- ALLAH dalam (HAKIKATNYA)
- ANAK ALLAH (TRINITAS)
- GAMBAR WUJUD Allah
- RUPA ALLAH
- CAHAYA KEMULIAAN Allah
- REFLEKSI KEMULIAAN Allah
- PENYATAAN Allah
- Terang Dunia
- PENGANTARA Allah dan Manusia
- IMAM BESAR Manusia
- POLA MANUSIA diciptakan
Matius 3 : 16-17
Matius 17 : 5
Matius 16 : 17
1 Yohanes 5 : 6
Lukas 1 : 35
E. KESAKSIAN MURID YESUS
Matius 16 : 16
Ibrani 1 : 2
C. SANG FIRMAN ADALAH GAMBAR DAN RUPA ALLAH DARI KEKEKALAN
Pertanyaan Anda sangat mendalam dan memang menjadi pokok utama dalam Kristologi dan doktrin Trinitas.
Mari kita jawab secara bertahap, karena ini menyangkut dua tahap besar keberadaan Sang Firman:
• Sebelum Inkarnasi (dari kekal) dan
• Setelah Inkarnasi (menjadi manusia).
1. SEBELUM INKARNASI: SANG FIRMAN ADALAH “GAMBAR ALLAH” DARI KEKAL
“Ia adalah gambaran Allah yang tidak kelihatan.” — Kolose 1:15
“Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” — Ibrani 1:3
Ayat-ayat ini berbicara tentang keadaan Sang Firman sebelum menjadi manusia.
✦ Artinya:
- Sang Firman adalah gambar dan rupa Allah dari kekal,
bukan karena diciptakan, tetapi karena Ia adalah Allah sendiri yang menyatakan diri Bapa secara sempurna. - Dalam diri-Nya, BAPA DIKENAL DAN DINYATAKAN —> seperti cahaya menyatakan sumbernya (matahari).
- Jadi “gambar” di sini bukan “salinan” atau “makhluk ciptaan,”
tetapi penyataan ilahi yang satu hakikat dengan Bapa.
➡️ Maka dari kekal, Sang Firman adalah:
“Gambar Allah” dalam arti representasi sempurna dari keberadaan dan kemuliaan Allah —> tidak terpisah dari Bapa, melainkan berasal dari Bapa (Yoh 1:1–2).
2. SETELAH INKARNASI: SANG FIRMAN MENJADI GAMBAR ALLAH DALAM WUJUD MANUSIA
— Yohanes 1:14
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari segala ciptaan.”
— Kolose 1:15
Setelah Inkarnasi, “gambar Allah” itu menjadi nyata dalam rupa manusia.
Yang dulu tak kelihatan kini bisa “dilihat” dan “disentuh” (1 Yoh 1:1).
✦ Artinya:
- Sebagai manusia, Yesus memperlihatkan secara lahiriah dan historis siapa Allah itu.
- Dalam kemanusiaan-Nya, sifat-sifat Bapa —> kasih, kebenaran, kesucian, kerendahan hati —> terlihat sempurna.
3. KESIMPULAN PERBEDAAN TAHAP:
| Tahap | Keadaan Sang Firman | Makna “gambar dan rupa Allah” |
|---|---|---|
| Dari kekal (pra-inkarnasi) | Firman adalah Allah sendiri, satu hakikat dengan Bapa. | Ia gambar sempurna Allah yang tidak kelihatan — penyataan ilahi di dalam diri Allah sendiri (Ibr 1:3). |
| Setelah Inkarnasi | Firman menjadi manusia sejati. | Ia menyatakan gambar Allah secara kelihatan di dunia — Allah yang bisa dikenal lewat manusia Yesus Kristus. |
4. GARIS BESAR TEOLOGINYA:
Dari kekal, Sang Firman adalah gambar Allah dalam keilahian.
Dalam waktu, Sang Firman menjadi gambar Allah dalam kemanusiaan.
Jadi:
- “Rupa Allah”: berbicara tentang hakikat ilahi yang sama dengan Bapa.
- “Gambar Allah”: berbicara tentang penyataan sempurna Bapa melalui Firman —> baik dari kekal maupun dalam daging.
