RELASI SUAMI-ISTRI ADALAH GAMBARAN HUBUNGAN KASIH ANTARA ALLAH DGN MANUSIA
KASIH KRISTUS KEPADA JEMAAT ADALAH DASAR HIDUP SUAMI ISTRI
Efesus 5: 22-33
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti KRISTUS ADALAH KEPALA JEMAAT. DIALAH YANG MENYELAMATKAN TUBUH. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana KRISTUS TELAH MENGASIHI JEMAAT dan TELAH MENYERAHKAN DIRI-NYA BAGINYA untuk MENGUDUSKANNYA, sesudah Ia MENYUCIKANNYA dengan MEMANDIKANNYA dengan AIR DAN FIRMAN, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan CEMERLANG TANPA CACAT ATAU KERUT atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat KUDUS dan TIDAK BERCELA. Demikian juga SUAMI HARUS MENGASIHI ISTERINYA SAMA SEPERTI TUBUHNYA SENDIRI: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatnya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah HUBUNGAN KRISTUS DAN JEMAAT. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Wahyu 19 : 11
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "YANG SETIA DAN YANG BENAR", Ia MENGHAKIMI dan berperang dengan ADIL.
Yeremia 9 : 23-24
Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan KASIH SETIA, KEADILAN dan KEBENARAN di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Hosea 6:6
LAI TB, Sebab Aku menyukai KASIH SETIA, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
LAI TB, Sebab Aku menyukai KASIH SETIA, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
KJV, For I desired mercy, and not sacrifice; and the knowledge of God more than burnt offerings.
Hebrew,
כִּי חֶסֶד חָפַצְתִּי וְלֹא־זָבַח וְדַעַת אֱלֹהִים מֵעֹלֹות׃
Translit interlinear, KI {karena} KHESED {kemurahan} KHAFATSTI {Aku menghendaki} VELO'- {dan bukan} ZAVAKH {kurban sembelihan} VEDA'AT {dan pengetahuan} 'ELOHIM {Allah} ME'OLOT {dari kurban bakaran}
Imamat 17:7
Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin, sebab menyembah jin-jin itu adalah ZINAH. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun.
I. ISTILAH "PERKAWINAN ANAK DOMBA" ADALAH-FIGURATIF:
Wahyu 19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
KJV, Let us be glad and rejoice, and give honour to him: for the marriage of the Lamb is come, and his wife hath made herself ready.
TR, χαιρωμεν και αγαλλιωμεθα και δωμεν την δοξαν αυτω οτι ηλθεν ο γαμος του αρνιου και η γυνη αυτου ητοιμασεν εαυτην
TR Translit Interlinear, khairômen {marilah kita bersukacita} kai {dan} agalliômetha {marilah kita bersorak} kai {dan} dômen {marilah menaikkan} tên doxan {pujian} autô {kepada-Nya} hoti {sebab} êlthen {telah tiba} ho gamos {perjamuan perkawinan} tou arniou {Anak Domba} kai {dan} hê gunê {mempelai perempuan} autou {-Nya} êtoimasen {telah menyiapkan} eautên {dirinya}
OJB, “Let us have simcha and exult, and give kavod (glory) to him because has come the Yom HaChuppah, the Yom Nisu’im of the SEH (Lamb, SHEMOT 12:3; YESHAYAH 53:7 Moshiach), and His Kallah (Bride) has made herself ready.”
Haberit Hakhadashah,
נִשְׂמְחָה וְנָגִילָה וְנִתְּנָה לוֹ הַכָּבוֹד כִּי בָאָה חֲתֻנַּת הַשֶׂה וְאִשְׁתּוֹ הִתְקַדָּשָׁה׃
Translit interlinear, NIS'MEKHAH {marilah kita bersuka-cita} VENAGILAH {dan marilah kita bersorah} VENIT'NAH {dan marilah kita memberikan} LO {kepada-Nya} HAKAVOD {pujian} KI {sebab} BA'AH {telah tiba} KHATUNAT {pernikahan dari} HASEH {Anak Domba} VE'ISH'TO {dan istri-Nya} HIT'QADASHAH {dia telah menguduskan dirinya}
Apa yang dimaksud "Perkawinan" dalam Wahyu 19:7?
Kita harus mengingat bahwa kitab Wahyu adalah kitab yang sarat akan perlambangan dan kata kias. Kata "Anak Domba" dalam Wahyu 19:7 menunjukkan bahwa Kristus menanggung dosa umat manusia, yang sudah mencurahkan darahNya bagi orang berdosa (bandingkan dengan Yohanes 1:29; Matius 26:26-28 dll).
Mempelai perempuan untuk Anak Domba itu adalah jemaat (Efesus 5:25-32), tetapi ini hanyalah kiasan, yang menyatakan Kristus dan orang-orang kudus saling mengasihi dan BERSATU (MANUNGGAL). Ayat-ayat ini jangan dijelaskan secara harfiah, bahwa semua orang kudus menjadi perempuan, kemudian dinikahkah dengan Anak Domba. Jikalau dijelaskan secara harfiah, kita akan diperhadapkan dengan kesulitan besar yang lain, disini "Anak Domba" itu adalah seekor binatang, yang pernah disembelih (Wahyu 5:6), bagaimana ia kawin dengan orang-orang kudus? Jadi, jelas ini hanya dapat dijelaskan dengan makna kiasannya.
DALAM ALKITAB PL, ALLAH MENYEBUT DIRI-NYA SEBAGAI "SUAMI" BAGI ISRAEL:
Yesaya 54:5
Sebab yang menjadi SUAMIMU ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
Sebab yang menjadi SUAMIMU ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
Hosea 2:19-20
Aku akan menjadikan engkau ISTRIKU dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN. Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi.
Note: Lihat bahasan: ALLAH ADALAH SUAMI DARI UMATNYA (Kias) di laki-laki-suami
Ini menunjukkan kesungguhan kasih Allah terhadap Israel. Dan tentu tidak bermakna harfiah.
• PERUMPAMAAN YESUS SEBAGAI MEMPELAI LAKI-LAKI
Yesus Kristus sendiri memakai perumpamaan yang melukiskan diri-Nya sebagai "mempelai laki-laki" untuk menunjukkan relasi-Nya dengan orang-orang percaya :
Markus 2:19
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat MEMPELAI LAKI-LAKI berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
Matius 25:1
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil PELITANYA dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Yohanes 3:29
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus, bahwa ia telah MEMPERTUNANGKAN mereka sebagai ANAK DARA YANG KUDUS kepada Kristus (2 Korintus 11:2), relasi antara Kristus dengan jemaat dilukiskan rasul Paulus sebagai hubungan antara SUAMI dan ISTRI (Efesus 5:22-33). Jemaat adalah mempelai perempuan bagi Kristus, bagian ini ada beberapa KARAKTER RELASI yang harus diperhatikan: kasih,
kesatuan, kesetiaan dan penyerahan diri yang sempurna. Maka itu, dikiaskan memakai KAIN LENAN YANG HALUS, bermakna perbuatan baik.
Wahyu 19:9,17
19:9 LAI TB, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
KJV, And he saith unto me, Write, Blessed are they which are called unto the marriage supper of the Lamb. And he saith unto me, These are the true sayings of God.
