PERUMPAMAAN TENTANG GADIS-GADIS YANG BIJAKSANA & GADIS-GADIS YANG BODOH
Matius 25:1-13
25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Hanya Injil Matius yang mencatat perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Matius dengan sengaja menempatkan perumpamaan ini sesudah percakapan Yesus tentang akhir zaman. Di bagian terakhir dari percakapan tersebut Yesus berbicara tentang suatu pemisahan antara mereka yang dipilih, berjaga-jaga, dan setia, dan mereka yang tidak. "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan" (Matius 24:40, 41).
Hamba yang setia dan bijaksana diberi kuasa atas semua milik tuannya, tetapi hamba yang jahat diberikan tempat bersama dengan orang-orang munafik (Matius 24:4551). Jadi di dalam perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh, lima gadis masuk ke dalam rumah mempelai; sedangkan lima yang lain mendapatkan pintu sudah terkunci. Tema tentang pemisahan yang baik dari yang jahat ini dilanjutkan di dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30), dan penjelasan ten tang seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing (Matius 25:31-33).
Pesta Pernikahan
Yesus menceritakan sebuah kisah tentang sepuluh gadis pengiring pengantin yang menurut kebiasaan pernikahan setempat pada waktu itu, menyiapkan diri menyambut kedatangan mempelai lakilaki. Perumpamaan ini merupakan cerita yang menarik, yang dimaksudkan untuk memberikan pengajaran tentang kesiapan.
Meskipun informasi rinci yang ada bervariasi dan diuraikan secara ringkas, nampaklah bahwa pada zaman Yesus pernikahan biasanya terjadi pada usia yang masih muda. Karena kematangan seksual dicapai pada usia belasan tahun, pernikahan di Israel dikontrak pada pertengahan usia belasan tahun [1]. Merupakan kebiasaan bagi seorang pengantin wanita dikelilingi oleh sepuluh pengiring[2] yang, sepertinya adalah teman-teman dekat dan seumur dengan pengantin wanita.
Kalimat pendahuluan, "Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki [3], perlu diperhatikan." Sepuluh gadis berumur belasan tahun mengambil pelita mereka dan pergi ke rumah pengantin wanita dengan maksud untuk mempersiapkan pengantin wanita bertemu dengan pengantin laki-laki. Dapatlah dimengerti bahwa, kalimat pendahuluan di atas tidak menunjuk pada pertemuan yang sesungguhnya antara pengantin laki-laki dengan gadis-gadis pengiring, karena peristiwa itu terjadi kemudian pada waktu cerita ini berkembang (Matius 25:10).
Gadis-gadis muda ini jangan dibayangkan sedang duduk di suatu tempat di sepanjang jalan pada tengah malam, dikuasai kantuk, sementara pelita mereka mulai berkedap-kedip karena kekurangan minyak. Adalah lebih baik untuk dibayangkan bahwa gadis-gadis ini sedang sibuk di rumah pengantin wanita mendandani dan menjaga dia sebagai persiapan di menit-menit terakhir. Tidak jelas apakah teks tersebut menunjuk kepada pengantin wanita juga, seperti yang ditunjukkan di dalam catatan kaki beberapa versi Alkitab [4]. Tetapi merupakan fakta bahwa perumpamaan ini bukan mengenai pengantin wanita. Perumpamaan ini berfokus pada gadisgadis pengiring pengantin, dan khususnya pada lima gadis pengiring yang bodoh [5]. Sepuluh gadis tersebut menemani pengantin wanita ke rumah pengantin laki-laki atau orang tua pengantin laki-laki di mana pesta akan diadakan sesuai dengan kebiasaan yang ada [6].
Lima dari sepuluh gadis-gadis itu bodoh; dan lima lagi bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh telah membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa persediaan minyak. Pelita jenis apakah ini yang perlu sering diisi lagi supaya tetap menyala? Pelita kecil berisi minyak yang digunakan di rumah tidak akan cocok untuk prosesi di luar rumah karena angin akan memadamkannya. Pelita-pelita untuk prosesi pernikahan adalah semacam obor. Obor ini terdiri dari sebuah galah yang panjang dengan sumbu yang dibasahi minyak di bagian atasnya. Obor akan menyala dengan terang ketika dinyalakan, menerangi prosesi pesta menuju rumah pengantin laki-laki. Tetapi karena apinya menyala dengan terang, isi minyak cepat habis. Dalam waktu lima belas menit, tambahan minyak zaitun harus dituangkan pada sumbu untuk menjaga supaya obor tetap menyala [7]. Karena itu, pembawa obor harus siap dengan persediaan minyak yang cukup untuk menjaga suluh tetap menyala, khususnya jika pengiring pengantin diharapkan melakukan tarian obor pada waktu pengantin datang.
Lima gadis pengiring yang bodoh telah tiba di rumah pengantin wanita tanpa persiapan apa-apa; mereka lalai membawa minyak tambahan. Kepentingan mereka membawa obor adalah untuk prosesi penyambutan itu, apalah arti obor yang mereka bawa apabila kehabisan minyak. Sayangnya, mereka tidak menyadari kelalaian yang sangat fatal itu.
Pengantin laki-laki tertunda kedatangannya. Penundaan mungkin disebabkan oleh tawar menawar tentang mas kawin yang belum selesai. Tradisi kuno ini sering kali disebut di Alkitab [8]. Tradisi ini berbicara ten tang pemberian hadiah oleh keluarga pengantin lakilaki kepada keluarga pengantin wanita. Pembahasan tentang mas kawin dapat menghabiskan banyak waktu dan menimbulkan tawar-menawar yang berlarut-larut [9]. Bila segala sesuatunya sudah ditanda tangani sebagaimana seharusnya dan kedua keluarga telah sepakat sepenuhnya, pesta pernikahan dapat dimulai. Pengantin laki-laki tidak dapat pergi ke pengantin wanita sampai harga pengantin wanita dibayar dan kontrak pernikahan ditanda tangani [10].
Sementara itu gadis-gadis pengiring pengantin menunggu, mereka mengantuk, dan tertidur. Baik gadis-gadis yang bodoh maupun yang bijaksana tertidur, hingga waktu berlalu dengan eepat. Tetapi tiba-tiba pada tengah malam terdengar seruan, "Mempelai datang! Songsonglah dia!" Pengantin laki-laki dan pelayanpelayannya dengan sukacita hampir sampai di rumah pengantin wanita. Para pengiring yang berada di dalam segera terbangun, bangkit, membenahi penampilan mereka, dan membereskan pelita-pelita mereka [11].
Kesepuluh gadis memiliki obor yang menyala dengan terang, tetapi lima di antara mereka menyadari bahwa tanpa persediaan minyak, obor mereka akan segera padam bahkan sebelum prosesi dimulai. Mereka mencoba memberitahukan masalah mereka kepada gadis-gadis yang lain. Mereka berkata, "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam." Tetapi kelima gadis yang membawa minyak dalam buli-buli tahu bahwa setiap lima belas menit mereka harus menambahkan minyak pada obor mereka kembali, dan juga bahwa mereka harus menjaga agar obor mereka tetap menyala selama prosesi dan selama tarian obor pada saat kedatangan mempelai. Pikiran sehat mereka mengatakan bahwa minyak yang ada di dalam buli-buli hanya cukup untuk lima obor dan bukan untuk sepuluh obor. Dengan sopan mereka menolak membagi minyak. Malahan mereka menasihati kelima gadis itu supaya pergi ke penjual minyak untuk membeli minyak tambahan.
Kelima gadis yang menghabiskan waktu mereka untuk menunggu dan tidur, sekarang harus cepat-cepat pergi ke penjual minyak, membangunkan dia, dan membeli minyak yang dibutuhkan. Sementara mereka pergi, pengantin laki-laki datang dan prosesi dimulai. Semua orang pergi ke rumah pengantin laki-laki dan ikut di dalam pesta. Mereka menutup pintu masuk ke ruang pesta di rumah mempelai, dan setiap orang yang bukan merupakan bagian dari prosesi tidak diizinkan masuk. Ini merupakan prosedur yang biasa di an tara orang-orang kaya dalam kebudayaan waktu itu [12].
Perumpamaan ini berakhir dengan adegan lima gadis yang menjumpai pintu telah tertutup, mereka berteriak, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!" Teriakan mereka yang terus-menerus itu akhirnya mendorong pengantin laki-laki untuk pergi ke pintu dan memberitahu gadis-gadis itu bahwa dia tidak ingin berurusan dengan mereka [13]. Mereka sudah terlambat.
