Mengenal Malaikat

 



MENGENAL MALAIKAT

 

SEBELUM KITA membahas mengenai Lusifer, baiklah terlebih dahulu kita membahas mengenai malaikat, sebab malaikat termasuk golongan atau kelompok makhluk surgawi. Bagaimanapun tidak dapat disangkal bahwa dari kitab Kejadian sampai Wahyu, Alkitab memuat juga oknum malaikat ini. Dalam Perjanjian Lama kemunculannya sekitar 100-103 kali dan dalam Perjanjian Baru lebih dari itu. Dalam seluruh Alkitab, kitab-kitab Yang memuat mengenai malaikat ini berjumlah 34 kitab, 17 kitab di Perjanjian Lama dan 17 kitab di Perjanjian Baru. Ini berarti dalam rentang waktu yang panjang, seiring dengan kehadiran Allah yang dinyatakan dalam Alkitab, hadir pula oknum ini. Bisa disimpulkan bahwa di mana Allah berkarya, maka oknum ini pun ikut disertakan, sejak Zaman Adam dan Hawa (setelah kejatuhannya, malaikat mulai muncul dalam Alkitab), sampai nanti pada akhir zaman. Dengan demikian jelaslah bukan sesuatu yang tidak bernilai kalau orang Percaya belajar mengenalnya.

Dengan memahami realitas malaikat, maka penghayatan dan kesadaran akan realitas Allah dan kehadiran-Nya akan membuat seseorang memiliki batin yang lebih kuat. Selain itu juga merangsang pikiran dan penghayatan orang percaya terhadap realitas yang tidak kelihatan di mata kita. Tentu hal ini dampaknya sangat baik dalam hidup kita. Misalnya pada waktu kita ada dalam bahaya, dan kita percaya Allah menyertai dan melindungi melalui para malaikatnya, maka hati akan merasa lebih tenang.

 Malaikat adalah salah satu dari realitas kehidupan yang nyata atau riil. Malaikat bukan sebuah takhayul atau sebuah fiksi yang dikarang oleh manusia. Alkitab jelas menyebut berulang-ulang mengenai keberadaan malaikat tersebut. Apabila Alkitab berbicara mengenai malaikat dengan jelas, maka orang percaya harus berani menerimanya sebagai realitas, sebagaimana kita menerima realitas yang lain dalam kehidupan ini.

 Kata malaikat dalam bahasa Ibrani adalah malakh (11973), dalam teks Yunaninya diterjemahkan angelos (ayyekoq). Kata-kata tersebut memiliki pengertian “pesuruh Allah” (Ing. Ambassador, angel, messenger). Oknum-oknum ini dinamai sebagai “utusan”, sebab tugas malaikat adalah sebagai utusan Allah. Mereka diberi tugas oleh Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Mereka tidak bertindak atas nama mereka sendiri atau memiliki agenda sendiri. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai pelayan-pelayan Allah (Mzm. 10320; Why. 22:9). Malaikat sebagai pelayan-pelayan Allah, yang juga melayani anak-anak Allah, yaitu orang-orang yang diselamatkan (Ibr. 1:14). Dalam sejarah Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, terdapat tindakan-tindakan Allah yang melindungi umat-Nya melalui para malaikat-Nya.

 Malaikat adalah suatu pribadi atau oknum, jadi mereka bukan hanya sekadar tenaga aktif. Malaikat juga memiliki keberadaan rohani seperti manusia. Mereka memiliki kecerdasan, keinginan dan perasaan. Hal ini bisa dibuktikan dengan kenyataan adanya kejatuhan malaikati malaikat. Allah tidak merancang mereka memberontak atau jatuh, tetapi atas kehendak bebasnya mereka memilih memberontak. Malaikat jelas memiliki perasaan. Dalam Lukas 15:7 10 Tuhan Yesus mengatakan bahwa akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.