TR, Καὶ λέγει μοι Γράψον Μακάριοι οἱ εἰς τὸ δεῖπνον τοῦ γάμου τοῦ ἀρνίου κεκλημένοι καὶ λέγει μοι Οὗτοι οἱ λόγοι ἀληθινοὶ εἰσιν τοῦ θεοῦ
Translit interlinear, kai {lalu} legei {ia berkata} moi {kepadaku} grapson {tuliskanlah} makarioi {berbahagialah} hoi {mereka yang} eis {ke} to deipnon {perjamuan} tou gamou {perkawinan} tou arniou {Anak Domba} keklêmenoi {mereka yang dipanggil} kai {dan} legei {ia berkata} moi {kepadaku} houtoi {inilah} hoi logoi {sabda2} alêthinoi {kebenaran} eisin {yang} tou theou {dari Allah}
Ha-Berit,
וַיֹּאמֶר אֵלַי כְּתֹב אַשְׁרֵי הַקְּרוּאִים אֶל־מִשְׁתֵּה חֲתֻנַּת הַשֶׂה וַיֹּאמֶר אֵלַי אֵלֶּה הַדְּבָרִים אֱמֶת הֵם דִּבְרֵי אֱלֹהִים׃
Translit interlinear, VAYOMER {dan dia berkata} 'ELAI {kepadaku} KETOV {tuliskanlah} 'ASH'REY {berbahagialah orang2 yg} HAQ'RU'IM {mereka yang diundang} 'EL-MISH'TEH {pada perjamuan} KHATUNAT HASEH {perkawinan Anak Domba} VAYOMER {dan dia berkata} 'ELAI {kepadaku} 'ELEH {inilah} HADEVARIM {sabda2} 'EMET {kebenaran} HEM {yang semuanya itu} DIV'REY {adalah sabda2 dari} 'ELOHIM {Allah}
SEUDAT NISUIN - סְעוּדַת נִשׁׂוּאִין
JAMUAN MAKAN PESTA PERNIKAHAN
19:17 LAI TB, Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
KJV, And I saw an angel standing in the sun; and he cried with a loud voice, saying to all the fowls that fly in the midst of heaven, Come and gather yourselves together unto the supper of the great God;
TR, Καὶ εἶδον ἕνα ἄγγελον ἑστῶτα ἐν τῷ ἡλίῳ καὶ ἔκραξεν φωνῇ μεγάλῃ λέγων πᾶσιν τοῖς ὀρνέοις τοῖς πετωμένοις ἐν μεσουρανήματι, Δεῦτε Καὶ συνάγεσθε εἰς τὸ δεῖπνον τοῦ μεγάλου θεοῦ
KJV, And I saw an angel standing in the sun; and he cried with a loud voice, saying to all the fowls that fly in the midst of heaven, Come and gather yourselves together unto the supper of the great God;
TR, Καὶ εἶδον ἕνα ἄγγελον ἑστῶτα ἐν τῷ ἡλίῳ καὶ ἔκραξεν φωνῇ μεγάλῃ λέγων πᾶσιν τοῖς ὀρνέοις τοῖς πετωμένοις ἐν μεσουρανήματι, Δεῦτε Καὶ συνάγεσθε εἰς τὸ δεῖπνον τοῦ μεγάλου θεοῦ
Translit interlinear, kai {lalu} eidon {aku melihat} hena {satu} aggelon {malaikat} estôta {berdiri} en {di dalam} tô hêliô {matahari} kai {dan} ekraxen {ia berseru} phônê {dengan suara} megalê {yang nyaring} legôn {berkata} pasin {kepada semua} tois orneois {burung2} tois petômenois {yang terbang} en {di} mesouranêmati {langit tinggi} deute {marilah} kai {dan} sunagesthe {berkumpul} eis {di} to deipnon {perjamuan} tou megalou {yang besar} theou {dari Allah}
Ha-Berit,
וָאֵרֶא מַלְאָךְ אֶחָד עֹמֵד בַּשָּׁמֶשׁ וַיִּזְעַק קוֹל גָּדוֹל וַיֹּאמֶר אֶל־צִפּוֹר כָּל־כָּנָף אֲשֶׁר־תָּעוּף בַּחֲצִי הַשָּׁמַיִם בֹּאוּ וְהֵאָסְפוּ עַל־זֶבַח הַגָּדוֹל אֲשֶׁר לֵאלֹהִים׃
Translit interlinear, VE'ERE {dan aku melihat} MAL'AKH {malaikat} 'EKHAD {yang satu} OMED {dia sedang berdiri} BASHAMESH {di dalam matahari} VATIZ'AD {dan dia berseru} QOL {dengan suara yang} GADOL {nyaring} VAYOMER {dan dia berkata} 'EL-TSIPOR {kepada burung2} KOL-KANAF {kepada semua yang terbang} 'ASHER-TA'UF {yang terbang} BAKHETSI HASHAMAYIM {dilangit tinggi} BO'U {kalian datanglah} VEHE'AS'FU {kalian berkumpulah} 'AL-ZEVAKH HAGADOL {pada mezbah yang besar} 'ASHER LE'ELOHIM {dari Allah}
Perjamuan Kawin ini merujuk pada tradisi Yahudi SEUDAT NISUIN - סְעוּדַת נִשׁׂוּאִין - Jamuan Makan Pesta Pernikahan. Penggambaran kebahagiaan dalam pesta pernikahan digunakan dalam Kitab Wahyu sebagai kiasan yang menunjukkan kesukacitaan bersama, yang digambarkan dengan adanya jamuan makan-minum. Pernyataan "PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA" ini perlu dicatat dan dijelaskan dalam makna rohani, dan bukan secara harfiah atau tata bahasa. Pemberitaan ini mencakup kasih Kristus terhadap jemaat-Nya pengorbanan dan penebusan-Nya, serta suatu kesaksian tentang KESATUAN YANG SEMPURNA dalam Roh yang digambarkan dengan istilah "PERKAWINAN ANAK DOMBA" yang merupakan "Perjamuan yang Besar dari Allah" (Ha-Berit menerjemahkannya sebagai suatu mezbah/ altar yang besar).
Amin.
II. TIDAK ADA PERKAWINAN - AKTIFITAS SEKSUAL DI SURGA:
Wahyu 19:7 menulis ada "perkawinan." Di atas sudah dijelaskan bahwa hal tsb. tentu saja ini bukan "perkawinan" secara seksual ragawi sebagaimana manusia di dunia kawin dan menghasilkan anak. Karena kawin/ aktifitas seksual secara demikian tidak ada di Surga, sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan :
Matius 22:30
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
KJV, For in the resurrection they neither marry, nor are given in marriage, but are as the angels of God in heaven.
TR, εν γαρ τη αναστασει ουτε γαμουσιν ουτε εκγαμιζονται αλλ ως αγγελοι του θεου εν ουρανω εισιν
Translit Interlinear, en {pada} gar {karena} tê anastasei {(hari) kebangkitan} oute {juga tidak} gamousin {mereka kawin} oute {juga tidak} ekgamizontai {dikawinkan} all {melainkan} hôs {seperti} aggeloi {malaikat} tou theou {Allah} en ouranô eisin {di surga}
Mengapa Tuhan Yesus memberikan pernyataan ini? Jawaban tersebut adalah untuk para orang Saduki(yang tidak percaya kebangkitan) yang menanyakan perihal seorang perempuan yang kawin lebih dari satu kali karena suaminya terdahulu meninggal, nah siapakah nanti di surga yang akan menjadi suami perempuan itu di Surga? (Matius 22:23-33).
Para Ahli Taurat mencoba memberi keterangan tentang persoalan tersebut; menurut mereka, pada hari kebangkitan perempuan itu akan menjadi istri dari suami pertama. Tetapi Tuhan Yesus mempunyai jalan lain. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang-orang saduki tidak mengerti Alkitab (lihat ayat 31-32), dan disamping itu mereka tidak mengerti kuasa Allah. Tuhan Yesus tidak setuju dengan pikiran kebanyakan orang Yahudi pada waktu itu, yaitu sesudah hari kebangkitan akan ada pula kawin/perkawinan dan pergaulan seksual, sama seperti sekarang ini.
Matius 22:23-33
22:23 Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
22:24 "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
22:25 Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.
22:26 Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
22:27 Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati.
22:28 Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
22:29 Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
22:30 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
22:31 Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
22:32 Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
22:33 Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Kisah "Yehuda - Tamar - Er - Onan - Syela" adalah bentuk "Pernikahan Levirat". Dimana ada seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, kemudian ia diwajibkan menikah dengan saudara dari suaminya agar dapat menurunkan keturunan. Karena inilah, di pada masa kemudian diatur bagi Israel oleh Musa suatu hukum yang menetapkan pernikahan levirat (Ulangan 25:5 dan ayat berikutnya).
Dalam hukum Musa, Perkawinan Levirat menggariskan agar seorang lelaki mengawini istri saudaranya yang meninggal demi menjaga kelanjutan keturunan saudaranya itu. Anak sulung yang dilahirkan dari perkawinan baru ini dihitung sebagai ahli waris saudara yang telah mati, untuk menyambung kelangsungan namanya.
Note:
Pernikahan Levirat/ Levirate marriage, muasal istilah ini adalah kata Latin "levir", artinya 'ipar' 'saudara laki-laki dari suami'. Jika suami meninggal tanpa anak, maka adiknya diharapkan akan menikahi istrinya. Anak-anak yg lahir dari pernikahan ini dianggap anak dari suami pertama. Adat ini terdapat juga di antara bangsa-bangsa lain disamping bangsa Ibrani. Dalam bahasa Ibrani disebut dengan יִבוּם - "YIBUM" (noun) berasal dari יָבָם - YABAM (husband's brother, Noun Masculine.
Dalam kisah Kisah "Yehuda - Tamar - Er - Onan - Syela"; terdapat 2 orang laki-laki yang akhirnya meninggal ketika MENIKAHI TAMAR, barangkali ini memberikan suatu inspirasi bagi orang-orang Saduki ketika mengajukan "kasus PERNIKAHAN LEVIRAT" kepada Tuhan Yesus Kristus tentang "status seorang istri" ketika di suatu saat di Akhirat nanti bertemu dengan "suami-suaminya", hanya saja dalam kasus yang diajukan itu bersifat hiperbolis sampai dengan 7x "pernikahan levirat." Beberapa orang Saduki itu bertanya kepada Yesus Kristus, siapakah diantara suami-suaminya itu yang berhak kepada "si istri" ini (Matius 22:23-28).
Tuhan Yesus memberikan jawaban yang tak terbantahkan, bahwa di Surga nanti tidak ada "kawin dan mengawinkan" (Matius 22:30). Yesus Kristus mempersalahkan orang-orang Yahudi yang menganggap sesudah kebangkitan, cara hidup yang sekarang ada hendak dilanjutkan dan bahwa semua kesenangan akan bertambah (dalam artian duniawi).
Dalam ayat 30, Tuhan Yesus menerangkan bahwa kuasa Allah akan melakukan dua hal yang besar ; yang pertama, Ia akan membangkitkan tubuh orang-orang yang diselamatkan; yang kedua, Ia akan menciptakan suatu keadaan yang baru. Setelah kebangkitan orang akan hidup seperti malaikat yang ada di Surga.
Tuhan Yesus memberikan jawaban yang tak terbantahkan, bahwa di Surga nanti tidak ada "kawin dan mengawinkan" (Matius 22:30). Yesus Kristus mempersalahkan orang-orang Yahudi yang menganggap sesudah kebangkitan, cara hidup yang sekarang ada hendak dilanjutkan dan bahwa semua kesenangan akan bertambah (dalam artian duniawi).
Dalam ayat 30, Tuhan Yesus menerangkan bahwa kuasa Allah akan melakukan dua hal yang besar ; yang pertama, Ia akan membangkitkan tubuh orang-orang yang diselamatkan; yang kedua, Ia akan menciptakan suatu keadaan yang baru. Setelah kebangkitan orang akan hidup seperti malaikat yang ada di Surga.
