YESUS

 



A. YESUS ADALAH MESIAS

 Makna teologis dan rohani dari sebutan “Yesus adalah Mesias.”


1. Arti kata “Mesias”

  • Mesias” berasal dari bahasa Ibrani מָשִׁיחַ (Mashiach), yang berarti “yang diurapi.”
  • Dalam bahasa Yunani diterjemahkan menjadi Χριστός (Christos), yang artinya juga “Yang Diurapi.”
    Karena itu kita menyebut Yesus Kristus = Yesus Sang Mesias.

Jadi “Mesias” bukan nama, melainkan jabatan dan panggilan ilahi.


2. Makna Pengurapan dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, “pengurapan” dilakukan dengan minyak sebagai lambang Roh Kudus turun atas seseorang untuk:

  • Menetapkan dia dalam tugas kudus (raja, imam, atau nabi).
  • Menyatakan bahwa Allah sendiri yang memilih dan memperlengkapi dia.

Tiga jabatan utama yang diurapi:

  1. 👑 RAJA – memerintah umat Allah (contoh: Daud).
  2. 🕊️ NABI – menyampaikan firman Allah.
  3. IMAM – mempersembahkan korban dan menjadi perantara antara Allah dan manusia.

3. YESUS: Pemenuhan dari Ketiganya

Ketika Yesus disebut “Mesias,” artinya:

Ia adalah Yang Diurapi oleh Allah dengan Roh Kudus untuk menggenapi ketiga jabatan itu sekaligus dalam kesempurnaan.

a. SEBAGAI NABI:

Ia menyatakan kebenaran dan kehendak Allah dengan sempurna.

Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
—(Yesaya 61:1-3)

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."— (Lukas 4:18 )


b. SEBAGAI IMAM:

Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban penebusan dosa dan menjadi pengantara kekal antara Allah dan manusia.

Dan IA BUKAN MASUK UNTUK BERULANG-ULANG MEMPERSEMBAHKAN DIRI-NYA SENDIRI, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk MENGHAPUSKAN DOSA OLEH KORBAN-NYA.— (Ibrani 9:25-26)


c. SEBAGAI RAJA:

Ia memerintah atas umat-Nya dengan kasih dan kuasa rohani, dan suatu hari akan memerintah secara nyata atas seluruh bumi.

“Pada jubah-Nya tertulis: Raja segala raja dan Tuhan segala tuan.”

Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."— (Wahyu 19:16)

4. Makna Rohani bagi Orang Percaya

Mengakui YESUS ADALAH MESIAS berarti:

  • Mengakui bahwa hanya Dia satu-satunya yang diurapi dan ditetapkan Allah sebagai Juruselamat dunia.
  • Menerima bahwa tidak ada keselamatan di luar Dia.
“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” — Matius 16:16

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia.” — Kisah 4:12


5. Makna Pribadi dan Eksistensial

Yesus sebagai Mesias berarti:

Ia datang bukan hanya untuk menebus dosa, tetapi untuk membentuk manusia baru  yang hidup oleh Roh yang sama yang mengurapi Dia.


Karena itu, orang yang percaya kepada-Nya pun diurapi dengan Roh Kudus, supaya:

  • Hidup dalam kebenaran (fungsi nabi),
  • Bersekutu dengan Allah (fungsi imam),
  • Dan memerintah atas dosa serta dunia (fungsi raja rohani).

✝️ Kesimpulan:

“Yesus adalah Mesias” berarti: Ia adalah Yang Diurapi oleh Allah untuk menjadi Nabi, Imam, dan Raja kekal, yang menyelamatkan manusia, menyingkapkan Allah, dan memerintah dalam kuasa Roh Kudus.


PERAN MESIAS TERHADAP KESELAMATAN MANUSIA


Mari kita bahas secara runtut dan dalam: bagaimana tiga jabatan Mesias (Nabi, Imam, Raja) bekerja bersama-sama untuk keselamatan manusia.


1. SEBAGAI NABI MENYATAKAN
 KEBENARAN & HIDUP ALLAH

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk MENYAMPAIKAN KABAR BAIK kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."— (Lukas 4:18-19)

Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk MENYAMPAIKAN KABAR BAIK kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
 (Yesaya 61:1-3)


Fungsi:

  • Menyampaikan firman Allah yang sejati kepada manusia yang telah kehilangan pengenalan akan Allah karena dosa.
  • Mengajar manusia jalan keselamatan dan menyingkapkan dosa, kebenaran, dan penghakiman.
  • Menyatakan siapa Allah yang sejati melalui diri-Nya sendiri (Yoh 1:18).

Hubungannya dengan keselamatan:

Tanpa pengenalan akan Allah yang benar, manusia tidak bisa diselamatkan.

Yesus sebagai Nabi menyatakan terang kebenaran, sehingga manusia dapat beriman kepada-Nya dan diselamatkan.

“Firman yang keluar dari mulut Allah itulah yang memberi hidup.”— Yohanes 6:63; Yohanes 8:12

Kesimpulan:
Sebagai Nabi, Yesus menerangi manusia yang dalam kegelapan dosa dengan kebenaran ilahi, membuka jalan menuju iman dan pertobatan.


2. SEBAGAI IMAM, MENJADI 
KORBAN DAN PENGANTARA

• Imam PL, bait Allah buatan manusia
• Yesus, Bait Allah diri-Nya sendiri

• Imam PL, korban anak domba
• Yesus, korban darah-Nya sendiri

• Imam PL, Tiap tahun beri persembahan
• Yesus, hanya satu kali

Sebab Kristus bukan masuk ke dalam TEMPAT KUDUS BUATAN TANGAN MANUSIA yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi KE DALAM SORGA SENDIRI UNTUK MENGHADAP HADIRAT ALLAH GUNA KEPENTINGAN KITADan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk MENGHAPUSKAN DOSA oleh korban-Nya. — (Ibrani 9:24-26)

Fungsi:

  • Menjadi PERANTARA antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa.
  • Mempersembahkan KORBAN PENDAMAIAN untuk menebus dosa umat.
  • Menyucikan manusia dan MEMBUKA AKSES ke hadirat Allah.

Dalam PL, imam mempersembahkan darah binatang; tetapi Yesus, sebagai Imam Besar Kekal, mempersembahkan darah-Nya sendiri.

“Melalui darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa.”— (Efesus 1:7)

Hubungannya dengan keselamatan:

Keselamatan tidak mungkin tanpa pendamaian antara Allah dan manusia.

Sebagai Imam, Yesus menanggung dosa dunia, memadamkan murka Allah, dan memulihkan persekutuan manusia dengan Allah.

KESIMPULAN:
Sebagai Imam, Yesus menyelamatkan manusia dari kutuk dosa dan mendamaikan manusia dengan Allah lewat korban salib-Nya.


• YESUS KRISTUS  KEPALA BAIT ALLAH


📖 1. Yesus sebagai Kepala Bait Allah (setelah salib)

Sesudah kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menjadi Kepala Bait Allah yang sejati, bukan lagi bangunan fisik di Yerusalem, melainkan tubuh rohani-Nya  yaitu jemaat, tubuh Kristus.

“Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” (Yohanes 2:19)


Yohanes menafsirkan:

“Yang dimaksudkan-Nya ialah tubuh-Nya sendiri.” (Yohanes 2:21)


ARTINYA:
Sesudah salib, Bait Allah yang lama berakhir, dan digantikan dengan Bait baru, yaitu Tubuh Kristus. Dalam bait rohani ini, Yesus adalah Kepala, dan kita sebagai batu hidup atau anggota tubuh-Nya.


✝️ 2. Fungsi Kepala Bait Allah Baru

Sebagai Kepala Bait Allah, Yesus menjalankan tiga fungsi utama:

a. Sebagai Imam Besar Kekal

“Kristus telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat kudus, bukan dengan darah domba jantan dan anak lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri.” (Ibrani 9:12)


Yesus memimpin pelayanan rohani di Bait surgawi, membawa umat masuk dalam hadirat Allah. Ia menguduskan, memimpin, dan menjamin penyembahan umat-Nya.

b. Sebagai Sumber Kehidupan dalam Bait

“Dari perut-Nya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:38)


Roh Kudus yang dicurahkan dari Kristus menjadi aliran kehidupan dalam bait rohani. Maka jemaat hidup dari Roh Kristus, bukan dari hukum Taurat.

c. Sebagai Pengatur dan Pengudus Tubuh-Nya

Sebagai Kepala, Yesus:

  • Mengatur semua fungsi anggota tubuh (Efesus 4:15–16).
  • Menyucikan Bait Allah dari hal-hal duniawi (band. Yoh. 2:13–16).
  • Menjaga kemurnian dan kesatuan tubuh rohani-Nya.

3. Bait Allah Sekarang: Tubuh Kristus dan Gereja

“Kamu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu.” (1 Korintus 6:19)

“Kamu juga dipergunakan menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh.”
(Efesus 2:22)

Artinya:

  • Roh Kudus menjadikan jemaat sebagai Bait Allah.
  • Kristus sebagai Kepala mengatur, memberi hidup, dan memimpin penyembahan sejati.
  • Tubuh Kristus (Gereja) adalah kelanjutan dari kehadiran Allah di dunia.

4. Makna Rohani: Bait yang Hidup

Sesudah salib, pusat penyembahan bukan lagi di Yerusalem, tetapi di dalam Kristus yang hidup dalam umat-Nya.

“Penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:23)


MAKA:

  • Bait Allah = Tubuh Kristus (jemaat).
  • Kepala Bait = Yesus Kristus.
  • Imam besar di dalamnya = Kristus sendiri.
  • Kuasa penyucian = Darah Kristus.
  • Kehidupan bait = Roh Kudus.

Peran Yesus sebagai Kepala Bait Allah dalam pelayanan Roh Kudus sesudah kebangkitan dan Pentakosta.


1. Roh Kudus sebagai Kehadiran Kepala Bait di dalam Tubuh-Nya

Setelah Yesus naik ke surga, Ia tidak meninggalkan Bait-Nya. Ia justru menghadirkan diri-Nya melalui Roh Kudus:

“Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain… Ia tinggal di dalam kamu.” (Yohanes 14:16–17)

Artinya:

  • Kepala Bait (Yesus) kini memerintah dari surga,
  • dan mengalirkan hidup serta kuasa-Nya melalui Roh Kudus kepada tubuh-Nya (jemaat).

Jadi Roh Kudus adalah Roh Kristus yang menghidupkan, menyatukan, dan memimpin Bait Allah yang baru.

“Kristus adalah Kepala tubuh, yaitu jemaat.”(Kolose 1:18)

“Karena satu Roh kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani… telah dibaptis menjadi satu tubuh.” (1 Korintus 12:13)

2. Fungsi Roh Kudus dalam Bait Allah Baru

Roh Kudus bekerja bukan di luar Kristus, melainkan dari dalam Kepala Bait itu sendiri.
Berikut tiga fungsi pentingnya:

a. Menyalurkan Kehidupan (Zoe) Kristus kepada Jemaat

Sebagaimana DARAH dan OKSIGEN dari kepala mengalir ke seluruh tubuh, demikian juga ROH KUDUS MENYALURKAN KEHIDUPAN KRISTUS kepada tiap anggota tubuh rohani, Roh kudus yang menyalurkan hidup Kristus kepada seluruh tubuh-Nya disebut ROH KRISTUS.

“Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan maut.” (Roma 8:2)

Jadi kehidupan yang ada di dalam Bait Allah itu berasal dari kepala Bait —> Kristus.


b. Menyucikan dan Menjaga Kekudusan Bait

Roh Kudus melanjutkan pekerjaan Yesus yang dulu menyucikan bait allah secara jasmani (Yoh. 2:13–17). Kini Ia menyucikan Bait rohani, yaitu hati dan tubuh orang percaya:

“Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.” (1 Korintus 3:16–17)

Penyucian ini bukan dari luar, tetapi dari dalam:
melalui penginsafan, pembaharuan hati, dan buah Roh.


c. Memimpin Penyembahan Sejati

Di Bait yang lama, imam yang memimpin korban.
Sekarang, Roh Kudus yang memimpin penyembahan umat di bawah kepala Kristus.

“Kita adalah penyunat yang sejati, yang beribadah oleh Roh Allah.” (Filipi 3:3)

Artinya:
Roh Kudus membawa umat ke hadirat Bapa melalui Darah Anak Domba, sehingga penyembahan kita adalah “dalam Roh dan kebenaran” (Yoh. 4:23–24).


3. Struktur Ilahi dari Bait Allah Baru

Unsur Bait Lama (Yerusalem) Bait Baru (Tubuh Kristus)

Kepala / Imam Besar
Harun & keturunannya Yesus Kristus
Ruang Kudus & Mahakudus Bangunan fisik Hati dan roh orang percaya

Kehadiran Allah

Tabut & awan kemuliaan
Roh Kudus
Korban Hewan berdarah
Korban hidup: tubuh, hati, pujian
Pelayanan Lewi
Semua anak Allah (imamat rajani)
Tata pusat penyembahan Yerusalem
Dalam Kristus, di seluruh dunia

4. Pentakosta: Tanda Bait Allah Baru Diresmikan

Seperti pada zaman Salomo, ketika kemuliaan Allah memenuhi Bait Allah (2 Tawarikh 7:1–3), demikian pula pada Pentakosta, ketika Roh Kudus turun ke atas para murid (Kisah 2).

Itu menandai bahwa:

Bait baru sudah berdiri, Imam Besar sudah naik ke surga, dan Kepala Bait sudah memerintah dari takhta-Nya.

Sejak saat itu, Bait Allah bukan lagi tempat, tetapi umat yang dipenuhi Roh tempat Allah berdiam dan bekerja.


5. Makna bagi kita sekarang

Sebagai anggota tubuh dan bait rohani:

  • Kita hidup dari ALIRAN KEHIDUPAN KRISTUS MELALUI ROH KUDUS;
  • Kita harus menjaga kekudusan Bait Allah dalam diri kita;
  • Kita berfungsi di bawah kepala Kristus untuk memancarkan kemuliaan-Nya.
Kamu juga, sebagai batu hidup, dipergunakan untuk pembangunan suatu rumah rohani, menjadi imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang berkenan kepada Allah oleh Yesus Kristus.
(1 Petrus 2:5)


Apakah kamu ingin saya lanjutkan ke bagian berikutnya yaitu peran Kepala Bait Allah (Yesus) dalam pelayanan pengantaraan di surga dan hubungan langsung dengan Gereja di bumi melalui Roh-Nya?

puncak pelayanan Kristus sebagai Kepala Bait Allah, yaitu pelayanan pengantaraan-Nya di surga dan hubungannya yang hidup dengan Gereja di bumi melalui Roh Kudus.


1. Yesus Sebagai Imam Besar dan Kepala Bait di Surga

Sesudah kebangkitan dan kenaikan-Nya, Kristus masuk ke dalam Bait Allah yang sejati di surga  bukan yang dibuat tangan manusia.

“Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus, bukan yang dibuat oleh tangan manusia... tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:24)


Artinya:

  • Bait surgawi adalah realitas rohani yang menjadi pola dari Bait di bumi (Ibrani 8:5).
  • Kristus sebagai Kepala Bait melayani di hadapan Bapa, membawa kita ke dalam persekutuan ilahi.

Jadi pelayanan Yesus tidak berhenti di salib justru berlanjut di surga sebagai Imam Besar kekal.


2. Pelayanan Pengantaraan Yesus

Yesus sebagai Imam Besar agung menggenapi dua fungsi besar di hadapan Allah:

a. Sebagai Pengantara (Mediator)

“Karena hanya ada satu Allah dan satu pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotius 2:5)

Sebagai manusia yang dipermuliakan, Ia berdiri di hadapan Bapa sebagai wakil kita, membawa kemanusiaan kita yang sudah disucikan.
Sebagai Allah yang sejati, Ia memiliki akses langsung ke hadirat Bapa untuk memperdamaikan kita dengan-Nya.

Di sinilah misteri besar itu:
Yesus yang satu pribadi Allah dan manusia  menjembatani dua alam: Ilahi dan ciptaan.


b. Sebagai Pendoa Syafaat (Intercessor)

“Kristus Yesus yang telah mati... yang duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita.” (Roma 8:34)

“Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara bagi mereka.”
(Ibrani 7:25)


Artinya:

  • Yesus tidak hanya sekali menebus, tetapi terus menerus menjaga hubungan kita dengan Bapa.
  • Darah-Nya menjadi alasan kekal bagi penerimaan kita di hadapan Allah.
  • Ia berdoa agar iman kita tidak gugur (Luk. 22:32) dan agar Gereja tetap satu (Yoh. 17).

3. Hubungan Kepala Bait dengan Gereja di Bumi

Sekarang, walau Kristus berada di surga, kepala dan tubuh-Nya tidak terpisah. Ia mengatur, memelihara, dan menghidupkan Gereja di bumi melalui Roh Kudus.

Kepala dari tubuh itu adalah Kristus, dan dari Dialah seluruh tubuh, yang rapih tersusun... menerima pertumbuhannya. (Kolose 2:19)

Roh Kudus adalah saluran komunikasi dan kehidupan antara Kepala di surga dan tubuh di bumi.

