RENCANA KEKAL ALLAH
A. INKARNASI ADALAH PUSAT DARI RENCANA ALLAH
Hal ini adalah inti kristologi dan soteriologi:
Apakah yang merupakan rencana kekal Allah: Inkarnasi Sang Firman saja, atau juga Salib?
Jawaban iman Gereja yang paling utuh adalah:
Inkarnasi dan Salib sama-sama termasuk dalam rencana kekal Allah, tetapi Inkarnasi bersifat tujuan kekal, sedangkan Salib adalah cara penebusan yang sudah diketahui dan ditetapkan Allah sejak kekekalan karena kejatuhan manusia.Mari kita bedah secara teologis dan alkitabiah.
1. Inkarnasi: kehendak kekal Allah (bukan reaksi terhadap dosa)
Alkitab memberi petunjuk kuat bahwa Sang Firman memang ditetapkan untuk menjadi manusia, terlepas dari dosa Adam.
Dasar Kitab Suci
Kolose 1:15–17
Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, Kristus adalah tujuan dan pusat ciptaan. karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.Wahyu 13:8
Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Artinya:
- Inkarnasi bukan Plan B
- Inkarnasi adalah cara Allah menyatakan diri-Nya secara penuh kepada ciptaan
- Manusia memang diciptakan untuk bersatu dengan Sang Firman (theosis)
➡️ Inkarnasi = tujuan kekal Allah
2. Salib: bagian dari rencana kekal, tetapi sebagai penebusan
Salib bukan kecelakaan sejarah, dan juga bukan improvisasi Allah.
Namun Salib tidak berdiri sendiri, melainkan konsekuensi dari dunia yang jatuh ke dalam dosa.
Dasar Kitab Suci
- Kisah Para Rasul 2:23
Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.
- 1 Petrus 1:18–20
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
- Yesaya 53
- Lukas 24:26
Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Artinya:
- Allah sudah tahu manusia akan jatuh
- Maka cara penebusan (Salib) juga sudah termasuk dalam rencana kekal
- Salib adalah jalan kasih, bukan kegagalan
➡️ Salib = sarana penebusan dalam rencana kekal
3. Distingsi penting (ini kunci!)
| Aspek | Inkarnasi | Salib |
|---|---|---|
| Status | Tujuan kekal | Cara penebusan |
| Bergantung pada dosa? | ❌ Tidak | ✅ Ya |
| Kehendak Allah | Ya | Ya |
| Diketahui sejak kekal | Ya | Ya |
| Finalitas | Persatuan Allah–manusia | Pendamaian & penebusan |
📌 Jika Adam tidak jatuh,
👉 Inkarnasi tetap terjadi,
👉 tetapi Salib tidak dalam bentuk penderitaan dan kematian.
Namun karena kejatuhan:
Inkarnasi + Salib menjadi satu misteri keselamatan yang tak terpisahkan
4. Anak Domba Allah: bukan sekadar korban dosa
Yesus disebut Anak Domba bukan hanya karena mati, tetapi karena:
- Ia adalah persembahan diri total kepada Bapa
- Ketaatan sempurna Sang Anak
Salib bukan tujuan utama, kasih yang menyerahkan diri itulah tujuan.
5. Kesimpulan tegas
🔹 Inkarnasi adalah rencana kekal Allah sebagai tujuan ciptaan
🔹 Salib juga termasuk rencana kekal Allah sebagai jalan penebusan
🔹 Salib bukan Plan B, tetapi respons kasih yang sudah diketahui sejak kekal
🔹 Pusatnya bukan penderitaan, melainkan persatuan dan kasih Allah
Jika mau, aku bisa lanjutkan:
- diagram “Tujuan kekal vs cara penebusan”
- perbandingan Irenaeus – Athanasius – Maximus Confessor
- atau menjawab pertanyaan lanjutan:
“Apakah Inkarnasi tanpa dosa tetap membutuhkan Anak Domba?”