APA CIRI-CIRI KEHIDUPAN MALAIKAT?
- Malaikat tidak pernah mati (lihat Lukas 20:36)
- Malaikat-malaikat adalah makhluk roh yang tidak bergender, jadi tidak mengenal kawin.
Jadi, di langit dan bumi yang baru, manusia akan hidup dalam suatu keadaan yang baru. Dalam Alkitab tidak terdapat suatu rincian/ lukisan lengkap tentang keadaan baru itu. Didalam 1 Korintus 15, rasul Paulus mengatakan bahwa betul-betul tubuh akan dibangkitkan, dalam keadaan baru yang "mulia".
Perjamuan Kawin dalam Kitab Wahyu adalah kiasan yang menunjukkan kesukacitaan bersama, bukan pesta-pora, makan dan mabuk-mabukan atau hal yang sama dengan pesta dunia ini. Pernyataan "Perjamuan kawin Anak Domba" ini perlu dicatat dan dijelaskan dalam makna rohani, dan bukan secara harfiah atau tata bahasa. Pemberitaan ini mencakup kasih Kristus terhadap jemaat-Nya pengorbanan dan penebusan-Nya, serta suatu kesaksian tentang kesatuan yang sempurna dalam Roh.
Perceraian di kalangan orang Kristen sering terjadi, tetapi sedikit unik. Mereka biasanya menikah di Gereja tetapi bercerai di pengadilan.
Berdasarkan Alkitab, orang Kristen/Katholik sebenarnya tidak boleh bercerai:
Kepada orang-orang yang telah kawin aku tidak, bukan aku, tetapi Tuhan perintahkan, supaya SEORANG ISTERI TIDAK BOLEH MENCERAIKAN SUAMINYA. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan SEORANG SUAMI TIDAK BOLEH MENCERAIKAN ISTERINYA. (1 Korintus 7:10-11)
Dan tampaknya Gereja-gereja masih menaati firman itu. Gereja memang tidak akan mengeluarkan surat cerai. Jalan keluar perceraian jika itu harus ditempuh, bukan melalui Gereja, tetapi pasangan ybs. menempuhnya lewat jalur Pengadilan Sipil di Negara setempat.
Perceraian di kalangan Yahudi sering dihubungkan dengan Ulangan 12:1 hingga 26:19. Ulangan 12:1 hingga 26:19 adalah perintah-perintah Allah yang lebih dirinci dan khusus Ulangan 24:1-4 berbicara tentang surat cerai. Namun secara khusus dalam Alkitab Perjanjian Baru mengajarkan bahwa seharusnya pernikahan itu bersifat tetap dan langgeng, Tuhan Yesus-pun mengkritik "hukum perceraian" dalam Kitab Musa.
Matius 19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Yesus Kristus adalah Allah yang inkarnasi, apa yang diajarkan-Nya dalam Alkitab Perjanjian Baru itu dapat dibandingkan dengan yang tertulis di Maleakhi 2:15-16 bahwa Ia membenci perceraian:
Maleakhi 2:14-16
2:14 LAI TB, Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
KJV, Yet ye say, Wherefore? Because the LORD hath been witness between thee and the wife of thy youth, against whom thou hast dealt treacherously: yet is she thy companion, and the wife of thy covenant.
Hebrew,
וַאֲמַרְתֶּם עַל־מָה עַל כִּי־יְהוָה הֵעִיד בֵּינְךָ וּבֵין אֵשֶׁת נְעוּרֶיךָ אֲשֶׁר אַתָּה בָּגַדְתָּה בָּהּ וְהִיא חֲבֶרְתְּךָ וְאֵשֶׁת בְּרִיתֶֽךָ׃
KJV, Yet ye say, Wherefore? Because the LORD hath been witness between thee and the wife of thy youth, against whom thou hast dealt treacherously: yet is she thy companion, and the wife of thy covenant.
Hebrew,
וַאֲמַרְתֶּם עַל־מָה עַל כִּי־יְהוָה הֵעִיד בֵּינְךָ וּבֵין אֵשֶׁת נְעוּרֶיךָ אֲשֶׁר אַתָּה בָּגַדְתָּה בָּהּ וְהִיא חֲבֶרְתְּךָ וְאֵשֶׁת בְּרִיתֶֽךָ׃
Translit interlinear, VA'AMAR'TEM {dan kalian berkata} AL- {oleh karena} MAH {apa} AL {oleh} KI- {sebab} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) HE'ID {Dia sebagai saksi} BEN'KHA {antara engkau} UVEIN {dan antara} 'ESHET {istri dari} NEUREIKHA {masa mudamu} ASHER {yang} ATAH {engkau} BAGAD'TAH {engkau mengkianati} BA {padanya} VEHI {padahal dia} KHAVER'TEKHA {sekutumu/ temanmu} VE'ESHET {dan istri dari} BERITEKHA {perjanjianmu}
2:15 LAI TB, Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya
KJV, And did not he make one? Yet had he the residue of the spirit. And wherefore one? That he might seek a godly seed. Therefore take heed to your spirit, and let none deal treacherously against the wife of his youth.
Hebrew,
וְלֹא־אֶחָד עָשָׂה וּשְׁאָר רוּחַ לֹו וּמָה הָֽאֶחָד מְבַקֵּשׁ זֶרַע אֱלֹהִים וְנִשְׁמַרְתֶּם בְּרוּחֲכֶם וּבְאֵשֶׁת נְעוּרֶיךָ אַל־יִבְגֹּֽד׃
Translit interlinear, VELO {dan bukankah} -'EKHAD {satu/ esa} 'ASAH {Dia telah menjadikan} USHE'AR {dan tersisa} RUAKH {roh} LO {kepadanya} UMAH {lalu apa} HA'EKHAD {yang satu itu} MEVAKESH {dia mencari} ZERA {benih} 'ELOHIM {ilahi} VENISH'MAR'TEM {maka kalian jagalah} BERUKHAKHEM {di dalam rohmu} UVE'ESHET {dan terhadap istri} NE'UREIKHA {di masa mudamu} 'AL {jangan} -YIV'GOD {dia menjadi tidak setia, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing}
2:16 LAI TB, Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat.
New Living Translation, "For I hate divorce!" says the LORD, the God of Israel. "To divorce your wife is to overwhelm her with cruelty," says the LORD of Heaven's Armies. "So guard your heart; do not be unfaithful to your wife."
International Standard Version, "Indeed, the LORD God of Israel says that he hates divorce, along with the one who conceals his violence by outward appearances," says the LORD of the Heavenly Armies. "So guard yourselves carefully, and don't be unfaithful."
KJV, For the LORD, the God of Israel, saith that he hateth putting away: for one covereth violence with his garment, saith the LORD of hosts: therefore take heed to your spirit, that ye deal not treacherously.
Hebrew,
כִּֽי־שָׂנֵא שַׁלַּח אָמַר יְהוָה אֱלֹהֵי יִשְׂרָאֵל וְכִסָּה חָמָס עַל־לְבוּשֹׁו אָמַר יְהוָה צְבָאֹות וְנִשְׁמַרְתֶּם בְּרוּחֲכֶם וְלֹא תִבְגֹּֽדוּ׃ ס
Translit interlinear, KI {sebab} -SANE {Dia membenci, verb qal perfect 3rd person mas. sing.} SHALAKH {orang yang menceraikan (harf: dia yang mengenyahkan/ dia yg menyuruh pergi), verb qal perfect 3rd person mas. sing.} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHEY {Allah dari} YISRA'EL {Israel} VEKHISAH {dan orang yang menutupi} KHAMAS {kekerasan} 'AL-LEVUSHO {dengan pakaiannya} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) TSEVA'OT {semesta alam} VENISH'MAR'TEM {maka kalian jagalah} BERUKHAKHEM {di dalam rohmu} VELO {dan jangan} TIV'GODU {kalian menjadi tidak setia, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Pl. }
Dalam seluruh Alkitab, Maleakhi 2:16 adalah satu-satunya pernyataan yang paling singkat dan jelas mengenai kepermanenan perkawinan.
Sebagian kesulitan timbul dari teks bahasa Ibrani, yang oleh sebagian orang dikatakan paling tidak jelas dalam Perjanjian lama. Masalah-masalah berikutnya timbul dari upaya memahami sikap perkawinan dan perceraian Perjanjian Lama. Sudah terlalu banyak orang yang menduga secara keliru bahwa Maleakhi menyuarakan suatu pendapat yang bertentangan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya dalam Kitab Suci.
Bagian ini dibuka dengan suatu pertanyaan rangkap yang mengandung pernyataan rangkap:
(1) seluruh Israel memiliki satu Bapa, yaitu Allah; dan
(2) Allah menciptakan bangsa itu (ayat 10).
Namun, yang menyedihkan adalah bangsa itu saling mengkhianati dan itu sebabnya menajiskan perjanjian yang dibuat Allah dengan para leluhur mereka. Maleakhi 2:10-16 membicarakan ketidaksetiaan Israel terhadap bangsa mereka sendiri (ayat 10), keluarga rohani mereka (ayat 11-12) dan pasangan perkawinan mereka (ayat 13-16), yang terbukti melalui pelacuran rohani, perkawinan campur dengan pasangan yang tidak percaya, perzinaan dan yang terakhir perceraian.