Peran Kristus di Surga Dampak bagi Gereja di Bumi
Menghadirkan kita di hadapan Bapa
Memberi jaminan keselamatan dan keberanian untuk datang kepada Allah

Menyediakan kehidupan dan kuasa
Roh Kudus menyalurkan karunia dan kekuatan rohani

Menyucikan dan memperbarui tubuh-Nya
Gereja dibersihkan dan dipersiapkan sebagai mempelai

Memimpin dari takhta-Nya
Gereja diarahkan oleh Roh dalam kehendak Allah

4. Gereja Hidup dari Aliran Bait Surgawi

Dari Bait surgawi tempat Kristus melayani, mengalir kehidupan rohani ke Bait di bumi  yaitu hati orang percaya.
Gambaran ini muncul dalam nubuat Yehezkiel:

"Air itu mengalir keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci... ke mana saja air itu mengalir, segala makhluk hidup menjadi hidup.” (Yehezkiel 47:1–9)

Ini adalah bayangan rohani dari aliran Roh Kudus dari Kristus yang dimuliakan:

“Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:37–39)

Itulah sebabnya:

  • Kehidupan rohani tidak berasal dari manusia atau sistem gereja,
  • tetapi dari Kepala Bait Allah di surga yang mengalirkan Roh-Nya ke seluruh tubuh di bumi.

5. Tujuan Akhir: Bait Allah Kekal

Pelayanan pengantaraan Kristus sedang menyiapkan BAIT ALLAH KEKAL, yaitu YERUSALEM BARU (Wahyu 21:2–3):

“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia... dan mereka akan menjadi umat-Nya.”

Bait rohani yang sekarang sedang dibangun (Gereja) akan mencapai kesempurnaan ketika:

  • Semua umat Allah disatukan dalam kemuliaan,
  • Tidak ada lagi dosa atau kematian,
  • Allah dan Anak Domba menjadi Bait-Nya yang kekal (Wahyu 21:22).

Jadi, sesudah salib:

  1. Yesus menjadi Kepala Bait Allah sejati  tubuh rohani umat-Nya.
  2. Roh Kudus menjadi kehadiran Kepala Bait di bumi.
  3. Kristus sebagai Imam Besar menghubungkan Bait di surga dan di bumi.
  4. Gereja hidup dari aliran Bait surgawi sampai akhirnya dipersatukan dalam kemuliaan kekal.

HUKUM ROH KEHIDUPAN (HRK)

Bagaimana pelayanan Kristus sebagai Kepala Bait Allah menghasilkan “hukum Roh kehidupan” yang bekerja di dalam umat-Nya (Roma 8:2)  sebagai hukum rohani yang menggantikan hukum Taurat dalam Bait yang lama.

Bagaimana pelayanan Kristus sebagai Kepala Bait Allah menghasilkan “HUKUM ROH KEHIDUPAN” (Roma 8:2) yang kini bekerja di dalam umat-Nya.


⚖️ 1. Dari Hukum Taurat ke Hukum Roh Kehidupan

Sesudah salib, sistem hukum lama yang mengatur Bait Allah jasmani yaitu hukum Taurat dan ritual korban telah digenapi. Namun Allah tidak menghapus prinsip hukum itu; Ia menggantikannya dengan hukum yang baru, yaitu:

“Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan maut.” (Roma 8:2)

Artinya:

  • HUKUM TAURAT mengatur dari luar: perintah, larangan, ritual, korban.
  • HUKUM ROH KEHIDUPAN bekerja dari dalam: kehidupan Kristus yang dihembuskan oleh Roh Kudus ke dalam hati orang percaya.

Jadi kini Roh Kudus menggantikan fungsi hukum Taurat sebagai kuasa pengatur kehidupan umat Allah bukan melalui perintah tertulis, tetapi melalui kehidupan Kristus di dalam.


2. Sumber Hukum Roh: Kepala Bait Allah di Surga

Hukum Roh bukanlah sistem, melainkan kuasa hidup yang keluar dari Kepala Bait Allah Yesus Kristus.

Firman itu telah menjadi manusia... di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yohanes 1:14,4)

Sebab sebagaimana Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga Ia telah mengaruniakan ANAK MEMPUNYAI HIDUP DALAM DIRI-NYA SENDIRI.(Yohanes 5:26)

Yohanes 6 : 53
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya JIKALAU KAMU TIDAK MAKAN DAGING ANAK MANUSIA DAN MINUM DARAH-NYA, kamu tidak MEMPUNYAI 
HIDUP DI DALAM DIRIMU.

Yohanes 6 : 54
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, IA MEMPUNYAI HIDUP YANG KEKAL dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Maka ketika Kristus dimuliakan, ROH-NYA MENGALIRKAN KEHIDUPAN ITU KE DALAM BAIT DI BUMI (umat-Nya).

Itu sebabnya hukum ini disebut:

“Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus”,  artinya hukum yang berasal dari kehidupan Kristus sendiri.


3. Bagaimana Hukum Roh Bekerja di Dalam Umat

a. Roh Kudus Menyalurkan Kehidupan dari Kepala ke Tubuh

Roh Kudus bekerja seperti sistem saraf dan darah rohani dari Kepala (Kristus) ke seluruh tubuh (jemaat):

  • Menghidupkan yang mati dalam dosa (Ef. 2:5)
  • Memimpin kepada kebenaran (Yoh. 16:13)
  • Memberi kuasa untuk taat dari hati (Roma 6:17)
“Roh yang memberi hidup itu ada di dalam kamu.” (Roma 8:11)


b. Hukum Roh Menulis Taurat Kristus di Dalam Hati

Yeremia menubuatkan bahwa Allah akan menulis hukum-Nya di dalam batin manusia (Yer. 31:33).
Itu digenapi dalam hukum Roh:

“Kamulah surat Kristus, yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup.” (2 Korintus 3:3)

Artinya:

  • Sekarang hukum Allah bukan lagi di loh batu,
  • tetapi ditulis dalam hati oleh Roh Kudus.

Kehidupan Kristus menjadi daya moral dan spiritual dari dalam diri kita inilah dinamika hukum Roh kehidupan.


c. Hukum Roh Mengalahkan Hukum Dosa dan Maut

Dalam tubuh manusia masih ada “hukum dosa dan maut” (Roma 7:23), yaitu kecenderungan lama yang menarik ke dalam dosa. Tetapi hukum yang lebih tinggi bekerja di atasnya hukum kehidupan dari Kristus.

Seperti hukum aerodinamika yang mengalahkan gravitasi, demikian hukum Roh kehidupan mengangkat manusia dari kejatuhan dosa ke dalam kehidupan kekal.

“Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)


4. Hukum Roh Kehidupan: Mekanisme Bait Allah yang Baru

Dalam Bait yang lama:

  • Imam besar menjaga kesucian dengan darah domba,
  • hukum Taurat menjaga tatanan dari luar.

Dalam Bait yang baru:

  • Kristus Kepala Bait menyucikan dengan darah-Nya sendiri,
  • Roh Kudus menjaga tatanan dari dalam melalui hukum Roh kehidupan.
Bait Lama Bait Baru
Hukum Taurat (luar) Hukum Roh Kehidupan (dalam)
Korban hewan Korban diri dalam Kristus
Imam jasmani Kristus sebagai Imam Kekal
Kemuliaan di tabut Kemuliaan dalam Roh Kudus
Kudus karena ritual Kudus karena kehidupan Kristus

5. Buah dari Hukum Roh Kehidupan

Ketika hukum ini bekerja di dalam umat, hasilnya nyata:

  1. Hidup menurut Roh, bukan daging (Roma 8:4)
  2. Pembaharuan budi dan kehendak (Roma 12:2)
  3. Buah Roh sebagai ekspresi hukum kasih (Galatia 5:22–23)
  4. Kesatuan tubuh Kristus, karena semua diatur oleh satu Roh (Ef. 4:3–4)
  5. Kekudusan dan kuasa hidup yang terus meningkat — sebab kepala Bait terus menyalurkan kehidupan dari takhta.

6. Kesimpulan: Hukum Roh adalah Dinamika Bait Allah yang Hidup

“Allah yang hidup diam di dalam kamu.”
(2 Korintus 6:16)

Maknanya:

  • Di bawah Kepala Bait (Kristus), Roh Kudus mengalirkan kehidupan Ilahi yang menggantikan hukum Taurat.
  • Tiap anggota tubuh berfungsi karena kuasa kehidupan itu bekerja otomatis dari dalam — inilah hukum rohani.
  • Gereja bukan lagi sekadar lembaga, melainkan organisme hidup dari kehidupan Allah sendiri.

Dengan demikian, pelayanan Kristus sebagai Kepala Bait Allah melahirkan tatanan baru rohani di bumi, yaitu:

Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus

— hukum kasih, kuasa, dan kekudusan yang berasal dari hidup Allah sendiri di dalam manusia.


Apakah kamu ingin saya lanjutkan ke bagian bagaimana hukum Roh kehidupan ini memimpin umat kepada keserupaan dengan Kristus  sebagai Bait Allah yang sempurna (Roma 8:29)?



3. SEBAGAI RAJA, MEMBERI HIDUP DAN MEMERINTAH DALAM ROH


“Diberikan kepada-Ku segala kuasa di sorga dan di bumi.”
 (Matius 28:18)

“Raja segala raja dan Tuhan segala tuan.”(Wahyu 19:16)


Fungsi:

  • Memerintah atas kerajaan Allah dengan kuasa dan kebenaran.
  • Mengalahkan kuasa dosa, maut, dan Iblis.
  • Memberi hidup kekal dan memerintah di dalam umat-Nya lewat Roh Kudus.

