Kondisi kehidupan orang percaya pada jemaat Roma yang teraniaya, justru memicu mereka untuk bisa menemukan dan mengenakan esensi Kekristenan secara konsekuen dan konsisten. Memang, penderitaan mereka sangat berat, tetapi berkat yang diperoleh akibat aniaya tersebut sangat luar biasa. Mereka terkondisi untuk menjadi benar-benar militan, menjadi orang-orang yang meneladani kehidupan Guru dan Tuhan mereka. Bagaimana dengan kita hari ini? Tentu saja mestinya sama. Percaya seseorang harus menjadi “mesin iman” dalam dirinya, yang membawa diri orang tersebut kepada maksud keselamatan diberikan, yaitu dikembalikan ke rancangan semula.
Sebenarnya, mulut mengaku bukan sesuatu yang sulit, tetapi pada zaman ketika surat Roma ditulis, akibat pengakuan tersebut itu sangat berat. Keberanian menyatakan Yesus adalah Tuhan dengan mulut membuat mereka diselamatkan. Pengertian diselamatkan di sini artinya tujuan karya salib dipenuhi, yaitu seseorang dikembalikan ke rancangan semula. Tentu saja orang-orang seperti ini pasti masuk surga. Dalam hal ini, kita memperoleh pelajaran bahwa pengakuan percaya dengan mulut, haruslah mewakili hati percaya yang benar.
Banyak orang Kristen hari ini tidak memiliki tanggung jawab terhadap “percayanya dalam hati” dan pengakuan mulutnya, bahwa Yesus adalah Tuhan. Tanggung jawab di sini adalah bagaimana menerjemahkan percaya dan pengakuannya tersebut, sehingga hidupnya memancarkan kesaksian. Sebagaimana orang-orang Kristen di Roma pada abad pertama membuat heboh dunia karena imannya, mestinya sekarang ini orang Kristen juga harus memiliki kehidupan yang membuat heboh dunia. Keadaan jemaat Roma pada waktu itu berbeda dengan orang-orang Kristen sekarang.
Hari ini banyak orang Kristen menjadi Kristen hanya karena orangtua Kristen, atau sekadar pasangan hidupnya beragama Kristen, lalu mengikut menjadi orang beragama Kristen. Kekristenan seperti ini adalah Kekristenan yang hanya kulit atau kemasan saja, tetapi pada kenyataannya tidak memiliki esensi Kekristenan itu sendiri. Esensi Kekristenan adalah:
1. menjadi sempurna seperti Bapa yang sama dengan hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
2. memindahkan hati ke dalam Kerajaan Surga. Dengan demikian, mestinya orang percaya yang benar, seperti jemaat Roma, tidak lagi mengharapkan kebahagiaan dunia ini sama sekali.
3. hidup bertanggung jawab dalam segala hal agar sukses dan berhasil memaksimalkan potensi guna kepentingan Kerajaan Surga secara penuh.
Orang-orang seperti ini bersedia menderita bersama dengan Tuhan, maka mereka juga layak dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus.
Orang Kristen harus membuat keselamatan dalam Yesus Kristus diperdengarkan atau diwartakan. Selama ini dalam pelayanan banyak gereja, sebenarnya bukan Injil yang murni yang diperdengarkan atau diwartakan, tetapi Injil yang palsu yang diberitakan atau hanya sebuah kampanye untuk membuat orang menjadi orang beragama Kristen; guna memenuhi gereja. Istilah menuai jiwa sudah tidak lagi sama maksudnya dengan ajaran Injil yang murni. Injil yang murni membuat manusia meninggalkan dunia, tetapi Injil yang dipalsu malah sebaliknya memarkir manusia di dunia dengan janji berkat-berkat jasmani. Orang-orang Kristen yang menerima Injil yang telah merosot nilainya ini (injil palsu) tidak mungkin memiliki iman yang benar. Mereka yang tidak memiliki iman yang benar tidak akan mengalami pembenaran.
Tuhan akan memberi kesempatan kepada orang-orang Kristen yang memiliki percaya yang benar ini, untuk dapat menyatakan Injil keselamatan yang benar melalui kehidupan setiap hari di mana pun mereka berada. Banyak peristiwa yang dirancang Tuhan untuk itu. Kalau pada zaman abad pertama di Roma mereka diuji dengan atau melalui aniaya, tetapi pada zaman kita dengan atau melalui berbagai peristiwa yang berbeda dengan zaman Roma di abad pertama itu. Intinya, iman orang percaya selain diuji, juga untuk menyatakan Injil keselamatan kepada manusia. Seperti orang-orang Kristen abad pertama di Roma, membuat orang bertanya-tanya: Apa yang membuat mereka berkeadaan seperti itu? Demikian pula orang Kristen hari ini akan membuat orang-orang juga mempertanyakan hal tersebut. Dengan hal ini, kehidupan orang Kristen menjadi kesaksian, sehingga Injil keselamatan yang murni diberitakan.
Kalau musuh orang percaya pada zaman abad pertama di Roma adalah kekaisaran Romawi dengan aniaya kejam, tetapi musuh orang Kristen hari ini adalah kenikmatan dunia dan segala kenyamanannya. Ini bukan musuh yang mudah ditaklukkan. Banyak orang Kristen telah ditaklukkan oleh musuh ini dan menjadi tawanannya, tetapi mereka tidak menyadari hal ini. Mereka tetap mengampanyekan mengenai penuaian jiwa, padahal mereka tidak memahami maksud penuaian itu, sebab mereka sendiri sebenarnya belum dituai oleh Tuhan. Mereka telah dituai oleh dunia. Hanya orang Kristen yang telah dituai oleh Tuhan yang bisa menjadi sarana Tuhan menuai orang lain dalam pemberitaan Injil yang murni.
Tags:
Renungan Harian
Tes
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete