Kelompok Manusia

Kelompok Manusia


KELOMPOK MANUSIA JIKA DITINJAU DARI PRESPEKTIF KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS

Beberapa kelompok manusia ditinjau dari perspektif keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini sangat penting untuk memahami dengan benar pengajaran yang Alkitabiah mengenai keselamatan di luar Kristen. Kelompok-kelompok itu adalah: 

1. KELOMPOK SATU

Kelompok ini adalah manusia yang menerima Yesus Kristus dengan benar. Ini adalah kelompok manusia yang terpilih sebagai umat pilihan dan merespon pilihan Tuhan dengan benar. Respon tersebut menciptakan kehidupan yang mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Proses pendewasaan tersebut akan membawa orang percaya semakin serupa dengan Allah dalam hal moral, kesucian hidup dan integritas. Inilah maksud keselamatan diberikan, agar manusia dikembalikan ke rancagan-Nya semula sesuai( kej1:26). Mereka bukan hanya menjadi manusia yang baik, hidup menurut hukum dan moral umum yang santun, tetapi juga menjadi seseorang yang dalam segala hal yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan selalu sesuai dengan Pikiran dan perasaan Allah. Inilah Yang dimaksud memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Kehidupan seperti ini kehidupan yang sungguh-sungguh menyenangkan hati Tuhan. 

Pengiringan mereka yang benar terhadap Tuhan membangun karakter Kristus dalam hidup mereka. Mereka sah sebagai anak-anak Allah sebab memiliki karakter Allah, yang sama dengan mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau mengenakan kodrat Ilahi. Kehidupan mereka akan nampak dalam keagungan perilakunya yang tidak bercacat dan tidak bercela. Mereka digambarkan seperti orang-orang yang menerima undangan menghadiri pesta dan mengenakan pakaian pesta (Mat. 22:1-14).. Mereka dilayakkan menikmati pesta karena mengenakan pakaian pesta.Pakaian pesta menunjuk kualitas hidup yang dikehendaki oleh Allah. Orang-orang ini namanya tertulis dalam kitab Kehidupan Anak Domba (Why. l3:8: 21:27).

Orang-orang percaya yang benar adalah bangsawan surgawi aristokrat Kerajaan Surga. Dari kehidupan mereka akan memancarkan dimensi kekekalan. Pasti orang-orang seperti ini akan membela Tuhan tanpa batas. Segenap hidup mereka diarahkan kepada Kerajaan Surga. Mereka hidup hanya untuk kepentingan Kerajaan Allah. Mereka bukan hanya siap meninggalkan dunia, tetapi kematian merupakan kesukaannya, sebab mereka merindukan bertemu dengan Tuhan Yesus. Warna hidup, seperti ini hanya ada di dalam kehidupan orang Kristen yang sungguh-sungguh mengerjakan keselamatannya dengan memanfaatkan fasilitas keselamatan serta bertumbuh dengan normal di dalam Tuhan.

2. KELOMPOK DUA

Kelompok ini adalah orang-orang yang hanya beragama Kristen yang belum menjadi Kristen. Mereka menjadi Kristen hanya karena mau membuat hidup di dunia ini menjadi indah, nyaman dan mudah dijalani. Dengan mengenal Tuhan Yesus mereka merasa memiliki Pelindung terhadap malapetaka, marabahaya dan kuasa setan serta neraka. Mereka tidak memahami bahwa mereka harus menjadi anak-anak Allah. Menjadi anak-anak Allah bukan hanya sebutan, tetapi keadaan diri yaitu watak, karakter dan kepribadiannya.

Tuhan Yesus sebagai contoh atau model dari pribadi anak Allah tersebut. Untuk mencapai level ini, seseorang harus melakukan perjuangan hebat di dalamnya termasuk mempertaruhkan segenap hidup ini yaitu rela kehilangan diri untuk dimiliki dan dikuasi oleh Tuhan. Orang yang mengakui Tuhan Yesus sebagai pemilik kehidupan harus rela tidak memiliki keinginan dan cita-cita (Gal. 5:24-25). Segala sesuatu yang dilakukan dalam hidup ini harus ditujukan untuk kepentingan Tuhan. Tidak boleh memiliki pikiran duniawi, mencintai uang atau harta. Sebab kalau seseorang masih mengingini perkara dunia, maka ia tidak bisa bertumbuh dalam kedewasaan rohani seperti yang dikehendaki oleh Allah. Kelompok kedua ini pada dasarnya belum beriman, sehingga pada akhirnya mereka akan dihakimi menurut perbuatan mereka, bukan menurut iman, sebab mereka belum memiliki iman dengan standar yang dikehendaki oleh Allah. 