Dalam ayat 11-12, bangsa Israel dinyatakan bahwa mereka telah mengawini para wanita yang menyembah berhala dengan tanpa malu. Perkawinan campur dalam hal kepercayaan seperti itu menentang peringatan yang bertolak belakang (Keluaran 34:12-16; Bilangan 25:1-3; Ulangan 7:3-4; 1 Raja 11:1-13). Namun ada tuduhan-tuduhan lagi, yaitu "Yang kedua yang kamu lakukan" (ayat 13). Mereka telah menyebabkan mezbah Tuhan dibanjiri dengan air mata dan ratapan sehingga Tuhan tidak berkenan menerima persembahan-persembahan selanjutnya. Air mata yang diakibatkan oleh pelanggaran sumpah pernikahan yang terhadapnya Tuhan adalah saksinya, menjadi saksi dalam setiap perkawinan. Secara singkat, Tuhan berkata, "Aku membenci perceraian" (ayat 16).
Bahasa Ibrani untuk "perceraian" adalah: שָׁלַח - SHALAKH, secara harfiah berarti "dia telah menyuruh pergi" (bandingkan : Ulangan 22:19); "membebaskan" atau "membiarkan pergi" (Matius 1:19), "menghalau; mengusir" (Imamat 22:13), dan "memutuskan" (Ulangan 24:1, 3); Istilah "surat cerai" di ayat itu ( סֵפֶר כְּרִיתֻת - SEFER KERITUT; harfiah: Buku Pemutusan/ Buku Perceraian)
Mitsvot ke-77:
BERCERAI DENGAN DOKUMEN TERTULIS YANG RESMI ( סֵפֶר כְּרִיתֻת - SEFER KERITUT; Buku Pemutusan/ Buku Perceraian)
Ulangan 24:1-4
24:1 LAI TB, Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya,
KJV, When a man hath taken a wife, and married her, and it come to pass that she find no favor in his eyes, because he hath found some uncleanness in her: then let him write her a bill of divorcement, and give it in her hand, and send her out of his house.
Hebrew,
כִּי־יִקַּח אִישׁ אִשָּׁה וּבְעָלָהּ וְהָיָה אִם־לֹא תִמְצָא־חֵן בְּעֵינָיו כִּי־מָצָא בָהּ עֶרְוַת דָּבָר וְכָתַב לָהּ סֵפֶר כְּרִיתֻת וְנָתַן בְּיָדָהּ וְשִׁלְּחָהּ מִבֵּיתֹו׃
Translit interlinear, KI {karena} -YIQAKH {dia yang telah mengambil} 'ISH {suami dari} 'ISHAH {seorang istri} UVE'ALAH {dan jika kemudian menikahinya} VEHAYAH {dan terjadi} 'IM {apabila} -LO' {tidak} TIM'TSA' {dia didapati} -KHEN {kebaikan} BE'EYNAV {di matanya} KI {karena} -MATSA' {dia (suaminya) telah menemukan} VAH {pada diri (istrinya)} 'ER'VAT {hal yg tidak senonoh} DAVAR {pada suatu hal} VEKHATAV {dan dia menulis} LAH {kepadanya} SEFER {surat} KERITUT {perceraian} VENATAN {dan dia memberikan} BEYADAH {di tangannya (istrinya)} VESHILEKHAH {dan dia menyuruh istrinya pergi} MIBEYTO {dari rumahnya}
24:2 dan jika perempuan itu keluar dari rumahnya dan pergi dari sana, lalu menjadi isteri orang lain,
24:3 dan jika laki-laki yang kemudian ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi dari rumahnya, atau jika laki-laki yang kemudian mengambil dia menjadi isterinya itu mati,
24:4 maka suaminya yang pertama, yang telah menyuruh dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali menjadi isterinya, setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian di hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Reff: Mitsvot No. 77, di 613-mitsvot-vt218-80.html#p45787
Kembali kepada Maleakhi 2:15-16:
Dua kata kunci yang mendominasi teks ini adalah: Kata satu (yang muncul empat kali dalam ayat 10, 15) dan kata berkhianat/ tidak setia (yang muncul lima kali dalam ayat 10, 11, 14, 15, 16).
Identitas dari kata "satu" ( אֶחָד - 'EKHAD) dalam ayat 10 bukanlah Abraham, bapa leluhurmu (Yesaya 51 :2), sebagaimana yang dikira oleh Jerome dan Calvin, atau patriakh Yakub, yang banyak disebut oleh Maleakhi di bagian-bagian lain (Maleakhi 1:2; 2:12; 3:6). Sebaliknya, itu adalah Allah yang menciptakan Israel (Yesaya 43:1). Jadi mereka yang memiliki Bapa yang sama seharusnya tidak saling berkhianat.
Namun siapakah yang "satu" ( אֶחָד - 'EKHAD) itu dalam ayat 15? Kembali itu bukanlah terhadap Abraham (seakan-akan kalimat tersebut terbaca: Bukankah yang esa, yaitu Abraham, berbuat demikian [mengambil seorang dari bangsa kafir Mesir yang dinamai Hagar untuk diperistri]?") nabi itu mengakui dan menjawab, "Ya, memang dia!" Namun Abraham tak pernah disebut "yang esa", juga tindakannya "mengusir Hagar" tak bisa dipermasalahkan di sini, sebab istri-istri yang diceraikan dalam konteks Maleakhi adalah istri-istri perjanjian, bukan istri-istri kafir.
Subjek dari ayat 15 pastilah Allah, dan "yang esa" pasti adalah objek dari kalimat tersebut, bukan sebagai subjeknya. Seperti telah diketahui, yang "satu" ( אֶחָד - 'EKHAD) akan sejajar dengan "satu daging" dari Kejadian 2:24, sebab dengan kembali kepada perintah-perintah Allah yang asli akan menjadi cara yang wajar untuk menentang perceraian yang melanggar perjanjian.
Kejadian 2:21
LAI TB, Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
KJV, Therefore shall a man leave his father and his mother, and shall cleave unto his wife: and they shall be one flesh.
Hebrew,
עַל־כֵּן יַעֲזָב־אִישׁ אֶת־אָבִיו וְאֶת־אִמֹּו וְדָבַק בְּאִשְׁתֹּו וְהָיוּ לְבָשָׂר אֶחָד׃
Translit Interlinear, 'AL-KEN {sebab itu} YA'AZOV {dia akan meninggalkan} -'ISH {laki2} 'ET-'AVIV {pada ayah} VE'ET-'IMO {dan pada ibunya} VEDAVAQ {dan dia bersatu} BE'ISH'TO {dengan istrinya} VEHAYU {dan mereka menjadi} LEVASAR {kepada daging} 'EKHAD {satu}
Dengan cara yang serupa, Tuhan kita, dengan merujuk pada Kitab Kejadian dalam Matius 19:4-6 berkata: '''Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.'" (lihat juga Markus 10:7-9).
Sekalipun bahasa Ibrani tidak secara tersurat menunjukkan bahwa anak kalimat pertama dari Maleakhi 2:15 merupakan kalimat tanya atau bahwa ia di sini berhubungan dengan Allah, kedua kemungkinan tersebut cocok dengan konteks, ayat sebelumnya dan norma tata bahasa dan sintaksis bahasa Ibrani yang diamati dalam bagian-bagian lainnya.
Maka pemikiran yang dihasilkan sebagai berikut: Mengapa Allah menjadikan Adam dan Hawa hanya satu daging pada hal Ia bisa memberikan kepada Adam istri yang banyak atau kepada Hawa suami yang banyak? Tentu saja Allah mempunyai kuasa kreatif yang lebih dari cukup untuk menyediakan pasangan seksual berlipat ganda! Jadi mengapa hanya "satu" ( אֶחָד - 'EKHAD) saja? Sebab Allah menginginkan satu tunas yang saleh, suatu proses yang bertentangan dengan pasangan yang lebih dari satu.
Dua contoh ketidaksetiaan yang dimunculkan bagian ini adalah: perceraian dan perkawinan yang tak seimbang dengan orang tidak percaya. Kedua-duanya menodai hukum Allah yang kudus. Status perjanjian perkawinan terlihat pada bagian-bagian lain dalam Perjanjian Lama, seperti Kejadian 31:50; Amsal 5:17; Yehezkiel 16:8; dan Hosea 1-2. Kejadian 2:24 paling Jelas mendefinisikan perkawinan: Yaitu terdiri dari peristiwa "meninggalkan" orangtua seseorang dan "bersatu" dengan istrinya. Meninggalkan dan bersatu berjalan seiring dan dengan tatanan seperti itu. Maka, perkawinan adalah tindakan publik (meninggalkan), dengan maksud untuk membentuk suatu hubungan yang permanen (bersatu), dan disempurnakan secara seksual (menjadi satu daging). Penodaan apa pun terhadap perjanjian ini merupakan pelanggaran perjanjian yang dibuat di hadapan Allah dan sesama pasangan.
Sedemikian penting dan tak bisa diganggu gugatnya kebersatuan yang diciptakan oleh perjanjian perkawinan ini sehingga tak ada apapun kecuali keretakan kesetiaan seksual dapat mempengaruhi kelanggengan perkawman mi (perhatikan Matius 5:31-32; 19:3-12). Keretakan semacam itu bisa mengarah kepada salah satu dari dua dasar untuk memutuskan perjanjiaan perkawinan (1 Korintus 7 berbicara mengenai yang satunya lagi) tersirat dalam Yeremia 3:8, di mana Allah "menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai." Akibatnya, Allah menceraikan Israel. Namun perhatikanlah dasar-dasarnya!.
Oleh sebab itu, Alkitab tidak tinggal diam, baik mengenal perceraian atau mengenai alasan-alasan perceraian itu boleh diberikan. Namun sewaktu Allah tetap mengatakan bahwa Ia membenci perceraian, kita menarik kesimpulan betapa sungguh hasrat-Nya melihat perjanjian perkawinan terpelihara.
