Kata Kuncinya adalah Ketaatan
Kalau
selama ini kita memahami darah Yesus yang berkuasa, salib sebagai puncak karya
keselamatan dan kebangkitan Tuhan Yesus sebagai bukti kemenangan-Nya atas maut,
kita terpaku pada “kuasa Allah yang luar biasa” yang membuat semua itu terjadi.
Sebenarnya dibalik semua karya Allah tersebut ada satu kata penting yang
menjadi kuncinya. Kata itu adalah “ketaatan”
Tuhan Yesus Kristus kepada Bapa. Iblis tidak takut darah
Yesus sebelum Ia mentaati Bapa sampai mati di kayu salib. Karena ketaatan-Nya
kepada Bapa, maka darah Yesus bisa mengusir iblis dari lingkungan para malaikat
di Sorga (Wah 12:9-11).
Salib tidak ada artinya kalau Tuhan Yesus tidak taat kepada Bapa, dan tidak
akan ada kebangkitan dengan kesalehan atau kesucian yang memenuhi standar
Allah. Jadi, disini yang membuat Ia berhasil menyelesaikan tugas-Nya adalah
ketaatan-Nya dan sikap hormat-Nya secara pantas kepada Bapa. Harus dipahami
bahwa bukan karena Tuhan Yesus adalah Anak Allah, maka Bapa memberikan
kemenangan dengan memberikan kemampuan-kemampuan ekstra. Dalam
segala hal Ia disamakan dengan
Manusia (Ibr2:17).
Jika tidak demikian, maka kemenangan Tuhan Yesus bukanlah kemenangan yang adil tetapi kemenangan yang tidak adil. Dan itu berarti Ia tidak bisa mengklaim bahwa kemenangan-Nya adalah kemenangan dari perjuangan-Nya sendiri. Alkitab menulis bahwa sekalipun Ia Allah Anak tetapi Ia belajar taat kepada Bapa dari apa yang diderita-Nya (Ibr 5:8-9). Dalam Ibrani 5:7 dikatakan bahwa dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Tuhan Yesus memohon kepada Bapa agar Ia dapat dihindarkan dari maut atau bisa dibangkitkan.