CIPTAAN YANG LUAR BIASA

 




CIPTAAN YANG LUAR BIASA

Sebenarnya, betapa luar biasa makhluk yang disebut manusia ini, sebab hanya makhluk ini yang diciptakan oleh Penciptanya berkeadaan seperti Penciptanya sendiri. Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kata-kata yang digunakan untuk gambar dan rupa di dalam teks asli Alkitab, bahasa Ibrani adalah tselem demuth (צַלְמֵ֖ דְמוּתֵּ֑). Dua kata ini digabung tanpa kata penghubung, tetapi kalau secara terpisah tselem sering diartikan sebagai gambar, sedangkan demuth artinya keserupaan atau kemiripan. Kata tselem hendak menunjuk gambar dalam arti bahwa komponen-komponen yang dimiliki Allah yang juga dimiliki manusia yaitu pikiran, perasaan dan kehendak. Dalam Perjanjian Baru kata tersebut diterjemahkan “eikona theou” (εἰκόναθεοῦ). Kata tselem lebih menunjuk kepada bentuk gambaran atau image.

Adapun demuth adalah keserupaan yang menunjuk kepada kualitas atas komponen-komponennya (pikiran, perasan dan kehendak). Kata demuth lebih menunjuk kepada kemiripan (Ing. fashion, like, similitude).

Keserupaan dengan Allah yang dimiliki manusia ini
bukan sesuatu yang sifatnya statis, tetapi progresif.
Kemiripan ini (demuth) mengalami proses perkembangan. Dalam Kejadian 1:26 Firman Tuhan tertulis: Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Rancangan semula Allah adalah manusia dapat berkeadaan segambar (tselem) dan serupa (demuth) dengan Diri-Nya. Hal ini sama artinya bahwa Allah menghendaki manusia berkeadaan seperti Diri-Nya, yaitu berkodrat Ilahi. Kodrat Ilahi inilah yang dimaksud dengan kemuliaan Allah.

Tetapi di dalam Kejadian 1:27 tertulis: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Dalam Kejadian 1:26 Allah merancang manusia berkeadaan segambar (tselem) dan serupa (demuth) dengan Allah, tetapi dalam kenyataannya Allah hanya menciptakan gambar-Nya (tselem), tetapi tidak bersamaan dengan rupa-Nya (demuth). Hal ini menunjukkan bahwa:

Keserupaan dengan Allah harus diperjuangkan oleh manusia itu sendiri.

Keserupaan dengan Allah inilah yang menentukan kualitas gambarnya, atau menentukan kodratnya.

Jadi, proses pendewasaan menuju kesempurnaan sudah terjadi atau berlangsung sejak manusia pertama di taman Eden, yaitu sebelum manusia dinyatakan berdosa atau meleset (Yun.hamartano:ἁμαρτάνω) artinya tidak lagi mampu bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Manusia diciptakan lebih mulia dari segala sesuatu yang Allah ciptakan. Manusia adalah citra dan mahkota dari segala ciptaan Allah. Dalam diri manusia dilengkapi komponen-komponen yang tidak ada di dalam makhluk lain, komponen-komponen tersebut juga ada di dalam diri Allah. Dikatakan segambar dengan Allah, jelas mengindikasikan bahwa manusia memiliki keberadaan dan kemampuan seperti Allah. Tentu saja kualitas dan skala yang ada pada Allah lebih besar dan sempurna.

Komponen-komponen tersebut antara lain kecerdasan (rasio) atau intelektual. Hal ini memampukan manusia berpikir, berlogika, dan menganalisis. Berikutnya manusia memiliki perasaan dan emosi, hal inilah yang membuat manusia dapat memiliki rasa sayang, benci, cemburu, cinta, marah dan lain-lain. Akhirnya, manusia memiliki kehendak (will) yang memampukan untuk memiliki kehendak. Kehendak manusia ini adalah kehendak bebas untuk memilih (Latin: liberum arbitrium), maksudnya manusia dengan kehendaknya dapat memilih mematuhi Tuhan atau memberontak terhadap-Nya. Fragmen yang tertulis dalam Kejadian 3 mengenai kejatuhan manusia, memberi bukti yang sangat jelas bahwa:

Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
atau memilih dan bertanggung jawab atas keputusan dan pilihannya.
Banyak penjelasan para teolog mengenai dua kata tersebut (tselem dan demuth). Tetapi pada umumnya kata-kata itu diartikan tunggal (bersinonim), bahwa manusia diciptakan segambar dengan Allah (Ing. In His own image. Latin. Imago Dei; similitudo). Segambar dengan Allah juga dapat diartikan sederhana yaitu “mirip seperti Tuhan sendiri”. Gambar Allah atas manusia inilah yang memberi nilai pada manusia (The image of God is what makes man). Inilah letak keagungan manusia atau kemuliaannya. Kemuliaan manusia ini adalah kemuliaan Allah atau memancarkan kemuliaan Allah.

Jaminsen

Welcome, TO BE LIKE JESUS

Post a Comment

Previous Post Next Post