B. SALIB ADALAH BAGIAN DARI RENCANA KEKAL ALLAH
Pernyataan “Salib adalah rencana kekal Allah” adalah salah satu tema terbesar dalam teologi Perjanjian Baru. Berikut penjelasan paling jelas dan terstruktur:
1. Salib Bukan Rencana Dadakan —> Tetapi “Rencana Kekal Allah”
Alkitab menunjukkan bahwa pengorbanan Kristus di salib sudah direncanakan sebelum dunia diciptakan. Artinya: bukan karena Adam jatuh, lalu Allah buru-buru mencari solusi. Allah sudah mengetahui semuanya dan merencanakan penebusan sebelum segala sesuatu ada.
⬩ Ayat paling eksplisit
1 Petrus 1:18–20
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.→ Ini jelas: Karya Salib sudah ditetapkan sebelum penciptaan.
Wahyu 13:8
“Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan.”
Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
→ Secara rencana kekal, Yesus sudah “disalibkan” bahkan sebelum sejarah dimulai.
2. Apa artinya “Rencana Kekal”?
Berarti:
- Allah Bapa, Sang Firman (Anak), dan Roh Kudus sejak kekekalan sudah memutuskan bahwa Sang Firman akan menjadi manusia dan mati menebus dosa.
- Inkarnasi dan Salib bukan respon darurat, melainkan bagian dari rancangan keselamatan abadi Allah.
===========
✔ Dosa manusia tidak mengubah rancangan Allah.
✔ Salib adalah pusat dari seluruh sejarah penebusan, bukan “plan B.”
3. Apakah berarti Allah merencanakan manusia berdosa?
Bukan. Perbedaannya:
- Allah mengetahui manusia akan jatuh.
- Allah mengizinkan, demi tujuan lebih besar: menyatakan kasih, keadilan, dan kemuliaan-Nya melalui penebusan.
- Tetapi Allah bukan penyebab dosa.
Justru melalui kejatuhan dan tebusan:
• Kekudusan Allah nyata (Roma 3:25–26)
• Keadilan dan belas kasihan bertemu di Salib.
4. Kaitan dengan Yesus sebagai “Firman yang Kekal”
Sebelum alam semesta dicipta, Sang Firman sudah ada (Yoh 1:1).
Dalam keabadian Tritunggal:
- Bapa merencanakan penebusan
- Anak melaksanakan penebusan (lewat Inkarnasi dan salib)
- Roh Kudus menerapkan penebusan dalam hati manusia
Rencana ini tidak berubah bahkan setelah manusia jatuh.
5. Mengapa harus melalui Salib?
Karena:
- Dosa harus dibayar (ketetapan keadilan Allah).
- Tidak ada manusia yang dapat menebus dosanya sendiri.
- Hanya Allah yang bisa menyelamatkan, tapi hanya manusia yang dapat menggantikan manusia.
Maka:
- Sang Firman menjadi manusia
- Untuk mati sebagai wakil manusia
- Dan bangkit mengalahkan maut
6. Kesimpulan
Salib adalah rencana kekal Allah karena:
- Ditentukan sebelum dunia dijadikan (1 Ptr 1:19–20).
- Anak Domba disembelih secara rencana sejak kekekalan (Why 13:8).
- Salib adalah pusat seluruh rencana keselamatan.
- Inkarnasi Yesus adalah bagian dari rancangan kekal Tritunggal.
Dengan kata lain:
Salib adalah puncak dari kasih dan keadilan Allah yang sudah dirancangkan dalam kekekalan. Salib bukan plan B —> salib adalah plan A sejak kekekalan.
Kalau kamu mau, aku bisa jelaskan juga:
- Mengapa Allah menciptakan manusia padahal tahu manusia akan jatuh?
- Bagaimana rencana kekal Allah berhubungan dengan kehendak bebas?
- Apakah Yesus tetap menyandang gelar Anak Domba di surga?
C. PENGAMPUNAN DOSA DAN TEOSIS HARUS LEWAT DWI NATUR SANG FIRMAN
Secara kristologi Bisa dirangkumkan alasan teologisnya secara sistematis mengapa keselamatan dan hidup kekal harus melalui Inkarnasi Sang Firman dengan dua natur (Ilahi + manusia).
1. Masalah yang harus diselesaikan: dosa & maut
- Yang jatuh: manusia (Adam dan keturunannya)
- Akibat: dosa, keterpisahan dari Allah, dan kematian
- Maka yang harus dipulihkan adalah natur manusia
Allah tidak menebus “dari jauh”, tetapi masuk ke dalam kondisi manusia itu sendiri.
