tidak menolak disembah. Malaikat tersebut
sebenarnya personifikasi dari penampakan Allah sendiri; Allah Anak atau Tuhan
Yesus Kristus. Bapa tidak pernah kelihatan. tetapi Allah Anak yang
menyatakan-Nya.
Di Perjanjian Lama malaikat yang sering
menampakkan diri kepada tokoh-tokoh iman sebenarn a adalah Allah Anak atau
Tuhan Yesus sendiri. Cirinya adalah Ia berbicara atas nama-Nya sendiri dan
tidak menolak disembah. Terkait dengan hal ini harus diingat bahwa Tuhan Yesus
adalah Pribadi yang menciptakan langit dan bumi (Yoh. 1:1-3) dan yang
memerintah dunia sebelum Ia datang sebagai manusia (Mik. 5:1-2).
Dalam Kejadian 16:13-16 dikisahkan mengenai
Hagar yang bertemu dengan Malaikat. Malaikat tersebut berbicara atas nama-Nya
sendiri, bukan atas nama Allah: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu,
sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya, Alkitab
mengatakan: Kemudian Hagar menamakan Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu
dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat
Dia yang telah melihat aku?” (Kej. 16:13). Ternyata Malaikat tersebut adalah
Tuhan sendiri. Di beberapa bagian lain dalam Alkitab kita menemukan sosok ini
yang sebenarnya bukan malaikat pesuruh atau utusan, tetapi Tuhan sendiri (Kej.
22:11-15; 31:11; Hak. 6:12-16 dan banyak lagi). Rupanya Alkitab mencatat
penampakan makhluk surgawi selalu sebagai malaikat, walaupun dalam beberapa
kasus akhirnya diketahui bahwa malaikat itu adalah Tuhan sendiri.
Malaikat bukan ada dengan sendirinya, tetapi
eksis oleh tangan Yang tidak kelihatan, yaitu Sang Pencipta alam semesta dan
segala isinya. Bila malaikat ada tanpa diciptakan, maka Allah tidak dapat
mensubordinasinya, bisa-bisa malaikat dapat disejajarkan dengan Allah sendiri.
Oleh sebab malaikat adalah makhluk ciptaan, maka malaikat harus tunduk kepada
Tuhan dan mengabdi kepada-Nya dal] tidak berhak menerima penyembahan. Manusia
tidak diperkenankan menyembah malaikat.
Adapun mengenai kapan malaikat diciptakan
Tuhan, Alkitab tidak memberitahukan secara jelas, Tetapi yang pasti malaikat
diciptakan sebelum manusia diciptakan, bahkan sebelum dunia diciptakan,
Diinformasikan dalam Ayub 38: 7 bahwa
malaikat-malaikat-Nya ikut hadir pada waktu penciptaan. Malaikat diciptakan
sebelum Allah menciptakan alam semesta kita dan manusia. Dalam penjelasan yang
ditulis dalam kitab Ayub 38:4-7 disinggung mengenai “'anak-anak Allah” yang
menyaksikan dan turut bersorak-sorai tatkala Tuhan meletakkan dasar bumi. (Di
manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau
mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau
mengetahuinya? Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
Atas apakah sendi-sendinya lantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?).
Anak-anak Allah dalam teks ini menunjuk kepada para malaikat. Sama seperti
anak-anak Allah dalam Ayub 1:6.
MALAIKAT ADALAH ANAK ALLAH
Kata “'anak-anak Allah” selain terdapat dalam
Ayub 38:7, juga terdapat dalam Ayub
l:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan dan di antara
mereka datanglah juga Iblis). Kata nak-anak Allah dalam Ayub l:6 sama
dengan kata anak-anak Allah dalam Ayub
38:7 (Ing. The son of God; Ibr.: bene haelohim D’U'Dgga 7) Anak-anak Allah di sini menunjuk kepada
malaikat-malaikat yang menjadi penghuni surga sekaligus pelayan-pelayan Allah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa malaikat sudah ada sebelum manusia
diciptakan oleh Tuhan. Malaikat sudah diciptakan sebelum ada perjalanan waktu
di bawah matahari kita ini. Dengan demikian secara usia, keberadaan malaikat
lebih tua dari manusia.