Arti Perumpamaan
Kesimpulan yang diberikan oleh Yesus untuk perumpamaan ini sederhana dan tepat: "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Dengan jelas Dia menunjuk kepada Diri-Nya sendiri dan di dalam perumpamaan ini Dia mengajarkan tentang kedatangan-Nya kembali. Dialah mempelai laki-laki: Dialah orang yang akan datang itu. Berulangkali selama mengajar Dia berbicara ten tang mempelai laki-laki. Mengenai pertanyaan mengapa murid-murid-Nya tidak berpuasa, Yesus menjawab, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa" (Matius 9:15). Lagipula, akhir dari perumpamaan ini merupakan gema yang jelas dari pengajaran Yesus yang dicatat di dalam Matius 7:21-23 [14].
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Pengajarannya adalah Yesus akan mengeluarkan mereka yang gagal melakukan kehendak Allah Bapa dari Kerajaan Surga. Pada hari kedatangan Yesus, mereka akan memanggil nama-Nya dan menunjukkan perbuatan-perbuatan religius mereka, tetapi karena kegagalan mereka melakukan kehendak Bapa, mereka tidak mendapat bagian di dalam Kerajaan Surga.
Lima gadis di dalam perumpamaan ini disebut bijaksana. Mereka adalah gadis-gadis yang datang dalam keadaan siap. Mereka bijaksana karen a mereka melibatkan diri secara penuh ke dalam situasi dan mengikuti instruksi yang ada dengan hati-hati [15]. Alkitab mengajarkan bahwa seorang yang bijaksana memiliki wawasan yang benar akan kehendak Allah.
Lima gadis yang disebut bodoh dan yang menjadi pusat perhatian di dalam perumpamaan ini kelihatannya tidak melakukan apapun yang jahat. Mereka datang dengan maksud yang terbaik dan mengharapkan kebahagiaan untuk pengantin laki-laki dan wanita di tahun-tahun perkawinan mereka. Tetapi mereka gagal melakukan harapan-harapan pengantin laki-laki dan wanita, karena mereka lalai membawa persediaan minyak yang diperlukan. "Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya?" (Yeremia 2:32). Jawabannya tentu saja tidak. Namun kelima gadis itu lupa membuat persiapan yang cukup untuk tugas yang diberikan kepada mereka. Mereka datang dengan ketidaksiapan dan karena alasan inilah mereka dikeluarkan dari ruang pesta [16].
Tidak ada di dalam perumpamaan yang menunjukkan bahwa kesepuluh gadis itu diharapkan tetap terjaga. Baik gadis yang bijaksana maupun yang bodoh tertidur sementara mereka sedang menunggu. Berjaga-jaga bukanlah merupakan pengajaran utama yang diajarkan di dalam perumpamaan ini. Tetapi pengajaran yang dominan adalah mengenai kualitas kesiapan.
Karena pengantin laki-Iaki pada zaman dan kebudayaan Yesus dapat datang sewaktu-waktu selama malam yang panjang itu, maka Yesus juga akan datang dengan tiba-tiba pada hari kedatangan-Nya.
Penafsiran
Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh sudah ditafsirkan secara alegoris dalam banyak cara sejak gereja mula-mula sampai hari ini. Di dalam beberapa penafsiran, Yesus adalah mempelai laki-laki dan sepuluh gadis adalah gereja. Gereja terdiri atas orang-orang baik dan jahat, orang-orang terpilih dan penjahat, orang-orang bijaksana dan bodoh. Pelita yang mereka bawa adalah perbuatan-perbuatan baik, karena orang-orang Kristen dinasihati untuk membiarkan perbuatan mereka bersinar di hadapan manusia. Minyak adalah kehadiran/ pengurapan Roh Kudus. Dapat kita pahami ketika Samuel mengurapi Daud dengan minyak, Roh Kudus turun ke atas dia. Pedagang minyak adalah Musa, para nabi, para hamba Tuhan yang selalu berseru-seru "bertobatlah". Dan seruan, "Mempelai datang!" adalah panggilan sangkakala Allah pada saat kedatangan Kristus. Roh Kudus yang berada di dalam gadis-gadis itu mencerminkan kualitas kesiapan mereka. Walaupun Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita, adalah mungkin untuk dosa kita "memadamkan Roh Kudus" (1 Tesalonika 5:19) atau "mendukakan Roh Kudus" (Efesus 4:30). Dosa selalu berdampak pada hubungan kita dengan Allah. Hal ini dapat kita bandingkan dengan kisah yang dialami Raja Saul. Roh Kudus mendiami Raja Saul, namun kemudian "meninggalkan" dia (1 Samuel 16:14). Dosa/ kejahatan kita yang dilakukan terus menerus dapat menghalangi persekutuan dengan Allah dan secara efektif memadamkan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Itu sebabnya amatlah penting untuk mengakui dosa-dosa kita karena Allah "adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yohanes 1:9). Berjaga-jaga agar kita tidak terjatuh dari dosa yang terus menerus dan senantiasa punya hubungan yang erat dengan Allah adalah tindakan "menyimpan minyak" agar pelita kita tetap menyala.
Beberapa penafsir mengartikan minyak sebagai sukacita atau kasih, sementara penafsir yang lain melihatnya sebagai perbuatan baik atau membantu orang yang membutuhkan. Penafsiran semacam ini menyebabkan kebingungan dan seringkali berakhir dengan ketidakmasuk-akalan. Ada juga penafsir lain yang mengartikan minyak sebagai kata-kata pengajaran [17]. Terlebih-lebih, sikap yang tidak mengenal belas kasihan dari gadis-gadis yang bijaksana terhadap kelima gadis yang memerlukan minyak dapat dipertanyakan. Dan jawaban yang bernada negatif - "Aku tidak mengenal kamu" - dari pengantin laki-laki membutuhkan evaluasi yang dikupas secara kritis. Tetapi, meneruskan penafsiran-penafsiran alegoris dan menanyakan bagian-bagian yang rinci dari perumpamaan ini berlawanan dengan semangat pengajaran Yesus [18]. Di dalam perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh, penafsir seharusnya tidak kehilangan hal-hal yang umum karena melihat hal-hal khusus yang menarik. Dia harus menemukan arti pokok dari perumpamaan ini.
Pesan utama dari perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh ditujukan kepada pengikut-pengikut Yesus. Gadis-gadis bijaksana yang terus-menerus mencoba melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang dengan sungguh-sungguh berdoa "Maranatha," "Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah dengan segera." Roh Allah senantiasa hadir menerangi, mengobarkan dan memurnikan gadis-gadis bijaksana ini. Tetapi gadis-gadis yang bodoh adalah mereka yang tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan yang tiba-tiba. Perumpamaan ini ditujukan kepada mereka untuk mendapatkan perkataan: Betapa bodohnya kamu ini! dari mulut mereka.
Perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh harus dilihat di dalam konteks yang luas dari pengajaran Yesus ten tang kedatangan-Nya kembali. Pernyataan terakhir, "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya" (Matius 25:13) merupakan pengulangan dari ayat-ayat sebelumnya, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu" (Matius 24:36) dan "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang" (Matius 24:42). Yesuslah yang mengucapkan perkataan-Nya yang terkenal "Aku berkata kepadamu" (Matius 25:12), dengan demikian menunjukkan bahwa Dia berbicara tentang kedatangan-Nya kembali. Perkataan ini merupakan perkataan Yesus dan bukan perkataan mempelai Iaki-laki berumur belasan tahun. Dengan menggunakan perumpamaan ini, dengan jelas Yesus mengajarkan kepada pengikut-pengikut-Nya untuk bersiap sedia menanti kedatangan-Nya. Mereka yang tidak siap sedia tidak akan diperbolehkan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga selamanya pada waktu Yesus datang kembali. Mereka adalah orang-orang yang mendengar Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu." Mereka adalah gadis-gadis bodoh yang menyingkirkan pemikiran-pemikiran tentang kedatangan Kristus dari gaya hidup mereka[19]. Bagi mereka hari kedatangan Tuhan akan datang dengan tidak diduga-duga sementara mereka benar-benar tidak siap sedia [20]. Maka akan menjadi sangat terlambat untuk memperbaiki jalan hidup seseorang.