5. SINGKATNYA:
Sang Firman adalah gambar dan rupa Allah dari kekal —> karena Ia satu hakikat dengan Bapa.Dalam Inkarnasi, gambar itu menjadi kelihatan dalam wujud manusia, sehingga Yesus Kristus adalah penyataan sempurna Allah yang tidak kelihatan.
Kalimat ringkas untuk diingat:
• DALAM INKARNASi: gambar Allah yang kelihatan.
Sekarang membandingkan “gambar Allah” pada Kristus dan “gambar Allah” pada manusia (Kejadian 1:26) agar jelas perbedaannya dalam hakikat dan fungsi.
1. MANUSIA DICIPTAKAN MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH (KEJ. 1:26–27)
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.”
Artinya, manusia diciptakan mewakili dan mencerminkan sebagian sifat Allah —> bukan menjadi Allah.
“Gambar” di sini bukan kesetaraan hakikat, melainkan refleksi moral dan rohani.
✦ Makna “gambar Allah” pada manusia:
- Akal budi → kemampuan berpikir dan memahami kebenaran.
- Kehendak moral → kemampuan membedakan benar dan salah.
- Kasih dan relasi → kemampuan berelasi seperti Tritunggal berelasi.
- Kuasa representatif → memerintah atas ciptaan sebagai wakil Allah (Kej. 1:28).
➡️ Jadi manusia adalah citra Allah dalam ciptaan, bukan “Allah dalam daging.”
Namun karena dosa, gambar Allah dalam manusia rusak (tidak hilang, tapi rusak dan tidak mencerminkan kesempurnaan Allah lagi —> Kej. 9:6, Yak. 3:9).
✝️ 2. KRISTUS: GAMBAR ALLAH DARI KODRAT (BUKAN CIPTAAN)
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.” (Kol. 1:15)
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” (Ibr. 1:3)
Berbeda dengan manusia yang diciptakan menurut gambar,
Kristus adalah gambar Allah secara hakikat, karena:
- Ia tidak diciptakan, tetapi keluar dari Bapa (Yoh 1:1–2).
- Ia sehakikat dengan Bapa —> bukan hanya mirip, tetapi memiliki kodrat yang sama.
- Ia menyatakan Allah secara sempurna, bukan sebagian.
➡️ Maka “gambar Allah” dalam Kristus = penyataan Allah dari dalam diri Allah sendiri.
3. PERBANDINGAN TEOLOGIS:
| Aspek | Kristus (Sang Firman) | Manusia (ciptaan) |
|---|---|---|
| Asal | Tidak diciptakan, kekal, keluar dari Bapa | Diciptakan oleh Allah |
| Hakikat | Sehakikat dengan Bapa (Ilahi) |
Bukan ilahi, hanya refleksi ciptaan |
| Makna “gambar Allah” | Gambar dari kodrat (ontologis) — Ia sendiri adalah Allah |
Gambar dari perwakilan (etis dan fungsional) |
| Kelengkapan | Menyatakan Allah secara sempurna |
Mencerminkan sebagian sifat Allah |
| Akibat dosa | Tidak berubah (tetap kudus dan sempurna) |
Rusak dan perlu dipulihkan |
| Tujuan bagi manusia | Menjadi pola pemulihan “gambar Allah” | Dipulihkan menurut gambar Kristus (Rm 8:29; Kol 3:10) |
4. KRISTUS: MODEL PEMULIHAN GAMBAR ALLAH DALAM MANUSIA
Manusia jatuh dalam dosa → gambar Allah rusak.
Yesus datang sebagai “GAMBAR ALLAH YANG SEMPURNA” untuk memulihkan gambar itu dalam kita.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya.” —( Roma 8:29)
Artinya:
- Kristus bukan hanya gambar Allah dari kekal,
- tapi juga model akhir bagi manusia yang ditebus —> agar kita menjadi serupa dengan gambar-Nya.
➡️ Di dalam Kristus, manusia dipulihkan menjadi cerminan Allah yang sejati.
5. KESIMPULAN BESAR
| Tahap | Makna “gambar Allah” |
|---|---|
| Sang Firman dari kekal | Gambar dan rupa Allah secara hakikat — penyataan sempurna Allah dalam diri-Nya. |
| Manusia diciptakan | Gambar Allah secara reflektif — mewakili dan mencerminkan sebagian sifat Allah. |
| Setelah Inkarnasi | Firman menjadi manusia: gambar Allah kini kelihatan dalam wujud manusia, menjadi pola bagi pemulihan manusia. |
Ringkasan teologisnya:
Kristus adalah gambar Allah secara ilahi (dari kekal), dan menjadi gambar Allah secara manusiawi (dalam Inkarnasi), supaya kita yang diciptakan menurut gambar Allah dipulihkan menjadi serupa dengan Dia.