Hukum Musa tak pernah mendorong, melarang atau menyetujui perceraian dalam Ulangan 24:1-4. Sebaliknya, hukum itu hanya menggariskan tata cara tertentu jika dan tatkala perceraian terjadi secara tragis. Pengajaran utama dan Ulangan 24:1-4 melarang seseorang menikahi kembali istri pertamanya sesudah ia menceraikannya dan baik ia atau bekas istrinya pada waktu itu telah menikah kembali. Sayangnya, Alkitab dari Authorized Version (King James), The English Revised Version, The American Standard Version dan sejumlah terjemahan lain mengambil suatu terjemahan dari Ulangan 24: 1-4 yang menambah kebingungan. Dalam penerjemahan mereka yang tak benar, perceraian bukan hanya diizinkan atau ditolerir, bahkan diperintahkan jika ada "ketidaksucian!"
Kata bersyarat jika yang memulai ayat 1 dari Ulangan 24 berlanjut hingga ayat 3 dengan akibat kalimat bersyarat yang datang dalam ayat 4 (bertolakbelakang dengan semua penerjemahan yang tak benar yang diperhatikan di atas). Tak ada hukum Perjanjian Lama yang mengesahkan perceraian; hukum Ibrani hanya menolerir praktiknya namun mengutuknya secara teologis.
Mereka yang berkeberatan bahwa pernyataan mutlak dari Maleakhi 2:16 mencegah semua bantahan bagi adanya perceraian yang diperbolehkan oleh Alkitab tidak memegang Kitab Suci secara keseluruhan. Allah sesungguhnya sanggup memberikan pengajaran-Nya sendiri dengan penyataan lebih lanjut dalam konteks-konteks lain. Misalnya, dalam Roma 13:1-7 Allah menyatakan bahwa para warganegara harus tunduk pada kuasa sipil sedemikian, namun Ia memberikan kemutlakannya dalam Kisah 5:29: Warganegara harus lebih taat kepada Allah daripada kepada hukum sipil yang berdosa.
Kebencian Allah terhadap perceraian selanjutnya diungkapkan dalam pernyataan, "orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan." "Pakaian" berhubungan dengan kebiasaan zaman dahulu yang menebarkan pakaian atas diri seorang wanita, sebagaimana yang diminta Rut untuk dilakukan oleh Boaz yang menyatakan bahwa ia adalah istrinya (Rut 3:9; lihat juga Ulangan 22:30; Yehezkiel 16:8). Jadi menutupi ranjang orang dengan kekerasan adalah tidak setia terhadap ranjang perkawinan itu dan kewajiban-kewajiban seseorang berkenaan dengan perkawinan. Lambang hukum perkawinan, yang hampir sama dengan cincin perkawinan pada zaman kita, menjadi pelaku kekerasan terhadap istri-istri ini.
PENGAJARAN TUHAN YESUS:
Perceraian ditoleransi dalam batas-batas hukum dibandingkan dengan poligami, perceraian lebih jauh dari kehendak Allah. Dalam Maleakhi 2:13-16 ada serangan yang tidak mengenal kompromi terhadap perceraian, yang memuncak dengan kecaman yang terang-terangan: "Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel". Tidak ada kecaman atas poligami yang setajam atau dilengkapi dengan argumen teologis yang kuat seperti itu, barangkali karena poligami hanya merupakan "perluasan" pernikahan yang melampaui batasan monogami yang dimaksudkan Allah, tetapi perceraian sama sekali menghancurkan pernikahan. Dalam kata Maleakhi, perceraian berarti "menutup [diri] dengan kekerasan". Poligami menggandakan hubungan tunggal yang Allah kehendaki, sedangkan perceraian menghancurkan hubungan itu atau mengandaikan hubungan itu sudah hancur.
Pemberian Surat Cerai Pada zaman Musa, bisa saja dikatakan dengan suatu kebijaksanaan yang terpaksa dilakukan. Tuhan Yesus merujuk hal tersebut dalam :
Matius 19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Dari ayat di atas, Tuhan Yesus menegaskan dua hal:
Pertama, bahwa ketetapan Musa tentang perceraian bukanlah suatu pembenaran terhadap perceraian, tapi suatu kelonggaran atau konsesi karena ketegaran hati Israel. Musa sendiri tidak menyetujui perceraian. Ia mengajarkan pernikahan yang permanen, seperti yang tertulis dalam Kitab Kejadian. Namun, umat belum siap untuk menerima dan memenuhi tuntutan tersebut.
Tuhan Yesus sebenarnya tidak mempermasalahkan Musa, namun Ia mempermasalahkan orang-orang Israel yang tegar hati. Oleh sebab ketegaran hati orang israel, maka Musa mengatur surat cerai, supaya nantinya jangan ada kekacauan secara penuh, misalnya janganlah seorang istri diusir dengan begitu saja oleh seorang suami.
Selama ini, perceraian adalah bagian dari kebudayaan mereka, seperti halnya bercocok tanam, beternak, berperang, dsb. Maka, untuk mengendalikan penyalahgunaan hak menceraikan isteri dan akibat-akibat negatifnya, hal itu perlu diatur dengan undang-undang. Surat cerai harus diberikan kepada pihak yang diceraikan. Isinya menyatakan pemutusan hubungan dan alasannya. Dengan surat itu, pihak yang diceraikan mendapat kesempatan untuk menikah lagi dengan pria lain.
Hukum Musa tak pernah mendorong, melarang atau menyetujui perceraian dalam Ulangan 24:1-4. Sebaliknya, hukum itu hanya menggariskan tata cara tertentu jika dan tatkala perceraian terjadi secara tragis. Kita baca ulang ayat 16, Allah membenci perceraian:
Maleakhi 2:16
LAI TB, Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat
KJV, For the LORD, the God of Israel, saith that he hateth putting away: for one covereth violence with his garment, saith the LORD of hosts: therefore take heed to your spirit, that ye deal not treacherously.
Hebrew,
כִּֽי־שָׂנֵא שַׁלַּח אָמַר יְהוָה אֱלֹהֵי יִשְׂרָאֵל וְכִסָּה חָמָס עַל־לְבוּשֹׁו אָמַר יְהוָה צְבָאֹות וְנִשְׁמַרְתֶּם בְּרוּחֲכֶם וְלֹא תִבְגֹּֽדוּ׃ ס
Translit interlinear, KI {sebab} -SANE {Dia membenci} SHALAKH {dia yang mengenyahkan/ dia yg menyuruh pergi (dia/ orang yang menceraikan)} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHEY {Allah dari} YISRA'EL {Israel} VEKHISAH {dan orang yang menutupi} KHAMAS {kekerasan} 'AL-LEVUSHO {dengan pakaiannya} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) TSEVA'OT {semesta alam} VENISH'MAR'TEM {maka kalian jagalah} BERUKHAKHEM {di dalam rohmu} VELO {dan jangan} TIV'GODU {kalian menjadi tidak setia, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Pl. }
Tujuan "Surat Cerai" ( סֵפֶר כְּרִיתֻת - SEFER KERITUT) dalam Perjanjian Lama tentulah merupakan suatu perlindungan untuk wanita dalam pernikahan. Yang di dalamnya tertulis suatu kontrak/ pernyataan terhadap jumlah tunjangan tertentu yang harus dibayar dan juga kesepakatan-kesepakatan terkait. Membuat suatu surat/ sertifikat pada masa dulu merupakan pekerjaan yang memakan banyak waktu. Jadi kalau seorang suami harus membuat surat cerai, maka perceraian itu tidak mungkin diadakan dalam emosi sesaat. Apalagi kemudian surat cerai itu dapat dijadikan tanda identitas atau sebagai suatu status yang jelas kepada wanita itu.
Jadi, ketetapan tentang perceraian dalam Ulangan 24:1-4 tidak bersifat normatif, tapi sekunder dan temporer, sementara.
Kedua, yang ditegaskan Tuhan Yesus adalah bahwa ketetapan Musa tentang perceraian tersebut bukanlah bagian dari rancangan asali Allah tentang pernikahan. "Sejak semula tidaklah demikian", tegas-Nya. Tuhan Yesus tetap mempertahankan bahwa maksud Allah sejak semula adalah supaya menjaga hubungan dalam nikah berjalan terus seperti yang diuraikan-Nya pada ini:
Matius 19:4-6
19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Dengan demikian, Tuhan Yesus bermaksud menegaskan kehadiran Kerajaan Allah di dalam diri-Nya mencakup tantangan bagi umat Allah untuk kembali kepada tuntutan kesempurnaan Allah sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Warga Kerajaan Allah dipanggil untuk menaati kehendak yang sempurna dari Allah, termasuk dalam hal pernikahan. Agar setiap orang senantiasa setia dengan pasangannya yang telah disatukan dalam ikatan pernikahan di hadapan Allah. Sebab ikatan pernikahan adalah kudus.
Sumber:
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Saat, 2003, p 274-278
Artikel terkait :
- NIKAH-PERNIKAHAN, di nikah-pernikahan-vt4295.html#p23428
- PERCERAIAN : "kecuali" Karena Zinah, Matius 19:9, di perceraian-kecuali-karena-zinah-matius-19-9-vt2169.html
- YESUS MEMURNIKAN HUKUM PEMBUNUHAN DAN PERZINAHAN
DARI FISIKAL MENJADI MORAL-SPIRITUAL, di yesus-memurnikan-hukum-pembunuhan-dan-perzinahan-vt612.html#p1393
nasehat-untuk-saling-setia-dalam-pernikahan-amsal-5-15-23-vt9953.html
apa-kutukan-karena-melakukan-perceraian-vt3980.html#p21993
MENGAPA ALLAH SECARA KHUSUS MENGGUNAKAN TERMINOLOGI "MEMBENCI PERCERAIAN"?
