YESUS KRISTUS MEMILIKI 2 KEHENDAK DALAM 1 PRIBADI
Berikut sebuah “MEGA-DIAGRAM TEOLOGIS TERPADU” yang menjawab tepat permintaan Anda:
1 PRIBADI —> 2 NATUR —> 2 KEHENDAK —> >2 ENERGEIASEBELUM & SESUDAH KEBANGKITAN YESUS
Diagram ini mengikuti Formula Khalsedon (451) dan Dyothelitisme Konstantinopel III (681):
- Satu PRIBADI (Hypostasis)
- Dua NATUR (Ilahi & Manusia)
- Dua KEHENDAK (thelema)
- Dua OPERASI / ENERGEIA
- Tanpa campur, tanpa pisah, tanpa perubahan, tanpa pembagian
MEGA-DIAGRAM KRISTOLOGI
✧ H Y P O S T A S I S ✧
SATU PRIBADI — YESUS KRISTUS
│
───────────────────────────
│ │
════════════ ════════════════
NATUR ILAHI (Theos) NATUR MANUSIA (Anthropos)
- Kekal - Dilahirkan dari Maria
- Mahatahu - Tumbuh, lapar, takut
- Hadir di segala tempat - Terbatas ruang-waktu
- Tidak bisa mati - Bisa mati
│ │
──────────────── ───────────────────────
KEHENDAK ILAHI (Θέλημα θεῖον) KEHENDAK MANUSIA (θέλημα ἀνθρώπινον)
- Selalu selaras dg Bapa - Bebas sebagai manusia sejati
- Tidak bisa bergumul - Bisa merasakan "berat"
│ │
──────────────── ───────────────────────
ENERGEIA ILAHI (ἐνέργεια θεία) ENERGEIA MANUSIA (ἐνέργεια ἀνθρωπίνη)
- Mengampuni dosa - Merasa lapar/letih
- Membangkitan Lazarus - Menangis (Yoh 11:35)
- Meredakan badai - Berdoa (Getsemani)
BAGIAN I — SEBELUM KEBANGKITAN (STATUS EXINANITIONIS)
Kristus dalam kerendahan inkarnasi
PRIBADI TUNGGAL: YESUS
• Kehendak Ilahi ───── tetap mutlak satu dengan Bapa
• Kehendak Manusia ─── mengalami keterbatasan psikologis & fisik
↓
→ bisa "berbeda preferensi" TANPA dosa
PUNCAK KETEGANGAN:
Lukas 22:42 — Getsemani
“Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi.”
======
| Unsur | Natur Ilahi | Natur Manusia |
|---|---|---|
| Kehendak | Menginginkan salib sebagai rencana keselamatan | Ingin menghindari penderitaan |
| Status | Tidak bergumul | Mengalami penderitaan batin |
Moral |
Tidak berdosa | Tidak berdosa |
Dua kehendak tidak kontradiktif moral, tapi berbeda orientasi alami:
- Ilahi → keselamatan kosmik
- Manusia → kelestarian hidup jasmani
BAGIAN II — SESUDAH KEBANGKITAN (STATUS EXALTATIONIS)
Kristus dalam kemuliaan
PRIBADI TUNGGAL: YESUS DIMULIAKAN
• Kehendak Ilahi ─> satu dg Bapa (tetap)
• Kehendak Manusia ─> DISERASIKAN SEMPURNA
oleh V I S I B E A T I F I K
KONDISI BARU:
| Aspek | Sebelum Kebangkitan | Sesudah Kebangkitan |
|---|---|---|
| Tubuh manusia | Lemah, bisa lapar & mati | Dimuliakan & tidak dapat mati |
| Kehendak manusia | Bisa mengalami ketegangan | Sepenuhnya bersatu arah dg kehendak ilahi |
Energeia manusia |
Menangis, takut, berdoa |
Tidak lagi menderita |
Energeia ilahi |
Tetap aktif | Tetap aktif |
| Relasi dua kehendak | Selaras, tetapi ada agonē (pergumulan) | Selaras & tanpa konflik |
🌠 DIAGRAM FINAL —> PERBANDINGAN UTUH