➡️ Bagaimana “gambar Allah” dalam manusia dipulihkan melalui Roh Kudus dalam Kristus (proses keserupaan dengan Anak)
Bagaimana “gambar Allah” dalam manusia dipulihkan melalui Roh Kudus di dalam Kristus, yaitu proses keserupaan dengan Anak Allah (Roma 8:29; 2 Kor 3:18).
1. MASALAH AWAL: GAMBAR ALLAH DALAM MANUSIA RUSAK OLEH DOSA
Sejak kejatuhan (Kej. 3), manusia:
- kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23),
- menjadi terasing dari Allah,
- dan gambar Allah yang seharusnya mencerminkan karakter Allah menjadi kabur.
Bukan berarti gambar itu hilang total, tapi menjadi rusak, gelap, dan tidak berfungsi benar.
Manusia masih punya akal budi, moral, dan relasi, tetapi tidak lagi serupa dengan karakter Allah yang kudus dan benar.
✝️ 2. KRISTUS DATANG SEBAGAI “GAMBAR ALLAH YANG SEMPURNA”
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.” — Kol 1:15
“Anak adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” — Ibr 1:3
Yesus, Sang Firman yang menjadi manusia:
- Hidup sempurna tanpa dosa,
- Menyatakan kasih, kebenaran, dan kerendahan hati Allah secara nyata,
- Menjadi pola dan tujuan akhir dari apa arti “gambar Allah yang sejati”.
➡️ Karena itu, pemulihan gambar Allah pada manusia berarti:
dipulihkan menjadi serupa dengan Kristus.
3. ROH KUDUS SEBAGAI AGEN PEMULIHAN GAMBAR ALLAH
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan kepada kemuliaan.” — 2 Korintus 3:18
Inilah inti dari karya Roh Kudus:
- Roh Kudus membentuk kembali karakter Kristus dalam diri orang percaya.
- Ia memperbaharui pikiran (Rm 12:2), hati, dan kehendak kita.
- Proses ini disebut “pengudusan” atau TRANSFORMASI ROHANI.
➡️ Jadi, Roh Kudus mengembalikan gambar Allah dalam kita —> bukan dengan ciptaan baru dari luar, tapi dengan mengubah batin kita dari dalam, sesuai dengan rupa Kristus.
| Tahap | Karya Roh Kudus |
|---|---|
| 1. Kelahiran baru | Roh Kudus melahirkan kita dari atas (Yoh 3:5–6), memberi kodrat baru yang dapat mengenal dan mengasihi Allah. |
| 2. Pembaharuan pikiran | Roh Kudus menuntun kita dalam kebenaran (Yoh 16:13), memperbaharui cara kita berpikir dan menilai (Rm 12:2). |
3. Pembentukan karakter |
Buah Roh (Gal 5:22–23) —> kasih, sukacita, damai, dst. —> adalah tanda gambar Allah mulai pulih. |
4. Kemuliaan akhir (glorifikasi) |
Pada kebangkitan, tubuh kita diubah menjadi serupa dengan tubuh kemuliaan Kristus (Flp 3:21). |
➡️ Dari awal sampai akhir, Roh Kudus bekerja untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus — “gambar Allah yang sejati.”
5. TUJUAN AKHIR PEMULIHAN: SERUPA DENGAN ANAK
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya.” — (Roma 8:29)
Artinya:
- Allah tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa,
- tetapi juga membangun kembali “gambar Allah” yang hilang,
- hingga akhirnya kita memantulkan kemuliaan Allah seperti Kristus.
➡️ Jadi keselamatan bukan sekadar pengampunan dosa, tetapi transformasi menjadi serupa dengan Kristus.