Di dalam latar belakang di mana Yesus menceritakan perumpamaan ini, tema tentang kembalinya (kedatangan) tuan (mempelai laki-laki) itu sangat menonjol. Tuan dari hamba yang diberi kuasa kembali pada waktu yang tepat; mempelai laki-laki datang pada tengah malam; dan di dalam perumpamaan tentang talenta, sang tuan kembali sesudah waktu yang lama (Matius 25:19). Di dalam konteks ini, perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh mendapatkan dimensi-dimensinya yang benar.
Demikian juga dalam perumpamaan tentang hamba yang diberi kuasa, hamba itu digolongkan sebagai hamba yang setia dan bijaksana; perumpamaan berikutnya menjelaskan lima gadis sebagai gadis yang bijaksana; dan didalam perumpamaan tentang talenta, dua dari hamba itu disebut baik dan setia. Karena itu, perumpamaan yang pertama sungguh-sungguh mengajarkan kesetiaan dan kebijaksanaan; perumpamaan kedua mengajarkan kebijaksanaan; dan perumpamaan ketiga mengajarkan kesetiaan [21].
Catatan :
[1] P. Trutza, "Marriage," ZPEB, 4, 96, menunjukkan bahwa "para rabi menentukan usia minimum pernikahan yaitu usia 12 tahun untuk gadis-gadis dan tiga belas tahun untuk anak laki-laki."
[2] "Para pengiring pengantin berdiri dekat dengan pengantin wanita, semua berpakaian putih - biasanya ada sepuluh." Daniel-Rops, Daily Life in Palestine at the Time of Christ (London: 1962), 124. Seperti juga J. A. Findlay, Jesus and His Parables (London: Epsworth Press, 1951), 111-12, menunjuk kepada sepuluh gadis yang dia lihat di kota Galilea sedang menuju ke pengantin wanita untuk menemaninya sementara pengantin wanita menunggu kedatangan pengantin laki-laki.
[3] Jeremias, "Larnpades," ZNW55 (1964): 199.
[4] Bukti tekstual untuk pemasukan kata-kata "dan pengantin wanita" pada akhir ayat 1 berasal dari kombinasi yang mengesankan an tara saksi-saksi dari barat dan Kaisarea. Metzger, Textual Commentary, 62.
[5] Oesterley, Parables, 136.
[6] Jeremias, TDNT, IV: 1100
[7] Jeremias, "Lampades," 198. Juga SE, 1,969 menunjuk kepada kebiasaan ini di tanah Israel, di mana pengantin wanita dibawa dari rumah bapanya ke rumah suaminya pada waktu malam. Dia didahului oleh sepuluh suluh yang dibuat dari galah yang ditempelkan pada bejana-bejana tembaga. Pada bejana-bejana inilah sumbu yang dibasahi dengan minyak dinyalakan dan digunakan untuk menerangi jalan.
[8] Kejadian 34:12; Keluaran 22:16; lSamueI18:25.
[9] Daniel-Reps, Daily Life, 122.
[10] Untuk diskusi yang rind, selidiki H. Granqvist, Marriage Conditions in a Palestinian Village (Helsingfors: 1931), 132-55. "Jika harga pengantin wanita juga sudah diberikan, pernikahan bisa dilangsungkan kapan saja; dapat terjadi bahwa akhir dari kontrak ditunda sampai hari pernikahan, tetapi bagaimanapun juga pengantin laki-laki tidak bo1eh pergi ke pengantin wanita sebelum pernikahan itu dilaksanakan," 155.
[11] Di dalam Perjanjian Baru, arti "membereskan" untuk kata kosmeo hanya muncu1 di dalam Matius 25:7 .. H. Sasse, TDNT, III: 867.
[12] Oesterley, Parables, 135.
[13] Di dalam literatur rabbinik, perkataan," Aku tidak mengenal kamu," dapat digunakan oleh seorang guru untuk mengeluarkan seorang murid selama satu minggu. SB, I: 469; IV: I, 293.
[14] Marshall, dalam Escha tology and the Parables, 39, menjelaskan bahwa berkenaan dengan Matius 7:21-23 dan Matius 25:11, 12 "adalah sulit untuk tidak mendengarkan nada-nada Anak Manusia di dalam ayat-ayat tersebut."
[15] G. Bertram, TDNT, IX: 234.
[16] Rabi Johanan ben Zakkai, yang hidup sezaman dengan para rasul, mengajarkan sebuah perumpamaan tentang seorang raja yang mengumpulkan hambahambanya dalam sebuah pesta tanpa menetapkan waktunya. Hamba yang bijaksana mengenakan pakaian untuk kesempatan tersebut dan menunggu di pintu istana. Hamba-hamba yang bodoh tetap bekerja dan datang ke pesta dengan mengenakan pakaian yang kotor. Raja itu senang dengan hamba yang bijaksana tetapi marah dengan hamba yang bodoh. Shabbath 153a, Moed I, The Babylonian Talmud, (London: Soncino Press, 1938),781.
[17] Thomas Aquinas telah mengumpulkan banyak sekali contoh-contoh karya dari bapa-bapa gereja. Commentary on the Four Gospels, 1, St. Matthew, (Oxford: n.p., 1842), 844-50.
[18] Jeremias, dalam Parables, 51, menulis bahwa "Matius melihat di dalam perumpamaan ini sebuah alegori Parousia dari Kristus." Tetapi, sebagaimana Michaelis, dalam Gleichnisse, 94, meneliti dengan baik: perumpamaan ini selalu menjadi sebuah perumpamaan ten tang kedatangan Kristus kembali. Tidak ada alasan untuk menunjuknya sebuah alegori.
[19] Schippers, Gelijkenissen, 114.
[20] RA. Batey, New Testament Nuptial Imagery, (Leiden: Brill, 1971),47.
[21] Lenski, St Matthew's Gospel, 961.
Disalin dan diadaptasi dari :
Simon Kistemaker, Perumpamaan-perumpamaan Yesus, Saat, 2001, p 140-149
Singkatnya, menafsirkan rincian sebuah perumpamaan secara alegoris merampas arah cerita dan sering menyebabkan kemustahilan.
Pesan utama dari perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh ditujukan kepada pengikutpengikut Yesus. Gadis-gadis bijaksana yang terus-menerus mencoba melakukan kehendak Bapa adalah mereka yang dengan sungguhsungguh berdoa "Maranatha," "Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah dengan segera." Tetapi gadis-gadis yang bodoh adalah mereka yang tidak memberikan perhatian kepada kedatangan Tuhan yang tibatiba. Perumpamaan ini ditujukan kepada mereka untuk mendapatkan perkataan: Betapa bodohnya kamu ini! dari mulut mereka.
Perumpamaan ten tang gadis-gadis yang bijaksana dan gadisgadis yang bodoh harus dilihat di dalam konteks yang luas dari pengajaran Yesus ten tang kedatangan-Nya kembali. Pernyataan terakhir, "Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya" (Matius 25:13) merupakan pengulangan dari ayat-ayat sebelumnya, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu" (Matius 24:36) dan" Karena itu berjagajagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang" (Matius 24:42). Yesuslah yang mengucapkan perkataan-Nya yang terkenal "Aku berkata kepadamu" (Matius 25:12), dengan demikian menunjukkan bahwa Dia berbicara tentang kedatangan-Nya kembali. Perkataan ini merupakan perkataan Yesus dan bukan perkataan mempelai Iaki-laki berumur belasan tahun. Dengan menggunakan perumpamaan ini, dengan jelas Yesus mengajarkan kepada pengikut-pengikut-Nya untuk bersiap sedia menanti kedatangan-Nya. Mereka yang tidak siap sedia tidak akan diperbolehkan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga selamanya pada waktu Yesus datang kembali. Mereka adalah orang-orang yang mendengar Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Aku tidak mengenal kamu." Mereka adalah gadis-gadis bodoh yang menyingkirkan pemikiran-pemikiran tentang kedatangan Kristus dari gaya hidup mereka[19]. Bagi mereka hari kedatangan Tuhan akan datang dengan tidak diduga-duga sementara mereka benar-benar tidak siap sedia [20]. Maka akan menjadi sangat terlambat untuk memperbaiki jalan hidup seseorang.
bukannya menafsirkan cerita seperti diatas dapat pula disebut sebagai alegori? atau barangkali penghalusan dari kata alegori?
seperti yg kubaca diatas... menurutku semua saja saja, suatu cerita yang tidak untuk diartikan secara kalimat langsung (apa adanya) berarti merupakan suatu perumpamaan... seberapa haluspun orang mengatakan "tidak, yg ini bukan alegori". yang membedakan adalah pengertian, pengetahuan yang bertambah-tambah akan firman allah yang didapat oleh kristen dari masa ke masa.