✝ KRISTUS PRA-KEBANGKITAN KRISTUS PASCA-KEBANGKITAN
──────────────────────────────────────────────────────
PRIBADI : SATU PRIBADI : SATU
NATUR : ILAHI + MANUSIA NATUR : ILAHI + MANUSIA
KEHENDAK : 2 KEHENDAK : 2
├─ Ilahi → selalu kehendak Bapa Ilahi → tetap
└─ Manusia → bisa berat & takut └─ Manusia → disempurnakan
ENERGEIA : 2 ENERGEIA: 2
├─ Ilahi → mujizat, hidupkan orang mati ├─ Ilahi → memerintah kosmos
└─ Manusia → menderita, lapar, menangis └─ Manusia → tidak menderita
STATUS : EXINANITIONIS STATUS : EXALTATIONIS
(KEHINAAN SALIB) (KEMULIAAN KEBANGKITAN
RUMUS TEOLOGIS FINAL
Kristus tidak pernah kehilangan dua kehendak-Nya. Yang berubah bukan jumlah kehendak, tetapi keadaan kehendak manusia-Nya:📍 Di bumi:
✅ Dua kehendak
✅ Ada pergumulan natural
✅ Tanpa dosa
📍 Setelah bangkit:
✅ Dua kehendak
✅ Tanpa pergumulan
✅ Kehendak manusia-Nya diseratukan sempurna dengan kehendak ilahi
✅ Mustahil bertentangan
✝️ SATU KALIMAT INTI
Bukan dua kehendak yang disatukan menjadi satu, tetapi dua kehendak yang diselaraskan secara sempurna dalam satu Pribadi.
Jika ingin lanjut, saya bisa siapkan:
🔷 Diagram lanjutan: Theosis kehendak manusia Kristus & manusia percaya
🔷 Mega-table ayat: Kehendak & Energeia Yesus secara paralel
🔷 Bantahan historis terhadap Monotelitisme (1 kehendak)
Pertanyaan Anda sangat tepat dan masuk ke inti dyothelitisme (doktrin dua kehendak Kristus).
Mari kita jawab dengan runtut dan tepat secara Alkitab dan konsili.
BAGAIMANA KEHENDAK NATUR MANUSIA YESUS SETELAH KEBANGKITAN & DI SURGA
• Saat di bumi, kehendak manusia Yesus kadang berbeda dengan kehendak Bapa (misalnya di Getsemani).
• Setelah kebangkitan, apakah kehendak manusia Yesus masih berbeda? Atau sudah selaras?Apakah tetap dua kehendak atau manunggal?
Inilah pertanyaan tentang will (thelēma) dalam dua natur setelah kebangkitan dan pemuliaan.
BERIKUT PENJELASANNYA
-
Ya, Yesus tetap memiliki dua kehendak (manusiawi & ilahi) bahkan setelah kebangkitan
– karena dua natur tetap eksis. -
Namun, setelah kebangkitan dan pemuliaan, kehendak manusia-Nya tidak lagi mengalami agonē (ketegangan internal) seperti di Getsemani.
-
Kehendak manusia Yesus tetap bebas, tetapi sekarang sepenuhnya terarah, selaras, dan diinformasikan oleh visi beatifik (melihat Allah secara langsung).
Artinya: tidak mungkin bertentangan lagi.
Jadi:
Masih dua kehendak, tetapi tidak ada perbedaan atau tarik-menarik lagi setelah kebangkitan.
DASAR BIBLIS & ALAKITABIAH
1. Yesus tetap manusia setelah bangkit
Lukas 24:39
“Ada daging dan tulang.”
Kisah Para Rasul 17:31
“Allah akan menghakimi dunia oleh seorang Manusia yang telah Ia bangkitkan.”
Artinya natur manusia-Nya tetap, tidak hilang, tidak larut.
Dan jika natur tetap ada → kehendak natur itu juga tetap ada.