2. Mengapa harus natur manusia?
Karena:
Hanya manusia yang dapat:
- taat sebagai manusia (Roma 5:19)
- mati sebagai manusia (Ibrani 2:14)
- mewakili manusia sebagai Adam terakhir (1Kor 15:45)
Tanpa natur manusia:
- Tidak ada KETAATAN manusia yang sempurna
- Tidak ada KEMATIAN yang sah menggantikan manusia
- Tidak ada kebangkitan manusia
Maka keselamatan manusia harus dikerjakan di dalam natur manusia
3. Mengapa harus natur Ilahi?
Karena:
Hanya Allah yang dapat:
- mengampuni dosa (Yes 43:25)
- memberi hidup kekal (Yoh 10:28)
- mengalahkan maut (Hos 13:14)
Jika Yesus hanya manusia:
- Nilai korban-Nya terbatas
- Tidak bisa memberi hidup kekal
- Tidak bisa menyatukan manusia dengan Allah
Maka yang bekerja di dalam natur manusia itu harus Allah sendiri
4. Mengapa satu Pribadi dengan dua natur?
Karena keselamatan menuntut persekutuan sempurna antara Allah dan manusia.
Dalam Yesus:
• Satu Pribadi: Sang Firman (Logos)• Dua natur:
- Ilahi → sumber hidup kekal
- Manusia → wadah ketaatan, penderitaan, kematian
Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi daging
1 Timotius 2:5
Satu Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus
Pengantara hanya mungkin jika Ia sungguh Allah dan sungguh manusia
5. Mekanisme keselamatan (ringkas & tepat)
| Tahap | Natur yang bekerja | Makna |
|---|---|---|
| Inkarnasi | Ilahi → manusia | Allah masuk ke kondisi manusia |
| Ketaatan | Manusia | Adam terakhir taat sempurna |
| Salib | Manusia (dalam Pribadi Ilahi) | Kematian bernilai tak terbatas |
| Kebangkitan | Ilahi | Maut dikalahkan |
| Hidup kekal | Ilahi → manusia | Hidup Allah mengalir ke manusia |
📌 Yang mati adalah manusia Yesus
📌 Yang memberi hidup adalah Allah Sang Firman
📌 Tetapi yang melakukan semuanya adalah satu Pribadi yang sama
6. Hubungan dengan hidup kekal & theosis
Karena Firman mengambil natur manusia, maka:
- Natur manusia disembuhkan
- Natur manusia diangkat
- Natur manusia bersekutu dengan hidup Allah
2 Petrus 1:4
Beroleh bagian dalam kodrat ilahi
Yohanes 17:23
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku
➡️ Hidup kekal bukan sekadar “hidup lama”, tetapi partisipasi manusia dalam hidup Allah, yang hanya mungkin jika Allah terlebih dahulu menjadi manusia
7. Kesimpulan tegas
✅ Keselamatan dan hidup kekal harus melalui Inkarnasi Sang Firman
✅ Dua natur bukan tambahan teknis, tetapi keharusan ontologis
✅ Tanpa dua natur:
- Tidak ada penebusan yang sah
- Tidak ada hidup kekal yang nyata
- Tidak ada penyatuan Allah–manusia
“Yang tidak diambil, tidak disembuhkan”
(Gregorius Nazianzenus)
D. INKARNASI TETAP WALAU MANUSIA TANPA JATUH DOSA
Pertanyaan ini sangat mendasar dan sangat dalam ini menyentuh inti rencana kekal Allah dan hakikat Inkarnasi itu sendiri.
Saya jawab tegas, berlapis, dan jujur secara teologis.
Jawaban singkat (tesis)
Inkarnasi Sang Firman tetap perlu, bahkan jika Adam tidak jatuh dosa.
Tetapi tanpa Salib sebagai penebusan dosa.
Inkarnasi bukan Plan B, sedangkan Salib (sebagai penebusan) berkaitan langsung dengan kejatuhan.