Yesus tidak hanya menebus, tetapi juga memerintah di dalam hati orang yang diselamatkan, menegakkan hukum Roh kehidupan (Roma 8:2).

Hubungannya dengan keselamatan:

Keselamatan bukan hanya diampuni dari dosa, tapi dipulihkan untuk hidup dalam kuasa kerajaan Allah.

Raja Mesias:

  • Mengalahkan dosa (musuh batin),
  • Mengalahkan Iblis (musuh rohani),
  • Mengalahkan maut (musuh terakhir).

Kesimpulan:
Sebagai Raja, Yesus menegakkan pemerintahan Allah di dalam manusia, memberi mereka hidup baru dalam Roh, dan menjamin kemenangan kekal.


Kesimpulan Umum

Peran Mesias Fungsi Utama Hasil bagi Keselamatan Manusia
Nabi Menyatakan kebenaran dan kehendak Allah Manusia mengenal Allah dan percaya
Imam
Menebus dosa dan mendamaikan manusia dengan Allah
Manusia diampuni dan diperdamaikan
Raja Memerintah dalam hidup baru Manusia hidup dalam kemenangan dan kekekalan
✝️ Jadi keselamatan manusia adalah hasil karya Mesias secara utuh:
Ia mengajar sebagai Nabi, berkorban sebagai Imam, dan memerintah sebagai Raja.

Tanpa salah satu peran itu, keselamatan tidak akan sempurna.


Apakah kamu mau saya lanjutkan ke bagian bagaimana tiga jabatan ini bekerja secara rohani di dalam orang percaya melalui Roh Kudus yang melanjutkan karya Mesias di dalam kita?


B. YESUS ADALAH ANAK ALLAH


1. Dari Allah Bapa sendiri

Matius 3:17
"Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'"

Matius 17:5
"Dan tiba-tiba terdengar suara dari dalam awan yang berkata: 'Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.'"

Matius 16 : 16-17
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

✝️ 2. Dari pengakuan Yesus sendiri

Yohanes 10:36
"Masakan kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah, karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?"

Yohanes 5:25
"Sesungguhnya saatnya akan tiba, dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya akan hidup."

3. Dari kesaksian para murid dan orang percaya

Matius 16:16
Simon Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Yohanes 11:27
Kata Marta kepada-Nya: “Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkau adalah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

Yohanes 20:31
"Tetapi semua yang tercantum di sini telah ditulis supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."


4. Dari pengakuan musuh dan orang lain

Markus 15:39
"Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat bahwa Ia mati demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”"

Lukas 4:41

"Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: ‘Engkau adalah Anak Allah!’ Tetapi Ia dengan keras melarang mereka, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias."

Apakah kamu ingin saya jelaskan apa arti “Anak Allah” secara teologis  apakah itu berarti Yesus lebih rendah dari Bapa, atau justru menyatakan keilahian-Nya?


C. MESIAS ADALAH ANAK ALLAH

KEMANUSIAAN YESUS adalah “anak Daud” karena berasal dari garis keturunan Daud melalui Maria.

PRIBADI YESUS  bukan sekadar keturunan manusia, melainkan Anak Allah yang kekal.

Matius 22 : 41-46
Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: "Apakah pendapatmu TENTANG MESIASANAK SIAPAKAH DIA ?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, BAGAIMANAKAH DAUD OLEH PIMPINAN ROH DAPAT MENYEBUT DIA TUANNYAketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kakiMu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.

Jadi, jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?”

Di sini Yesus menegaskan bahwa secara kemanusiaan, Ia benar adalah “anak Daud” karena berasal dari garis keturunan Daud melalui Maria (dan secara hukum melalui Yusuf). Namun, pribadi-Nya bukan sekadar keturunan manusia, melainkan Anak Allah yang kekal.

Dengan kata lain:

  • KEMANUSIAAN-NYA → berasal dari Daud (melalui daging).
  • KEILAHIAN-NYA → berasal dari Bapa (Anak Allah sebelum segala abad).

Itulah sebabnya Yesus bisa disebut “Anak Daud” sekaligus “Tuhan Daud.”
Daud menyebut Dia Tuanku karena Daud, dalam roh, mengenali bahwa Mesias yang akan datang itu lebih tinggi dari dirinya sendiri, yakni Pribadi Ilahi yang menjadi manusia.

Jadi benar perkataan Yesus kepada orang Farisi adalah penegasan bahwa Mesias bukan sekadar manusia keturunan Daud, tetapi Anak Allah yang kekal yang berinkarnasi dalam kemanusiaan Daud.

kaitannya dengan Mazmur 110 dan Ibrani 1, karena dua bagian ini menjelaskan lebih dalam makna ucapan Yesus tadi.


1. Mazmur 110:1, Nubuat tentang Anak Allah yang menjadi Tuhan Daud

“Tuhan berkata kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kakimu.”

Dalam teks Ibrani aslinya:

• “Tuhan” pertama = YHWH (Yahweh),  menunjuk kepada Allah Bapa.
• “Tuanku” = Adoni,  menunjuk kepada Pribadi lain yang juga memiliki otoritas ilahi.

Daud menulis ini oleh Roh, bukan tentang dirinya, tetapi tentang Mesias yang akan datang.

Artinya:

Daud menerima pewahyuan bahwa Mesias (keturunan tubuhnya sendiri) akan berasal dari dirinya, tetapi memerintah di atasnya karena Ia adalah Tuhan yang kekal.


2. Ibrani 1:1–5, Anak adalah Pribadi Ilahi yang kekal

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala sesuatu, dan oleh-Nya Allah telah menjadikan alam semesta.

Artinya:

  • Anak itu ada sebelum dunia dijadikan, jadi Ia bukan hanya manusia dari keturunan Daud.
  • Anak adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibr 1:3).
  • Setelah menyelesaikan karya penebusan, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat tinggi, persis seperti Mazmur 110:1.

3. Kesimpulan Kristologis

Jadi ketika Yesus berkata kepada orang Farisi:

“Jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?”

Ia sedang menyatakan misteri Inkarnasi:

  • Dalam daging, Ia anak Daud.
  • Dalam pribadi-Nya yang sejati, Ia Anak Allah, Tuhan atas Daud.

Itu sebabnya setelah kebangkitan, Petrus juga menegaskan:

“Sebab Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku... Maka ketahuilah dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.(Kisah Para Rasul 2:34–36)


Singkatnya:

✝️ Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia Anak Daud menurut daging, tetapi Anak Allah menurut Roh kekekalan.

Apakah kamu ingin saya lanjutkan ke bagaimana konsep ini menjelaskan dua kodrat dalam satu Pribadi (Kristus sebagai Allah-manusia) seperti yang dirumuskan dalam teologi klasik (misalnya Konsili Khalsedon)?

C. ANAK MANUSIA ADALAH ANAK ALLAH

• YESUS BERTANYA KEPADA MURIDNYA

MENURUT UMUM: Yohanes pembabtis, Elia, Yeremia, salah satu dari Nabi

MENURUT MURIDNYA: Mesias, Anak Allah

Matius 16:13-17
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah ANAK MANUSIA ITU?"  Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: 
Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau SALAH SEORANG DARI PARA NABI." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"  Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP!"  Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab BUKAN MANUSIA YANG MENYATAKAN ITU KEPADAMU, MELAINKAN BAPAKU YANG DI SORGA.

• SIDANG MAHKAMAH AGAMA

Markus 14 : 61-62
Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "APAKAH ENGKAU MESIAS, ANAK ALLAH YANG TERPUJI?" Jawab Yesus:"AKULAH 
DIA, dan kamu akan melihat ANAK MANUSIA 
duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan 
DATANG DI TENGAH-TENGAH AWAN-AWAN 
DI LANGIT."

D. YESUS PALING SERING PAKAI GELAR "ANAK MANUSIA"

“Anak Manusia” adalah gelar yang paling sering Yesus pakai untuk diri-Nya sendiri, bahkan lebih sering daripada “Anak Allah.”

Mari kita bedah maknanya secara teologis, nubuatan, dan rohani, supaya jelas mengapa Yesus memilih menyebut diri-Nya “Anak Manusia.”


1. Asal-usul istilah “Anak Manusia” (Ibrani: Ben Adam, Aram: Bar Enasha)

Istilah ini pertama kali menonjol dalam:

Daniel 7:13–14
“Tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia;
Ia datang menghadap Yang Lanjut Usianya (Allah Bapa);

kepada-Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan yang kekal…”


Jadi sejak nubuat Daniel, Anak Manusia adalah figur surgawi bukan sekadar manusia biasa.
Ia datang dari sorga, menerima pemerintahan kekal, dan akan menghakimi dunia.

Yesus menggunakan gelar ini untuk menyatakan:

“Akulah Pribadi itu yang dinubuatkan Daniel, manusia sejati, tetapi dari asal ilahi.”