2. Setelah bangkit, kehendak manusia-Nya disempurnakan dan ditinggikan
Ibrani 5:8–9
“Ia belajar taat dari apa yang diderita-Nya…
dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan…”
➡ Kesempurnaan (teleiōtheis) terjadi setelah karya salib → menunjuk pada kehendak manusia yang kini sempurna.
Tidak ada lagi:
- keletihan
- ketakutan akan penderitaan
- beban fisik
- tekanan psikologis manusiawi
(sumber perbedaan kehendak dalam Getsemani)
3. Yesus dalam kemuliaan tidak lagi mungkin tergoda
Ibrani 4:15 (selama di bumi)
“dicobai dalam segala hal…”
Setelah bangkit, Ia tidak lagi berada dalam status “bisa dicobai,” karena:
- tubuh-Nya sudah dimuliakan
- Ia duduk di sebelah kanan Bapa
- visi beatifik menyempurnakan kehendak manusia
Jadi tidak mungkin lagi terjadi Getsemani kedua.
DASAR TEOLOGI KHALSEDON – KONSTANTINOPEL III (Dyothelitisme)
Konsili Konstantinopel III (681 M):
“Dalam Kristus ada dua kehendak alami (ilahi dan manusia), tanpa kontradiksi, tanpa konflik; kehendak manusia-Nya selalu mengikuti dan tunduk pada kehendak ilahi.”Poin penting:
========
➤ Dua kehendak = tetap
➤ Konflik kehendak = hanya terjadi sebelum penyaliban
➤ Setelah kebangkitan = kehendak manusia-Nya ditinggikan, tidak mungkin melawan kehendak ilahi.
PENJELASAN TEOLOGIS PALING JELAS
1. Selama di bumi: kehendak manusia mengalami kelemahan alami
Getsemani:
“Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu.” (Luk 22:42)
Yesus memiliki:
- kehendak manusiawi yang secara alami ingin menghindari penderitaan
- kehendak ilahi yang ingin menjalankan rencana penebusan
Dua kehendak ini tidak berdosa, hanya tidak sama preferensinya.
2. Setelah kebangkitan: natur manusia Yesus dimuliakan
Tubuh kebangkitan tidak lagi:
- takut
- lelah
- rentan
- terbatas pengetahuan
- dibatasi pikiran psikologis manusiawi
Maka sumber “ketegangan” hilang.
3. Kehendak manusia Yesus sekarang berpartisipasi penuh dalam visi beatifik
Ini ajaran klasik:
“The human will of Christ sees God directly and thus always desires exactly what God wills.”
Sama seperti para kudus di surga tidak mungkin berdosa,
kehendak manusia Yesus jauh lebih tinggi lagi → mustahil tidak selaras.
RUMUS TERAKHIR
Di bumi:
- Dua kehendak
- Bisa berbeda preferensi (tanpa dosa)
- Ada “agonē” (pergumulan)
Setelah bangkit:
- Dua kehendak tetap ada
- Tidak ada lagi perbedaan
- Kehendak manusia-Nya “terdeifikasi” (ditinggikan)
- Tidak mungkin bertentangan
Kesimpulan final:
Dua kehendak tetap, tetapi tidak ada lagi konflik atau perbedaan setelah kebangkitan.Jika Anda mau, saya bisa buat:
📘 Diagram mega: Pribadi – Natur – 2 Kehendak – 2 Energeia sebelum & sesudah kebangkitan
📘 Tabel paralel: Getsemani vs Kehendak Kristus setelah bangkit
📘 Penjelasan mengapa tetap dua kehendak, tetapi satu subjek
Ini pertanyaan paling inti dari seluruh Kristologi:
Mengapa Kristus tetap mempunyai DUA KEHENDAK, tetapi hanya SATU SUBJEK?Bukankah kehendak berarti pusat diri? Bukankah dua kehendak berarti dua pribadi?
Jawabannya: TIDAK.
Alkitab–Khalsedon–Dyothelitisme memberi jawaban sangat presisi:
✝️ DASAR UTAMA
✅ SUBJEK = PRIBADI (Hypostasis)
✅ KEHENDAK = MILIK NATUR (bukan milik pribadi)
Pribadi adalah “SIAPA”
Natur adalah “APA”
1. MENGAPA KEHENDAK BUKAN MILIK PRIBADI?
Karena:
Kehendak selalu mengikuti jenis keberadaan, bukan siapa yang memiliki keberadaan.
