BUKTI MENGENAL ALLAH HARUS HIDUP SEPERTI YESUS, SEBAB DIA ADALAH TELADAN MANUSIA SEMPURNA YANG
BERKENAN DI HADAPAN ALLAH (1Yohanes 2:2-6)
1 Yohanes 2 : 3-6
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu
jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. (4) Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak
menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran. (5)Tetapi barangsiapa
menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah;
dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (6)Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, IA WAJIB HIDUP SAMA SEPERTI
KRISTUS TELAH HIDUP.
Kesimpulan:
1. Hanya
yang menuruti firman dan perintah-Nya yang memiliki kasih Allah yang sempurna.
2. Barang siapa
yang ada di dalam Yesus dan firman-Nya ada di dalam Dia, dia pasti
hidup seperti Yesus sewaktu ada di bumi yaitu makanan-Nya
melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, serigala punya liang,
burung punya sarang tetapi Anak manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan
kepala-Nya.
Tuhan Yesus mengatakan agar manusia takut akan Allah yang berkuasa bukan saja membunuh tubuh, tetapi juga yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Mat. 10:28). Takut akan Allah pasti diwujudkan secara konkret dalam kehidupan ini dengan melakukan kehendak-Nya. Kenyataan yang kita temukan dalam kehidupan orang Kristen, jangankan melakukan kehendak-Nya, mengerti kehendak-Nya saja tidak. Bagaimana bisa mengerti kehendak-Nya kalau tidak memiliki kecerdasan roh atau kepekaan? Bagaimana memiliki kepekaan kalau tidak belajar Injil dengan benar? Belajar Injil dengan benar artinya tekun dan sungguh-sungguh berani mengorbankan yang lain, lebih dari mengasihi dunia ini.
Orang
yang mengasihi dunia pikirannya menjadi gelap, ia tidak akan bisa mengerti kebenaran
(Luk. 16:11). Dengan pikiran gelap, maka gaya hidupnya pun tidak sesuai dengan
standar Allah. Orang-orang yang berada di bawah standar Allah ini, tidak akan
bisa berjalan dengan Tuhan (hubungannya dengan Allah tidak harmonis). Mereka belum bisa bersekutu dengan Allah
Bapa. Inilah yang dimaksud dengan belum berdamai dengan Allah. Dalam
hal ini perdamaian dengan Allah bukan saja pengakuan atau status, tetapi sebuah
keberadaan konkret di mana seseorang bersekutu dengan Tuhan secara harmoni.
Itulah sebabnya kalimat “diperdamaikan dengan Allah” menuntut respons dari
kedua belah pihak. Allah menyediakan fasilitas pendamaian, dan manusia
merespons dengan tanggung jawab.
Persoalan
paling penting dalam kehidupan orang percaya adalah apakah ketika menghadap
Tuhan ada buah yang dapat dipersembahkan kepada-Nya? Buah itu adalah melakukan
dengan baik segala sesuatu yang Tuhan inginkan. Hal ini adalah sesuatu yang
mutlak harus dipenuhi, sebab memang manusia diciptakan untuk melakukan
kehendak-Nya. Jadi, buah di sini adalah perbuatan, perilaku, dan sikap hati
yang memberi kepuasan di hati Tuhan, sampai seseorang memiliki “hati melakukan
kehendak-Nya,” memiliki natur melakukan kehendak Tuhan tanpa dipaksa atau
ditekan oleh hukum. Inilah ciri dari anak Allah yang telah diperagakan oleh
Tuhan Yesus. Selanjutnya, Tuhan memberikan kemampuan untuk seseorang bisa
berbuah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa beralasan mengapa tidak
berbuah.
Dalam perumpamaan mengenai penabur benih, dikisahkan bahwa tidak semua orang yang mendengar Firman Tuhan bisa bertumbuh dan berbuah (Luk. 8:5-15).
Kelompok pertama, adalah orang yang walaupun mendengar Injil tetapi tidak pernah menjadi orang percaya (Luk. 8:12). Kuasa antikris yaitu ajaran atau agama yang menolak Yesus adalah Tuhan telah mengunci pikiran mereka atau membutakan pengertian mereka sehingga mereka tidak pernah bisa menerima Tuhan Yesus Kristus.
Kelompok kedua, adalah mereka yang mendengar Injil, menjadi orang Kristen tetapi tidak berani membayar harga percayanya karena telah terikat dengan percintaan dunia, sehingga tidak berani mengalami aniaya. Perlu dipahami bahwa pada zaman itu kalau orang berani percaya kepada Tuhan Yesus, maka mereka akan mengalami aniaya (Luk. 8:13). Banyak orang lebih memilih untuk menyelamatkan nyawanya daripada kehilangan nyawanya.
Kelompok
ketiga, adalah orang-orang yang tidak mengalami aniaya, tidak
menolak Tuhan Yesus, tetapi masih mencintai dunia. Mereka memang berbuah,
tetapi buahnya tidak matang (Luk. 8:14). Kata “matang” dalam teks aslinya
adalah telesphoreo (τελεσφορέω), yang artinya dewasa. Jadi buah yang dihasilkan
tidak dewasa. Tuhan menghendaki kedewasaan. Kehendak Tuhan harus dituruti
secara mutlak. Ini adalah kelompok orang-orang Kristen yang masih membagi
hatinya terhadap dunia ini, sehingga kebenaran Firman Tuhan tidak bisa
sepenuhnya bertumbuh.
Kelompok
keempat, adalah orang-orang yang mendengar Firman Tuhan dan
menyimpannya dalam hati yang baik; mengeluarkan buah dalam ketekunan (Luk.
8:15). Mengeluarkan buah dalam ketekunan menunjukkan bahwa untuk berbuah,
seseorang harus berjuang keras. Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang
dituntut untuk berbuah (Yoh. 15:1-7). Jika tidak berbuah akan dipotongnya,
tetapi yang berbuah akan dibuat semakin lebat buahnya. Inilah orang-orang yang
rela meninggalkan segala sesuatu untuk mengiring Yesus, orang-orang yang tidak
memperhitungkan dunia dengan segala hiburannya dapat membahagiakan dirinya.
Dalam
Lukas 13:6-7 mengenai perumpamaan seorang peladang yang memiliki kebun anggur,
di dalamnya terdapat pohon ara. Ketika dilihatnya pohon ara tidak berbuah, ia
mengatakan bahwa percuma pohon itu tumbuh di kebunnya. Ia menghendaki agar
pohon itu dikeratnya saja. Dalam perumpamaan ini Tuhan menghendaki agar setiap
orang percaya berbuah yang memuaskan hati-Nya. Sesungguhnya inilah pelayanan
yang sesungguhnya. Bukan berapa jumlah jemaat dalam gereja kita, besarnya
gedung, banyaknya proyek pelayanan dan aset gereja, tetapi apakah kita dalam
kehidupan setiap saat menyukakan hati Bapa dengan berbuah seperti kehidupan
Yesus.