 Alkitab penuh dengan kisah mengenai perbuatan malaikat ini dalam melaksanakan kehendak Allah, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. Yang akan dilakukan menunjuk pada tindakan Allah melalui para malaikat yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Dalam tulisan ini tidak semua sepak terjang para malaikat dikemukakan, tetapi hanya yang dianggap penting saja Menjadi masalah yang harun dipecahkan: apakah malaika diciptakan Tuhan dan bilamana malaikat diciptakan Tuhan? Menjawab pertanyaan di atas ini kita harus mencari landasan dari Alkitab yang adalah satu-satunya landasan dan sumber kebenaran. Dalam Kalou 1:16 Alkitab menyatakan: ". .. karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang tidak kelihatan, bad: singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Perhatikan kalium “di dalam Dialah diciptakan segala suatu yang ada di surga”. Kata “Dia” dalam ayat tersebut menunjuk kepada pribadi Allah Anak. Dengan pernyataan ini jelas bahwa malaikat yang adalah mahluk surgawi diciptakan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 1:3). Tuhan Yesus bukan hanya menciptakan langit dan bumi bersama dengan Bapa, tetapi juga menciptakan malaikat.

 Jadi sangatlah jelas, bahwa malaikat bukanlah makhluk yang ada dengan sendirinya Malaikat termasuk makhluk yang diciptakan oleh Allah (Kol. 1:16; Yoh. 1:3). Jika malaikat adalah makhluk ciptaan. berarti hal ini menegaskan bahwa malaikat tidak boleh disembah. Dalam beberapa kisah di Alkitab ditunjukkan adanya malaikat-malaikat yang menolak disembah dan menyatakan bahwa mereka sama seperti kita. yaitu hamba yang melayani Allah (Why. 19: 10). Namun demikian perlu dicatat bahwa di Alkitab kita dapat menemukan pula adanya malaikat yang tidak menolak disembah. Malaikat tersebut sebenarnya personifikasi dari penampakan Allah sendiri; Allah Anak atau Tuhan Yesus Kristus. Bapa tidak pernah kelihatan. tetapi Allah Anak yang menyatakan-Nya.

 Di Perjanjian Lama malaikat yang sering menampakkan diri kepada tokoh-tokoh iman sebenarn a adalah Allah Anak atau Tuhan Yesus sendiri. Cirinya adalah Ia berbicara atas nama-Nya sendiri dan tidak menolak disembah. Terkait dengan hal ini harus diingat bahwa Tuhan Yesus adalah Pribadi yang menciptakan langit dan bumi (Yoh. 1:1-3) dan yang memerintah dunia sebelum Ia datang sebagai manusia (Mik. 5:1-2).

 

Dalam Kejadian 16:13-16 dikisahkan mengenai Hagar yang bertemu dengan Malaikat. Malaikat tersebut berbicara atas nama-Nya sendiri, bukan atas nama Allah: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya, Alkitab mengatakan: Kemudian Hagar menamakan Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” (Kej. 16:13). Ternyata Malaikat tersebut adalah Tuhan sendiri. Di beberapa bagian lain dalam Alkitab kita menemukan sosok ini yang sebenarnya bukan malaikat pesuruh atau utusan, tetapi Tuhan sendiri (Kej. 22:11-15; 31:11; Hak. 6:12-16 dan banyak lagi). Rupanya Alkitab mencatat penampakan makhluk surgawi selalu sebagai malaikat, walaupun dalam beberapa kasus akhirnya diketahui bahwa malaikat itu adalah Tuhan sendiri.

 Malaikat bukan ada dengan sendirinya, tetapi eksis oleh tangan Yang tidak kelihatan, yaitu Sang Pencipta alam semesta dan segala isinya. Bila malaikat ada tanpa diciptakan, maka Allah tidak dapat mensubordinasinya, bisa-bisa malaikat dapat disejajarkan dengan Allah sendiri. Oleh sebab malaikat adalah makhluk ciptaan, maka malaikat harus tunduk kepada Tuhan dan mengabdi kepada-Nya dal] tidak berhak menerima penyembahan. Manusia tidak diperkenankan menyembah malaikat.

