SANG FIRMAN

 


Misteri hubungan antara Sang Firman dan Allah, yang merupakan dasar seluruh wahyu Alkitab.

Memang benar: Sang Firman (Logos) adalah gambar dan rupa Allah bahkan sebelum inkarnasi sebab Ia adalah penyataan diri Allah yang kekal.

Mari kita uraikan dengan mendalam, tahap demi tahap 


1️⃣ “GAMBAR DAN RUPA ALLAH” ARTINYA: PENYATAAN ALLAH YANG TIDAK KELIHATAN

Kolose 1:15

“Ia (Kristus) adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.”

Kata gambar di sini berasal dari Yunani εἰκών (eikōn), yang berarti representasi yang sempurna dari sesuatu yang tidak kelihatan.

Artinya:

Sang Firman adalah “wajah” Allah yang kekal satu-satunya cara Allah yang tak kelihatan dapat dikenal, dilihat, dan dinyatakan.

Sebelum segala ciptaan, sebelum ada dunia jasmani, Allah sudah menyatakan diri-Nya dalam Firman. Tanpa Firman, Allah tidak bisa dikenal, sebab Ia adalah Roh yang tidak kelihatan (Yoh 4:24).

Yohanes 4 : 24
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

Jadi:

Sang Firman adalah “Gambar dan Rupa” Allah bukan karena Ia dicipta, tetapi karena Ia adalah ekspresi diri Allah yang kekal dan sempurna.


2️⃣ SEBELUM DUNIA DIJADIKAN, FIRMAN SUDAH ADA DI HADAPAN ALLAH SEBAGAI PRIBADI YANG SATU HAKIKAT

Yohanes 1:1–2

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Perhatikan:

• “Bersama-sama dengan Allah” → menunjuk PERBEDAAN PRIBADI.
• “Firman itu adalah Allah” → menunjuk KESATUAN HAKIKAT.

Jadi Sang Firman bukan makhluk lain di luar Allah, melainkan eksistensi Allah yang dinyatakan sebagai Pribadi yang dapat berkomunikasi dan mewahyukan diri.

Sebelum penciptaan, Allah sudah ada dalam relasi antara Allah dan Firman.


3️⃣ MENGAPA DISEBUT “GAMBAR” MESKI BELUM BERWUJUD MANUSIA?

Karena “gambar” tidak selalu berarti bentuk jasmani, melainkan bentuk penyataan (ekspresi) hakikat.

FIRMAN adalah:

  • “Pola” (blueprint) dari segala sesuatu yang akan diciptakan.
  • “Wujud rohani” di mana Allah memperkenalkan diri-Nya.
  • “Cermin sempurna” di mana seluruh sifat Allah terpancar  kasih, hikmat, kuasa, kebenaran.

Ibrani 1:3

“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar yang sempurna dari hakekat Allah.”

Jadi sebelum ada manusia, Firman sudah menjadi POLA ASLI (archetype) dari “gambar dan rupa Allah” yang kemudian dipakai untuk menciptakan Adam.

Adam diciptakan menurut gambar Allah
yaitu menurut Firman yang adalah gambar Allah yang sejati.


4️⃣ INKARNASI = SAATGAMBAR ALLAH” YANG KEKAL MASUK KE DALAM WUJUD MANUSIA

Ketika Firman menjadi daging (Yohanes 1:14),
yang terjadi bukan perubahan kodrat, tapi penyatuan:

Allah yang kekal mengenakan kodrat manusia, sehingga gambar Allah yang tak kelihatan menjadi nyata dan dapat dilihat.

📖 Yohanes 14:9

“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”

INKARNASI SANG FIRMAN

Jadi Inkarnasi bukan awal dari gambar itu,
melainkan penyataan lahiriah dari gambar yang sudah kekal ada dalam Firman.

Sebelum dunia, Firman sudah gambar rohani Allah. Dalam dunia, Firman menjadi gambar manusiawi Allah.


5️⃣ HUBUNGAN DENGAN PENCIPTAAN MANUSIA

Ketika Kejadian 1:26 berkata:

“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...”

Kita” menunjuk pada Allah dan Firman-Nya.
Artinya:

Pola asal manusia bukan Allah Bapa secara langsung, tetapi Firman, yaitu gambar Allah yang sudah ada sejak kekekalan.