Mengapa Allah secara khusus menggunakan terminologi "membenci perceraian"? Mengapa tidak langsung saja, "Aku melarang perceraian" atau "Jangan kamu bercerai"?
Tampaknya ada "emotional background" dalam ungkapan itu. Dan dari sini kita mengetahui bahwa Allah itu sangat berperasaan, Dia bukan dingin seperti gunung Es atau diam seperti batu.
Apakah yang kira-kira menyebabkan ungkapan itu terlontar dan ditulis dalam Alkitab kita?
Maka, kita perlu mempelajari apa sih yang menjadi latar belakang dari ungkapan itu. Marilah kita membaca dari mulanya ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Dan dari Kitab Kejadian, pada peristiwa di taman Eden, kita menemukan kata "perceraian" untuk yang pertama-kalinya! Perhatikan ini:
Ketika Adam berbuat dosa, dia dan istrinya dihalau agar tangan-nya tidak juga meraih dan memakan buah kehidupan, sehingga dosa Adam menjadi kekal. Kemudian Allah memerintahkan adanya malaikat Kerubim menjaga taman Eden dan sekaligus mengusir Adam dan istrinya dari Taman Eden.
Kejadian 3:22-23
3:22 LAI TB, Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita (1), tahu tentang yang baik dan yang jahat (2); maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya (3).
KJV, And the LORD God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil: and now, lest he put forth his hand, and take also of the tree of life, and eat, and live for ever:
Hebrew,
וַיֹּאמֶר ׀ יְהוָה אֱלֹהִים הֵן הָאָדָם הָיָה כְּאַחַד מִמֶּנּוּ לָדַעַת טֹוב וָרָע וְעַתָּה ׀ פֶּן־יִשְׁלַח יָדֹו וְלָקַח גַּם מֵעֵץ הַחַיִּים וְאָכַל וָחַי לְעֹלָם׃
Translit Interlinear, VAYOMER {dan Dia berkata} YEHOVAH (dibaca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} HEN {lihat} HA'ADAM {manusia itu} HAYAH {telah menjadi} KE'AKHAD {seperti satu} MIMENU {dari kita} LADA'AT {yang mengetahui} TOV {baik} VARA {dan jahat} VE'ATAH {dan dia} PEN-YISH'LAKH {jangan sampai dia maju} YADO {mengulurkan tangannya} VELAQAKH {dan mengambil} GAM {juga} ME'ETS {dari pohon} HAKHAYIM {kehidupan itu} VE'AKHAL {dan dia memakannya} VAKHAY {dan dia hidup} LE'OLAM {selama2nya}
Segeralah manusia itu diusir dan dihalau untuk makan buah dari Pohon Kehidupan:
3:23 LAI TB, Lalu TUHAN Allah mengusir (SHALAKH) dia dari taman Eden (4) supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil
KJV, Therefore the LORD God sent him forth from the garden of Eden, to till the ground from whence he was taken.
Hebrew,
וַיְשַׁלְּחֵהוּ יְהוָה אֱלֹהִים מִגַּן־עֵדֶן לַעֲבֹד אֶת־הָאֲדָמָה אֲשֶׁר לֻקַּח מִשָּׁם׃
Translit Interlinear, VAYESHAL'KHEHU {dan Dia mengusir dia, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing. + Suffix 3rd Masc. Sing.} YEHOVAH (dibaca 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah} MIGAN-'EDEN {dari taman eden} LA'AVOD {supaya ia mengusahakan, Verb Qal Infinitive Construct} 'ET- {pada} HA'ADAMAH {tanah itu} 'ASHER {yang} LUQAKH {dia telah diambil, Verb Qal Passive Perfect 3rd Mas. Sing.} MISHAM {dari sana}
3:24 LAI TB, Ia menghalau (GARASH) (5) manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan (6).
KJV, So he drove out the man; and he placed at the east of the garden of Eden Cherubims, and a flaming sword which turned every way, to keep the way of the tree of life.
Hebrew,
וַיְגָרֶשׁ אֶת־הָאָדָם וַיַּשְׁכֵּן מִקֶּדֶם לְגַן־עֵדֶן אֶת־הַכְּרֻבִים וְאֵת לַהַט הַחֶרֶב הַמִּתְהַפֶּכֶת לִשְׁמֹר אֶת־דֶּרֶךְ עֵץ הַחַיִּים׃ ס
Translit Interlinear, VAYEGARESH {dan Dia menghalau, Verb Piel Imperfect 3rd Mas. Sing.} 'ET- {pada} HA'ADAM {manusia itu} VAYASH'KEN {dan Dia menempatkan, Verb Hiphil Imperfect 3rd Mas. Sing.} MIQEDEM {dari sebelah timur} LEGAN-'EDEN {pada taman eden} 'ET- {pada} HAKERUVIM {kerub-kerub} VE'ET {dan pada} LAHAT {nyala} HAKHEREV {pedang} HAMITHAPEKHET {yang menyala sekeliling, Verb Hithpael Participle} LISH'MOR {untuk menjaga, Verb Qal Infinitive Construct} 'ET- {pada} DEREKH {jalan} 'ETS {kepada pohon} HAKHAYIM {kehidupan itu}
ALLAH MENGHALAU - "MENCERAIKAN" (GARASH)
Kata Ibrani yang diterjemahkan "menghalau" ( וַיְגָרֶשׁ - VAYEGARESH) adalah גָּרַשׁ - GARASH. Dalam bahasa Ibrani modern, ini adalah akar גָּרַשׁ - GARASH ini digunakan untuk membentuk berbagai kata-kata Ibrani yang terhubung ke perceraian dari pasangan yang sudah menikah: גֵּרוּשִׁין - GARUSHIN. Dalam arti yang sangat nyata dalam penghalauan/ pengusiran Adam dari Taman Eden, Allah "bercerai" dengan Adam dan Hawa dari Taman Eden. Dan ini sebenarnya dilakukan-Nya karena kasih-Nya. Agar jangan sampai manusia itu menuju ke Pohon Kehidupan (Ibrani: עֵץ הַחַיִּים -'ETS HAKHAYIM) yang memungkinkan mereka hidup selamanya, sekaligus dosanya nanti dimungkinkan juga akan bersifat abadi.
Dari ayat-ayat di atas 6 hal yang penting disini:
1. Manusia itu telah menjadi "seperti satu" dari Kita ("Kita" disini adalah para paserta dalam Sidang Ilahi), ayat 22.
2. Manusia telah menjadi tahu tentang yang baik dan yang jahat, ayat 22.
3. Jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya, ayat 22.
4. Manusia diusir, ayat 23.
5. Allah menghalau manusia dari Taman Eden, ayat 24.
6. Malaikat Kerubim ditugasi untuk menghalau manusia ke jalan ke Pohon Kehidupan, ayat 24.
Point 1 & 2:
Salah satu kualitas 'ELOHIM adalah mengetahui "hal yang baik" dan "hal yang jahat". Tapi selain Allah, Malaikat pun tahu tentang yang baik dan yang jahat:
2 Samuel 14:17
LAI TB, Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku.
KJV, , Then thine handmaid said, The word of my lord the king shall now be comfortable: for as an angel of God, so is my lord the king to discern good and bad: therefore the LORD thy God will be with thee.
Hebrew,
וַתֹּאמֶר שִׁפְחָתְךָ יִהְיֶה־נָּא דְּבַר־אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִמְנוּחָה כִּי כְּמַלְאַךְ הָאֱלֹהִים כֵּן אֲדֹנִי הַמֶּלֶךְ לִשְׁמֹעַ הַטֹּוב וְהָרָע וַיהוָה אֱלֹהֶיךָ יְהִי עִמָּךְ׃ ף
Translit interlinear, VATO'MER {dan dia berkata} SHIFKHATKHA {hambamu ini} YIH'YEH-NA' {mohon biarlah itu terjadi} DEVAR- {perkataan dari} 'ADONI {tuanku} HAMELEKH {raja} LIM'NUKHAH {menjadi ketenangan} KI {sebab} KEMAL'AKH {seperti malaikat} HA'ELOHIM {Allah} KEN {demikianlah} 'ADONI {tuanku} HAMELEKH {raja} LISH'MOA' {untuk membedakan} HATOV {yang baik} VEHARA' {dan yang jahat} VAYHOVAH (dibaca: V'Adonay, dan TUHAN) 'ELOHEYKHA {Allahmu} YEHI {Dia ada} 'IMAKH {menyertai engku}
Nah, sekarang manusia pun mempunyai kualitas yang sama dengan para malaikat itu, bahwa: manusia pun tahu tentang hal yang baik dan yang jahat.
Poin 3 s/d 5:
Sidang Ilahi itu juga menetapkan tugas bagi para malaikat ( כְּרֻבִים - KERUBIM) untuk menjaga menjaga jalan ke pohon kehidupan. Kita tidak tahu sampai berapa lamakah malaikat Kerubim ini menjagai taman Eden. Kalau boleh menafsirkan, kita dapat memperkirakan bahwa malaikat ini menjaga sampai dengan Bencana Air Bah yang menutupi seluruh bumi. Dan pada masa ini, taman Eden pun ikut rusak dan tidak ada lagi. Seperti juga dugaan kemungkinan raibnya sungai Pison ( פִּישׁוֹן - PISHON) dan sungai גִּיחוֹן - GIKHON (Kejadian 2:11,13) karena bencana Air Bah.