6. KESIMPULAN KESELURUHAN
| Tahap | Karya Allah terhadap “gambar Allah” |
|---|---|
| Penciptaan | Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej 1:26–27). |
Kejatuhan |
Gambar itu rusak karena dosa (Kej 3). |
Inkarnasi |
Firman menjadi manusia, menampakkan gambar Allah yang sejati (Yoh 1:14). |
| Penebusan | Kristus menebus dan memulihkan gambar Allah yang rusak (Ef 4:24). |
| Pengudusan | Roh Kudus membentuk kita semakin serupa dengan Kristus (2 Kor 3:18). |
| Kemuliaan akhir | Kita sepenuhnya serupa dengan gambar Anak Allah (Rm 8:29; 1 Yoh 3:2). |
Ringkasan kalimat:
Roh Kudus bekerja di dalam orang percaya untuk memulihkan gambar Allah yang rusak, dengan membentuk kita menjadi serupa dengan Yesus Kristus, gambar Allah yang sempurna.
D. MANUSIA DICIPTA ALLAH MENURUT POLA SANG FIRMAN (ANAK ALLAH)
Rahasia Trinitas dalam penciptaan manusia.
Jawabannya perlu kita uraikan hati-hati supaya tidak menimbulkan kesan bahwa hanya Bapa atau hanya Firman yang mencipta.
1. PENCIPTAAN ADALAH KARYA ALLAH TRITUNGGAL, BUKAN HANYA BAPA
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa:
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” —> Kejadian 1:26
Kata “Kita” dan “gambar Kita” menunjukkan adanya pluralitas pribadi dalam kesatuan Allah.
Dalam terang Perjanjian Baru, kita memahami bahwa “Kita” menunjuk pada Bapa, Firman (Anak), dan Roh Kudus.
➡️ Maka penciptaan manusia adalah karya Allah Tritunggal bersama-sama:
- Bapa sebagai sumber dan kehendak penciptaan,
- Firman (Anak) sebagai perantara (alat atau sarana penciptaan),
- Roh Kudus sebagai yang memberi hidup dan daya rohani.
✝️ 2. FIRMAN BERPERAN LANGSUNG DALAM PENCIPTAAN
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” — >Yohanes 1:3“Oleh Dia (Anak), Allah telah menjadikan alam semesta.” —> Ibrani 1:2
“Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” —> Kolose 1:16
Jadi secara jelas:
- Sang Firman adalah alat aktif penciptaan.
- Segala sesuatu, termasuk manusia, dijadikan oleh Sang Firman — bukan hanya oleh Bapa secara terpisah.
➡️ Dengan kata lain:
Bapa mencipta melalui Firman dan dalam kuasa Roh Kudus.
3. “GAMBAR DAN RUPA ALLAH” MENUNJUK PADA POLA DALAM FIRMAN
Sekarang kita kembali ke pertanyaan utama:
“Manusia dicipta menurut gambar Bapa atau Sang Firman?”
Jawabannya:
Manusia diciptakan menurut gambar Allah Tritunggal, tetapi pola atau bentuk “gambar” itu terdapat dalam Sang Firman.
Mengapa demikian?
Karena:
- Sang Firman adalah gambar dan rupa Allah yang kekal (Kol 1:15; Ibr 1:3).
- Maka ketika Allah berkata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar Kita,” “gambar” yang dimaksud adalah gambar Allah sebagaimana dinyatakan dalam Sang Firman.
➡️ Dengan kata lain:
Manusia diciptakan menurut gambar Allah sebagaimana tampak dalam Sang Firman —> yaitu Pribadi Anak.
4. SEBELUM INKARNASI PUN, SANG FIRMAN SUDAH MENJADI POLA GAMBAR
Sebelum menjadi manusia, Sang Firman sudah dari kekal menjadi “gambar Allah” —>
Ia adalah wujud sempurna Bapa.
Karena itu, rancangan manusia dibuat berdasarkan pola Firman itu, bukan pola ciptaan lain.
Itulah sebabnya:
Ketika Firman akhirnya menjadi manusia (Yoh 1:14), Ia bukan mengambil bentuk asing, tetapi mengambil rupa yang sejak semula telah dirancang menurut diri-Nya sendiri.
➡️ Dalam arti spiritual:
Manusia dicipta menurut gambar Sang Firman,
dan Sang Firman menjadi manusia menurut gambar yang dahulu diciptakan menurut-Nya.
(Lihat hubungan indah di sini: manusia dicipta menurut gambar Firman, dan Firman kemudian menjadi manusia untuk memulihkan gambar itu.