 Adapun mengenai kapan malaikat diciptakan Tuhan, Alkitab tidak memberitahukan secara jelas, Tetapi yang pasti malaikat diciptakan sebelum manusia diciptakan, bahkan sebelum dunia diciptakan, Diinformasikan dalam Ayub 38: 7 bahwa malaikat-malaikat-Nya ikut hadir pada waktu penciptaan. Malaikat diciptakan sebelum Allah menciptakan alam semesta kita dan manusia. Dalam penjelasan yang ditulis dalam kitab Ayub 38:4-7 disinggung mengenai “'anak-anak Allah” yang menyaksikan dan turut bersorak-sorai tatkala Tuhan meletakkan dasar bumi. (Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya lantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?). Anak-anak Allah dalam teks ini menunjuk kepada para malaikat. Sama seperti anak-anak Allah dalam Ayub 1:6.

 

 MALAIKAT ADALAH ANAK ALLAH

 Kata “'anak-anak Allah” selain terdapat dalam Ayub 38:7, juga terdapat dalam Ayub l:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan dan di antara mereka datanglah juga Iblis). Kata nak-anak Allah dalam Ayub l:6 sama dengan kata anak-anak Allah dalam Ayub 38:7 (Ing. The son of God; Ibr.: bene haelohim D’U'Dgga 7) Anak-anak Allah di sini menunjuk kepada malaikat-malaikat yang menjadi penghuni surga sekaligus pelayan-pelayan Allah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa malaikat sudah ada sebelum manusia diciptakan oleh Tuhan. Malaikat sudah diciptakan sebelum ada perjalanan waktu di bawah matahari kita ini. Dengan demikian secara usia, keberadaan malaikat lebih tua dari manusia.

 Selanjutnya, bahwa yang dimaksud anak-anak Allah itu adalah malaikat, juga didasarkan pada Ibrani 12:9 tertulis: Selanjutnya dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Kata “Bapa segala roh” (Ing. Father of spirits. Yun. patri ton pneumaton; narpi raw nvevpdtwv) menunjukkan bahwa Bapa adalah asal muasal segala roh, tidak ada roh yang berasal dari sumber lain. Jadi, para malaikat pun memiliki roh yang berasal dari Allah Bapa. Dengan demikian, maka malaikat dapat juga disebut sebagai anak-anak Allah. Demikian pula dengan Lusifer. Dalam hal ini perlu juga ditegaskan bahwa Lusifer pun memiliki roh dari Bapa, jadi dia sebenarnya adalah anak Allah Bapa yang istimewa. Jadi, sangat tidak berlebihan kalau Lusifer pun pada mulanya adalah anak Allah. Lusifer adalah anak Allah yang jatuh. Sejak jatuh ia tidak bisa disebut lagi sebagai anak Allah.

 Perlu dicatat di sini supaya tidak terjadi salah mengerti bahwa kalimat anak-anak Allah dalam Kejadian 6:2 berbeda; bukanlah malaikat, tetapi keturunan Set. Keturunan Set adalah orang-orang yang masih dipimpin oleh Roh Allah, sampai mereka melakukan kawin campur dengan keturunan Kain yang disebut sebagai anak-anak manusia. Landasan dari penjelasan ini adalah bahwa orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah Rm. 8: 14 . Tetapi ketika Roh Allah undur dari manusia, manusia tidak dapat disebut sebagai anak-anak Allah yang sah (huios).