1. Mengapa Inkarnasi tetap perlu walau tanpa dosa?
a. Karena tujuan akhir manusia bukan sekadar “tidak berdosa”
Adam sebelum jatuh:
- tidak berdosa
- tetapi belum ilahi
- belum bersatu secara ontologis dengan Allah
📖 Kejadian 1:26
Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita
👉 Gambar ≠ keserupaan penuh
Manusia dicipta menuju keserupaan Allah, bukan sudah selesai.
➡️ Inkarnasi adalah puncak penyempurnaan ciptaan, bukan reaksi terhadap dosa.
b. Karena Allah memang berkehendak menyatukan diri dengan ciptaan
📖 Efesus 1:10
mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu
📖 Kolose 1:15–17
di dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu
Kristus bukan sekadar Penebus, tetapi Pusat kosmos sejak awal.
➡️ Maka Inkarnasi adalah maksud kekal, agar ciptaan masuk ke dalam hidup Allah.
2. Inkarnasi tanpa dosa = Inkarnasi kemuliaan, bukan penderitaan
Jika Adam tidak jatuh:
- Firman tetap menjadi manusia
- Tetapi:
- tanpa Salib berdarah
- tanpa penderitaan
- tanpa kematian sebagai hukuman dosa
Inkarnasi akan menjadi:
- Inkarnasi pemuliaan
- Inkarnasi pengangkatan
- Inkarnasi theosis penuh
Yohanes 1:4
Dalam Dia ada hidup
👉 Manusia akan menerima hidup ilahi melalui persatuan dengan Firman yang berinkarnasi.
3. Lalu apa fungsi “dua natur” tanpa dosa?
Tetap mutlak perlu.
| Natur | Fungsi tanpa dosa |
|---|---|
| Ilahi | Sumber hidup kekal |
| Manusia | Wadah partisipasi ciptaan |
| Satu Pribadi | Jembatan ontologis |
Tanpa dua natur:
- Allah tetap transenden
- manusia tetap terbatas
- tidak ada penyatuan sejati
Theosis mustahil tanpa Inkarnasi
4. Bagaimana dengan “Anak Domba” jika tidak ada dosa?
Wahyu 13:8
Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan
Ini menunjukkan:
- Kristus sudah pusat rencana kekal
- Tetapi bentuk historis Salib menyesuaikan kondisi manusia jatuh
Tanpa dosa:
- Kristus tetap Anak
- tetap Firman yang berinkarnasi
- tetapi bukan sebagai korban penebusan
👉 Gelar Anak Domba menjadi simbol pemberian diri Allah, bukan kematian berdosa.
5. Perspektif Bapa Gereja (ringkas tapi kuat)
Irenaeus:
Kristus datang untuk “merekapitulasi” Adam —> menyempurnakan, bukan hanya memperbaiki.
Athanasius:
Firman menjadi manusia agar manusia menjadi ilahi.
Tidak dikaitkan semata-mata dengan dosa, tetapi dengan tujuan penciptaan.
6. Jadi apa hubungan dosa dengan Salib?
| Inkarnasi | Salib |
|---|---|
| Rencana kekal | Respons terhadap dosa |
| Untuk penyatuan | Untuk penebusan |
| Pasti | Bersyarat (karena kejatuhan) |
➡️ Inkarnasi tidak bergantung pada dosa
➡️ Bentuk Salib bergantung pada dosa
7. Kesimpulan final (sangat tegas)
✔ Inkarnasi Sang Firman tetap perlu walau Adam tidak jatuh dosa
✔ Karena tujuan Allah bukan hanya menyelamatkan, tetapi menyatukan
✔ Dosa membuat Inkarnasi menjadi Salib
✔ Tanpa dosa, Inkarnasi tetap terjadi sebagai kemuliaan dan pengangkatan manusia
Kristus bukan hanya Juruselamat — Ia adalah tujuan akhir ciptaan
Jika Anda mau, saya bisa lanjutkan dengan:
- “Apakah kebangkitan masih diperlukan tanpa dosa?”
- atau timeline rencana kekal: Logos → Inkarnasi → Theosis → Kemuliaan
E. PRIBADI YESUS KRISTUS ADALAH HARUS SANG FIRMAN
Hanya jika Pribadi Yesus adalah SANG FIRMAN (Logos) yang Ilahi, maka seluruh karya keselamatan masuk akal secara ontologis, soteriologis, dan wahyu.