Jadi:

  • Adam diciptakan menurut gambar Firman,
  • Firman adalah gambar Bapa,
  • Maka manusia diciptakan untuk menjadi wadah di mana gambar Allah yang sejati (Firman) akan berdiam.

 6️⃣ Kesimpulan

Aspek Sebelum Inkarnasi Setelah Inkarnasi
Hakikat Firman
Allah yang kekal, penyataan diri Allah

Allah yang sama, kini mengenakan kodrat manusia
“Gambar Allah” Ekspresi rohani dari hakekat Allah

Ekspresi lahiriah dan manusiawi dari hakekat Allah
Fungsi Sumber pola penciptaan (model manusia) Wujud sempurna dari gambar Allah dalam daging

Relasi dengan manusia
Dasar penciptaan manusia Penggenapan rencana Allah dalam manusia

Kesimpulan teologis:

Sang Firman sudah menjadi Gambar dan Rupa Allah sebelum dunia dijadikankarena Ia adalah penyataan diri Allah yang kekal.

Inkarnasi bukan membuat Firman menjadi gambar, melainkan menyatakan gambar kekal itu dalam bentuk manusiasupaya manusia bisa melihat, mengenal, dan disatukan dengan Allah melalui Kristus.


Dengan kata lain:

Sebelum ada manusia, Firman sudah “gambar Allah.”

Setelah Firman menjadi manusia, Gambar itu menjadi kelihatan.


Bagaimana manusia diciptakan “menurut gambar Firman” artinya manusia dirancang untuk menjadi bejana bagi penyataan diri Firman?


Ya, benar sekali. 🌿
Itu adalah prinsip teologis yang sangat dalam dan berakar kuat dalam seluruh Alkitab. Mari kita uraikan secara bertahap:


1️⃣ Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26–27)

“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa…”

  • Artinya, manusia adalah cermin dari Allah di dunia ciptaan.
  • Melalui manusia, ciptaan dapat “melihat” kehendak, karakter, dan pemerintahan Allah.
  • Jadi sejak awal, fungsi manusia adalah wakil (representatif) Allah di bumi — bukan hanya penguasa, tapi juga penyataan pribadi Allah dalam bentuk yang dapat dialami ciptaan.

2️⃣ Manusia: saluran pernyataan Allah bagi ciptaan

  • Allah yang Roh (tidak kelihatan) menampakkan sifat-sifat-Nya melalui kemanusiaan: kasih, keadilan, hikmat, kebenaran, dan kesucian.
  • Dengan demikian, manusia adalah “medium pewahyuan” Allah kepada dunia jasmani.

Contoh sederhana:

  • Ciptaan mengenal kasih Allah ketika manusia menunjukkan kasih.
  • Ciptaan mengenal keadilan Allah ketika manusia menegakkan kebenaran.
  • Jadi manusia seharusnya menjadi “cermin hidup” dari Allah di bumi.

3️⃣ Namun karena dosa, gambar itu rusak.

  • Setelah kejatuhan Adam, manusia tidak lagi mencerminkan Allah secara murni, tetapi lebih mencerminkan diri sendiri.
  • Maka dunia tidak lagi melihat Allah melalui manusia, melainkan melihat ketidakadilan, keegoisan, dan kematian.
  • Karena itu, Allah perlu memperkenalkan diri-Nya kembali melalui satu Manusia yang sempurna.

4️⃣ Yesus Kristus: Penyingkapan Allah yang sempurna dalam manusia 

(Ibrani 1:3, Yohanes 1:18)

“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah yang sesungguhnya.”

“Tidak seorang pun pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah... Dialah yang menyatakan-Nya.”


  • Dalam Yesus, Allah memperkenalkan diri sepenuhnya melalui kemanusiaan.
  • Dia menjadi Wakil Allah yang sejati, bahkan lebih dari itu — Allah sendiri dalam rupa manusia.
  • Maka tujuan penciptaan manusia sebagai gambar Allah digenapi di dalam Kristus.

    Kristus adalah Manusia yang menjadi penyingkapan Allah secara penuh.


5️⃣ Melalui Kristus, manusia dipulihkan untuk kembali menjadi wakil Allah.