ALLAH MENGUSIR - "MENCERAIKAN" (SHALAKH)
Allah mengusir ( שָׁלַח - SHALAK) manusia pergi. Kata dalam bahasa Ibrani yang juga berarti "perceraian" adalah kata yang sama, yaitu: שָׁלַח - SHALAKH, secara harfiah berarti "dia telah menyuruh pergi" (bandingkan : Ulangan 22:19); "membebaskan" atau "membiarkan pergi" (Matius 1:19), "menghalau; mengusir" (Imamat 22:13). Ini sangat memilukan hati-Nya (NAKHAM). Berkaca pada peristiwa ini, ayat yang lain kita menemukan ayat yang berkata bahwa Allah sungguh membenci perceraian:
Maleakhi 2:16
LAI TB, Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat
New Living Translation, "For I hate divorce!" says the LORD, the God of Israel. "To divorce your wife is to overwhelm her with cruelty," says the LORD of Heaven's Armies. "So guard your heart; do not be unfaithful to your wife."
International Standard Version, "Indeed, the LORD God of Israel says that he hates divorce, along with the one who conceals his violence by outward appearances," says the LORD of the Heavenly Armies. "So guard yourselves carefully, and don't be unfaithful."
KJV, For the LORD, the God of Israel, saith that he hateth putting away: for one covereth violence with his garment, saith the LORD of hosts: therefore take heed to your spirit, that ye deal not treacherously.
Hebrew,
כִּֽי־שָׂנֵא שַׁלַּח אָמַר יְהוָה אֱלֹהֵי יִשְׂרָאֵל וְכִסָּה חָמָס עַל־לְבוּשֹׁו אָמַר יְהוָה צְבָאֹות וְנִשְׁמַרְתֶּם בְּרוּחֲכֶם וְלֹא תִבְגֹּֽדוּ׃ ס
Translit interlinear, KI {sebab} -SANE {Dia membenci, verb qal perfect 3rd person mas. sing.} SHALAKH {orang yang menceraikan (harf: dia yang mengenyahkan/ dia yg menyuruh pergi), verb qal perfect 3rd person mas. sing.} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHEY {Allah dari} YISRA'EL {Israel} VEKHISAH {dan orang yang menutupi} KHAMAS {kekerasan} 'AL-LEVUSHO {dengan pakaiannya} 'AMAR {firman} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) TSEVA'OT {semesta alam} VENISH'MAR'TEM {maka kalian jagalah} BERUKHAKHEM {di dalam rohmu} VELO {dan jangan} TIV'GODU {kalian menjadi tidak setia, Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Pl. }
Tindakan pengusiran manusia dari Taman Eden ini disamping merupakan penghukuman, sekaligus adalah tindakan yang penuh kemurahan (belas-kasihan), dimana Allah tidak membiarkan manusia dan keturunannya nanti, yang sudah menjadi pemberontak itu bebas menghampiri Pohon Kehidupan עֵץ הַחַיִּים - 'ETS HAKHAYIM yang membuatnya kekal dan menjadikan kekal pula pada dosanya. Maka, Allah menjauhkan manusia itu dari buah yang membuat mereka hidup selamanya dan mengabdikan diri mereka kepada keadaan mengerikan dimana dosa itu telah menyeret mereka terpisah dari Allah selama-lamanya (kekal). Maka dengan demikian manusia mempunyai kesempatan untuk memperoleh keselamatan, dimana dosanya itu 'tidak bersifat kekal' dengan penawaran keselamatan dari Allah melalui "penebusan" oleh darah Sang Mesias. Sebagai perbandingan; Malaikat adalah makhluk roh yang memiliki sifat "tidak-bisa mati. " Dalam Yudas 6; 2 Petrus 2:4; Matius 25:41, dapat diketahui bahwa malaikat itu tidak mempunyai kesempatan bertobat. Karena malaikat adalah makhluk yang IMMORTAL, maka penebusan bagi malaikat yang jatuh tidak ada. Maka, nasib akhir mereka adalah pemusnahan dalam api yang kekal. Dan lagi, "pengusiran" tersebut tentu tidak hanya dalam maksud menghalau manusia dari Pohon Kehidupan. Natur Allah yang suci tidak bisa lagi berhubungan dengan manusia yang telah jatuh.
Maka, pengusiran ini dapat bermakna 2 yaitu:
1. Penghukuman (keterpisahan, diusir dengan konsekwensi kematian jasmani dan akibat-akibat dosa lainnya)
2. Tindakan belas-kasihan.
Anda bisa bayangkan jika Adam beserta dosanya bersifat "abadi", maka tidak akan dimungkinkan pengampunan melalui sang penebus dosa, Yesus Kristus.
Dengan demikian, saya berharap kita dapat memahami mengapa Allah "membenci perceraian." Sebab, terhadap perceraian, Dia mengingat kepada kisah pilu "perceraian"-Nya dengan Adam (dan segenap keturunannya), akibat dosa yang diperbuat Adam. Betapa memang Kata "cerai" itu telah ada pertama-kalinya pada Kejadian pasal 3, pada peristiwa Kejatuhan manusia. Itu sangat memilukan hati-Nya (NAKHAM). Perceraian adalah keadaan yang sangat tidak ideal, tetapi saat itu harus dilakukan. Dan darinya, betapa Allah ingin membangun kembali rekonsiliasi hubungan-Nya dengan manusia melalui penebusan dari kedatangan-Nya sendiri. Inkarnasi ke bumi. Dia menebus dosa Adam itu dengan darah-Nya sendiri. Tentang makna "penebusan" ini, kita akan lebih memahaminya di dalam bahasan di bawah ini.
Jika Anda masuk kepada tahap sejarah Israel, pada zaman Eksodus (Keluaran). Allah menetapkan ketentuan pembuatan Tabut Perjanjian ( אָרוֹן הָבְרִית - 'ARON HABERIT, harus diletakkan 2 patung Kerubim (Keluaran 25:10-22):
Mengapa ada perintah "aneh" semacam ini?
Ini merupakan kajian Remez (memahami lambang-lambang). Bahwa penempatan patung malaikat itu adalah untuk menunjukkan satu tanda, bahwa WALAU BAGAIMANAPUN, IBADAH ISRAEL KEPADA ALLAH MASIH DIBATASI OLEH MALAIKAT KERUBIM YANG BERJAGA-JAGA SEBAGAI PEMBATAS ANTARA ALLAH YANG MAHA SUCI DENGAN MANUSIA YANG BERDOSA.
2. Tindakan belas-kasihan.
Anda bisa bayangkan jika Adam beserta dosanya bersifat "abadi", maka tidak akan dimungkinkan pengampunan melalui sang penebus dosa, Yesus Kristus.
Dengan demikian, saya berharap kita dapat memahami mengapa Allah "membenci perceraian." Sebab, terhadap perceraian, Dia mengingat kepada kisah pilu "perceraian"-Nya dengan Adam (dan segenap keturunannya), akibat dosa yang diperbuat Adam. Betapa memang Kata "cerai" itu telah ada pertama-kalinya pada Kejadian pasal 3, pada peristiwa Kejatuhan manusia. Itu sangat memilukan hati-Nya (NAKHAM). Perceraian adalah keadaan yang sangat tidak ideal, tetapi saat itu harus dilakukan. Dan darinya, betapa Allah ingin membangun kembali rekonsiliasi hubungan-Nya dengan manusia melalui penebusan dari kedatangan-Nya sendiri. Inkarnasi ke bumi. Dia menebus dosa Adam itu dengan darah-Nya sendiri. Tentang makna "penebusan" ini, kita akan lebih memahaminya di dalam bahasan di bawah ini.
Jika Anda masuk kepada tahap sejarah Israel, pada zaman Eksodus (Keluaran). Allah menetapkan ketentuan pembuatan Tabut Perjanjian ( אָרוֹן הָבְרִית - 'ARON HABERIT, harus diletakkan 2 patung Kerubim (Keluaran 25:10-22):
Mengapa ada perintah "aneh" semacam ini?
Ini merupakan kajian Remez (memahami lambang-lambang). Bahwa penempatan patung malaikat itu adalah untuk menunjukkan satu tanda, bahwa WALAU BAGAIMANAPUN, IBADAH ISRAEL KEPADA ALLAH MASIH DIBATASI OLEH MALAIKAT KERUBIM YANG BERJAGA-JAGA SEBAGAI PEMBATAS ANTARA ALLAH YANG MAHA SUCI DENGAN MANUSIA YANG BERDOSA.
Nah sampai kapan Tabut Perjanjian ini eksis? Hanya sampai pembuangan orang-orang ex Kerajaan Yehuda dibuang ke Babel. Ketika tentara Babilonia menyerang Yerusalem ± tahun 606 sebelum Masehi dan menghancurkan Bait Allah. Ada kemungkinan besar bahwa Tabut itu diambil oleh raja Nebukadnezar dan dihancurkan, tidak ada yang dapat dilacak lagi. Karena sulit memperkirakan bahwa Tabut Perjanjian itu tidak turut dibawa oleh Nebukadnezar (2 Raja-raja 20:17, 24:11-14). Dan ketika orang-orang Yahudi kembali ke tanah suci, hingga lahirnya Sang Mesias, Tabut Perjanjian itu sudah tiada lagi, bahkan sampai sekarang.
Mengapa Tabut Perjanjian itu harus hilang? Sebab itu sesuai dengan kehendak Allah! Sebab pada saatnya akan lahir Allah yang inkarnasi sebagai pemenuhan nubuat keselamatan yang pertama kali Allah sabdakan di Kejadian 3:15. Dalam inkarnasi-Nya ini, Dia menyapa secara langsung umat ciptaan-Nya di dalam daging (keadaan manusia). Dia sungguh ber-"Shekinah" di antara manusia (Yohanes 1:14). Sehingga simbolisme Tabut Perjanjian dengan hiasan dua malaikat Kerubim yang menghalangi hubungan Allah dan manusia menjadi hal yang kadaluarsa.