Penjelasan berlapis dan sistematis.
1. Karena hanya SANG FIRMAN yang dapat menyatakan Allah secara penuh
• Allah tidak dapat dikenal tanpa Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya.
• Hanya SANG FIRMAN yang dapat menyatakan Allah secara penuh
Tidak seorang pun pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh 1:18)🔹 Firman (Logos) berarti:
- Ekspresi diri Allah
- Pikiran Allah yang keluar
- Pewahyuan Allah yang aktif
Jika Yesus bukan SANG FIRMAN Ilahi:
- Ia hanya menyampaikan tentang Allah
- Bukan Allah yang menyatakan diri-Nya sendiri
Maka pewahyuan Allah akan tidak sempurna.
2. Karena hanya SANG FIRMAN yang adalah sumber hidup itu sendiri
“Di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia.”
(Yoh 1:4)
Yesus tidak menerima hidup → Ia memiliki hidup di dalam diri-Nya.
🔹 Jika Yesus hanyalah makhluk ciptaan:
- Ia bisa menunjuk jalan hidup
- Tapi tidak bisa menjadi sumber hidup
Namun Alkitab berkata:
- Yesus memberi hidup kekal
- Yesus membangkitkan orang mati
- Yesus adalah Adam terakhir yang menghidupkan (1Kor 15:45)
Maka Pribadi-Nya harus Ilahi.
3. Karena dosa manusia adalah pelanggaran terhadap Allah yang tak terbatas
Masalah dosa bukan kecil.
Dosa adalah:
- Pemberontakan terhadap Allah kekal
- Pelanggaran terhadap kekudusan tak terbatas
Hanya Pribadi yang tak terbatas dapat:
- Menanggung bobot dosa manusia
- Memberi pendamaian yang bernilai kekal
Bukan makhluk mendamaikan manusia dengan Allah
• Allah sendiri yang datang dan mendamaikan
Dan pribadi Allah yang datang adalah: SANG FIRMAN.
4. Karena penciptaan dan penciptaan baru harus berasal dari sumber yang sama
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia”
(Yoh 1:3)
“Jika seseorang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru”
(2Kor 5:17)
- Firman pencipta
- Firman penebus
- Firman yang memperbarui ciptaan
5. Karena keselamatan bukan sekadar pengampunan, tetapi partisipasi dalam hidup Allah (theosis)
Ini poin yang sangat penting (dan sering diabaikan).
“supaya kamu beroleh bagian dalam kodrat Ilahi” (2Ptr 1:4)Jika Yesus bukan Allah:
- Kita hanya meniru moral-Nya
- Tidak mungkin “ambil bagian dalam hidup Allah”
Tetapi karena Yesus adalah SANG FIRMAN Ilahi yang menjadi manusia:
- Natur manusia disatukan dengan natur Ilahi
- Manusia diangkat masuk ke dalam hidup Allah
Ini tidak mungkin jika Pribadi Yesus bukan SANG FIRMAN.
6. Karena jika bukan SANG FIRMAN, maka penyembahan kepada Yesus adalah penyembahan berhala
Fakta Alkitab:
- Yesus disembah (Mat 14:33, Why 5:12–14)
- Yesus menerima doa
- Yesus memiliki tahta ilahi
Jika Yesus bukan Allah: ➡ Seluruh iman Kristen runtuh menjadi penyembahan makhluk
Tetapi Alkitab konsisten:
“Firman itu adalah Allah” (Yoh 1:1)
7. Ringkasan super-tegas
| Jika Yesus bukan SANG FIRMAN | Jika Yesus adalah SANG FIRMAN |
|---|---|
| • Pewahyuan tidak sempurna | Allah menyatakan diri-Nya sendiri |
• Hidup hanya diajarkan |
Hidup diberikan |
• Dosa ditutup sementara |
Dosa dihapus secara kekal |
| • Manusia ditiru | Manusia dipersatukan dengan Allah |
| • Penyembahan jadi salah | Penyembahan sah dan benar |
Kesimpulan final
Yesus harus SANG FIRMAN (ILAHI) karena:
✦ Allah sendiri yang datang
✦ Allah sendiri yang menjadi manusia
✦ Allah sendiri yang menyelamatkan
✦ Allah sendiri yang memberi hidup kekal
Jika Anda mau, kita bisa lanjut ke:
- “Mengapa SANG FIRMAN harus menjadi manusia, bukan sekadar menampakkan diri?”