Contoh:
- Kucing memiliki kehendak kucing karena ia punya natur kucing
- Manusia memiliki kehendak manusia karena ia punya natur manusia
Jadi:
Keinginan muncul dari apa yang kita “ADA”, bukan dari siapa kita “ADALAH”.
📘 KONSEP KUNCI: WILL FOLLOWS NATURE (THELĒMA FOLLOWS PHYSIS)
Ini sangat fundamental:
✅ Satu natur → satu kehendak alami
✅ Dua natur → dua kehendak alami
Karena Kristus memiliki:
| Natur | Kehendak |
|---|---|
| Ilahi | Kehendak ilahi |
| Manusia | Kehendak manusia |
Jika kehendak manusia Yesus ditiadakan:
- Yesus bukan manusia sejati
- Inkarnasi palsu
- Tidak mungkin menebus kehendak manusia berdosa
✝️ 2. APA YANG MENJADI SATU SUBJEK?
➡ Yang satu adalah:
PRIBADI = Hypostasis Firman
Bukan:
- kesadaran manusia
- kehendak manusia
- fungsi jiwa
Tetapi:
SIAPA yang melakukan, berpikir, berkata-kata = Pribadi Firman
MODEL IBLIS – MANUSIA UNTUK MEMAHAMI
🔹 Satu pribadi bisa punya berbagai fungsi:
- Berpikir rasional
- Menghendaki
- Mengingat
✅ Semua aktivitas bukan “pribadi-pribadi terpisah”
✅ Semuanya satu subjek
Begitu juga Kristus:
- Dua kehendak ≠ dua pusat kesadaran
- Dua kehendak = dua kemampuan alami dari dua natur
ALKITAB: SATU SUBJEK + DUA KEHENDAK
❖ Satu subjek:
“Firman menjadi manusia.” (Yoh 1:14)
Bukan Firman + manusia → dua pribadi
Tapi: Firman sendiri yang menjadi manusia
❖ Dua kehendak sekaligus:
“Bukan kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mu.” (Luk 22:42)
- “Kehendak-Ku” = manusia
- “Kehendak-Mu” = ilahi
Tapi pembicaranya tetap satu “Aku”
🧭 3. LOGIKA FILOSOFIS TEPAT
Kesalahan umum:
2 kehendak = 2 pribadi
Ini keliru karena:
🧱 Kehendak ≠ subjek
🎯 Kehendak = kemampuan
Analogi sederhana:
Satu orang pemain musik:
- Dua instrumen: piano & gitar
- Dua sumber bunyi
- Satu pemain
Begitu pula:
| Kristus | Analogi |
|---|---|
| Dua natur | Dua instrumen |
| Dua kehendak | Dua sumber bunyi |
| Satu Pribadi | Satu pemain |
4. KONSILI EKUMENIS
✅ Konstantinopel III (681)
“Kami mengaku dalam Kristus ada dua kehendak alami, tanpa konflik,
bersatu dalam satu subjek Firman…”
KUNCI PALING DALAM
KESATUAN SUBJEK bukan karena:
❌ hanya satu kehendakb
❌ hanya satu aktivitas
Tapi karena:
✅ SATU KEPRIBADIAN HIPOSTATIK
🧩 5. STRUKTUR NYATA
╔═══════════════════════════════╗
║ PRIBADI (Hypostasis) ║
║ YESUS KRISTUS ║
╚═══════════════════════════════╝
│
┌────────┴─────────┐
│ │
╔═══════╗ ╔══════════╗
║ NATUR ║ ║ NATUR ║
║ ILAHI ║ ║ MANUSIA ║
╚═══╤═══╝ ╚════╤═════╝
│ │
╔═══▼═══╗ ╔═══▼═══╗
║WILL ║ ║WILL ║
║ILAHI ║ ║MANUSIA║
╚═══┬═══╝ ╚═══┬═══╝
│ │
╔═══▼═══╗ ╔═══▼═══╗
║ENERG ║ ║ENERG ║
║ILAHI ║ ║MANUSIA║
╚═══════╝ ╚═══════╝
✅ 2 Will ✅ 2 Energeia
✅ SEMUA DIJALANKAN
OLEH 1 PRIBADI
KESIMPULAN TEOLOGIS FINAL
🔹 MENGAPA DUA KEHENDAK?