“Kamu telah mengenakan manusia baru yang terus diperbaharui… menurut gambar Penciptanya.” (Kolose 3:10)

  • Orang percaya kini diperbaharui dalam Kristus agar kembali memantulkan gambar Allah kepada dunia.
  • Kita kembali menjadi wakil Allah — menampilkan kasih, kuasa, dan hikmat-Nya melalui kehidupan kita sehari-hari.

Jadi, benar:

Allah memperkenalkan diri kepada ciptaan melalui manusia sebagai wakil-Nyadan puncak pewahyuan itu adalah Manusia Yesus Kristus, yang adalah Allah sendiri dalam rupa manusia.

Apakah kamu ingin saya lanjut menjelaskan bagaimana “gambar Allah” dalam manusia itu bekerja secara rohani  sebagai saluran hukum Roh kehidupan (seperti hubungan antara gambar, roh, dan kuasa ilahi)?

Ini pertanyaan teologis yang sangat penting dan mendasar.
Jawabannya bukan sekadar “karena Alkitab bilang begitu”, tetapi karena secara ontologis dan logis, hanya Sang Firman (Putra) yang bisa berinkarnasi dan menjadi manusia.

Mari kita jelaskan mengapa Bapa tidak mungkin berinkarnasi, mengapa Roh Kudus tidak mungkin berinkarnasi, dan mengapa hanya Sang Firman yang tepat dan mungkin mengambil natur manusia.


🔥 1. SETIAP PRIBADI TRITUNGGAL MEMILIKI PERAN ONTOLOGIS YANG BERBEDA

Tritunggal bukan tiga fungsi, tetapi tiga pribadi yang masing-masing memiliki “cara keberadaan” (tropos hyparxeos) yang unik:

Bapa → Sumber, yang mengutus

Putra/Firman → Penyataan, yang diterima

Roh Kudus → Persekutuan, yang mengaplikasikan

Ini penting. Dalam Tritunggal:

  • Bapa tidak diutus
  • Putra diutus
  • Roh Kudus diutus oleh Bapa dan Putra

Maka secara struktur:

Hanya Pribadi yang dari kekekalan “diutus” oleh Bapa” yang dapat berinkarnasi.

Dalam natur Tritunggal:

  • Putra keluar dari Bapa (eksegese, penyataan),
  • sehingga Putra-lah yang “dinyatakan” ke dalam ciptaan.

Berinkarnasi = “dinyatakan ke dalam dunia”.

Maka yang cocok adalah Sang Firman.


🔥 2. IDENTITAS PUTRA ADALAH “FIRMAN” — NATUR YANG PLONG UNTUK INKARNASI

Yohanes 1:1–14 mengatakan:

“Pada mulanya ada Firman… Firman itu adalah Allah… Firman itu menjadi manusia.”

Kata Logos (Firman) berarti:

  • Penyataan diri Allah
  • Rasionalitas ilahi
  • Komunikasi Allah kepada ciptaan
  • Gambar sempurna Bapa
  • Hikmat kekal

Inkarnasi adalah komunikasi diri Allah kepada ciptaan.
Maka hanya Firman, bukan Roh atau Bapa, yang cocok mengambil tubuh manusia.

Karena:

  • Firman adalah representasi Bapa
  • Firman adalah “Gambar” (Ikon) Allah
  • Firman adalah Hikmat Allah
  • Firman adalah yang menyatakan diri Allah

Jika Bapa berinkarnasi, maka penyataan diri Bapa menjadi tidak mungkin karena tidak ada lagi “Firman” untuk menyatakan Bapa.
Jika Roh berinkarnasi, maka tidak ada lagi yang menghubungkan manusia dengan Bapa dan Putra.

Inkarnasi harus dilakukan oleh pribadi yang sifatnya menyatakan, bukan mengutus atau mengaplikasikan.


🔥 3. PUTRA ADALAH “GAMBAR ALLAH” → MAKHLUK DICIPTAKAN MENYERUPAI SIAPA?