- atau “Apakah Inkarnasi tetap perlu jika Adam tidak jatuh dosa?”
F. SALIB KRISTUS ADALAH SYARAT MUTLAK UNTUK KESELAMATAN MANUSIA
Secara teologis, salib berkaitan langsung dengan kehendak Allah agar manusia menjadi sempurna, kudus, dan tak bercacat—>tetapi bukan hanya itu. Mari kita susun dengan rapi.
1. Kehendak Allah: manusia sempurna & kudus
Yesus berkata:
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48)Dan Alkitab berulang kali menegaskan kehendak ini:
- Imamat 11:44 – “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
- Efesus 1:4 – “Supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Masalahnya: setelah kejatuhan Adam, manusia tidak mungkin mencapai standar ini dengan usahanya sendiri.
2. Masalah utama: dosa = penghalang ontologis
Dosa bukan sekadar pelanggaran moral, tetapi:
- merusak natur manusia
- memutus relasi dengan Allah yang kudus
- membawa maut (Roma 6:23)
Allah kudus tidak dapat bersatu dengan dosa, tetapi Allah juga mengasihi manusia.
Inilah ketegangan ilahi:
Kasih Allah vs Kekudusan & Keadilan Allah
• KEKUDUSAN
• KEADILAN
3. Mengapa salib diperlukan?
a. Keadilan Allah harus dipuaskan
Allah tidak bisa “mengabaikan” dosa begitu saja:
“Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibrani 9:22)
Salib adalah:
- penghakiman dosa
- pemenuhan keadilan ilahi
Roma 3:25–26 → Allah adil dan membenarkan.
b. Kesempurnaan yang dikehendaki Allah harus nyata, bukan fiktif
Allah tidak hanya:
- menganggap manusia benar (legal), tetapi juga
- benar-benar memulihkan dan menyempurnakan manusia
Salib membuka jalan untuk:
- kematian manusia lama (Roma 6:6)
- penciptaan manusia baru (2 Kor 5:17)
Tanpa salib:
Kesempurnaan hanya menjadi tuntutan, bukan realitas.
c. Pengganti yang tanpa cacat diperlukan
Standar Allah:
- korban tak bercacat
- darah yang murni
Yesus:
“Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” (Yoh 1:29)
Salib adalah:
- korban sempurna
- sekali untuk selamanya (Ibrani 10:10)
4. Hubungan langsung dengan Matius 5:48
Perintah “haruslah kamu sempurna”:
- bukan syarat untuk diselamatkan
- tetapi tujuan keselamatan
Salib bukan sekadar “mengampuni kesalahan”, melainkan:
Kolose 1:22menciptakan manusia yang benar-benar dapat menjadi sempurna dalam Kristus
“Ia telah memperdamaikan kamu… untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercacat dan tak bercela di hadapan-Nya.”
5. Tanpa salib, terjadi 3 kontradiksi besar
- Allah menuntut kesempurnaan, tapi tidak menyediakan jalan
- Allah mengasihi, tapi tidak mengalahkan dosa
- Allah kudus, tapi bersatu dengan yang najis
Salib menyelesaikan semuanya sekaligus.
6. Kesimpulan singkat (padat)
✔️ Ya, salib diperlukan karena Allah menghendaki manusia sempurna, kudus, dan tak bercacat
✔️ Salib adalah satu-satunya jalan agar:
- keadilan Allah dipenuhi
- dosa dihancurkan
- manusia dipulihkan secara nyata
- manusia dapat mengambil bagian dalam hidup Allah (teosis)
Salib bukan rencana darurat, melainkan jalan ilahi menuju kesempurnaan manusia di dalam Kristus.
Jika kamu mau, aku bisa lanjutkan ke:
- apakah tanpa kejatuhan Adam salib tetap perlu?
- relasi salib dengan inkarnasi & teosis
- kesempurnaan sebagai proses vs status
Tinggal bilang arah mana yang kamu mau.