Selanjutnya, bahwa yang dimaksud anak-anak
Allah itu adalah malaikat, juga didasarkan pada Ibrani 12:9 tertulis:
Selanjutnya dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka
kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita
boleh hidup? Kata “Bapa segala roh” (Ing. Father of spirits. Yun. patri ton
pneumaton; narpi raw nvevpdtwv) menunjukkan bahwa Bapa adalah asal muasal
segala roh, tidak ada roh yang berasal dari sumber lain. Jadi, para malaikat
pun memiliki roh yang berasal dari Allah Bapa. Dengan demikian, maka malaikat
dapat juga disebut sebagai anak-anak Allah. Demikian pula dengan Lusifer. Dalam
hal ini perlu juga ditegaskan bahwa Lusifer pun memiliki roh dari Bapa, jadi
dia sebenarnya adalah anak Allah Bapa yang istimewa. Jadi, sangat tidak
berlebihan kalau Lusifer pun pada mulanya adalah anak Allah. Lusifer adalah
anak Allah yang jatuh. Sejak jatuh ia tidak bisa disebut lagi sebagai anak
Allah.
Perlu dicatat di sini supaya tidak terjadi
salah mengerti bahwa kalimat anak-anak Allah dalam Kejadian 6:2 berbeda; bukanlah malaikat, tetapi keturunan
Set. Keturunan Set adalah orang-orang
yang masih dipimpin oleh Roh Allah, sampai mereka melakukan kawin
campur dengan keturunan Kain yang disebut sebagai anak-anak manusia. Landasan
dari penjelasan ini adalah bahwa orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah
adalah anak Allah Rm. 8: 14 . Tetapi ketika Roh Allah undur dari manusia,
manusia tidak dapat disebut sebagai anak-anak Allah yang sah (huios).
NAMA DAN TUGAS MALAIKAT
Malaikat adalah oknum atau pribadi yang
diciptakan Tuhan untuk melayani Tuhan, tentu juga ditugaskan untuk melayani
anakanak-Nya (Ibr. 1:14). Mereka adalah makhluk surgawi yang suci yang ada di
sekeliling Allah, memiliki kemampuan lebih dari manusia yang hidup di bumi hari
ini. Dalam Alkitab kita sering menjumpai malaikat diperintahkan oleh Tuhan
untuk melakukan kehendak-Nya atau menerima tugas tertentu. Tugas-tugas itu
antara lain: menyampaikan berita, ikut berperang, menolong orang yang dikasihi
Tuhan dan lain sebagainya. Dalam Alkitab, banyak kita jumpai perbuatan malaikat-malaikat
ini.
Malaikat bisa memiliki kuasa, yang tentu
berasal dari Allah. Dalam Alkitab dinyatakan bagaimana malaikat berkuasa atas lautan
atau air (Why. 16:5). Ada pula malaikat yang memiliki kekuasaan atas api
(Why. 14: 18). Malaikat yang berkuasa mengikat setan (Why. 20: 1-2) dan
lain sebagainya. Hal ini sangat logis, karena Allah yang menjadi Majikan mereka
adalah Allah yang Mahakuasa.
Sesuai dengan fungsinya, maka malaikat dalam
aktivitasnya disebut dalam Alkitab dengan berbagai sebutan. Sebutan-sebutan itu
antara lain sebagai penjaga orang
percaya (Mzm. 91:11; Dan. 4:13). Dalam hal tersebut malaikat bertugas
melindungi dan menjaga orang percaya atau kekasih-kekasih Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa setiap
anak Tuhan memiliki malaikat yang menjaganya (Mat. 18:10).
Dalam Alkitab kita sering menemukan kisah
tentang kehadiran makhluk surgawi sebagai penolong yang diutus oleh Bapa. Kita
jumpai pula kesaksian, baik secara tertulis maupun lisan, mengenai pertolongan
Tuhan atas anak-anak-Nya melalui malaikat-malaikatNya. Kita akan selalu
mendengar kesaksian mengenai hal tersebut, sebab memang malaikat diperintahkan
Tuhan untuk melayani orang percaya (Dan kepada siapakah di antara malaikat itu
pernah Ia berkata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu
menjadi tumpuan kaki-Mu?” Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani,
yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? Ibr. 1:13-14).
Dalam Alkitab juga disebut-sebut malaikat
yang menyampaikan berita atau membawa berita kepada umat Allah. Malaikat ini
disebut Gabriel (5371212). Nama Gabriel ini berarti pahlawan Allah yang kuat
atau sentosa. Dalam Alkitab paling tidak nama ini disebut sebanyak 4 kali (Dan.
8:16; 9:21; Luk. 1: 19, 26). Malaikat ini bertugas membawa berita atau
menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan kepada manusia. Malaikat Gabriel ini
rupanya termasuk malaikat terkemuka ditinjau dari kehadirannya untuk menyampaikan
pesan-pesan penting Allah. Berita mengenai kelahiran Mesias melalui Maria
disampaikan pula oleh Gabriel kepada Maria.