5. KESIMPULAN TEOLOGIS:
| Aspek | Penjelasan |
|---|---|
| Pencipta | Allah Tritunggal (Bapa, Firman, Roh Kudus). |
Perantara penciptaan |
Sang Firman (Yoh 1:3, Kol 1:16). |
“Gambar dan rupa Allah” |
Berasal dari Sang Firman, gambar kekal Allah. |
| Roh Kudus | Memberi napas hidup dan kemampuan rohani untuk mencerminkan gambar itu. |
| Tujuan akhir | Manusia memantulkan kemuliaan Allah sebagaimana tampak dalam Sang Firman. |
✝️ 6. RINGKASAN KALIMAT SEDERHANA:
Manusia diciptakan oleh Allah Tritunggal —>Bapa merancang, Firman membentuk, Roh Kudus menghidupkan —> menurut gambar Sang Firman, yang adalah gambar Allah yang kekal.
Jadi jawabannya:
Manusia diciptakan menurut gambar Allah sebagaimana dinyatakan dalam Sang Firman (Anak), bukan hanya menurut gambar “Bapa” secara terpisah, karena dalam Firman-lah gambar Allah yang kekal dinyatakan.
Mengapa manusia disebut “gambar Allah” tapi bukan “gambar Tritunggal” secara langsung, dan bagaimana itu berkaitan dengan relasi pribadi dalam diri manusia (akal, kehendak, kasih)?
Mengapa manusia disebut “gambar Allah” (Ibrani: tselem Elohim) dan bukan “gambar Tritunggal”, padahal yang mencipta adalah Allah Tritunggal —> serta bagaimana “gambar Allah” itu mencerminkan kehidupan Trinitas di dalam diri manusia.
1. “GAMBAR ALLAH” MENUNJUK PADA SATU ESENSI ALLAH, BUKAN JUMLAH PRIBADI
Alkitab tidak pernah memakai istilah “gambar Tritunggal,” karena yang disebut “gambar” adalah hakikat ilahi Allah, bukan banyaknya Pribadi dalam diri-Nya.
- Allah Tritunggal itu satu hakikat (ousia), walau ada tiga pribadi (hypostasis).
- Maka ketika manusia dicipta “menurut gambar Allah,” maksudnya:
manusia mencerminkan sifat dan natur ilahi, bukan status ke-Ilahian atau ke-Tritunggalan Allah itu sendiri.
Jadi “gambar Allah” bukan berarti manusia “miniatur tiga pribadi,” tetapi manusia mencerminkan KUALITAS EKSISTENSI ALLAH seperti: akal budi, kehendak bebas, kasih, kekekalan jiwa, dan kekuasaan atas ciptaan.
✝️ 2. NAMUN, KARENA ALLAH ITU TRITUNGGAL, GAMBAR ITU SECARA IMPLISIT TRINITAS PEMULIHAN
Walaupun manusia dicipta menurut satu “gambar Allah,” tetapi “bentuk gambar itu” berasal dari Sang Firman dan “daya hidupnya” berasal dari Roh Kudus.
Artinya:
Di dalam manusia, refleksi Tritunggal Allah tetap tampak dalam struktur rohaninya.
Contoh paralel yang sering dipakai oleh Bapa-bapa Gereja (mis. Agustinus):
| Pribadi Ilahi | Cerminan dalam manusia |
|---|---|
| Bapa –> sumber segala sesuatu | Akal / Pikiran, sumber pemahaman |
Firman (Anak) –> ekspresi dan pengertian Bapa |
Perkataan / Pengetahuan / Logos dalam diri manusia |
Roh Kudus –> kasih dan relasi yang mengikat Bapa dan Anak |
Kasih / Kehendak / Persekutuan dalam manusia |
Jadi struktur jiwa manusia (akal, pikiran, kasih) mencerminkan relasi dalam Trinitas, meskipun manusia bukan tiga pribadi yang berbeda.
3. GAMBAR ALLAH RUSAK KARENA DOSA, TAPI DIPULIHKAN DALAM SANG FIRMAN
Setelah kejatuhan, gambar Allah dalam manusia tidak hilang, tetapi tercemar dan terdistorsi.
“Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.” — Roma 3:23
Firman yang menjadi manusia (Kristus) datang untuk:
“Membaharui manusia batiniah sesuai dengan gambar Penciptanya.” — Kolose 3:10
Artinya:
- Kristus adalah Gambar Allah yang sempurna (Kol 1:15).