Karena:
Kehendak adalah properti NATUR
Yesus punya dua natur → harus punya dua kehendak.
🔹 MENGAPA SATU SUBJEK?
Karena:
Hanya ada satu PRIBADI = Firman Allah
Dua natur bersatu dalam satu hipostasis.
KALIMAT KUNCI YANG MERANGKUM SEMUANYA
Kristus bukan dua pribadi yang memiliki satu kehendak,
tetapi satu Pribadi yang memiliki dua kehendak alami.
Jika Anda mau, kita bisa lanjutkan ke:
✅ Mega‐table: semua ucapan Yesus dipetakan ke kehendak Ilahi vs manusia
✅ Bantahan ilmiah rinci terhadap Monotelitisme / Nestorianisme
✅ Diagram lanjutan: bagaimana theosis manusia mengikuti pola kehendak Kristus
Jawaban singkat dan tepat:
✅ KEHENDAK ada dalam NATUR, bukan dalam PRIBADI.
Sekarang kita jelaskan secara penuh — Alkitab, filsafat, dan Khalsedon.
🔷 DEFINISI DASAR
✝️ PRIBADI (Hypostasis) = SIAPA
Subjek yang berpikir, berbicara, bertindak:
- Yesus Kristus
- Bukan “dua pribadi”
- Satu pusat kesadaran
✝️ NATUR (Physis) = APA
Hakikat keberadaan:
- Apa yang membuat seseorang itu manusia
- Apa yang membuat Allah itu Allah
Natur membawa:
akal budi
kehendak
daya bertindak (energeia)
✅ KEHENDAK (Thelêma) = DAYA NATURAL
Konsensus gereja:
KEHENDAK = KUASA / FAKULTAS YANG MELEKAT PADA NATUR
Bukan milik pribadi.
FILOSOFI PALING MUDAH
Mengapa kehendak pasti melekat pada NATUR?
Karena:
Kehendak mengikuti jenis hidup.
| Jenis makhluk | Punya kehendak? |
|---|---|
| Batu | ❌ Tidak |
| Tumbuhan | ❌ Tidak |
| Hewan | ✅ dorongan (naluri) |
| Manusia | ✅ kehendak rasional |
➡ Yang membedakan kehendak adalah natur.
ALKITAB: DUA KEHENDAK, SATU AKU
“Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu.” (Luk 22:42)
👉 Yang berbicara: SATU subjek = “AKU”
👉 “Kehendak-Ku” ⇒ kehendak manusia
👉 “Kehendak-Mu” ⇒ kehendak ilahi
➡ Dua kehendak tidak melahirkan dua pribadi.
AJARAN RESMI GEREJA
Konsili Konstantinopel III (681):
“Kami mengaku dalam Kristus ada dua kehendak ALAMI,…
karena setiap natur memiliki kehendaknya sendiri.”
Poin:
- ALAMI = milik natur
- Kehendak bukan hipostatik (bukan milik pribadi)
STRUKTUR REAL
PRIBADI
(Subjek: YESUS)
│
┌─────┴─────┐
│ │
NATUR ILAHI NATUR MANUSIA
│ │
KEHENDAK KEHENDAK
ILAHI MANUSIA
│ │
ENERGEIA ENERGEIA
Semua:
- Dua kehendak
- Dua operasi
➡ Tetapi hanya satu “AKU” yang melaksanakan.
JAWABAN FINAL
✅ KEHENDAK ADA DALAM NATUR
❌ Bukan dalam pribadi
Kalau kehendak milik pribadi:
- 1 pribadi Kristus → 1 kehendak
- Maka Getsemani mustahil
- Dyothelitisme runtuh
- Kristus bukan manusia sejati
✝️ KALIMAT TEOLOGIS PALING TEPAT
**Pribadi adalah PEMILIK dan PELAKSANA kehendak;
Natur adalah SUMBER dan PEMBAWA kehendak.