 

NAMA DAN TUGAS MALAIKAT

 Malaikat adalah oknum atau pribadi yang diciptakan Tuhan untuk melayani Tuhan, tentu juga ditugaskan untuk melayani anakanak-Nya (Ibr. 1:14). Mereka adalah makhluk surgawi yang suci yang ada di sekeliling Allah, memiliki kemampuan lebih dari manusia yang hidup di bumi hari ini. Dalam Alkitab kita sering menjumpai malaikat diperintahkan oleh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya atau menerima tugas tertentu. Tugas-tugas itu antara lain: menyampaikan berita, ikut berperang, menolong orang yang dikasihi Tuhan dan lain sebagainya. Dalam Alkitab, banyak kita jumpai perbuatan malaikat-malaikat ini.

 Malaikat bisa memiliki kuasa, yang tentu berasal dari Allah. Dalam Alkitab dinyatakan bagaimana malaikat berkuasa atas lautan atau air (Why. 16:5). Ada pula malaikat yang memiliki kekuasaan atas api (Why. 14: 18). Malaikat yang berkuasa mengikat setan (Why. 20: 1-2) dan lain sebagainya. Hal ini sangat logis, karena Allah yang menjadi Majikan mereka adalah Allah yang Mahakuasa.

 Sesuai dengan fungsinya, maka malaikat dalam aktivitasnya disebut dalam Alkitab dengan berbagai sebutan. Sebutan-sebutan itu antara lain sebagai penjaga orang percaya (Mzm. 91:11; Dan. 4:13). Dalam hal tersebut malaikat bertugas melindungi dan menjaga orang percaya atau kekasih-kekasih Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa setiap anak Tuhan memiliki malaikat yang menjaganya (Mat. 18:10).

 Dalam Alkitab kita sering menemukan kisah tentang kehadiran makhluk surgawi sebagai penolong yang diutus oleh Bapa. Kita jumpai pula kesaksian, baik secara tertulis maupun lisan, mengenai pertolongan Tuhan atas anak-anak-Nya melalui malaikat-malaikatNya. Kita akan selalu mendengar kesaksian mengenai hal tersebut, sebab memang malaikat diperintahkan Tuhan untuk melayani orang percaya (Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?” Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? Ibr. 1:13-14).

 Dalam Alkitab juga disebut-sebut malaikat yang menyampaikan berita atau membawa berita kepada umat Allah. Malaikat ini disebut Gabriel (5371212). Nama Gabriel ini berarti pahlawan Allah yang kuat atau sentosa. Dalam Alkitab paling tidak nama ini disebut sebanyak 4 kali (Dan. 8:16; 9:21; Luk. 1: 19, 26). Malaikat ini bertugas membawa berita atau menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan kepada manusia. Malaikat Gabriel ini rupanya termasuk malaikat terkemuka ditinjau dari kehadirannya untuk menyampaikan pesan-pesan penting Allah. Berita mengenai kelahiran Mesias melalui Maria disampaikan pula oleh Gabriel kepada Maria.

 Selain malaikat-malaikat yang disebut di atas, ada pula malaikat yang tugasnya berperang. Malaikat tersebut dinamakan Mikhael (533773). Ia juga dijuluki sebagai pembesar bala tentara surga (Why. 12:7; Dan. 12:1; Yud. 1: 9). Nama ini sering disebut-sebut baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Mikhael juga disebut sebagai “pemimpin” atau penghulu malaikat. Bila ada pemimpin, maka ada yang dipimpin. Ini menunjuk adanya strata organisasi atau pemerintahan dalam kehidupan para malaikat. Dalam Daniel 10:13 dikemukakan mengenai sekelompok malaikat yang mengisyaratkan lebih tinggi kedudukannya dibanding dengan malaikat lain.

 Terdapat pula malaikat yang disebut sebagai penjaga kemuliaan dan kesucian Tuhan (watcher). Malaikat ini disebut sebagai Kerub (Kej. 3:24). Kata ini dari bahasa Ibrani keruv, yang bentuk jamaknya adalah Keruvim (Ding). Alkitab Perjanjian Lama sering menyebut nama Kerub ini berulang-ulang. Kerub-kerub inilah yang diperintahkan Allah menjaga taman Eden.