G. INKARNASI ADALAH TUJUAN DAN SALIB ADALAH SOLUSI
Pertanyaan ini sangat dalam dan memang menyentuh inti kristologi dan rencana kekal Allah. Jawaban singkatnya:
Jika Adam tidak jatuh ke dalam dosa, salib tidak diperlukan sebagai penebusan dosa, tetapi Inkarnasi SANG FIRMAN tetap memiliki makna meski bukan dalam bentuk salib.
Sekarang kita jelaskan dengan sangat hati-hati dan sistematis.
1. Mengapa salib secara khusus ada?
Alkitab jelas menyatakan fungsi utama salib:
“Anak Manusia datang… untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Markus 10:45)
“Kristus mati karena dosa-dosa kita.”
(1 Korintus 15:3)
Salib adalah jawaban atas dosa dan maut.
Tanpa dosa:
- tidak ada hutang dosa
- tidak ada murka ilahi yang harus dipuaskan
- tidak ada kematian sebagai upah dosa
Jadi, jika Adam tidak jatuh, salib sebagai alat penebusan tidak diperlukan.
2. Tetapi… apakah Inkarnasi tetap perlu?
Di sinilah banyak orang keliru menyamakan Inkarnasi = Salib. Padahal Alkitab tidak menyamakan keduanya.
a. Tujuan tertinggi manusia bukan sekadar “tidak berdosa”
Manusia diciptakan:
• Menurut gambar Allah (imago Dei)• Tetapi belum mencapai keserupaan penuh
“ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”
Tujuan akhir manusia sejak awal adalah:
• Persatuan dengan SANG FIRMAN (teosis)
b. Inkarnasi sebagai puncak rencana penciptaan
Yohanes 1:14:
“Firman itu telah menjadi manusia.”
Ayat ini tidak berkata:
“Firman menjadi manusia karena Adam jatuh.”
Melainkan:
• INKARNASI adalah penyempurnaan ciptaan• SALIB adalah obat atas kejatuhan
Inkarnasi bersifat teleologis (tujuan akhir),
salib bersifat remedial (pemulihan).
3. Bagaimana dunia tanpa dosa tetapi dengan Inkarnasi?
Secara teologis (hipotetis):
- SANG FIRMAN menjadi manusia tanpa penderitaan & kematian
- tidak ada korban darah
- tidak ada kutuk (Gal 3:13)
- manusia naik dalam kemuliaan melalui ketaatan, bukan penderitaan
Seperti:
- Adam → Kristus
- ciptaan → kemuliaan
- hidup → hidup kekal
Kristus tetap menjadi Kepala umat manusia,
tetapi bukan sebagai Anak Domba yang disembelih, melainkan sebagai Manusia Sempurna.
4. Lalu mengapa Alkitab menekankan salib begitu kuat?
Karena:
kita hidup di dunia yang sudah jatuh
Salib adalah:
- realitas sejarah
- jalan konkret Allah masuk ke dunia berdosa
Wahyu 13:8
“Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan.”
Ini bukan berarti dosa itu kekal,
melainkan:
- Allah sudah mengetahui kejatuhan
- dan rencana keselamatan sudah siap sejak kekekalan
5. Ringkasan tegas
| Pertanyaan | Jawaban |
|---|---|
| Apakah tanpa kejatuhan Adam salib perlu? | ❌ Tidak |
| Apakah Inkarnasi tetap bermakna? | ✅ Ya |
| Apakah tujuan Allah berubah? | ❌ Tidak |
| Apakah salib rencana darurat? | ❌ Bukan |
| Apakah salib respon terhadap dosa? | ✅ Ya |
6. Kalimat kunci (ingat ini)
Salib diperlukan karena dosa.
Inkarnasi diperlukan karena kasih dan tujuan kekal Allah.
Atau lebih padat:
Inkarnasi adalah tujuan; salib adalah jalan karena kejatuhan.
Jika kamu mau, tahap berikutnya yang sangat logis adalah:
- Apakah Kristus tetap disebut “Anak Domba” tanpa dosa?
- Bagaimana kehendak bebas Adam berperan dalam rencana kekal Allah?