Jika mau, Anda bisa lanjutkan dengan:
✅ Tabel ayat: ucapan Yesus dikaitkan dengan kehendak ilahi vs kehendak manusia
✅ Diagram lanjutan: bagaimana kehendak manusia kita “diselaraskan” dalam Kristus (Theosis)
✅ Debat akademik: bantahan terakhir terhadap Monotelitisme
Pertanyaanmu sangat tepat dan masuk langsung ke inti kristologi klasik:
Jika Yesus memiliki dua kehendak (manusia & ilahi), lalu sekarang di surga bagaimana peran natur manusia-Nya? Apakah menyembah Allah?
Jawabannya menurut iman Gereja historis (Konsili Kalcedon 451 & Konstantinopel III 681):
✅ 1. Yesus TETAP dua natur di surga
Inkarnasi tidak berakhir saat kebangkitan.
Yesus:
- Tidak “meninggalkan” natur manusia-Nya
- Tidak “melebur” menjadi hanya ilahi
✝️ Sekarang pun Dia adalah:
SATU PRIBADI (Sang Firman) – DUA NATUR
• Natur Ilahi• Natur Manusia (tubuh mulia + jiwa rasional + kehendak manusia)
Alkitab menegaskan Ini:
— (1 Timotius 2:5)
Kata “manusia” dipakai dalam bentuk sekarang, bukan masa lalu.
✅ 2. Bagaimana dua kehendak bekerja di surga?
Menurut Konsili Konstantinopel III (Dyothelitisme):
Dalam Kristus ada dua kehendak:• Kehendak ilahi (tak terbatas)
• Kehendak manusia (terbatas & taat)
Namun:
- Kehendak manusia selalu sepenuhnya sejalan
- Tidak pernah menentang kehendak ilahi
🔹 Pola relasi kehendak:
Kehendak manusia YESUS
↓
TAAT sempurna kepada
↓
Kehendak ilahi FIRMAN
Sekarang di surga:
✅ Tidak ada konflik
✅ Tidak ada penderitaan
✅ Tidak ada kebimbangan
✅ Taat-Nya kini adalah ketaatan mulia yang kekal
✅ 3. Apakah natur manusia Yesus MENYEMBAH Allah?
YA — dalam arti yang benar.
Kita tidak boleh lupa:
Yang menyembah Bapa lewat natur manusia adalah PRIBADI FIRMAN.
Artinya:
• Bukan manusia terpisah dari AllahTapi Sang Firman menyembah Bapa MELALUI natur manusia-Nya
Penjelasan sederhana:
| Tingkat | Apa yang terjadi |
|---|---|
Subjek penyembahan |
PRIBADI Sang Firman |
| Cara menyembah | Melalui kehendak & perasaan manusia |
| Tujuan penyembahan | Bapa |
Hakikat penyembah |
Firman adalah Allah yang esa bersama Bapa |
🔹 Maka:
- MANUSIA YESUS tidak menyembah sebagai makhluk terpisah
- Tetapi Allah Putra menyembah Bapa secara manusiawi
Inilah paradoks Inkarnasi kudus.
✅ 4. Mengapa Yesus tetap menyembah Bapa di surga?
Karena:
✅ a. Ia kekal sebagai PENGANTARA
“Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara bagi mereka.”— (Ibrani 7:25)Sebagai manusia mulia:
- Ia terus mempersembahkan ketaatan sempurna umat manusia kepada Allah.