3. KELOMPOK TIGA

kelompok ini adalah orang-orang Kristen yang mendengar Injil dan memahami lebih mendalam mengenai Injil dibanding orang di luar Kristen, tetapi mereka tidak meresponi Injil dengan benar. Pada dasarnya gaya hidup mereka tidak berbeda dengan orang-orang non Kristen. Tidak jarang perbuatan Orang-orang Kristen ini lebih buruk dari orang-orang Kristen, bahkan lebih buruk dari orang yang tidak beragama. Sebenarnya mereka belum bisa dikatakan sebagai orang percaya yang benar, atau belum menerima Yesus Kristus dengan benar. 

Dalam hal ini kita harus memahami apa yang dimaksud dengan percaya itu. Percaya adalah penurutan terhadap kehendak Allah. Kata percaya dalam teks aslinya adalah VISTEUO yang artinya menyerahkan diri sepenuhnya kepada objek yang dipercayai. Dalam hal ini tidak cukup hanya memercayai status Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Juga tidak cukup memercayai sejarah Tuhan Yesus Kristus yang tertulis dalam Injil. Tetapi harus mengenal pribadi Tuhan Yesus mengerti Kehendak dan rencana-Nya serta memenuhi kehendak serta rencana-Nya tersebut. Jika tidak demikian belum bisa dikatakan sudah percaya, Jika belum mengakui Yesus sebagai Penguasa yang menciptakan langit dan bumi, mengerti kehendak-Nya dan melakukannya, berarti belum menerima Dia. 

Secara khusus kita akan mengamati maksud kalimat “menerima Dia” (Yoh. 1:12). Kalimat ini penting sebab hanya orang yang menerima-Nya yang diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah. Kata menerima di sini dalam teks aslinya adalah elabon (eXaBov), dari akar kata lambano (Xadevw), yang artinya bermacam-macam. Kata ini bisa berarti menerima, menangkap, mengenggam dan menarik. Intinya maksud kata menerima di sini adalah menyambut Tuhan Yesus dan memperlakukan-Nya sebagai “pemilik” kehidupan ini. Yohanes 1:12 tidak boleh dipisahkan dari Yohanes Yoh1:11, bahwa Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Menerima Yesus berarti mengikuti jejak-Nya, atau hidup seperti Dia hidup. Orang Kristen yang belum seperti Kristus atau semakin seperti Kristus berarti belum Kristen yang sejati. Kristen artinya seperti Kristus.

4. KELOMPOK EMPAT

kelompok ini adalah  manusia yang tidak pernah mendengar Injil sama sekali sehingga mereka tidak pernah menerima Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang hidup di zaman sebelum zaman anugerah atau sebelum keselamatan dalam Yesus Kristus hadir di bumi. Kelompok keempat ini juga termasuk orang-orang yang hidup di zaman anugerah tetapi tidak pernah tersentuh oleh Injil. Mereka seperti orang yang hidup sebelum zaman anugerah. Tentu mereka tidak otomatis masuk neraka. Perlu diingat SALIB KRISTUS UNTUK SEMUA MANUSIA, MULAI MANUSIA PERTAMA (ADAM) SAMPAI MANUSIA TERAKHIR NANTI. Sangatlah konyol kalau kita memandang orang yang tidak pernah mendengar lnjil dihakimi menurut iman  atau dihakimi berdasarkan sikap mereka terhadaTuhan Yesus. Mereka tidak pernah mendengar Injil. Mereka akan dihakimi menurut perbuatan mereka sesuai dengan pengertian kebaikan atau hukum yang mereka pahami (Wah. 20:12). 

5. KELOMPOK LIMA

kelompok ini adalah manusia yang tidak menerima Tuhan Yesus Kristus tetapi juga tidak bisa dikatakan menolak. Mereka sebenarnya dapat disebut sebagai bersikap pasif terhadap Tuhan Yesus Kritus dan terhadap Injil. Sikap ini terjadi disebabkan karena mereka tidak mendengar Injil dengan benar. Mereka bersikap apriori terhadap Injil karena persepsi mereka yang salah terhadap Tuhan Yesus Kristus. Ada orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil dengan benar. Mereka hanya mendengar bahwa Allah memiliki anak. Orang Kristen menjadikan manusia yang bernama Yesus sebagai Tuhan dan Allah. Hal tersebut dianggap sangat sesat. Pada zaman Tuhan Yesus, Ia pun dianggap menghujat Allah. Mereka tidak pernah memahami dengan benar bahwa siapa sebenarnya Tuhan Yesus itu. 