Matius 25:1-13
25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Disini Dijelaskan:
I. Bahwa yang digambarkan secara umum adalah Kerajaan Sorga, keadaan segala sesuatu di bawah pengaruh Injil, bagian lahiriah dari Kerajaan Kristus, serta pemerintahan dan keberhasilannya. Beberapa perumpamaan Kristus telah menunjukkan kepada kita bagaimana Kerajaan-Nya itu diterima pada saat kini, sebagaimana yang digambarkan dalam Matius pasal 13. Sedangkan dalam pasal ini ditunjukkan bagaimana jadinya tatkala rahasia Allah diakhiri dan Kerajaan itu diserahkan kepada Bapa. Pelaksanaan pemerintahan Kristus terhadap mereka yang stap dan tidak siap pada hari yang mulia itu bisa digambarkan melalui perumpamaan ini; atau Kerajaan itu dijadikan bagi para warga Kerajaan itu. Orang-orang yang mengaku percaya kepada Kekristenan diibaratkan seperti sepuluh gadis ini, dan kelak mereka akan dibedakan dengan cara demikian pula.
II. Bahwa yang digunakan sebagai penggarnbaran adalah kekhidmatan sebuah perkawinan, Zaman dulu, ada suatu kebiasaan yang kadang-kadang dilakukan di antara orang-orang Yahudi pada peristiwa perkawinan itu, yaitu mempelai laki-laki datang, dengan ditemani sahabat-sahabatnya, pada jauh malam ke rumah pengantin perempuan, yang menantikannya. Sang pengantin perempuan ini juga ditemani oleh sejumlah pengiring perempuan. Ketika ada pemberitahuan bahwa mempelai laki-laki sudah hampir tiba, para pengiring perempuan ini harus pergi menyongsong kedatangan mempelai laki-laki dengan membawa pelita untuk menerangi jalan mempelai laki-laki menuju rumah pengantin perempuan dengan disertai berbagai upacara dan acara resmi, untuk merayakan perkawinan tni dengan penuh sukacita. Beberapa orang menduga bahwa untuk peristiwa ini biasanya ditugaskan sepuluh orang gadis, Orang-orang Yahudi tidak pernah menyelenggarakan acara penyunatan. Paskah, atau peresmian perkawinan di tempat ibadah mereka tanpa kehadiran sekurang-kurangnya sepuluh orang. Ketika Boas menikahi Rut, ia memilih sepuluh saksi (Rut 4:2).
Sekarang, dalam perumpamaan ini:
1. Mempelai laki-laki itu adalah Tuhan kita Yesus Kristus. Ia digambarkan seperti itu dalam Mazmur pasal 45, dalam Kidung Agung Salomo, dan sering juga dalam Perjanjian Baru. Semuanya ini berbicara mengenai kasih-Nya yang sedalam-dalamnya dan tiada bandingannya serta kovenan atau perjanjian-Nya yang setia dan tak tergoyahkan kepada tunangan-Nya, yaitu jemaat-Nya. Sekarang, orang-orang percaya dipertunangkan dengan Kristus (Hosea 2:19). Tetapi kekhidmatan perkawinan itu sendiri disimpan untuk disediakan nanti pada hari yang mulia itu, tatkala pengantin perempuan, istri Anak Domba itu, telah benar-benar siap sedia (Wahyu 19:7. 9).
2. Gadis-gadis ini adalah orang-orang percaya, anggota jemaat. Tetapi, di sini mereka diumpamakan sebagai teman-temannya (Mazmur 45:15), di tempat lain dikatakan sebagai anak-anaknya (Yesaya 54:1), sebagai perhiasannya (Yesaya 49:18). Mereka yang mengtkuti Anak Domba itu, dikatakan sama seperti perawan (Wahyu 14:4). Hal ini menunjukkan kecantikan dan kemurnian mereka, karena mereka akan dibawa sebagai perawan suci kepada Kristus (2 Korintus 11:2). Mempelai laki-laki itu adalah Seorang raja, sehingga para gadis ini menjadi hamba perempuan yang terhotmat, dara-dara yang tak terbilang banyaknya (Kidung 6:8). Namun, di sini jumlah mereka dikatakan sepuluh orang.
3. Tugas gadis-gadis ini adalah menyongsong kedatangan mempelai laki-laki, sebuah tugas yang sangat membahagiakan, Mereka datang untuk bersiap siaga melayani mempelai laki-laki itu ketika ia muncul, dan sementara itu mereka menunggu kedatangannya. Perhatikan sifat Kekristenan di sini.
Sebagai umat Kristen. kita mengaku bahwa kita adalah:
(1) Pelayan-pelayan yang siap melayani Kristus, menghormati Nya sebagai mempelai laki-laki yang mulia, memuliakan nama-Nya dan mendatangkan puji-pujian bagt Dia, khususnya ketika Ia akan datang untuk dimuliakan dalam orang-orang kudus-Nya. Kita harus mengikuti-Nya sebagai pelayan-pelayan terhormat yang melayani tuan-tuan mereka (Yohanes 12:26). Meninggikan nama-Nya dan menyerukan pujian bagi Kristus yang Mahamulia, inilah tugas kita.
(2) Orang-orang yang menanti-nantikan Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Sebagai umat Kristen. kita bukan hanya mengaku dan mencari Kristus, tetapi juga mengasihi dan merindukan kedatangan-Nya, serta bertingkah laku sepenuhnya sesuai dengan pengakuan kita itu. Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan pusat, tempat semua arah kehidupan beragama kita bertemu, dan padanya seluruh kehidupan ibadah kita selalu merujuk dan mengarah.
4. Perhatian utama mereka adalah memiliki terang di tangan mereka ketika sedang melayani mempelai laki-laki itu. Dengan demikian mereka dapat menghormati dan melayani Dia. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah anak-anak terang. Injil adalah terang, dan mereka yang menerimanya tidak boleh hanya diterangi saja, tetapi ia juga harus bercahaya seperti bintang-bintang, harus berpegang padanya (Filipi 2:15-16). Inilah keadaan pada umumnya.
Sekarang. mengenai sepuluh gadis ini, dapat kita amati:
(1) Sifat mereka yang berbeda, dengan disertai bukti dan petunjuk mengenai hal itu.
a. Sifat mereka adalah bahwa lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana (ayat 2). Dan. hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan, begitulah kata Salomo, seorang hakim yang cakap (Pengkhotbah 2:13). Perhatikanlah, di antara orang-orang yang memiliki pengakuan iman dan golongan kepercayaan yang sama pun sifat-sifat mereka bisa sangat berbeda dalam pandangan Allah. Orang-orang Kristen yang tulus adalah gadis-gadis yang bijaksana, sedangkan orang-orang munafik adalah gadis-gadis yang bodoh. Dalam perumpamaan lain, orang-orang ini diibaratkan seperti orang-orang bijaksana dan bodoh yang mendirikan rumah. Perhatikanlah, mereka memang benar-benar bijaksana atau bodoh dalam hal mengurus jiwa mereka. Agama yang sejati adalah kebijaksanaan yang sejati. Dosa merupakan kebodohan, khususnya dosa kemunafikan, karena orang-orang yang sungguh bodoh adalah mereka yang menganggap diri sendiri bijak, dan mereka ini sungguh para pendosa besar, karena berlaku seolah-olah orang jujur. Karena jumlah gadis yang bijaksana sama dengan gadis yang bodoh, beberapa orang mengamati betapa Kristus sangat tulus mengingini adanya keserasian (dikutip dari Uskup Agung Tillotson), seolah-olah Ia berharap bahwa jumlah orang percaya yang sejati mendekati jurnlah orang munafik, atau setidaknya Ia mau mengajar kita untuk mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang percaya sejati, bermurah hati dan penuh kasih memikirkan hal-hal yang baik bagi mereka. Dalam menilai diri sendiri, kita harus ingat bahwa sesaklah pintu dan sedikit orang yang mendapatinya, tetapi dalam menilai orang lain, kita harus ingat bahwa Pemimpin keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan.
b. Bukti dari sifat ini bisa dilihat dalam hal yang sarna yang dimintai dari mereka, dan dari hal inilah mereka dihakimi.