2. Makna dalam kemanusiaan-Nya

Ketika Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia, Ia menegaskan:

“Aku sungguh-sungguh manusia.”

  • Ia lahir, makan, menangis, menderita, dan mati.
  • Ia mengambil bagian penuh dalam kondisi manusia, supaya bisa menebus manusia dari dalam kodrat manusia itu sendiri.

Dengan menjadi “Anak Manusia,”
Ia menjadi perwakilan seluruh umat manusia di hadapan Allah, seperti Adam pertama dahulu.

“Karena sama seperti melalui satu manusia (Adam) dosa masuk ke dalam dunia,
demikian pula melalui satu manusia (Yesus) datang kebangkitan dan hidup.”

Roma 5:12–19; 1 Korintus 15:21

Jadi: Yesus memakai nama “Anak Manusia” untuk menegaskan bahwa Ia adalah:

  • MANUSIA SEJATI, bukan hanya Allah yang kelihatan seperti manusia,
  • ADAM YANG BARU, kepala umat manusia yang ditebus.

3. Makna dalam misi penebusan-Nya

Yesus sering mengaitkan gelar ini dengan penderitaan dan salib:

“Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak, dibunuh, dan dibangkitkan.” — (Markus 8:31)

Artinya:

  • Ia harus mati sebagai manusia, bukan sebagai makhluk ilahi yang kekal.
  • Ia mati menggantikan manusia karena Ia bagian dari umat manusia.

Hanya Anak Manusia yang bisa:

  • Menanggung dosa manusia,
  • Mati bagi manusia,
  • Bangkit untuk manusia.

4. Makna dalam kemuliaan dan penghakiman

Yesus juga memakai gelar ini ketika berbicara tentang kedatangan-Nya kembali:

“Mereka akan melihat Anak Manusia datang di atas awan-awan dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.” — (Matius 24:30 / Lukas 21:27)

Ini langsung mengacu ke Daniel 7 tadi:

  • Anak Manusia adalah hakim akhir zaman.
  • Ia memegang kerajaan kekal dan akan memerintah bersama umat-Nya.

Maka, gelar “Anak Manusia” mencakup seluruh perjalanan Yesus:

Dari kerendahan inkarnasi, melalui penderitaan salib, sampai kemuliaan kekal.


5. Makna rohani bagi kita

Yesus memakai nama “Anak Manusia” agar manusia:

  • Tidak melihat Dia hanya sebagai Allah yang jauh,
  • Tetapi sebagai Allah yang menjadi manusia, yang mengerti, merasakan, dan menebus kita dari dalam keadaan kita sendiri.
“Tidak ada Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita.” — (Ibrani 4:15)

Selain itu, Yesus juga membuka jalan supaya:

Mereka yang percaya kepada-Nya juga menjadi anak-anak Allah hasil dari karya Anak Manusia.



✝️ Kesimpulan Utama

Aspek Makna “Anak Manusia”
Kemanusiaan Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia, wakil umat manusia

Penebusan

Ia mati dan bangkit sebagai manusia demi menebus manusia
Nubuatan
Penggenapan Daniel 7: Anak Manusia datang dari sorga menerima kerajaan kekal

Kemuliaan

Akan datang kembali sebagai Hakim dan Raja di awan-awan
Rohani
Allah merendahkan diri menjadi satu dengan manusia agar manusia dimuliakan bersama-Nya

Jadi, Yesus memakai nama “Anak Manusia” karena di dalam gelar itu tersimpan seluruh perjalanan keselamatan:

dari inkarnasi → penderitaan → kematian → kebangkitan → kemuliaan kekal.


Apakah kamu ingin saya lanjutkan dengan penjelasan bagaimana “Anak Manusia” berkaitan dengan “Anak Allah”  dan bagaimana dua gelar itu melengkapi satu sama lain dalam satu Pribadi Kristus?

E. PRIBADI YESUS = (ANAK ALLAH + ANAK MANUSIA)

Dua gelar ini bukan bertentangan, melainkan menyatu dalam satu Pribadi Kristus 
menunjukkan dua kodrat (ilahi dan manusiawi) yang bekerja dalam satu kehendak keselamatan.


1. “Anak Allah” → Menunjuk pada Asal dan Hakikat Ilahi-Nya

Yesus disebut “Anak Allah” bukan karena Ia diciptakan, tetapi karena:

Ia keluar dari Bapa, satu hakikat dengan Bapa, dan ada bersama Allah sejak kekekalan.

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”— Yohanes 1:1

“Anak itu cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.”— Ibrani 1:3

MAKNANYA:

  • Sebagai Anak Allah, Ia adalah sumber hidup, pemberi Roh, dan penyataan Allah yang sempurna.
  • Ia bukan ciptaan, tetapi pencipta, yang kemudian masuk ke dunia ciptaan-Nya sendiri.

Jadi:
ANAK ALLAH = Keilahian Yesus (kodrat Allah yang kekal).


2. “Anak Manusia” → Menunjuk pd Kodrat & Misi Kemanusiaan-Nya

Sebaliknya, ketika Ia menyebut diri-Nya “Anak Manusia,” Ia menegaskan bahwa Ia benar-benar menjadi manusia:

  • lahir, makan, menangis, menderita, dan mati.
  • menjadi WAKIL MANUSIA di hadapan Allah.
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”— (Yohanes 1:14)


Maknanya:
Sebagai Anak Manusia, Ia mengambil kodrat manusia supaya bisa:

  • menanggung dosa manusia,
  • menebusnya dari dalam kemanusiaan,
  • lalu memuliakan kemanusiaan itu di dalam Allah.

Jadi:
Anak Manusia = Kemanusiaan Yesus (kodrat manusia yang disempurnakan oleh Allah).


3. Dua Gelar Ini Menyatu dalam Satu Pribadi (Kristus)

“Firman (Anak Allah) menjadi daging (Anak Manusia).” — Yoh 1:14

Di sinilah misteri Inkarnasi:
Allah tidak berubah menjadi manusia,
tetapi Allah yang kekal mengambil kodrat manusia ke dalam Pribadi-Nya.

Karena itu:

  • Sebagai Anak Allah, Ia punya kuasa ilahi.
  • Sebagai Anak Manusia, Ia bisa mati dan bangkit untuk manusia.
  • Kedua kodrat ini tidak bercampur, tapi tidak terpisah satu pribadi, yaitu Yesus Kristus.
Konsili Khalsedon (451 M):

“Satu Pribadi Kristus, dalam dua kodrat  tanpa campuran, tanpa perubahan, tanpa pembagian, dan tanpa pemisahan.”


4. Dalam Karya Keselamatan

Perhatikan bagaimana kedua gelar ini bekerja bersama dalam penebusan:

Tahap Gelar yang Berperan Makna bagi Keselamatan
Inkarnasi Anak Allah → menjadi Anak Manusia
Allah datang dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia dari dalam
Pelayanan & Pengajaran Anak Manusia
Menyatakan kehendak Allah dalam bentuk yang manusia bisa pahami
Salib & Kematian Anak Manusia
Menderita dan mati menggantikan manusia
Kebangkitan & Kenaikan Anak Allah
Mengalahkan maut dan memberi hidup kekal

Pemerintahan Kekal

Anak Manusia di awan-awan (Daniel 7)
Raja atas segala ciptaan, memerintah bersama umat-Nya
Penyataan Allah di dalam umat
Roh Anak Allah di dalam Anak Manusia yang ditebus
Manusia diangkat menjadi anak-anak Allah

5. Makna Rohani bagi Kita

Karena Yesus adalah Anak Allah sekaligus Anak Manusia, maka keselamatan kita bersifat dua arah:

  1. Dari Allah turun kepada manusia
    → Anak Allah menjadi manusia untuk membawa hidup ilahi.
  2. Dari manusia naik kepada Allah
    → Anak Manusia dimuliakan, dan di dalam Dia kita diangkat menjadi anak-anak Allah.
“Sebab yang berasal dari atas adalah di atas semuanya… dan mereka yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.”

Yoh 3:31; Yoh 1:12


📖 Dengan kata lain:

Melalui Anak Manusia, kita bisa menjadi anak-anak Allah karena kita disatukan dengan-Nya melalui Roh Kudus.



✝️ Kesimpulan Akhir

Gelar Menunjukkan Tujuan
Anak Allah Hakikat ilahi Yesus (Allah yang kekal) Menyatakan Allah dan memberi hidup ilahi
Anak Manusia Hakikat manusia Yesus (wakil manusia) Menebus, memulihkan, dan memuliakan manusia
Keduanya bersatu Dalam satu Pribadi, Yesus Kristus Menghubungkan Allah dan manusia dalam satu kehidupan baru

Jadi Yesus disebut Anak Allah agar manusia tahu bahwa keselamatan berasal dari Allah,
dan disebut Anak Manusia agar manusia tahu bahwa keselamatan itu diberikan lewat kemanusiaan yang telah Ia tebus.

Dalam diri Yesus, Allah dan manusia bersatu, supaya manusia hidup dalam Allah.