Begitu kuatnya goresan informasi yang tidak tepat itu dalam jiwa banyak orang di luar Kristen, sehingga mereka selalu memandang Yesus dari perspektif yang salah. Prejudice mereka begitu kuat terhadap Injil dan Tuhan Yesus. Prejudice artinya penilaian terhadap sesuatu tanpa terlebih dahulu mendalami pokok masalahnya. Kalau dalam area pengadilan, berarti suatu tuduhan dan hukuman atas seseorang tanpa proses pengadilan. Tetapi bagaimana pun, semua adalah akibat kondisi yang membuat mereka tidak mengenal dengan benar Injil Kerajaan Surga. Akhirnya mereka tidak pernah menjadi orang percaya. Kondisi ini sudah memuaskan bagi kuasa kegelapan, sebab yang penting adalah agar tidak bertambahnya bilangan orang yang menjadi kristen sejati.

Jiwa mereka telah diracuni oleh berita yang salah mengenai Injil sampai pada tingkat tidak akan pernah bisa menerima Tuhan Yesus. Namun demikian kelompok ini tidak memiliki hati yang jahat terhadap orang Kristen dan terhadap sesamanya yang lain. Pada dasarnya jiwa mereka baik. Mereka masih memiliki nilai-nilai kasih dalam dirinya, tentu nilai kasih yang terbatas. Nilai kasih yang terbatas tersebut cukup membuat mereka tidak melakukan permusuhan terhadap orang Kristen dan sesamanya yang lain. Nurani mereka adalah nurani yang tidak menginginkan penderitaan sesamanya, termasuk penderitaan orang-orang Kristen. 

Kelompok ini tidak membenci Tuhan Yesus Kristus tetapi juga tidak mengasihi Dia sebab memang mereka tidak mengenal Dia. Mereka hanya menghormati Tuhan Yesus dan lnjil-Nya beserta dengan pengikut-Nya pada batas toleransi beragama. Berkenaan dengan kelompok orang seperti ini Tuhan Yesus menyatakan: "… sebab barang siapa tidak melawan kamu ia ada di pihak kamu” (Luk. 9:50) Kadang-kadang orang-orang ini melakukan pembelaan terhadap orang Kristen, dalam batas tertentu, ketika orang-orang Kristen diperlakukan tidak adil. Mereka tidak berbuat apa-apa yang berarti bagi Tuhan Yesus Kristus karena mereka tidak mengenal Injil dengan benar. Hal ini bisa dimengerti, sebab bagaimana mereka bisa memperlakukan Tuhan Yesus secara pantas dan terhadap orang percaya kalau mereka tidak mengenal dengan benar siapa Tuhan Yesus itu? 

Dengan mata keadilan dan kecerdasan, kita bisa memahami bahwa mereka bukan orang-orang yang bisa dikategorikan sebagai menolak Tuhan Yesus. Seseorang dikatakan menolak apabila melakukan perlawanan, dari penghinaan terhadap Tuhan Yesus sampai pada tindakan kekerasan terhadap orang percaya. Dikatakan menolak kalau mereka tahu dan dengan sadar bersikap menolak. Mereka tidak Memahami Injil dengan benar, apalagi kalau sudah melihat tindakan orang Kristen tidak senonoh, maka semakin yakinlah bahwa jalan keselamatan dalam Yesus Kristus omong kosong. Mereka tidak menghina, tetapi juga tidak menghormati Tuhan Yesus. 

Kalau mereka tidak memperlakukan Tuhan Yesus sepantasnya karena mereka tidak mengenal Dia dengan benar, hal ini masih bisa ditolerir. Tetapi betapa celaka orang-orang yang mengenal Tuhan Yesus Kristus tetapi tidak memperlakukan Dia sepantasnya. Kelompok kelima ini memang bukan umat pilihan Allah, tetapi mereka sebenarnya tidak boleh dipastikan terbuang ke dalam api kekal. Kelompok kedua ini sangat besar kemungkinan termasuk orang orang yang akan dihakimi menurut perbuatannya. Sangatlah konyol kalau kita memandang orang yang tidak mendengar Injil dengan benar dihakimi menurut iman atau sikap mereka terhadap Tuhan Yesus. Mereka tidak pernah mendengar Injil dengan benar. Mereka masih ada peluang masuk dunia yang akan datang. Tetapi hal ini sangat tergantung nurani mereka. Bila berbicara mengenai nurani hanya Tuhan yang tahu. Kalau kelihatannya mereka ramah terhadap Injil dan orang percaya padahal mereka sangat membenci, siapa yang tahu? Lagi pula kita tidak tahu kualitas kasih yang dimiliki masing-masing individu. 