 Dalam Alkitab kita temukan bahwa makhluk surgawi yang disebut kerub ini memiliki sayap. Malaikat-malaikat ini menjaga taman Eden agar manusia tidak dapat masuk kembali setelah jatuh dalam dosa. Kerub adalah salah satu makhluk surgawi yang kemungkinan besar adalah salah satu jenis malaikat. Oknum ini juga ditempatkan Tuhan di gunung kudus Tuhan untuk berjaga (Yeh. 28: 14). Kalau Kerub ditempatkan Allah di pintu Eden, hal itu merupakan simbolis bahwa seperti Iblis terusir dari tempat kudus Tuhan, demikian pula manusia tidak lagi diperkenankan bersekutu dengan Allah Bapa, seperti ketika sebelum jatuh dalam dosa.

 Makhluk surgawi lain yang memiliki keadaan seperti Kerub adalah Serafim (07912) ; Yes. 6:2,6). Kata Serafim ini bisa berarti membakar. Serafim memiliki banyak sayap-sayap untuk dapat menutupi muka, kaki dan tubuh mereka. Digambarkan dalam Alkitab bahwa seraphim ada di sekitar takhta Allah. Makhuk-makhluk surgawi ini diidentifikasi sebagai malaikat. Sangat besar kemungkinan mereka adalah makhluk surgawi yang memuji Allah.

 Dalam Alkitab juga ditemukan malaikat yang disebut sebagai malaikat Allah atau malakh Yahwe (mn? 18:21?) Sering malaikat ini sesungguhnya adalah penampakan dari Tuhan sendiri. Kesan yang bisa ditangkap, bahwa ia sederajat dengan Allah adalah biasanya Ia berbicara sebagai Allah. Dalam berbagai bagian dalam Alkitab, malaikat-malaikat ini tidak menolak pada waktu disembah (Kej. 16:712; 21:17-18; Kel. 3:1-6; Hak 2:1-5 dan banyak lagi ayat yang serupa dengan ini). Sangat besar kemungkinan malaikat Yahwe menunjuk salah satu pribadi dari Allah Tritunggal. Mengapa disebut sebagai malaikat? Sebab itulah yang dipahami oleh penulis Alkitab pada waktu itu. Yang membedakan malak Yahwe dengan malaikat utusan adalah kalau malaikat utusan menolak disembah (Why. 22:9).

 Bagaimana dengan sebutan malaikat di kitab Wahyu (Why. 23)? Tuhan memerintah Yohanes menulis surat kepada tujuh malaikat jemaat. Apakah malaikat di sini menunjuk oknum malaikat dari surga? Tentu kemungkinan besar tidak. Kata malaikat di sini hendak menunjuk kepada pemimpin jemaat atau seluruh jemaat yang adalah utusan atau pesuruh Allah. Dalam hal ini harus diingat bahwa anak. anak Tuhan adalah juga utusan atau pesuruh-pesuruh Allah.

 

KEDUDUKAN MALAIKAT

 Ada hal yang terkesan paradoks, di satu pihak terdapat ayat yang mengatakan bahwa malaikat lebih tinggi dari manusia, tetapi di sisi lain ada pernyataan yang menunjukkan seakan-akan manusia lebih tinggi dari malaikat. (Kemungkinan lebih rendah sebelum mengalami progresifitas, namun lebih tinggi setelah mencapai kesempurnaan). (Jaminsen)

 Di satu pihak terdapat kesan yang menyatakan bahwa malaikat diciptakan lebih sedikit tinggi dari manusia. seperti yang dikatakan dalam ibrani 2:7-9. Dalam hal ini manusia yang dimaksud bisa menunjuk kepada Tuhan Yesus yang dalam segala hal disamakan dengan manusia (lbr. 2:7). Tetapi di lain pihak manusia dimahkotai dan mendapat anugerah untuk memerintah bersama-sama dengan Kristus, ini berarti manusia bisa lebih tinggi derajatnya dari malaikat (Mzm. 8:4-6; Rm. 8:17; lbr. 1:13-14). Ibrani 1:14 mengatakan bahwa malaikat dijadikan pelayan bagi orang-orang yang diselamatkan.