F. HUKUM ROH KEHIDUPAN

Bagaimana Roh Kudus meneruskan karya Anak Allah dan Anak Manusia di dalam diri orang percaya  yaitu lewat Hukum Roh Kehidupan (Roma 8:2)

Bagaimana karya Anak Allah dan Anak Manusia diteruskan di dalam kita melalui Roh Kudus, lewat apa yang Paulus sebut sebagai “Hukum Roh Kehidupan” (Roma 8:2).

Inilah tahap di mana keselamatan bukan hanya terjadi di luar kita (di salib),
tetapi dihidupkan di dalam diri kita (oleh Roh).


1. Karya Anak Allah dan Anak Manusia sudah sempurna di Kristus

Mari kita lihat urutannya:

  1. Sebagai Anak Allah, Yesus membawa kehidupan ilahi dari Bapa (Yoh 5:26).
  2. Sebagai Anak Manusia, Ia menyalurkan hidup itu ke dalam kemanusiaan (Yoh 6:51).
  3. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Ia membuka jalan bagi Roh Kudus untuk tinggal dalam manusia (Yoh 7:39).

Artinya:

Hidup ilahi yang ada di dalam Anak Allah
telah disalurkan ke dalam kodrat manusia melalui Anak Manusia,
dan kini diteruskan melalui Roh Kudus kepada kita.


2. Roh Kudus = Roh Kristus = Hukum Roh Kehidupan

“Sebab hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan maut.”
Roma 8:2

Penjelasan:

  • Roh yang memberi hidup” adalah Roh Kudus, tetapi disebut juga Roh Kristus (Roma 8:9).
  • Hukum Roh Kehidupan” berarti prinsip hidup rohani yang bekerja secara otomatis seperti hukum alam — namun berasal dari hidup kebangkitan Kristus.

Dengan kata lain:

Roh Kudus bekerja di dalam kita dengan hukum kehidupan Kristus, menyalurkan kehidupan Anak Allah ke dalam kodrat manusia yang sudah ditebus.


3. Fungsi Roh Kudus dalam melanjutkan karya Mesias

Tahapan Karya Karya Kristus Penerapan oleh Roh Kudus
Sebagai Nabi Menyatakan kebenaran Allah Roh Kudus menyingkapkan Firman dalam hati kita (Yoh 16:13)
Sebagai Imam Menebus dan menyucikan manusia Roh Kudus menerapkan darah Kristus, menyucikan batin kita (Ibr 9:14)
Sebagai Raja Memerintah dalam hidup baru Roh Kudus memerintah di dalam kita, memberi kuasa melawan dosa (Roma 8:11–14)

Artinya:

Roh Kudus mengambil seluruh karya Anak Allah dan Anak Manusia dan menanamkannya ke dalam kita, sehingga kita hidup menurut hukum kehidupan yang sama dengan Kristus.


4. Bagaimana Hukum Roh Kehidupan bekerja

Hukum ini seperti arus kehidupan ilahi di dalam diri orang percaya.
Bukan usaha manusia, tetapi daya ilahi yang bekerja dari dalam.

“Bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” — Galatia 2:20

⚙️ Mekanisme rohaninya:

  1. Ketika kita percaya kepada Kristus → Roh Kudus masuk ke dalam roh kita.
  2. Roh Kudus menyalurkan hidup kebangkitan Kristus (hidup Anak Allah).
  3. Hidup itu bekerja melawan hukum dosa dan maut di dalam daging kita.
  4. Kita menjadi ciptaan baru, hidup oleh Roh, bukan oleh daging (Roma 8:9–11).

Itulah sebabnya orang percaya disebut “hidup menurut Roh”, bukan hanya “percaya secara lahiriah.”


5. Tujuan akhirnya: manusia menjadi serupa dengan Anak Allah

“Karena mereka yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”

Roma 8:29


Maknanya:

  • Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk membentuk kodrat manusia kita supaya menjadi serupa dengan kemanusiaan Yesus,
  • Dan dari dalam, hidup kita dipenuhi oleh keilahian Anak Allah.

Jadi:

Apa yang dahulu bersatu dalam diri Kristus (kodrat Allah & manusia),
sekarang dilanjutkan ke dalam Gereja  tubuh Kristus, lewat Roh Kudus.


✝️ Kesimpulan Utama

Peran Dalam Kristus Dalam Kita (oleh Roh Kudus)
Anak Allah Sumber hidup ilahi Hidup ilahi ditanamkan dalam roh kita
Anak Manusia Wakil manusia yang taat Kodrat manusia kita diperbarui
Roh Kudus Menyatukan keduanya Menyalurkan hidup Anak Allah ke dalam manusia
Hasilnya Kristus hidup di dalam manusia Manusia menjadi anak-anak Allah

Jadi, Yesus sebagai Anak Allah dan Anak Manusia adalah saluran dua arah:

  • Allah masuk ke dalam manusia (melalui Anak Allah),
  • Manusia naik kepada Allah (melalui Anak Manusia),
    dan Roh Kudus menjadi jembatan hidup yang menerapkan keduanya dalam diri kita  itulah Hukum Roh Kehidupan.

Bagaimana “Hukum Roh Kehidupan” ini mengalahkan “Hukum Dosa dan Maut” dalam praktik hidup rohani setiap hari (Roma 7–8)

Kenapa Yesus secara konsisten menyebut diri-Nya “Anak Manusia”, dan bagaimana gelar itu mengungkapkan seluruh rencana Allah bagi penebusan dan kemuliaan manusia.


4. “Anak Manusia” Menunjukkan Persekutuan Ilahi-Manusia dalam Satu Pribadi

Yesus memakai sebutan “Anak Manusia” bukan sekadar menunjukkan kemanusiaan-Nya, tetapi menyatakan misteri penyatuan dua kodrat Ilahi dan manusia  dalam satu pribadi.

“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”
Yohanes 1:14

Jadi, Anak Manusia = Firman yang menjadi manusia, bukan manusia biasa.

Yesus ingin dikenal bukan hanya sebagai Allah yang turun dari sorga,
tetapi sebagai Allah yang menjadi manusia, agar manusia bisa dijadikan anak-anak Allah.

“Sebab seperti melalui satu manusia (Adam) semua jatuh ke dalam dosa, demikian juga melalui satu manusia (Kristus) banyak orang dibenarkan.”— (Roma 5:18-19)


Maknanya:

Yesus menyebut diri “Anak Manusia” agar manusia melihat bahwa dalam kemanusiaan-Nya, Allah sedang bekerja menyelamatkan manusia. Ia bukan Allah yang jauh di langit, melainkan Allah yang masuk ke dalam kodrat manusia untuk menebus dari dalam.


5. “Anak Manusia” sebagai Kepala Ciptaan Baru

Sebutan “Anak Manusia” juga menunjuk kepada peran Yesus sebagai Adam yang baru — kepala dari umat manusia yang ditebus.

“Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup; Adam yang terakhir menjadi Roh yang memberi hidup.”— 1 Korintus 15:45

ADAM PERTAMA gagal menaati hukum Allah → membawa maut.
ANAK MANUSIA (Yesus) taat sampai mati di salib → membawa hidup.

Maka, dengan menyebut diri-Nya Anak Manusia, Yesus sedang memperkenalkan diri sebagai:

“Manusia sejati yang memulihkan martabat manusia dan membuka jalan hidup kekal.”


6. “Anak Manusia” dalam Nubuatan Daniel 7

Yesus memakai istilah ini berdasarkan nubuatan Daniel, yang menggambarkan Anak Manusia datang dalam kemuliaan.

“Tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti Anak Manusia...
kepadanya diberikan kekuasaan, kemuliaan dan kerajaan yang kekal.”— (Daniel 7:13–14)


Dalam konteks ini, “Anak Manusia” bukan sekadar manusia, melainkan Pribadi surgawi yang menerima pemerintahan kekal dari Allah.

Jadi ketika Yesus berkata:

“Kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa...”

(Markus 14:62)


— Ia sedang menyatakan keilahian dan kuasa penghakiman-Nya.

Itulah sebabnya imam-imam Yahudi menganggap ucapan itu penghujatan, karena mereka tahu Yesus sedang mengaku diri sebagai Pribadi ilahi dari Daniel 7.


7. “Anak Manusia” Sebagai Pengantara yang Diangkat dalam Kemuliaan

Sebagai Anak Manusia, Yesus:

  1. Mewakili manusia di hadapan Allah (Imam dan Korban).
  2. Mewakili Allah di hadapan manusia (Nabi dan Raja).

Melalui kebangkitan dan kenaikan-Nya, Ia:

“Mengangkat kemanusiaan kita ke takhta Allah.”
Ibrani 2:9–10; Efesus 2:6

Maknanya sangat dalam:
Manusia yang dahulu jatuh dari kemuliaan Allah (Roma 3:23), kini diangkat kembali dalam Kristus, Anak Manusia yang dimuliakan.