Selain malaikat-malaikat yang disebut di
atas, ada pula malaikat yang tugasnya berperang. Malaikat tersebut dinamakan
Mikhael (533773). Ia juga dijuluki sebagai pembesar bala tentara surga (Why.
12:7; Dan. 12:1; Yud. 1: 9). Nama ini sering disebut-sebut baik dalam
Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Mikhael juga disebut sebagai “pemimpin” atau penghulu
malaikat. Bila ada pemimpin, maka ada
yang dipimpin. Ini menunjuk adanya strata organisasi atau pemerintahan dalam
kehidupan para malaikat. Dalam Daniel 10:13 dikemukakan mengenai
sekelompok malaikat yang mengisyaratkan lebih tinggi kedudukannya dibanding
dengan malaikat lain.
Terdapat pula malaikat yang disebut sebagai
penjaga kemuliaan dan kesucian Tuhan (watcher). Malaikat ini disebut sebagai Kerub
(Kej. 3:24). Kata ini dari bahasa Ibrani keruv, yang bentuk jamaknya adalah
Keruvim (Ding). Alkitab Perjanjian Lama sering menyebut nama Kerub ini
berulang-ulang. Kerub-kerub inilah yang diperintahkan Allah menjaga taman Eden.
Dalam Alkitab kita temukan bahwa makhluk
surgawi yang disebut kerub ini memiliki sayap. Malaikat-malaikat ini menjaga
taman Eden agar manusia tidak dapat masuk kembali setelah jatuh dalam dosa.
Kerub adalah salah satu makhluk surgawi yang kemungkinan besar adalah salah
satu jenis malaikat. Oknum ini juga ditempatkan Tuhan di gunung kudus Tuhan
untuk berjaga (Yeh. 28: 14). Kalau
Kerub ditempatkan Allah di pintu Eden, hal itu merupakan simbolis bahwa seperti
Iblis terusir dari tempat kudus Tuhan, demikian pula manusia tidak lagi diperkenankan
bersekutu dengan Allah Bapa, seperti ketika sebelum jatuh dalam dosa.
Makhluk surgawi lain yang memiliki keadaan
seperti Kerub adalah Serafim (07912)
; Yes. 6:2,6). Kata Serafim ini bisa berarti membakar. Serafim memiliki banyak
sayap-sayap untuk dapat menutupi muka, kaki dan tubuh mereka. Digambarkan dalam
Alkitab bahwa seraphim ada di sekitar takhta Allah. Makhuk-makhluk surgawi ini
diidentifikasi sebagai malaikat. Sangat besar kemungkinan mereka adalah makhluk
surgawi yang memuji Allah.
Dalam Alkitab juga ditemukan malaikat yang
disebut sebagai malaikat Allah atau malakh Yahwe (mn? 18:21?) Sering malaikat
ini sesungguhnya adalah penampakan dari Tuhan sendiri. Kesan yang bisa
ditangkap, bahwa ia sederajat dengan Allah adalah biasanya Ia berbicara sebagai
Allah. Dalam berbagai bagian dalam
Alkitab, malaikat-malaikat ini tidak menolak pada waktu disembah (Kej. 16:712;
21:17-18; Kel. 3:1-6; Hak 2:1-5 dan banyak lagi ayat yang serupa dengan ini).
Sangat besar kemungkinan malaikat Yahwe menunjuk salah satu pribadi dari Allah
Tritunggal. Mengapa disebut sebagai malaikat? Sebab itulah yang dipahami oleh
penulis Alkitab pada waktu itu. Yang membedakan malak Yahwe dengan malaikat
utusan adalah kalau malaikat utusan menolak disembah (Why. 22:9).
Bagaimana dengan sebutan malaikat di kitab
Wahyu (Why. 23)? Tuhan memerintah Yohanes menulis surat kepada tujuh malaikat
jemaat. Apakah malaikat di sini menunjuk oknum malaikat dari surga? Tentu
kemungkinan besar tidak. Kata malaikat di sini hendak menunjuk kepada pemimpin
jemaat atau seluruh jemaat yang adalah utusan atau pesuruh Allah. Dalam hal ini
harus diingat bahwa anak. anak Tuhan adalah juga utusan atau pesuruh-pesuruh
Allah.