- Dalam Kristus, gambar itu dipulihkan kepada rancangan semula.
- Maka anak-anak Allah yang lahir dari Roh Kudus mulai kembali serupa dengan gambar itu.
4. KESIMPULAN TEOLOGIS
| Aspek | Penjelasan |
|---|---|
| Yang dimaksud “gambar Allah” | Hakikat ilahi Allah (bukan jumlah pribadi), yaitu akal, kehendak, kasih, dan kekudusan. |
| Pola gambar itu | Firman, gambar Allah yang kekal. |
| Pemberi hidup gambar itu | Roh Kudus yang menghembuskan napas kehidupan. |
| Tujuan gambar itu | Agar manusia menjadi refleksi Allah di bumi —> berpikir, mengasihi, dan berkuasa sesuai kehendak Allah. |
| Pemulihan gambar itu | Melalui Inkarnasi dan penebusan oleh Sang Firman (Kristus). |
📖 5. RINGKASAN SEDERHANA:
Manusia dicipta oleh Allah Tritunggal, menurut gambar Allah sebagaimana dinyatakan dalam Sang Firman, dihidupkan oleh Roh Kudus, dan diarahkan untuk memantulkan kemuliaan Bapa.
Jadi walau disebut “gambar Allah” (bukan “gambar Tritunggal”), gambar itu bersifat trinitaris dalam struktur dan relasi jiwa manusia,
dan hanya dapat dipulihkan melalui Sang Firman yang adalah gambar Allah yang sejati.
GAMBAR: KOMPONEN/UNSUR/ STRUKTUR
RUPA: KUALITAS DARI UNSUR/KOMPONEN/STRUKTUR
Apa perbedaan “gambar” (tselem) dan “rupa” (demut) dalam Kejadian 1:26,
dan bagaimana keduanya menunjukkan sisi kodrat dan progres rohani manusia?
1️⃣ “GAMBAR” = KOMPONEN (UNSUR) ALLAH DALAM MANUSIA
Dalam Kejadian 1:26, kata tselem (“gambar”) memang menunjuk pada struktur atau unsur dasar dalam diri manusia yang mencerminkan keberadaan Allah.
➡️ Jadi benar:
“Gambar” adalah komponen ilahi yang ditanamkan Allah ke dalam manusia —> bukan keilahian dalam esensi, tetapi refleksi kodrati dari-Nya.
Komponen ini meliputi:
- Rasio (akal budi) → mencerminkan hikmat Allah
- Kehendak bebas → mencerminkan kebebasan Allah
- Perasaan kasih → mencerminkan sifat kasih Allah
- Kesadaran moral (hati nurani) → mencerminkan kekudusan Allah
- Relasionalitas (kemampuan bersekutu) → mencerminkan hakikat Tritunggal yang relasional
Maka “gambar” adalah komponen kodrat yang mengandung potensi ilahi dalam bentuk ciptaan.
➡️ Inilah “struktur dasar” manusia yang membuatnya serupa dengan Allah secara ontologis (dalam keberadaan).
2️⃣ “RUPA” = KUALITAS DARI KOMPONEN (UNSUR) ITU
Sementara demut (“rupa”) berbicara bukan tentang apa yang manusia miliki, melainkan bagaimana kualitasnya —> apakah komponen ilahi itu mencerminkan Allah dengan murni atau tidak.
➡️ Jadi benar juga bahwa
“Rupa” adalah kualitas dari komponen ilahi (gambar) —> yaitu sejauh mana manusia memancarkan sifat Allah:
- Kekudusan
- Kasih
- Keadilan
- Kesetiaan
- Kerendahan hati
Kualitas ini bisa berubah, bertumbuh, atau rusak —> tergantung relasi manusia dengan Allah.
Karena itu rupa bersifat progresif, sedangkan gambar bersifat konstitutif.