Pertama. kebodohan yang dilakukan gadis-gadis bodoh itu adalah, mereka membawa pelitanya. tetapi tidak membawa minyak (ayat 3). Mereka hanya memiliki cukup minyak untuk membuat pelita mereka menyala sesaat, untuk berpura-pura menunjukkan bahwa seolah-olah mereka ingin menyongsong mempelai laki-laki, tetapi tidak memiliki minyak dalam buli-buli mereka sebagai cadangan untuk ditambahkan ke dalam pelita seandainya mempelai laki-laki itu tertunda kedatangannya. Seperti itulah orang-orang munafik itu.
1. Mereka tidak mempunyai pegangan yang kokoh dalam hati mereka. Mereka memiliki pelita pengakuan di tangan mereka, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang sehat, sikap yang berakar dalam, dan ketetapan hati yang mantap di dalam hati mereka, yaitu hal-hal yang diperlukan untuk membawa mereka melewati pelayanan dan pencobaan zaman sekarang. Mereka bertindak di bawah pengaruh rangsangan dari luar yang tidak mengandung kehidupan rohani. Sama seperti seorang pedagang yang mulai berusaha tanpa memiliki persediaan barang dagang, atau seperti benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, sehingga tidak berakar.
2. Mereka tidak memiliki pertimbangan tentang apa yang akan terjadi dan juga tidak memikirkan masa depan. Mereka membawa pelita hanya untuk dipamerkan pada saat sekarang, tetapi tidak membawa minyak sebagai persediaan. Ketidakpedulian rnenjadt kehancuran banyak orang percaya. Semua perhatian mereka hanya tertuju untuk memuji diri sendiri di hadapan sesama yang sekarang berhubungan dengan mereka, dan bukan untuk membuat diri mereka berkenan di hadapan Kristus yang akan muncul di hadapan mereka dalam kekekalan. Seolah-olah segala sesuatu akan beres dan baik-baik saja nanti bila keadaan saat kini juga sudah beres. Katakan kepada mereka ten tang hal-hal yang masih belum terlihat sekarang, maka Anda akan menjadi seperti Lot yang berbicara kepada bakal menantu laki-lakinya dan dipandang sebagai orang yang berolok-olok saja, Mereka tidak mengumpulkan untuk masa selanjutnya, seperti bangsa semut, juga tidak mengumpulkan untuk waktu yang akan datang (1 Timotius 6:19).
Kedua, sifat bijak gadis-gadis yang bijaksana adalah bahwa mereka membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka (ayat 4). Mereka memiliki dasar pegangan yang baik di dalam hati mereka, yang akan memelihara dan menjaga pengakuan iman mereka.
1. Hati adalah buli-buli, dan kita harus bijak untuk selalu memenuhinya, karena dari perbendaharaan hati yang baik akan keluar barang yang baik, tetapi jika akar-akar itu menjadi busuk, maka kuntumnya akan beterbangan seperti abu.
2. Anugerah adalah minyak yang harus kita miliki di dalam buli-buli. Di dalam tabernakel selalu tersedia minyak yang dibuat untuk penerangan (Keluaran 35:14). Terang kita harus bercahaya di depan orang dalam wujud perbuatan baik. Tetapi hal itu tidak akan terjadi atau tidak akan berlangsung lama, kecuali terdapat dasar kokoh yang giat dan tertanam di dalam hati, yaitu iman di dalam Kristus serta kasih kepada Allah dan sesama kita. Dari situlah kita harus bertindak dalam segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan beragama kita, dengan pandangan yang tertuju pada apa yang ada di hadapan kita. Mereka yang membawa minyak dalam buli-buli mungkin memiliki anggapan bahwa mempelai laki-laki itu akan menunda kedatangannya. Perhatikanlah, dalam memandang ke depan, akan baik sekali bila kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk, menyimpan cukup persediaan untuk menghadapi masa yang panjang dan sulit. Tetapi ingatlah bahwa minyak yang membuat pelita itu tetap menyala haruslah diambil dari kandil Yesus Kristus, Sang Pohon Zaitun yang besar dan baik, melalui pipa-pipa emas peraturan, seperti yang digambarkan dalam penglihatan Zakharia itu (Zakharia 4:2, 3, 12), dan yang dijelaskan dalam Yohanes 1:16, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kusih karunia demi kasih karunia.
(2) Kesalahan semua gadis itu selama mempelai laki-laki ter lamb at datang: maka mengantuklah mereka semua lalu tertidur (ayat 5).
Perhatikan baik-baik di sini:
a. Mempelai laki-laki menunda kedatangannya. Dengan perkataan lain, ia tidak segera datang seperti yang mereka harapkan. Apa yang kita cari sebagai kepastian, cenderung kita sangka sebagai sesuatu yang sudah sa ngat dekat. Pada zaman para rasul, banyak orang membayangkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, tetapi tidak demikian halnya. Bagi kita, Kristus tampaknya berlambat-lambat, tetapi sebenarnya Ia tidak akan bertangguh (Habakuk 2:3). Terdapat sejumlah alasan yang baik bagi penundaan mempelai laki-laki itu, antara lain, ada banyak rencana dan tujuan yang masih perlu diselesaikan, semua orang pilihan harus dipanggil, kesabaran Allah harus dinyatakan, kesabaran orang-orang kudus harus diuji, penuaian di bumi harus dimatangkan, dan begitu juga penuaian di sorga. Tetapi, walaupun Kristus menunda sampai melampaui waktu kita. Ia tidak akan menunda melampaui waktu yang sudah ditetapkan.
b. Ketika Kristus lama tidak datang-datang juga, mereka yang menanti-nantikan Dia mulai menjadi ceroboh dan melupakan apa yang mereka nanti-nantikan. Mengantuklah mereka semua lalu tertidur, seolah-olah mereka menghentikan upaya mencari Dia, seperti yang dikata kan, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Mereka yang merasa pasti bahwa kedatangan-Nya itu bersifat tiba-tiba dan menemukan bahwa hal ini tidak terjadi, cenderung merasa tidak pasti lagi mengenai kedatangan-Nya. Gadis-gadis bijaksana itu mengantuk dan gadis-gadis yang bodoh tertidur, begitulah kata beberapa orang yang membedakan keadaan mereka. Namun, bagaimanapun, mereka semuanya bersalah. Gadis-gadis bijaksana itu tetap membiarkan lampu mereka menyala, tetapi mereka tidak berusaha membuat diri sendiri tetap terjaga. Perhatikanlah, ada terlampau banyak orang Kristen yang baik, ketika sudah lama menjalani pengakuan iman mereka, menjadi lengah dalam persiapan mereka menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka menghentikan sementara kepedulian mereka, mengurangi kerajinan mereka, karunia-karunia mereka tidak hidup seperti dahulu Iagi, dan pekerjaan mereka juga tidak sempurna di hadapan Allah. Meskipun tidak semua kasih mereka hilang, tetapi kasih yang mula-mula telah ditinggalkan. Kalau untuk berjaga selama satu jam saja bersama Kristus sudah terasa berat bagi para murid, apalagi kalau berjaga untuk selama hidup kita. Aku tidur, kata mempelai perempuan, tetapi hatiku bangun. Perhatikan baik-baik: Pertama, mereka mengantuk, kemudian mereka tertidur. Lihatlah, sedikit kecerobohan dan kelalaian bisa membuka jalan bagi kecerobohan dan kelalaian berikutnya. Mereka yang membiarkan diri mereka mengantuk, akan sangat sulit mencegah diri dari tertidur. Oleh karena itu, waspadailah awal kebusukan rohaniah: Venienti occurrite morbo – Perhatikanlah gejala-gejala awal penyakit. Orang-orang zaman dahulu pada umumnya mengartikan keadaan mengantuk dan tertidurnya gadis-gadis ini sebagai kematian mereka. Semua orang akan mati, baik yang mempunyai hikmat maupun yang bodoh dan dungu (Mazmur 49:11), sebelum hari penghakiman. Demikianlah yang dikatakan Ferus, Antequam veniat sponsus omnibus obdormiscendum est. hoc est, moriendum – Sebelum Mempelai Laki-laki datang, semua harus tidur, artinya, meninggal. Calvin juga berpendapat demikian. Tetapi saya berpendapat lebih baik jika hal ini kita pahami apa adanya seperti yang sudah dijelaskan di atas.