REKONSILIASI DARI ALLAH PASCA "PERCERIAN"
Dia sungguh hadir untuk sebuah rekonsiliasi paska perceraian yang ditulis dalam Kejadian 3:22-24. Dan keinginan Allah untuk rekonsiliasi sudah Dia maklumatkan sejak Kejadian 3:15, satu ayat khusus yang disebut oleh Bapa Gereja Irenaeus dengan istilah "PROTOEVANGELIUM" (Pengabaran Injil yang Pertama). Allah benar-benar memenuhi keinginan-Nya untuk berekonsiliasi Dia inkarnasi ke bumi, dan Dia ber-SHEKINAH di antara kita, para keturunan Adam:
Mengapa Tabut Perjanjian itu harus hilang? Sebab itu sesuai dengan kehendak Allah! Sebab pada saatnya akan lahir Allah yang inkarnasi sebagai pemenuhan nubuat keselamatan yang pertama kali Allah sabdakan di Kejadian 3:15. Dalam inkarnasi-Nya ini, Dia menyapa secara langsung umat ciptaan-Nya di dalam daging (keadaan manusia). Dia sungguh ber-"Shekinah" di antara manusia (Yohanes 1:14). Sehingga simbolisme Tabut Perjanjian dengan hiasan dua malaikat Kerubim yang menghalangi hubungan Allah dan manusia menjadi hal yang kadaluarsa.
REKONSILIASI DARI ALLAH PASCA "PERCERIAN"
Dia sungguh hadir untuk sebuah rekonsiliasi paska perceraian yang ditulis dalam Kejadian 3:22-24. Dan keinginan Allah untuk rekonsiliasi sudah Dia maklumatkan sejak Kejadian 3:15, satu ayat khusus yang disebut oleh Bapa Gereja Irenaeus dengan istilah "PROTOEVANGELIUM" (Pengabaran Injil yang Pertama). Allah benar-benar memenuhi keinginan-Nya untuk berekonsiliasi Dia inkarnasi ke bumi, dan Dia ber-SHEKINAH di antara kita, para keturunan Adam:
Yohanes 1:14
LAI TB, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam (ESKÊNÔSEN, ber"Kemah", ber-"Tabernakel", ber-"Shekinah") di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
KJV, And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.
TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και εσκηνωσεν εν ημιν και εθεασαμεθα την δοξαν αυτου δοξαν ως μονογενους παρα πατρος πληρης χαριτος και αληθειας
Translit Interlinear, kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx {daging} egeneto {telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {Dia ber"kemah"/ Dia ber"tabelnakel"/ Dia ber-"shekinah", verb - aorist active indicative - third person singular} en {diantara} hêmin {kita,} kai {(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou {kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan, KAVOD} hôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang Unik} para {dari} patros {Bapa,} plêrês {penuh} kharitos {dengan anugerah} kai {dan} alêtheias {kebenaran.}
Ha-Berit,
וְהַדָּבָר נִהְיָה בָשָׂר וַיִּשְׁכֹּן בְּתוֹכֵנוּ וַנֶּחֱזֶה כְבוֹדוֹ כִּכְבוֹד בֵּן יָחִיד לְאָבִיו רַב־חֶסֶד וֶאֱמֶת׃
Translit interlinear, VEHADAVAR {dan Sang Firman} NIHEYAH {dia menjadi} VASAR {daging} VAYISH'KON {dan Dia ber"Kemah", Dia ber-Tabernakel, Dia berdiam, Dia ber-"Shekinah" Verb Qal Imperfect 3rd Mas. Sing.} BETOKH'ENU {di antara kita} VANEKHEZEH {dan biarlah kita akan melihat} KHEVODO {kemulian-Nya} KIKHEVOD {yaitu kemuliaan} BEN {Putera} YAKHID {Yang Tunggal} LE'AVIV {dari Bapa} RAV {melimpah} -KHESED {kasih-karunia} VE'EMET {dan kebenaran}
Baca bahasan di yohanes-1-14-dia-yang-berkemah-di-antara-kita-vt8680.html#p51430
Haleluyah. Dia Imanuel, Dia bersama dengan kita tanpa batas!
Dalam buku saya, Eksegesis Peshat, Kitab Kejadian-Kitab Genealogi, ed. Revisi, 2019, pada Bab 23, halaman 367 dst. Menjelaskan manusia itu diusir “diceraikan” di Taman Eden. Dituliskan dalam Kej. 3:23, Allah mengusir manusia itu, וַיְשַׁלְּחֵהוּ - VAYESHAL'KHEHU dari shoresh: שָׁלַח - SHALAKH, diteruskan dengan Kej. 3:24, Allah menghalau manusia itu, וַיְגָרֶשׁ - VAYEGARESH dari shoresh: גָּרַשׁ – GARASH, kedua kata tsb. mengandung makna "menceraikan" dan "mengusir pergi." Dalam bagian lain di PL, dalam Mal. 2:16 menuliskan betapa Allah membenci perceraian, sebab Allah tahu betapa menyakitkan peristiwa “perceraian” di Taman Eden itu. Sehingga Allah perlu melakukan rekonsiliasi dengan kehadiran-Nya ke bumi di dalam Yesus Kristus. Dalam nafas yang sama, Rabbi Saul dalam surat pastoralnya pada jemaat di Korintus kepada pasangan yang terlanjur bercerai, hendaknya mereka melakukan rekonsiliasi/ pendamaian (Yunani: καταλλάσσω – KATALLASSÔ, Ibrani: הִתְרַצָּה – HIT'RATSAH):
1 Korintus 7:11
LAI TB, Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
KJV, But and if she depart, let her remain unmarried, or be reconciled to her husband: and let not the husband put away his wife.
TR, ἐὰν δὲ καὶ χωρισθῇ μενέτω ἄγαμος ἢ τῷ ἀνδρὶ καταλλαγήτω καὶ ἄνδρα γυναῖκα μὴ ἀφιέναι
Translit interlinear, ean {jikalau} de {tetapi} kai {juga} khôristhê {ia bercerai} menetô {ia harus hetap} agamos {sebagai orang yang tidak menikah} ê {atau} tô andri {kepada suaminya} katallagêtô {hendaklah dia berdamail/ hendaklah dia melakukan rekonsiliasi, verb - second aorist passive imperative - third person singular} kai {dengan} andra {seorang suami} gunaika {istri-nya} mê {janganlah} aphienai {ia meninggalkan}
OJB, But, if indeed she is separated, let her remain so, or be reconciled to her basherter; and a ba’al should not leave his isha.
Haberit Hakhadashah,
וְאִם־פָּרשׁ תִפְרֹשׂ מִמֶּנּוּ תֵּשֵׁב בְּלֹא אִישׁ אוֹ תִתְרַצֶּה לְבַעְלָהּ וְאִישׁ אַל־יְשַׁלַּח אֶת־אִשְׁתּוֹ׃
Translit interlinear, VE'IM {dan apabila} PAROSH TIF'ROSH {dia sungguh berpisah} MIMENU {darinya} TESHEV {dia kembali} B'LO {tanpa} 'ISH {suami} 'O {atau} TITRATSEH {hendaklah engkau melakukan rekonsiliasi} LEVA'ELAH {pada suaminya} VE'ISH {dan seorang suami} 'AL- {jangan} YESHALAKH {dia menceraikan} 'ET- {pada} ISH'TO {istrinya}
Reff: kapparah-penebusan-vt1472.html#p69972
KJV, But and if she depart, let her remain unmarried, or be reconciled to her husband: and let not the husband put away his wife.
TR, ἐὰν δὲ καὶ χωρισθῇ μενέτω ἄγαμος ἢ τῷ ἀνδρὶ καταλλαγήτω καὶ ἄνδρα γυναῖκα μὴ ἀφιέναι
Translit interlinear, ean {jikalau} de {tetapi} kai {juga} khôristhê {ia bercerai} menetô {ia harus hetap} agamos {sebagai orang yang tidak menikah} ê {atau} tô andri {kepada suaminya} katallagêtô {hendaklah dia berdamail/ hendaklah dia melakukan rekonsiliasi, verb - second aorist passive imperative - third person singular} kai {dengan} andra {seorang suami} gunaika {istri-nya} mê {janganlah} aphienai {ia meninggalkan}
OJB, But, if indeed she is separated, let her remain so, or be reconciled to her basherter; and a ba’al should not leave his isha.
Haberit Hakhadashah,
וְאִם־פָּרשׁ תִפְרֹשׂ מִמֶּנּוּ תֵּשֵׁב בְּלֹא אִישׁ אוֹ תִתְרַצֶּה לְבַעְלָהּ וְאִישׁ אַל־יְשַׁלַּח אֶת־אִשְׁתּוֹ׃
Translit interlinear, VE'IM {dan apabila} PAROSH TIF'ROSH {dia sungguh berpisah} MIMENU {darinya} TESHEV {dia kembali} B'LO {tanpa} 'ISH {suami} 'O {atau} TITRATSEH {hendaklah engkau melakukan rekonsiliasi} LEVA'ELAH {pada suaminya} VE'ISH {dan seorang suami} 'AL- {jangan} YESHALAKH {dia menceraikan} 'ET- {pada} ISH'TO {istrinya}
Reff: kapparah-penebusan-vt1472.html#p69972
Tags:
Kristologi