KEDUDUKAN MALAIKAT
Ada hal yang terkesan paradoks, di satu pihak
terdapat ayat yang mengatakan bahwa malaikat lebih tinggi dari manusia, tetapi
di sisi lain ada pernyataan yang menunjukkan seakan-akan manusia lebih tinggi
dari malaikat. (Kemungkinan lebih
rendah sebelum mengalami progresifitas, namun lebih tinggi setelah mencapai
kesempurnaan). (Jaminsen)
Di satu pihak terdapat kesan yang menyatakan
bahwa malaikat diciptakan lebih
sedikit tinggi dari manusia. seperti yang dikatakan dalam ibrani 2:7-9.
Dalam hal ini manusia yang dimaksud bisa menunjuk kepada Tuhan Yesus yang dalam
segala hal disamakan dengan manusia (lbr. 2:7). Tetapi di lain pihak manusia dimahkotai dan mendapat anugerah untuk
memerintah bersama-sama dengan Kristus, ini berarti manusia bisa lebih tinggi
derajatnya dari malaikat (Mzm. 8:4-6; Rm. 8:17; lbr. 1:13-14). Ibrani 1:14
mengatakan bahwa malaikat dijadikan pelayan bagi orang-orang yang diselamatkan.
Malaikat sangat besar kemungkinannya tidak mengalami
progresivitas, yaitu proses pendewasaan atau kesempurnaan. Lain halnya dengan manusia, manusia dapat bertumbuh
secara mental, khususnya umat pilihan dapat bertumbuh secara mental spiritual
menjadi seperti Yesus. Manusia yang menjadi anak-anak Allah dapat bertumbuh
sempurna. Ini berarti manusia bisa mencapai level yang tinggi. Inilah yang
membedakan manusia dari malaikat.
Malaikat tidak jelas apakah mengalami
perkawinan atau multiplikasi (penggandaan) seperti cara manusia, atau
penggandaan dengan cara lain? Namun demikian tidak bisa dibantah kenyataan
adanya malaikat yang diidentifikasi sebagai malaikat perempuan (Zak. 5:9). Sangat besar kemungkinannya mengalami
reproduksi sebab setiap anak-anak Allah dikawal oleh malaikat (Jaminsen).
Membedakan tingkatan atau strata antara
manusia dan malaikat agak sulit, sebab masing-masing memiliki fungsi dan
panggilan yang berbeda. Kedua-duanya adalah hamba Tuhan dan tidak saling
mendominasi. Manusia dan malaikat bukan golongan yang sama. Manusia adalah
manusia dan malaikat adalah malaikat. Manusia tidak pernah menjadi malaikat
atau sebaliknya malaikat tidak pernah menjadi manusia.
MALAIKAT MEMILIKI KEHENDAK BEBAS
Ternyata malaikat diciptakan Tuhan seperti
manusia, selain malaikat suatu pribadi, malaikat juga adalah pribadi yang
memiliki kehendak bebas (liberum arbitrium). Malaikat adalah pribadi yang
memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Malaikat bukanlah seperti benda
yang dapat dikendalikan dengan remote control guna mengatur dan menguasainya.
Hal ini terbukti dengan adanya malaikat yang jatuh. Jatuh artinya tidak
dengar-dengaran kepada Allah, di antara mereka memberontak kepada Allah. Berita
ini dapat kita temukan dalam beberapa perikop. Mereka disesatkan oleh oknum
Lusifer.
Dalam kitab Ayub 4:18 ditemukan kenyataan
bahwa malaikat ada yang sesat (Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak
dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat). Dalam teks
aslinya yaitu bahasa Ibrani, kata “sesat” terjemahan dari toholah (#2913), yang
dapat diterjemahkan folly, bodoh atau bertindak bodoh. Dalam Alkitab versi NIV
(New International Version) kata sesat ini diterjemahkan error. Berdasarkan
teks asli Alkitab, bila kita terjemahkan bebas maka Ayub 4:18 bisa
diterjemahkan “Ia menempatkan malaikat-Nya bisa berbuat salah atau sesat dan
berlaku bodoh”. Dengan analisa ini dapat kita mengerti mengapa dalam salah satu
Alkitab terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan and his angels he charged with
folly.
Dari penjelasan di atas ini ditunjukkan bahwa
malaikat adalah pribadi, bukan sekadar tenaga aktif, tetapi juga pribadi yang
bebas mengambil keputusan. Pribadi yang dapat mengambil keputusan dari
pilihannya sendiri dan keinginan-keinginannya. Dalam perjalanan sejarah surga,
ternyata ada banyak malaikat yang jatuh. Mereka memilih sesat atau berlaku
bodoh atau rusak (error). Hal ini dipicu oleh satu oknum yang disebut Lusifer.
Lusifer juga oknum yang memiliki kehendak bebas.