(3) Seruan yang mengejutkan mereka untuk melayani mempelai laki-laki (ayat 6), Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Perhatikanlah:
a. Meskipun Kristus lama tidak datang-datang, akhirnya Ia akan datang juga. Meskipun Ia tampak lamban, Ia pasti datang. Kedatangan-Nya yang pertama juga terasa lama bagi mereka yang menantikan penghibumu bagi Israel, tetapi ketika waktunya telah genap, Ia datang juga. Begitu juga kedatangan-Nya yang kedua kali, meskipun lama ditunda, hari itu tidak akan dilupakan. Musuh-musuh-Nya akan menderita kerugian karena mereka tidak mengenal arti kesabaran, sedangkan sahabat-sahabat-Nya akan menemukan penghiburan, sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. Tahun penuntutan bela telah ditetapkan, dan akan tiba.
b. Kedatangan Kristus akan terjadi pada tengah malam ketika kita kurang mencari Dia, dan lebih suka beristirahat. Kedatangan-Nya untuk menolong dan menghibur umat-Nya sering terjadi tatkala tampaknya kebaikan sudah sangat jauh, sedangkan kedatangan-Nya untuk membuat perhitungan dengan musuh-musuh-Nya akau terjadi ketika mereka menganggap jauh hari malapetaka dari mereka. Pembunuhan anak-anak sulung di tanah Mesir dan penyelamatan bangsa Israel terjadi pada tengah malam (Kejadian 12:29). Kematian sering datang pada saat yang tidak disangka-sangka, jiwa orang bodoh itu diambil pada malam hari (Lukas 12:20). Kristus akan datang pada saat Ia berkenan, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Ia tidak akan memberi tahu kita waktu nya, untuk mengajar kita agar tetap setia pada tugas tugas kita.
c. Ketika Kristus datang, kita harus menyongsong Dia. Sebagai umat-Nya kita harus mengikuti semua gerakan Tuhan Yesus, dan menjumpai Dia kapan pun dan di mana pun. Ketika Ia datang kepada kita pada saat ke matian, kita harus keluar dari tubuh kita, keluar dari dunia ini, untuk menyongsong Dia dengan penuh kasih sayang dan jiwa yang stap sesuai dengan harapan kita untuk berkenan bagi Dia. Songsonglah Dia merupakan seruan bagi mereka yang suka mempersiapkan dirt dan benar-benar siap.
d. Pemberitahuan kedatangan Kristus dan seruan untuk menyongsong-Nya akan membuat orang terjaga, [i[terdengarlah suara orang berseru[/i]. Kedatangan-Nya yang pertama tidak diketahui orang sama sekali, juga tidak ada yang berseru, Lihat, Mesias ada di situ, atau, Mesias ada di sana. Ia telah ada di dalam dunia ini, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diketahui oleh seluruh dunia. Setiap mata akan melihat Dia. Akan ada seruan dari sorga, karena Tuhan sendiri akan turun dengan seruan "Bangkitlah kamu yang mati, dan datanglah pada hari penghakiman. Juga akan ada seruan dari bumi, seruan kepada gunung-gunung dan batu-batu karang" (Wahyu 6:16)
(4) Tanggapan mereka terhadap seruan itu (ayat 7), Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka, memadamkan pelita masing-masing dan mengisinya dengan minyak dan cepat-cepat pergi untuk menyambut sang mempelai laki-laki.
Sekarang:
a. Melalui gadis-gadis bijaksana ini, kita melihat bagaimana persiapan yang seharusnya dibuat untuk menyongsong kedatangan mempelai laki-laki. Perhatikanlah, karena sifat kematian yang selalu datang dengan tiba-tiba, maka bahkan mereka yang telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menyongsong kematian itu pun harus tetap berusaha sebaik mungkin agar mereka benar-benar siap, supaya mereka kedapatan dalam perdamaian dengan Dia (2 Petrus 3:14), didapati melakukan tugas (Matius 24:46), dan tidak kedapatan telanjang (2 Korintus 5:3). Hari itu akan menjadi hari penyelidikan dan pemeriksaan, dan karena itu kita harus peduli memikirkan bagaimana keadaan kita nanti. Ketika kita melihat hari itu semakin mendekat, kita hams mengarahkan diri dengan sungguh-sungguh pada soal kematian kita, memperbarui pertobatan kita terhadap dosa, kesepakatan kita terhadap perjanjian, perpisahan kita dengan dunia ini, dan jiwa kita harus keluar menuju Allah dengan keinduan yang pantas.
b. Melalui gadis-gadis yang bodoh ini. perumpamaan ini menunjukkan betapa sia-sianya keyakinan yang berlebihan itu, betapa sia -sianya mereka menyombongkan bahwa keadaan mereka baik dan bahwa mereka telah siap bagi dunia lain. Perhatikanlah, bahkan anugerah yang palsu pun akan dipakai orang untuk pamer diri ketika sedang menghadapi kematian, seperti yang telah biasa mereka lakukan sepanjang kehidupan mereka, Harapan orang munafik akan menyala terang menjelang kematian mereka, seperti kilat sebelum kematian.
(5) Kesulitan yang dihadapi oleh gadis-gadts bodoh karena ke kurangan minyak (ayat 8-9).
Hal ini menunjukkan:
a. Kekalutan sebagian orang munafik ketika menghadapi keadaan mereka yang menyengsarakan, bahkan saat menjelang kematian, ketika Allah membuka mata mereka untuk melihat kebodohan mereka dan melihat mereka sendiri binasa dengan dusta yang menjadi pegangannya. Atau, bagaimanapun juga.
b. Hal ini menunjukkan keadaan sesungguhnya dari kesengsaraan yang akan mereka jumpai di seberang kematian sana ketika mereka dihakimi. Betapa palsunya pengakuan iman mereka itu sampai tidak dapat menolong mereka dari segala sesuatu pada hari yang mulia itu. Lihatlah apa yang terjadi.
Pertama, pelita mereka padam. Pelita orang-orang munafik sering kali padam dalam kehidupan ini. Ketika mereka yang telah memulai dalam Roh mengakhirinya di dalam daging, maka kemunafikan akan muncul dalam bentuk kemurtadan yang seterang-terangnya (2 Petrus 2:20). Iman pengakuan mereka memudar, nilainya hilang, harapan gagal, dan tidak ada penghiburan lagi, Betapa seringnya pelita orang fasik dipadamkan? (Ayub 21: 17). Meskipun banyak orang munafik menjaga nama baik dan kebahagiaan mereka sampai akhir hayat, tetapi apa arti semua itu kalau Allah menuntut nyawanya? (Ayub 27:8). Jika terang orang fasik tidak dipadamkan di hadapannya, tentu akan dipadamkan di dalam dirinya (Ayub 18:5-6). Sesungguhnya mereka akan berbaring di tempat siksaan (Yesaya 50:11). Hasil pengakuan yang munafik tidak akan berguna pada hari penghakiman (Maleakhi 7:22-23). Pelita orang fasik dipadamkan ketika harapan mereka terbukti seperti benang laba-laba (Ayub 8:11 dst.), dan yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan napas (Ayub 11:20), seperti bagal Absalom yang terus berlari meninggalkan dia tersangkut di pohon tarbantin.
Kedua, mereka menginginkan minyak untuk digunakan ketika pelita mereka mulai padam. Perhatikanlah, mereka yang kekurangan anugerah sejati, pada suatu saat nanti pasti menyadari kekurangan mereka. Pengakuan yang hanya di kulit luar akan sangat menyenangkan hati dan mungkin mampu membawa orang berjalan cukup jauh, tetapi tidak akan membawa dia terus sampai akhir. Mungkin pelita itu akan menerangi perjalanan kehidupan di dunia ini, tetapi kabut lembah dari bayangan kematian akan memadamkannya.