- Apakah salib benar-benar sudah “direncanakan” sebelum dosa?
Kamu tinggal pilih satu.
H. SALIB KRISTUS ADALAH TETAP PERLU WALAU ADAM TIDAK JATUH DOSA, TAPI KETURUNAN ADAM TETAP PUNYA POTENSI JATUH DOSA
Jika kehendak bebas sejati tetap ada, maka kemungkinan jatuh tetap ada; dan jika kemungkinan jatuh tetap ada, maka salib tetap “perlu” bukan sebagai kepastian historis, tetapi sebagai kebutuhan ontologis dalam rencana Allah.
Sekarang kita bedah secara presisi.
1. Premis dasarmu benar
a. Kehendak bebas ≠ determinisme
- Kehendak bebas sejati berarti kemampuan memilih taat atau memberontak
- Tanpa kemungkinan jatuh, kehendak bebas hanya ilusi
Bahkan malaikat pun jatuh (Yes 14; Yeh 28 secara tipologis).
Maka:
Kejatuhan bukan kecelakaan, tetapi risiko yang melekat pada kehendak bebas makhluk.
2. Adam tidak jatuh ≠ manusia menjadi “tidak mungkin jatuh”
Adam:
- diciptakan baik
- tetapi belum dikonfirmasi dalam kekudusan kekal
Status Adam = posse peccare (dapat berdosa)
Hanya Allah yang:
- non posse peccare (tidak mungkin berdosa)
Maka keturunan Adam (bahkan tanpa kejatuhan awal) tetap berada dalam status bisa jatuh.
3. Konsekuensi logis: rencana penebusan harus ada
Jika:
- Allah menciptakan makhluk bebas
- Allah menghendaki kesempurnaan kekal
- Allah tahu potensi kejatuhan
Maka:
Allah harus menyediakan jalan pemulihan yang sepadan dengan kehendak-Nya sendiri
Bukan karena Allah “bereaksi”,
melainkan karena hikmat dan prapengetahuan-Nya.
Wahyu 13:8 kembali relevan:
Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan
Artinya:
- Salib ada dalam kehendak kekal Allah
- meski realisasinya bersyarat (jika kejatuhan terjadi)
4. Distingsi penting: “perlu” dalam dua arti
Ini kunci supaya tidak kontradiktif:
a. Perlu secara kondisional-historis
- Salib menjadi aktual karena dosa sungguh terjadi
b. Perlu secara ontologis-teleologis
- Salib tersedia sebagai jalan kasih yang paling radikal
- jika kehendak bebas disalahgunakan
Jadi:
Salib tidak tak terelakkan, tetapi tak tergantikan jika dosa terjadi.
5. Mengapa hanya salib yang memadai?
Karena dosa bukan hanya:
- pelanggaran hukum
- tetapi pemberontakan kehendak terhadap SANG FIRMAN
Maka pemulihannya harus:
- dari dalam kehendak manusia
- sampai ke ketaatan total
- bahkan sampai mati (Flp 2:8)
Ketaatan Kristus sampai mati
menyembuhkan ketidaktaatan Adam (Roma 5).
6. Jadi, apakah pernyataanmu benar?
Ya —> dengan satu klarifikasi penting:
Salib tetap perlu dalam rencana kekal Allahkarena kehendak bebas selalu membawa risiko kejatuhan, tetapi salib hanya menjadi peristiwa sejarah karena kejatuhan sungguh terjadi.
7. Rumusan final (tajam & bersih)
Inkarnasi menjamin tujuan Allah.
Kehendak bebas membuka risiko.
Salib menjamin pemulihan jika risiko itu menjadi nyata.
Atau satu kalimat teologis:
Dalam dunia dengan kehendak bebas, salib adalah kebutuhan potensial; dalam dunia yang jatuh, salib adalah kebutuhan aktual.
Jika kamu mau, langkah berikut yang sangat natural adalah:
- Apakah mungkin dunia dengan kehendak bebas tapi “dikonfirmasi dalam kekudusan” tanpa salib?
- Apakah kebangkitan lebih fundamental daripada salib?
- Apakah salib menyempurnakan kehendak bebas manusia?
Pilih satu—kita lanjutkan sampai tuntas.