8. Kesimpulan Rohani

Aspek Makna “Anak Manusia”
Inkarnasi Allah turun menjadi manusia sejati tanpa kehilangan keilahian.

Penebusan

Sebagai manusia sejati, Ia bisa menanggung dosa manusia.

Kepala ciptaan baru
Ia menggantikan Adam dan membuka jalan hidup baru.

Pemerintahan kekal
Ia menerima kerajaan kekal dan memerintah atas ciptaan.
Kemuliaan manusia Dalam Dia, kemanusiaan diangkat kembali ke hadirat Allah.

Singkatnya ✝️:

Yesus menyebut diri-Nya “Anak Manusia” karena di dalam diri-Nya, Allah dan manusia dipersatukan bukan hanya untuk diselamatkan, tetapi untuk dimuliakan dan diperintah bersama-Nya.


G. TUHAN BISA MENGALAMI KEMATIAN DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA

• YESUS BERKUASA MEMBERIKAN DAN MENGAMBIL KEMBALI NYAWANYA

Yohanes 10 : 17-18
Bapa mengasihi Aku, OLEH KARENA AKU 
MEMBERIKAN NYAWAKU untuk MENERIMANYA 
KEMBALITidak seorangpun mengambilnya dari padaku, melainkan aku memberikannya 
menurut kehendakKu sendiri. AKU BERKUASA MEMBERIKANNYA DAN BERKUASA MENGAMBILNYA KEMBALIINILAH TUGAS YANG KUTERIMA DARI BAPA-KU.

• YESUS MEMBERIKAN NYAWANYA

1. Matius 20:28,  Yesus MEMBERIKAN NYAWA-NYA sebagai tebusan bagi banyak orang.

2. Markus 10:45,  Yesus datang untuk MEMBERIKAN NYAWA-NYA sebagai tebusan bagi banyak orang.

3. Yohanes 10:11, Yesus MEMBERIKAN NYAWA-NYA untuk domba-domba-Nya.

4. Yohanes 10 : 17, Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku MEMBERIKAN NYAWA-KU untuk menerimanya kembali.

5. 1 Korintus 15:3KRISTUS MATI untuk dosa-dosa kita.

6. Ibrani 9:14DARAH YESUS membebaskan kita dari dosa.

• KEMATIAN YESUS SEBAGAI MANUSIA HANYA MENGALAMI TUMIT YANG REMUK

Kejadian 3 : 15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
MEREMUKKAN KEPALAMU, dan engkau akan MEREMUKKAN TUMITNYA."

Dalam Kejadian 3:15, ayat tersebut menggambarkan pertarungan antara Yesus Kristus dan Iblis:

MAKNA TUMITNYA REMUK

1. "Tumitnya remuk" mengacu pada kematian fisik Yesus Kristus sebagai korban penebusan dosa manusia.
2. "Kepalanya remuk" mengacu pada kekalahan Iblis oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
3. Ayat ini juga menunjukkan kemenangan Yesus atas kuasa kejahatan.

• TUHAN YESUS DAPAT MEMBANGKITKAN DIRINYA SENDIRI

Yohanes 2 : 19-21
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, DAN DALAM TIGA HARI AKU AKAN MENDIRIKANNYA KEMBALI. Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

Yohanes 11 : 25
Jawab Yesus: "AKULAH KEBANGKITAN DAN HIDUP; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.

MAKNA TUHAN MENGALAMI KEMATIAN

Mari kita bahas dengan ayat-ayat Alkitab yang secara jelas menyatakan bahwa Pribadi Ilahi dalam Yesus Kristus sungguh mengalami kematian, tanpa kehilangan keilahian-Nya..


1. Kisah Para Rasul 20:28

Jagalah dirimu dan seluruh kawanan, yang di dalamnya Roh Kudus telah menetapkan kamu menjadi penilik, untuk menggembalakan JEMAAT ALLAH YANG DIPEROLEH-NYA DENGAN DARAH-NYA SENDIRI.

Maknanya:

  • Yang memiliki “darah” di sini adalah Allah sendiri  artinya Allah dalam pribadi Yesus benar-benar mengalami kematian fisik.
  • Ini menegaskan bahwa yang disalibkan bukan hanya manusia Yesus, tetapi Allah di dalam kemanusiaan-Nya.

Jadi Allah tidak mati dalam kodrat Ilahi-Nya, tetapi mengalami kematian dalam kodrat manusia-Nya yang dipersatukan dengan kodrat Ilahi dalam satu pribadi Kristus.


2. Filipi 2:6–8

Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan TAAT SAMPAI MATI, bahkan sampai mati di kayu salib.

Makna teologis:

  • Dia “dalam rupa Allah” → kodrat Ilahi.
  • Tapi Ia “menjadi manusia” dan “taat sampai mati” → Pribadi yang sama kini mengalami kematian dalam kemanusiaan-Nya.

Dengan kata lain:

Allah yang hidup menjadi manusia, dan sebagai manusia Ia benar-benar mati  tetapi yang mati itu tetap Pribadi yang sama yang adalah Allah.


3. 1 Korintus 2:8

Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya; sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak akan MENYALIBKAN TUHAN YANG MULIA ITU.

Paulus menyebut yang disalibkan itu “Tuhan yang mulia” (Kyrios tēs doxēs) 
judul yang sama dipakai untuk YHWH (TUHAN) dalam Perjanjian Lama.

Artinya:
Yang disalib dan mati di kayu salib adalah Pribadi yang ilahi, bukan sekadar manusia biasa.


4. Roma 14:9

Sebab untuk itulah KRISTUS TELAH MATI dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang mati maupun atas orang hidup.


Makna:

Kematian Kristus bukan sekadar peristiwa manusiawi, tetapi bagian dari otoritas Tuhan atas kehidupan dan kematian.
Ia mati sebagai manusia, tetapi Tuhan-lah yang mati itu, sebab tidak pernah terpisah dari keilahian-Nya.


5. Wahyu 1:17–18

Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. AKU TELAH MATI, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya, dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.


Di sini Yesus yang berbicara menyebut diri:

  • “Yang Awal dan Yang Akhir” → gelar ilahi (bandingkan Yes 44:6).
  • “Aku telah mati” → mengalami kematian sungguh-sungguh.
  • “Aku hidup sampai selama-lamanya” → kebangkitan dalam kemuliaan ilahi.

Jadi: Yang Awal dan Yang Akhir Allah sendiri  pernah mengalami kematian, tetapi tidak binasa, melainkan menang atasnya.


6. 1 Petrus 3:18

Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; IA, YANG TELAH DIBUNUH DALAM KEADAAN JASMANI, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.

Kristus yang “benar” (tanpa dosa) artinya kodrat Ilahi-Nya tidak berdosa namun Ia dibunuh dalam tubuh jasmani, benar-benar mengalami kematian manusiawi yang menyentuh eksistensi ilahi-Nya.


Kesimpulan Teologis

Aspek Keterangan
Yang mati di salib Yesus Kristus, Pribadi Tunggal yang adalah Allah dan manusia

Yang mati bukan keilahian-Nya
Keilahian tidak bisa mati, tetapi pribadi Ilahi mengalami kematian dalam kemanusiaan yang diambil-Nya
Mengapa penting Agar penebusan benar-benar efektif: hanya Allah yang bisa menyelamatkan, tetapi hanya manusia yang bisa mati menggantikan manusia. Dalam Kristus, keduanya bersatu.
Hasilnya
Melalui kematian-Nya, Allah sendiri turun ke dalam maut untuk mengalahkan maut dari dalam, dan memberi hidup kekal kepada manusia.

✝️ Jadi benar, Tuhan mengalami kematian, bukan karena Ia bisa binasa, tetapi karena Ia sungguh-sungguh menjadi manusia agar melalui kematian itu Ia memusnahkan maut.“Sebab anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.”— (Ibrani 2:14)

Pertanyaanmu ini sangat penting dan menyentuh inti misteri Inkarnasi yaitu bagaimana Allah yang kekal bisa “mengalami kematian” tanpa berhenti menjadi Allah.

Alkitab tidak pernah berkata bahwa kodrat Allah bisa mati (karena Allah tidak bisa binasa),
tetapi secara jelas menyatakan bahwa Pribadi yang adalah Allah itu sendiri mengalami kematian dalam kemanusiaan-Nya.

Mari kita lihat ayat-ayat yang menegaskan hal ini 


1. Kisah Para Rasul 20:28

Jagalah dirimu dan seluruh kawanan, yang di dalamnya Roh Kudus telah menetapkan kamu menjadi penilik, untuk menggembalakan JEMAAT ALLAH YANG DIPEROLEH-NYA DENGAN DARAH-NYA SENDIRI.

Penjelasan:

  • Yang menebus dengan darah adalah Allah sendiri.
  • DARAH” adalah tanda kematian manusia.
  • Artinya, Allah dalam wujud manusia (Yesus Kristus) benar-benar menumpahkan darah dan mengalami kematian.