Ketiga, dengan gembira mereka minta to long kepada gadis-gadis bijaksana itu untuk berbagi minyak dari buli-buli mereka, Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu. Waktunya akan datang ketika orang-orang duniawi yang munafik akan melihat sendiri bagaimana tampaknya keadaan orang-orang Kristen sejati. Mereka yang sekarang membenci keketatan kehidupan beragama, pada saat kematian dan penghakiman nanti akan sungguh merindukan penghiburan penuh atas keadaan yang mereka hadapi saat itu. Mereka yang hidup ceroboh dalam menjalarn kehidupan ini, sekarang ingtn mati seperti kematian orang benar. Waktunya akan datang ketika orang-orang yang sekarang melecehkan kerendahan hati penyesalan dosa orang-orang kudus, dengan mudah akan tertarik untuk rnengtkuti dan menghargat orang-orang kudus itu sebagat sahabat karib dan penolong, yang sekarang ini mereka tempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing domba mereka. Menurut beberapa orang, ungkapan Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu berarti, "Tolong berbicaralah yang baik-baik demi kami." Tetapi tidak akan ada manusia yang bisa menjadi penjamin pada hari yang mulia itu, karena Sang Hakim mengetahui bagaimana watak setiap orang yang sebenarnya. Bukankah bagus ketika mereka terdorong untuk berkata, "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu?"
Memang, itu baik, tetapi:
(1) Permintaan ini dilakukan karena mereka terpaksa merasa perlu pada saat itu, Perhatikanlah, kebutuhan akan anugerah itu baru mereka lihat tatkala mereka tahu bahwa anugerah itu akan menyelamatkan mereka. Namun, sebelum itu mereka tidak mau melihat kebutuhan akan anugerah ketika anugerah itu mau menguduskan dan memerintah atas mereka.
(2) Semua sudah terlambat. Allah hanya akan memberikan minyak jika mereka memintanya pada saat yang tepat. Mereka tidak dapat membeli lagi saat pasar telah usai, tidak ada jual beli lagi ketika keadaan menjadi gelap.
Keempat, teman-teman mereka tidak mau berbagi minyak dengan mereka. Penolakan orang-orang baik ini merupakan tanda penolakan Allah yang menyedihkan terhadap mereka. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak.. Mereka ingin menolong sesama mereka yang sedang dalam kesulitan, tetapi, mereka tidak boleh, mereka tidak dapat, mereka tidak berani melakukannya. nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Kita memang harus bermurah hati terhadap orang lain, tetapi kita juga perlu ingat akan kebutuhan diri sendiri. Jadi, lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli sendiri.
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang ingin diselamatkan harus memiliki anugerah sendiri. Meskipun kita memperoleh manfaat dari persekutuan dengan orang-orang kudus, serta dari iman dan doa mereka yang sekarang bisa membantu kita, namun pengudusan kita sendiri sangat diperlukan untuk keselamatan kita sendiri. Orang benar akan hidup oleh iman. Setiap orang akan memberi pertanggung jawaban tentang dirinya sendiri, dan karena itu baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, karena ta tidak dapat mengerahkan orang lain pada waktu itu.
2. Orang-orang yang memiliki anugerah terbanyak tidak memiliki apa-apa untuk disisihkan. Semua yang kita miliki tidak cukup bagt diri kita sendiri untuk berdiri di hadapan Allah. Orang-orang yang terbaik perlu meminjam dari Kristus, tetapi mereka tidak memiliki apa-apa untuk dipinjamkan kepada sesama mereka. Kita tidak bisa mengharapkan kebenaran atau kekudusan orang-orang kudus akan menyelamatkan kita, sebaliknya kita hams belajar dari hikmat gadis-gadis bijaksana, bahwa mereka memiliki minyak tetapi hanya cukup bagi diri mereka sendiri dan tidak bagi orang lain. Juga, perhatikan baik-baik, gadis-gadis bijaksana ini tidak mencela kebodoh an gadis-gadis yang lalai ini, juga tidak menyombongkan kemampuan mereka untuk memprakirakan apa yang akan terjadi, atau menyusahkan mereka dengan saran yang dapat membuat mereka putus asa, tetapi memberikan saran terbaik untuk menyelesaikan masalah, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak. Perhatikanlah, orang-orang yang melakukan kebodohan bagi jiwa mereka harus dikasihani dan bukannya dilecehkan, sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Ketika mendampingi orang yang sedang sekarat, yang telah menyia-nyiakan Allah dan jiwa mereka sepanjang hidupnya, para pelayan Tuhan harus mengarahkan orang itu untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, supaya dia bisa berpulang bersama Kristus. karen tidak ada kata terlambat untuk pertobatan sejati, Namun dernikian, pertobatan sejati itu sering datang terlambat, dan orang yang demikian akan mendapat apa yang dilakukan oleh gadis-gadis bijaksana itu kepada yang bodoh, yaitu melakukan apa yang terbaik sebisa mungkin dari yang buruk. Mereka hanya dapat mengatakan apa yang harus dilakukan, kalau belum terlambat. Tetapi, bahayanya sungguh tak terkatakan, karena tidak pasti apakah pintu masih terbuka atau tidak ketika mereka sampai. Sebenarnya nasihat itu baik, bila dilakukan pada saat yang tepat, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Mereka yang menginginkan anugerah harus mencari sumbernya dan meminta sarana-sarana anugerah itu (Yesaya 55: 1).
(6) Kedatangan mempelai laki-laki dan masalah perbedaan watak gadis-gadis bijaksana dan bodoh. Lihatlah apa yang terjadi.
a. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, mereka yang menunda-nunda pekerjaan besar dalam kehidupan mereka sampai saat terakhir, besar kemungkinan tidak akan memiliki waktu untuk melakukannya. Memperoleh anugerah adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Sementara jiwa malang yang tergeletak di atas ranjang sakit itu dibangunkan untuk bertobat dan berdoa, kebingungan yang mengerikan melanda dia, karena tidak tahu harus mulai dari mana atau apa yang harus dilakukan terlebih dulu, dan tiba-tiba datanglah kematian itu, datanglah penghakiman, maka tidak tuntaslah apa yang sedang dikerjakan dan binasalah jiwa yang malang itu selama-lamanya. Inilah yang akan terjadi ketika kita harus pergi membeli minyak sementara kita sudah harus menyalakan pelitanya sekarang; kita pergi mencari anugerah, sementara kita harus menggunakannya sekarang.
Datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, Tuhan Yesus kita akan datang kepada umat-Nya pada hari yang mulia itu seperti seorang Mempelai Laki-laki. Ia akan datang dalam kemegahan dan pakaian yang mewah, diiringi oleh sahabat-sahabat-Nya. Sekarang Mempelai itu diambil dari kita, dan kita berpuasa (Matius 9:15). tetapi nanti akan ada sebuah perayaan abadi. Kemudian Mempelai itu akan menjernput pengantin perernpuan-Nya, untuk berada di mana pun Ia berada (Yohanes 17:24), dan akan Ia bergirang hati melihat mempelai perempuan-Nya (Yesaya 62:5).
b. Mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin.
Perhatikanlah:
Pertama, dipermuliakan selama-lamanya berarti pergi bersama Kristus ke ruang perjamuan kawin, berada dalam kehadiran-Nya yang tiba-tiba, serta berada dalam persekutuan dan hubungan yang paling akrab dalam keadaan perhentian, sukacita, dan kelimpahan kekal.
Kedua, mereka, dan hanya mereka saja yang kemudian akan pergi ke sorga, yaitu mereka yang telah mempersiapkan diri untuk sorga selama berada di dunia ini, yang dipersiapkan untuk hal itu (2 Korintus 5:5).
Ketiga, kematian yang datang tiba-tiba, dan dengan demikian kedatangan Kristus kepada kita, tidak akan menjadi halangan bagi kebahagiaan kita, kalau kita sudah terbiasa mempersiapkan diri.
c. Lalu pintu ditutup. seperti yang biasa dilakukan ketika semua tamu telah hadir. yaitu mereka yang akan diakui. Lalu pintu ditutup.
Pertama, untuk mengamankan mereka yang berada di dalam, yang sekarang dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah kita, dan mereka tidak akan keluar lagi (Wahyu 3:12). Adam ditempatkan di dalam taman Eden. tetapi pintunya dibiarkan tetap terbuka dan ia pergi keluar lagi. Tetapi, ketika orang-orang kudus yang dipermuliakan ditempatkan di Taman Firdaus sorgawi, pintunya ditutup.