6. KELOMPOK ENAM

Kelompok ini adalah orang-orang yang menolak Tuhan Yesus Kritus. Kita harus memahami dengan tepat yang dimaksud dengan menolak Tuhan Yesus Kristus. Dengan memahami kata menolak di sini maka kita juga dapat memahami dengan benar yang dimaksud dengan menerima Tuhan Yesus Kristus. Dalam Injil kita menemukan orang-orang Yahudi yang menolak Tuhan Yesus. Dari tindakan orang-orang Yahudi, yang dikepalai oleh para pemimpin agama mereka, kita dapat memahami yang dimaksud dengan menolak Tuhan Yesus. Pengertian menolak adalah memusuhi Yesus Kristus dalam bentuk membenci dan mendatangkan kesulitan bagi pengikut-pengikut-Nya atau orang percaya. 

Walaupun orang-orang Yahudi tersebut sudah mendengar Injil atau mendengar berita keselamatan dalam Yesus Kristus, tetapi mereka bersikap “melawan”. Perlawanan mereka terhadap Tuhan Yesus dibangun dari perasaan dan pikiran benci atau hati yang jahat. Mereka bukan saja sangat membenci Tuhan Yesus, tetapi juga terhadap orang percaya dan gerak pemberitaan Injil. Tingkat perlawanan mereka dari penghinaan nama Tuhan Yesus sampai pada usaha untuk menghalangi pemberitaan Firman, bahkan usaha untuk memunahkan Kekristenan dari muka bumi ini. 

Dalam sepanjang sejarah akan selalu ada kelompok ini. Kelompok ini dimotori oleh kekuatan dari kuasa yang tidak menghendaki adanya corpus delicti. Sebab adanya corpus delicti yang jumlahnya genap akan mengakhiri sejarah kerajaan kegelapan. Kelompok ini bisa disebut sebagai antikris. Pada abad Kekristenan mula-mula lahir, Kekristenan menghadapi kekuatan agama Yahudi (Yudaisme). Kekuatan itu adalah kekuatan kuasa kegelapan. Ketika Tuhan ditangkap di taman Getsemani, Ia mengucapkan kalimat ini: “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu." (Luk. 22:52-53). Kuasa kegelapan inilah yang memotori aniaya terhadap Tuhan Yesus dan semua pengikut-Nya di kemudian hari. 

Bersamaan dengan aniaya terhadap orang Kristen oleh orang-orang yang beragama Yahudi, orang percaya juga menghadapi aniaya dari pihak kekaisaran Romawi. Pada zaman itu orang percaya mengalami aniaya yang sangat hebat dalam waktu yang panjang dari kekaisaran Romawi. Ratusan tahun orang percaya mengalami penderitaan yang hebat. Tanpa membalas kejahatan dengan kejahatan, akhirnya Romawi ditaklukkan tanpa pedang dan tanpa kekerasan oleh pemberitaan Injil pada tahun 380 di mana kaisar Theodosius Agung menjadi Kristen dan mengkristenkan seluruh wilayah Roma. 

Pada abad selanjutnya, khususnya sejak Romawi runtuh, orang Kristen menghadapi kekuatan besar dari Arab yang membuat Kekristenan di Timur Tengah dan Asia nyaris punah. Sampai kapan pun Kekristenan akan berhadapan dengan agama samawi (agama yang diyakini datang dari wahyu Allah), seperti agama Yahudi yang tidak mengakui Injil dari Allah sendiri. Mereka sangat menentang Allah Anak (Yesus Kristus) dan ajaran Tri Tunggal yang mereka anggap sebagai merusak konsep monoteisme Tauhid menurut versi mereka. 

Kelompok yang menolak Tuhan Yesus ini biasanya berhadapan langsung dengan Kekristenan dan berusaha untuk menyerang atau memusuhi orang percaya. Kelompok ini biasanya memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain yang agamanya berbeda, termasuk praktik merusak rumah ibadah agama lain dan memaksa orang lain untuk menganut agamanya. Musuh yang dipandang utama adalah Kekristenan. Mereka adalah manusia-manusia yang pasti binasa, sebab melawan Allah Anak yang menciptakan langit dan bumi. Kalau nurani mereka baik, sekalipun keyakinan mereka bertentangan dengan Injil, mereka tidak akan mengupayakan penderitaan bagi orang lain, termasuk terhadap orang Kristen. Jadi, kalau ada yang bermaksud menyengsarakan dan membunuh anak-anak Allah dengan pemikiran bahwa mereka membela suatu allah, maka kelompok ini pasti antikris Yang akan dibinasakan oleh Allah.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

1 Comments

Previous Post Next Post