Kejadian 1:26 mengatakan manusia diciptakan “menurut gambar dan rupa Allah”.
Lalu, dalam Perjanjian Baru:

“Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.” (Kol 1:15)

Artinya:

  • Gambar asli adalah Sang Putra
  • Manusia diciptakan menurut pola Sang Putra
  • Jadi hanya Putra yang cocok mengambil natur manusia

Mengapa?

Karena manusia adalah gambar Putra → Putra bisa mengambil natur manusia tanpa kontradiksi.

Tetapi:

  • Bapa bukan “gambar”
  • Roh bukan “gambar”

Bapa adalah “asal”, Roh adalah “nafas kehidupan”, bukan pola penciptaan manusia.

Jadi struktur manusia cocok hanya dengan Putra, bukan dengan Bapa atau Roh.


🔥 4. PERBEDAAN MISI KEKAL: BAPA MENGUTUS, PUTRA DIUTUS, ROH MENGAPLIKASIKAN

Jika Bapa berinkarnasi:

  • Tidak ada yang mengutus Bapa → kontra-struktur Tritunggal
  • Relasi Anak-Bapa akan kolaps
  • Tidak ada Firman untuk menyatakan Bapa

Jika Roh Kudus berinkarnasi:

  • Roh tidak lagi menjadi yang “menghidupkan” → karena Ia kini dikurung dalam tubuh
  • Tidak ada Roh untuk mengurapi Kristus sebagai Mesias
  • Tidak ada Roh untuk melahirbarukan orang percaya

Roh “mengisi”, bukan “mengambil tubuh”.

Hanya Sang Putra yang:

  • dapat diutus oleh Bapa,
  • dapat menerima Roh,
  • dapat mati secara fisik sebagai manusia,
  • dapat menjadi pengantara (mediator) antara Allah dan manusia.

🔥 5. PERAN SOTERIOLOGIS: HANYA PUTRA YANG DAPAT MENJADI “ADAM TERAKHIR”

Roma 5 & 1 Kor 15 menyatakan:

  • Adam → manusia
  • Kristus → Adam terakhir

Untuk menggantikan Adam:

  • Kristus harus manusia
  • tetapi harus Allah agar penebusan tidak terbatas
  • dan harus bukan Bapa atau Roh karena mereka tidak berperan sebagai wakil manusia

Adam ditetapkan menyerupai Gambar Putra, bukan Gambar Bapa atau Roh.

Maka:

“Adam terakhir” secara ontologis harus Putra/Firman.


🔥 6. PERAN MEDIATOR: HANYA PUTRA YANG COCOK MENJADI PERANTARA

1 Tim 2:5 → “Satu Allah, satu pengantara… manusia Kristus Yesus.”

Mediator harus:

  • dari pihak Allah
  • dari pihak manusia

Putra dapat:

  • menerima perintah dari Bapa
  • menerima Roh
  • tunduk
  • taat sampai mati

Bapa tidak dapat “taat” kepada siapa pun.
Roh tidak dapat mati atau tunduk dalam struktur yang diperlukan.

Putra-lah yang “ditundukkan” kepada Bapa dalam ekonomi keselamatan (1 Kor 15:28), bukan Bapa atau Roh.


🔥 KESIMPULAN SUPER RINGKAS

Mengapa Firman (Putra) yang berinkarnasi, bukan Bapa atau Roh?

1. Karena Putra adalah Penyataan Allah → Inkarnasi = puncak penyataan.

2. Karena manusia diciptakan seturut gambar Putra.

3. Karena Putra adalah yang dapat diutus, bukan Bapa atau Roh.

4. Karena Putra adalah Adam terakhir, bukan Bapa atau Roh.

5. Karena Putra adalah Mediator alamiah, bukan Bapa atau Roh.

6. Karena jika Bapa atau Roh berinkarnasi, struktur Tritunggal akan rusak.

Dengan kata lain:

Secara ontologis, ekonomis, dan soteriologis, hanya Firman yang memenuhi semua syarat untuk berinkarnasi.


Jika Anda mau, saya bisa lanjut dengan:

  • Mengapa dua natur harus “tak tercampur, tak terbagi, tak berubah” (Chalcedon)?
  • Apa fungsi spesifik Roh Kudus dalam Inkarnasi Putra?
  • Kenapa Putra tetap manusia untuk selama-lamanya (tidak kembali ke bentuk pra-inkarnasi)?



Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post