Kedua, untuk mernisahkan mereka yang berada di Iuar. Keadaan orang-orang kudus dan orang-orang berdosa akan tidak dapat diubah lagi, dan mereka yang berada di luar tetap akan berada di luar selama-lamanya. Sekarang pintu itu sempit, namun tetap terbuka, tetapi nanti akan ditutup dan dtkunct, dan akan terbentang jurang yang tak terseberangi. Hal ini sarna seperti tertutupnya pintu bahtera ketika Nuh telah berada di dalamnya, sehingga ia diselamatkan dan semua orang lainnya ditinggalkan.
d. Gadis-gadis bodoh itu datang ketika semuanya telah terlambat (ayat 11), Kemudian datangjuga gadis-gadis yang lain itu.
Perhatikanlah:
Pertama, ada banyak orang yang akan berusaha masuk ke sorga ketika semuanya sudah terlambat. Sama seperti Esau yang duniawi ditolak, ketika ia hendak menerima berkat itu. Allah dan agama akan dipermuliakan oleh permohonan-permohonan yang terlambat itu, meskipun demikian orang-orang berdosa tidak akan diselam atkan karena itu. Permohonan doa yang sungguh-sungguh dan mendesak untuk menghormati Tuan, Tuan, yang sekarang diremehkan orang-orang, akan segera digunakannya dan doa itu tidak akan disebut sebagai doa orang yang berbicara dengan merengek-rengek.
Kedua, keyakinan orang-orang munafik yang sebenarnya sia-sia itu akan membawa mereka sangat jauh dari harapan kebahagiaan mereka. Mereka berharap dapat pergt ke gerbang sorga. meminta agar diperbolehkan mas uk, dan ternyata pintu itu tertutup bagi mereka. Mereka menuju sorga dengan membawa kesombongan mereka bahwa keadaan mereka baik-baik saja, tetapi ini justru menghempaskan mereka ke neraka.
e. Mereka ditolak, seperti halnya Esau (ayat 12), aku tidak mengenal kamu. Perhatikanlah, kita semua harus peduli mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, karena akan tiba saatnya Ia tidak berkenan ditemui. Saatnya ialah ketika mereka berseru, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu." dengan mengingat janji, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Tetapi sekarang semua sudah terlambat. Hukuman itu dinyatakan dengan sungguh-sungguh, Aku berkata kepadamu. Sesungguhnya, yang sama saja dengan bersumpah dalam murka-Nya, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memutuskan dan membungkam mereka dengan perkataan itu.
Terakhir, inilah pelajaran yang ditarik dari perumpamaan ini (ayat 13), karena itu, berjaga-jagalah. Perkataan ini telah kita baca sebelumnya (Matius 24:42), dan di sini diulangi sebagai peringatan yang perlu mendapat perhatian kita.
Perhatikanlah:
1. Tugas kita yang utama adalah berjaga-jaga, menjaga baik-baik jiwa kita dengan rajin dan berhati-hati. Bangunlah dan berjaga-jagalah.
2. Alasan yang baik untuk berjaga-jaga adalah karena kedatangan Tuhan kita sangat tidak menentu, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Oleh karena itu, setiap hari dan setiap saat kita harus siap sedia dan tidak menghentikan kesiagaan kita pada hari apa pun dalam setahun, atau jam apa pun dalam sehari. Tetapi takutlah engkau akan Tuhan setiap hari dan senantiasa.
Sumber:
Tafsiran Matthew Henry, Injil Matius 15-28, Momentum, 2008, hlm 1288-1305
Saya lihat dari tafisran diatas, yang ditafsirkan hanyalah
1. Mempelai Pria : gambaran Tuhan Yesus
2. 10 Gadis : gambaran pengiring mempelai wanita yg digambarkan di tafsiran ini sbg Gereja Tuhan, 5 gereja yg siap, 5 gereja tidak siap.
3. Minyak : gambaran Pengurapan Roh Kudus.
Yang jadi pertanyaan adalah :
-dimanakah Sang Mempelai wanita?
-menggambarkan siapakah mempelai wanita itu?
Alkitab selalu konsisten. Artinya, tidak mungkin satu ayat bertentangan dg ayat lain. Gereja Tuhan tidak pernah digambarkan sebagai Anak Dara / pengiring mempelai wanita. Tapi gereja Tuhan selalu digambarkan sebagai MEMPELAI WANITA.
Jadi siapakah 10 anak dara pengiring mempelai tersebut?
10 anak dara pengiring mempelai tersebut adalah gambaran orang Israel (Yahudi) yang masih menunggu datangnya Mesias setelah gereja Tuhan diangkat saat rapture. Orang Israel didalam Alkitab banyak kali disebut sebagai Anak Dara.
Yeremia 18:13
Sebab itu beginilah firman TUHAN: "Cobalah tanyakan di kalangan bangsa-bangsa: siapakah yang telah mendengar hal seperti ini? ANAK DARA ISRAEL telah melakukan hal-hal yang sangat ngeri. --> (Anak dara adalah orang Israel).
Wahyu 21:9
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu PENGANTIN PEREMPUAN, mempelai Anak Domba. ---> (Mempelai/pengantin wanita adalah gereja Tuhan)
Jadi 10 anak dara Matius 25 bukanlah gereja Tuhan, melainkan orang Israel yg belum terangkat saat rapture.
Sedangkan gereja Tuhan (mempelai wanita) dalam Matius 25 ini sudah di rapture oleh Tuhan agar terhindar dari tribulation.
Pernikahan Anak Domba Allah yang dicatat dalam kitab wahyu terjadi setelah Tuhan me-rapture gereja Nya dan orang Israel (anak dara) melihat serta percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang benar.
Apabila kita mengatakan 10 anak dara ini adalah gereja Tuhan maka tafsiran kita akan bertentangan dengan ayat ayat lain didalam Alkitab.
Saya lihat dari tafisran diatas, yang ditafsirkan hanyalah
1. Mempelai Pria : gambaran Tuhan Yesus
2. 10 Gadis : gambaran pengiring mempelai wanita yg digambarkan di tafsiran ini sbg Gereja Tuhan, 5 gereja yg siap, 5 gereja tidak siap.
3. Minyak : gambaran Pengurapan Roh Kudus.
Yang jadi pertanyaan adalah :
-dimanakah Sang Mempelai wanita?
-menggambarkan siapakah mempelai wanita itu?
Alkitab selalu konsisten. Artinya, tidak mungkin satu ayat bertentangan dg ayat lain. Gereja Tuhan tidak pernah digambarkan sebagai Anak Dara / pengiring mempelai wanita. Tapi gereja Tuhan selalu digambarkan sebagai MEMPELAI WANITA.
Jadi siapakah 10 anak dara pengiring mempelai tersebut?
10 anak dara pengiring mempelai tersebut adalah gambaran orang Israel (Yahudi) yang masih menunggu datangnya Mesias setelah gereja Tuhan diangkat saat rapture. Orang Israel didalam Alkitab banyak kali disebut sebagai Anak Dara.
Yeremia 18:13
Sebab itu beginilah firman TUHAN: "Cobalah tanyakan di kalangan bangsa-bangsa: siapakah yang telah mendengar hal seperti ini? ANAK DARA ISRAEL telah melakukan hal-hal yang sangat ngeri. --> (Anak dara adalah orang Israel).
Wahyu 21:9
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu PENGANTIN PEREMPUAN, mempelai Anak Domba. ---> (Mempelai/pengantin wanita adalah gereja Tuhan)
Jadi 10 anak dara Matius 25 bukanlah gereja Tuhan, melainkan orang Israel yg belum terangkat saat rapture.
Sedangkan gereja Tuhan (mempelai wanita) dalam Matius 25 ini sudah di rapture oleh Tuhan agar terhindar dari tribulation.
Pernikahan Anak Domba Allah yang dicatat dalam kitab wahyu terjadi setelah Tuhan me-rapture gereja Nya dan orang Israel (anak dara) melihat serta percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang benar.
Apabila kita mengatakan 10 anak dara ini adalah gereja Tuhan maka tafsiran kita akan bertentangan dengan ayat ayat lain didalam Alkitab.
semua akan di urapi nanti nya pada saat semua yang ada melakukan pertobatan dan mengenal akan kasihnya, serta kembali menjalankan dan mengingat apa yang di berikan. karena semua bangsa akan di urapi dan mendapatkan talenta yang sama agar mereka kembali mewartakan bukan untuk kemahsyuran tapi pewartaan..
Tags:
MEMPELAI KRISTUS