3️⃣ RINGKASAN RELASI “GAMBAR” DAN “RUPA”
| Aspek | GAMBAR (tselem) | RUPA (demut) |
|---|---|---|
| Hakikat | Komponen ilahi dalam manusia | Kualitas dari komponen ilahi itu |
| Sifat | Tetap (walau rusak karena dosa) | Dapat berubah (meningkat atau menurun) |
| Fungsi | Dasar kodrat manusia sebagai citra Allah | Derajat keserupaan moral & rohani dengan Allah |
| Waktu | Diberikan sejak penciptaan | Bertumbuh melalui persekutuan & ketaatan |
| Pemulihan | Dipulihkan oleh karya penebusan Kristus | Disempurnakan oleh pekerjaan Roh Kudus |
✝️ 4️⃣ Dalam Kristus
- Kristus adalah “Gambar Allah yang sempurna” (Kol. 1:15).
Ia memiliki komponen ilahi secara penuh. - Melalui penebusan dan kelahiran baru, manusia dipulihkan dalam gambar itu, dan melalui pengudusan, manusia dibentuk dalam rupa Kristus (Rom. 8:29).
“Kita semua... diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dari kemuliaan kepada kemuliaan”
(2 Kor. 3:18)
Kesimpulan teologis singkat:
“GAMBAR adalah struktur Allah dalam manusia,
RUPA adalah karakter Allah yang terpancar dari struktur itu.”
Atau dalam satu kalimat:
Gambar = komponen ilahi; Rupa = kualitas rohani yang mencerminkan Allah.
Apakah Anda ingin saya lanjutkan dengan skema atau diagram sederhana yang memperlihatkan hubungan gambar–rupa–dosa–Kristus–Roh Kudus secara progresif (dari penciptaan → kejatuhan → penebusan → kemuliaan)
E. GAMBAR RUSAK => AKAN MEMANTULKAN RUPA ALLAH DENGAN SALAH
Tepat sekali.
Anda sudah menangkap inti teologi penciptaan dan kejatuhan manusia secara sangat akurat.
Mari saya jelaskan lebih dalam agar terlihat bagaimana gambar dan rupa saling memengaruhi:
1️⃣ Gambar rusak → Rupa menyimpang
Ketika manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3), “gambar Allah” (tselem) dalam diri manusia tidak hilang, tetapi rusak dan terdistorsi.
➡️ Artinya:
- Struktur ilahi (akal, kehendak, moral, kasih) masih ada,
tetapi tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya. - Akal budi menjadi gelap,
- Kehendak menjadi memberontak,
- Kasih berubah menjadi egoisme,
- Moral menjadi kabur.
Karena “gambar” adalah komponen dasar, kerusakannya menyebabkan semua kualitas yang terpancar (rupa) ikut salah arah.
Maka benar:
Jika gambar (struktur) rusak, maka rupa (pancaran) menjadi salah.
2️⃣ Analogi sederhana
Bayangkan manusia seperti cermin:
- “Gambar Allah” = bahan dan bentuk cermin itu (struktur).
- “Rupa Allah” = pantulan cahaya yang keluar dari cermin.
Ketika cermin pecah atau kotor karena dosa, ia masih cermin, tapi pantulannya buram, terdistorsi, bahkan menyesatkan.
➡️ Inilah kondisi manusia berdosa: masih membawa citra Allah, tetapi citra yang rusak.
Kita masih berpikir, mencipta, mencintai — namun tidak lagi dengan arah dan kualitas ilahi.
⚖️ 3️⃣ Dampak rohani
Karena “gambar” rusak:
- Hati manusia tidak lagi menjadi pusat ketaatan pada Allah.
- Rupa yang terpancar bukan lagi kasih, keadilan, dan kekudusan Allah,
tetapi keserakahan, kebanggaan, dan ketidakadilan.
“Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” (Rm. 3:23)
Kehilangan kemuliaan Allah di sini berarti:
kehilangan kemampuan memantulkan rupa Allah secara benar.
✝️ 4️⃣ Pemulihan dalam Kristus
Yesus Kristus datang sebagai Gambar Allah yang sempurna (Kol. 1:15) untuk:
- Memulihkan struktur gambar (melalui kelahiran baru dan penyatuan dengan Kristus),
- Mengembalikan rupa Allah (melalui proses pengudusan oleh Roh Kudus).