 Malaikat sangat besar kemungkinannya tidak mengalami progresivitas, yaitu proses pendewasaan atau kesempurnaan. Lain halnya dengan manusia, manusia dapat bertumbuh secara mental, khususnya umat pilihan dapat bertumbuh secara mental spiritual menjadi seperti Yesus. Manusia yang menjadi anak-anak Allah dapat bertumbuh sempurna. Ini berarti manusia bisa mencapai level yang tinggi. Inilah yang membedakan manusia dari malaikat.

 Malaikat tidak jelas apakah mengalami perkawinan atau multiplikasi (penggandaan) seperti cara manusia, atau penggandaan dengan cara lain? Namun demikian tidak bisa dibantah kenyataan adanya malaikat yang diidentifikasi sebagai malaikat perempuan (Zak. 5:9). Sangat besar kemungkinannya mengalami reproduksi sebab setiap anak-anak Allah dikawal oleh malaikat (Jaminsen).

 Membedakan tingkatan atau strata antara manusia dan malaikat agak sulit, sebab masing-masing memiliki fungsi dan panggilan yang berbeda. Kedua-duanya adalah hamba Tuhan dan tidak saling mendominasi. Manusia dan malaikat bukan golongan yang sama. Manusia adalah manusia dan malaikat adalah malaikat. Manusia tidak pernah menjadi malaikat atau sebaliknya malaikat tidak pernah menjadi manusia.

 

MALAIKAT MEMILIKI KEHENDAK BEBAS

 Ternyata malaikat diciptakan Tuhan seperti manusia, selain malaikat suatu pribadi, malaikat juga adalah pribadi yang memiliki kehendak bebas (liberum arbitrium). Malaikat adalah pribadi yang memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan. Malaikat bukanlah seperti benda yang dapat dikendalikan dengan remote control guna mengatur dan menguasainya. Hal ini terbukti dengan adanya malaikat yang jatuh. Jatuh artinya tidak dengar-dengaran kepada Allah, di antara mereka memberontak kepada Allah. Berita ini dapat kita temukan dalam beberapa perikop. Mereka disesatkan oleh oknum Lusifer.

 Dalam kitab Ayub 4:18 ditemukan kenyataan bahwa malaikat ada yang sesat (Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat). Dalam teks aslinya yaitu bahasa Ibrani, kata “sesat” terjemahan dari toholah (#2913), yang dapat diterjemahkan folly, bodoh atau bertindak bodoh. Dalam Alkitab versi NIV (New International Version) kata sesat ini diterjemahkan error. Berdasarkan teks asli Alkitab, bila kita terjemahkan bebas maka Ayub 4:18 bisa diterjemahkan “Ia menempatkan malaikat-Nya bisa berbuat salah atau sesat dan berlaku bodoh”. Dengan analisa ini dapat kita mengerti mengapa dalam salah satu Alkitab terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan and his angels he charged with folly.

 Dari penjelasan di atas ini ditunjukkan bahwa malaikat adalah pribadi, bukan sekadar tenaga aktif, tetapi juga pribadi yang bebas mengambil keputusan. Pribadi yang dapat mengambil keputusan dari pilihannya sendiri dan keinginan-keinginannya. Dalam perjalanan sejarah surga, ternyata ada banyak malaikat yang jatuh. Mereka memilih sesat atau berlaku bodoh atau rusak (error). Hal ini dipicu oleh satu oknum yang disebut Lusifer. Lusifer juga oknum yang memiliki kehendak bebas.

 

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post