Inilah ayat paling langsung yang menyatakan bahwa Allah (bukan manusia biasa) mengalami kematian. Allah tidak mati dalam keilahian-Nya, tetapi Ia merasakan kematian melalui kemanusiaan yang Ia kenakan.


2. 1 Korintus 2:8

Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya; sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak akan MENYALIBKAN TUHAN YANG MULIA ITU.

Sebutan “Tuhan yang mulia” (Kyrios tēs doxēs) adalah gelar yang sama untuk YHWH dalam Perjanjian Lama. Paulus berkata bahwa Tuhan yang mulia itu disalibkan.

ARTINYA: Yang disalibkan dan mati adalah Pribadi yang ilahi sendiri.


3. Filipi 2:6–8

Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan DALAM KEADAAN SEBAGAI MANUSIA, Ia telah merendahkan diri-Nya dan TAAT SAMPAI MATI, bahkan sampai mati di kayu salib.

Makna:

• Ia dalam rupa Allah → Ia sungguh-sungguh Allah.
• Tetapi Ia mati di kayu salib → Ia sungguh-

sungguh mengalami kematian.
➡️ Jadi, Pribadi yang adalah Allah itulah yang mati bukan karena keilahian-Nya bisa mati, tetapi karena Ia menjadi manusia.

4. Wahyu 1:17–18

Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. AKU TELAH MATI, namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya, dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

“Yang Awal dan Yang Akhir” = gelar ilahi Allah (Yesaya 44:6).
Tetapi di sini Ia berkata, “Aku telah mati.”

Artinya: Allah yang kekal Sang Awal dan Akhir masuk ke dalam kematian manusia,
bukan sebagai makhluk, tetapi sebagai Pribadi ilahi yang telah menjadi manusia (Yesus Kristus).


5. Roma 14:9

Sebab untuk itulah KRISTUS TELAH MATI dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang mati maupun atas orang hidup.


✝️ Paulus menyatukan dua realitas:

  • Kristus telah mati (sebagai manusia sejati)
  • Ia adalah Tuhan (Pribadi ilahi yang berdaulat atas hidup dan mati)

Maka: Tuhan mengalami kematian melalui kemanusiaan-Nya, agar melalui kebangkitan Ia menaklukkan maut.


6. 1 Yohanes 3:16

Demikianlah kita ketahui kasih Allah, yaitu bahwa KRISTUS TELAH MENYERAHKAN NYAWA-NYA UNTUK KITA.

Siapa yang menyerahkan nyawa?
Kristus  Pribadi yang adalah perwujudan kasih Allah (bandingkan Yohanes 1:1, 1:14).

Jadi ketika Kristus mati, kasih Allah sendiri turun dan mengalami kematian demi manusia.


7. Ibrani 2:14

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka, supaya oleh KEMATIAN-NYA IA MEMUSNAHKAN DIA, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.

Allah yang tidak bisa mati, masuk ke dalam kodrat yang bisa mati, supaya Ia mengalahkan maut dari dalam. Hanya dengan demikian, maut bisa dikalahkan oleh hidup ilahi.


Kesimpulan Teologis

Aspek Penjelasan
Yang mati Yesus Kristus, satu pribadi yang adalah Allah dan manusia

Kodrat yang mati
Kodrat manusia-Nya, bukan keilahian-Nya

Mengapa disebut Allah mati
Karena Pribadi yang mati adalah Pribadi ilahi itu sendiri
Tujuan kematian itu Agar melalui kematian manusia-Nya, Allah menghancurkan kuasa maut dan memberi hidup kekal

Ayat kunci

Kis. 20:28, 1Kor. 2:8, Flp. 2:6-8, Why. 1:17-18

✝️ Jadi benar: Allah mengalami kematian, bukan karena Ia bisa binasa, melainkan karena Ia menjadi manusia supaya melalui kematian itu, Ia mengalahkan maut dan mengalirkan hidup kekal kepada manusia.

“Sebab oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan kuasa maut.”— Ibrani 2:14



TAHAPAN ROH KUDUS BEKERJA DALAM YESUS

Untuk memahami kenapa dan bagaimana hal ini berbeda dari Adam, kita perlu melihat urutan rohani dan makna meterai Roh Kudus dalam diri Kristus.

Mari kita uraikan dengan cermat 


1. Yesus menerima Roh Kudus pada waktu baptisan

Lukas 3:21–22

“Ketika seluruh orang banyak itu dibaptis dan Yesus pun dibaptis... turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya, dan terdengarlah suara dari langit:

‘Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.’”


Peristiwa ini adalah:

  • Penyataan publik bahwa Yesus adalah Manusia yang penuh Roh Kudus.
  • Saat itu Roh Kudus turun dan tinggal di atas-Nya (Yoh. 1:32–33), bukan sementara seperti pada nabi-nabi PL.

Artinya:

Roh Kudus sudah mendiami kodrat manusia Yesus secara permanen sejak baptisan-Nya.


2. Tapi Yesus sudah memiliki Roh Kudus bahkan sebelum baptisan

Ingat: Ia dikandung dari Roh Kudus (Luk. 1:35).
Jadi sejak dalam kandungan, kodrat manusia Yesus sudah dari awal disatukan dengan Roh Kudus.

Lukas 1:35

“Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”

Artinya:

Kemanusiaan Yesus lahir dari Roh Kudus, bukan sekadar “dihinggapi Roh Kudus.”

Jadi Ia tidak seperti Adam yang menerima nafas hidup alami, tetapi manusia baru yang sejak lahir dihidupi Roh Kudus.


3. Lalu apa makna “turunnya Roh Kudus” saat baptisan?

Turunnya Roh Kudus di Yordan bukan awal keberadaan Roh dalam diri Yesus, melainkan peneguhan publik dan pengurapan untuk pelayanan Mesias.

Kisah 10:38

“Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa; Ia berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis...”


Artinya:

  • Saat baptisan, Yesus dikhususkan dan diurapi untuk karya penebusan.
  • Roh Kudus menjadi kuasa pelayanan dan kesaksian-Nya sebagai Mesias.

Jadi:

INKARNASI = Roh Kudus memberi kehidupan baru dalam kemanusiaan Yesus.

BAPTISAN = Roh Kudus memberi kuasa dan otoritas pelayanan.

KEBANGKITAN = Roh Kudus memberi penggenapan dan pemuliaan kekal.



✝️ 4. Setelah taat sampai mati dan bangkit, Yesus memuliakan kemanusiaan-Nya lalu mencurahkan Roh Kudus kepada manusia

Yohanes 7:39

“Roh itu belum diberikan, karena Yesus belum dimuliakan.”

Artinya:

  • Roh Kudus sudah ada dalam Yesus,
  • tapi belum dicurahkan kepada manusia lain sebelum kematian dan kebangkitan-Nya.

Setelah kebangkitan, Yesus:

“Menghembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus” 

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. (Yohanes 20 : 21-22)


Dan di Pentakosta (Kis. 2), Roh Kudus dicurahkan atas gereja yaitu dari kepenuhan Roh dalam Kristus yang telah dimuliakan.


5. Jadi, apa bedanya antara “menerima Roh Kudus” dan “dimuliakan dalam Roh Kudus”?

Tahap Peristiwa Makna
Inkarnasi Dikandung dari Roh Kudus Kemanusiaan-Nya lahir dari Roh Kudus tanpa dosa

Baptisan

Roh turun dan tinggal

Pengurapan untuk pelayanan dan kesaksian

Ketaatan sampai mati

Salib

Penyempurnaan ketaatan manusia
Kebangkitan & kenaikan Roh Kudus memuliakan kemanusiaan-Nya
Kemanusiaan Yesus disatukan sepenuhnya dalam kemuliaan Ilahi
Pentakosta
Mencurahkan Roh kepada Gereja
Meterai Roh dibagikan kepada ciptaan baru

Kesimpulan teologis:

Yesus tidak menunggu sampai mati baru menerima Roh Kudustetapi sejak awal sudah hidup oleh Roh Kudus.

Namun, setelah ketaatan-Nya sampai mati, kemanusiaan-Nya dimuliakan dan menjadi sumber pencurahan Roh Kudus bagi manusia lain.

Dengan kata lain:

Ia menerima Roh Kudus untuk diri-Nya sejak lahir, dan mencurahkan Roh Kudus bagi kita setelah kebangkitan-Nya.


Yesus tidak menerima Roh Kudus setelah taat, tetapi Roh Kudus sudah ada dalam diri-Nya sejak awal hanya fungsi dan manifestasinya berbeda di setiap tahap:

  • Inkarnasi → hidup kudus
  • Baptisan → diurapi
  • Salib → ketaatan sempurna
  • Kebangkitan → dimuliakan
  • Pentakosta → mencurahkan Roh kepada kita

Kalau kamu mau, saya bisa lanjutkan dengan penjelasan:
➡️ bagaimana Yesus sebagai manusia pertama yang penuh Roh Kudus menjadi kepala ciptaan baru, dan dari-Nya mengalir “Hukum Roh Kehidupan” (Roma 8:2).
Mau saya lanjut ke situ?

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post