Rasul Paulus menyatakan:
“Kamu telah mengenakan manusia baru yang diperbaharui menurut gambar Khaliknya.” (Kol. 3:10)
“Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dari kemuliaan kepada kemuliaan.” (2 Kor. 3:18)
🌅 5️⃣ Kesimpulan teologis
| Tahap | Gambar (Komponen Ilahi) | Rupa (Kualitas Ilahi) |
|---|---|---|
| Penciptaan | Sempurna | Murni memantulkan Allah |
| Kejatuhan | Rusak tetapi tetap ada | Menyimpang dan salah arah |
| Penebusan | Dipulihkan dalam Kristus | Diperbaharui oleh Roh Kudus |
| Kemuliaan | Disempurnakan sepenuhnya | Mencerminkan Allah tanpa cacat |
Intinya:
Ketika “gambar” rusak, “rupa” menjadi salah;
Ketika “gambar” dipulihkan oleh Kristus, “rupa” kembali memancarkan kemuliaan Allah.
Apakah Anda ingin saya lanjutkan dengan penjelasan bagaimana proses pemulihan gambar Allah itu berlangsung secara rohani (dari kelahiran baru → pengudusan → pemuliaan)?
F. SANG FIRMAN ADALAH ANAK TUNGGAL ALLAH
1 Timotius 2 : 5
Karena Allah itu ESA dan ESA pula Dia yang menjadi PENGANTARA ANTARA ALLAH DENGAN MANUSIA, yaitu MANUSIA YESUS KRISTUS,
11. SANG FIRMAN ADALAH MAHAKUASA
Wahyu 1:8
"Aku adalah Alfa dan Omega, FIRMAN TUHAN ALLAH, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, YANG MAHAKUASA."
demikianlah FIRMAN-KU yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi IA AKAN MELAKUKAN APA YANG KUKEHENDAKI, dan AKAN BERHASIL dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Kolose 1:16
Ibrani 1 : 1-2
Ibrani 4:12-13
“Sebab FIRMAN ALLAH HIDUP dan KUAT dan LEBIH TAJAM DARI PADA PEDANG BERMATA DUA MANA PUN; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan JIWA dan ROH, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup MEMBEDAKAN PERTIMBANGAN dan PIKIRAN hati kita.”
Hosea 13 : 4
Lukas 2 : 11
1 Timotius 1 : 15
Titus 2 : 13
Matius 1 : 21
Filipi 3 : 20
2 Timotius 1 : 10
1 Yohanes 4 : 14
Yohanes 1 : 29
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: INILAH FIRMAN DARI YANG AWAL DAN YANG AKHIR, YANG TELAH MATI HIDUP KEMBALI.
JIKA KAMU TINGGAL DI DALAM AKU DAN FIRMANKU TINGGAL DI DALAM KAMU, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. DALAM HAL INI BAPAKU DIPERMULIAKAN, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: ”JIKALAU KAMU TETAP DALAM FIRMAN-KU, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan KAMU AKAN MENGETAHUI KEBENARAN, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka: ”Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh PIKIRAN dan PERASAAN yang terdapat juga dalam KRISTUS YESUS, yang WALAUPUN DALAM RUPA ALLAH, TIDAK MENGANGGAP KESETARAAN DENGAN ALLAH menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
• YESUS BERTAMBAH HIKMATNYA
Lukas 2 : 52
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
• YESUS BELAJAR TAAT
Ibrani 5 : 8
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah BELAJAR MENJADI TAAT dari apa yang telah diderita-Nya,
Fillipi 2: 8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, IA TELAH MERENDAHKAN DIRINYA dan TAAT SAMPAI MATI, bahkan sampai MATI DI KAYU SALIB.
• YESUS MENCAPAI KESEMPURNAAN
Ibrani 2 : 10
Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah yang bagi-Nya dan oleh Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada KEMULIAAN, juga MENYEMPURNAKAN YESUS, yang memimpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan.
Ibrani 5 : 9
dan sesudah Ia mencapai KESEMPURNAANNYA,
Ia menjadi POKOK KESELAMATAN YANG ABADI bagi semua orang YANG TAAT KEPADANYA.
Dialah satu-satunya yang TIDAK TAKLUK KEPADA MAUT, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.
TUHAN YESUS DIBANGKITKAN OLEH KETIGA PRIBADI ALLAH YANG ESA
Galatia 1 : 1
Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, BAPA, yang telah MEMBANGKITKAN DIA DARI ANTARA ORANG MATI.
Kisah Para Rasul 2 : 32
YESUS INILAH YANG DIBANGKITKAN ALLAH,
TUHAN YESUS MEMBANGKITKAN DIRINYA DARI ANTARA ORANG MATI
.jpeg)