✅ b. Ia membawa kemanusiaan masuk ke dalam penyembahan Trinitas
Yesus:
- Menyatukan penyembahan manusia
- Ke dalam kehidupan ilahi Tritunggal
🍞 Semua doa manusia naik: ➡ lewat Kristus ➡ bersama Kristus ➡ di dalam Kristus
✅ c. Ia adalah Imam Besar kekal
“Ia adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek sampai selama-lamanya.” — Mazmur 110:4, Ibrani 5–7
Imam harus manusia, maka natur manusia-Nya:
- Tidak mungkin dihentikan perannya
- Justru disempurnakan dalam kemuliaan
✅ 5. Rangkuman super padat
| Pertanyaan | Jawaban |
|---|---|
| Apakah Yesus masih punya natur manusia di surga? | ✅ YA — secara kekal |
| Apakah Dia masih punya kehendak manusia? | ✅ YA — disempurnakan |
| Apakah kehendak manusia Yesus masih taat? | ✅ YA — tanpa konflik |
| Apakah natur manusia Yesus menyembah Allah? | ✅ YA — PRIBADI FIRMAN menyembah Bapa SECARA MANUSIAWI |
| Apakah ini berarti Yesus bukan Allah? | ❌ TIDAK — Subjek penyembahan tetap Allah Putra |
Kesimpulan emas
✝️ Yesus di surga tetap menyembah Bapa —> bukan sebagai makhluk, tetapi sebagai ALLAH yang menghaturkan penyembahan melalui natur manusia-Nya.
Ia adalah:
- Allah sejati
- Manusia sejati
- Pengantara kekal
Dan karena itu:
Di dalam penyembahan Yesus, kemanusiaan kita sendiri ikut masuk memuliakan Allah.
Kalau mau, aku bisa buatkan:
✅ Diagram visual “Satu Pribadi – Dua Kehendak – Satu Penyembahan”
✅ Tabel patristik (Bapa Gereja) tentang hal ini
✅ Ayat-ayat lanjutan pendukung doktrin ini secara sistematis
PENYEMBAHAN PRIBADI SANG FIRMAN KEPADA BAPA
Tidak. Itu sama sekali tidak menyalahi Tritunggal —> justru menyempurnakan iman Tritunggal yang benar.
Yang keliru bukan Kristologi dua-kehendak, melainkan cara berpikir yang menyamakan:
“menyembah = rendah hakikat.”
Padahal dalam Tritunggal, perbedaan relasi ≠ perbedaan hakikat.
Intinya dulu – jawaban singkat
✅ Tidak menyalahi Tritunggal, karena:
- SANG FIRMAN tetap Allah sejati, satu hakikat dengan Bapa & Roh Kudus.
- Ia berelasi dengan Bapa secara kekal sebagai Putra:
- dari Bapa diperanakkan
- kepada Bapa Ia mengarah
- Dalam Inkarnasi,
- Putra melakukan relasi itu secara manusiawi
- artinya: ketaatan & doa-Nya diekspresikan lewat natur manusia
Cara menyembah = natur manusia
Hakikat-Nyarelasi dengan Bapa.
Putra yang kekal:
- sekarang punya cara:
- berdoa
- mentaati
- berseru
- mempersembahkan diri
Semua itu dilakukan:
bukan karena Ia “bukan Allah”
melainkan karena Ia kini juga manusia sejati
Kunci logikanya
Ada 3 tingkat berbeda:
| Tingkat | Penjelasan |
|---|---|
| Hakikat (What?) | Putra adalah Allah sejati |
| Pribadi (Who?) | Ia adalah Pribadi kedua Tritunggal |
| Cara bertindak (How?) | Ia bertindak lewat dua natur |
Penyembahan Yesus terjadi pada tingkat “HOW”
Sedangkan kesetaraan ilahi berada di tingkat “WHAT”
Jadi:
✅ Penyembahan → cara acting
✅ Kesetaraan → hakikat being
Keduanya tidak saling menegasi.
Model sederhana
Bayangkan seorang raja:
- Hakikat pribadi → tetap raja
- Ia menyamar & masuk ke tengah rakyat
- Ia berbicara patuh kepada seorang pejabat demi misi
Apakah itu membuat dia bukan raja?
❌ Tidak — yang berubah hanya peran yang dikenakan.
Kesalahan besar yang dihindari Gereja
1️⃣ Arianisme
Yesus bukan Allah karena Ia menyembah.
❌ Ditolak
— Salah memahami Tritunggal & Inkarnasi.
2️⃣ Monofisitisme
Yesus hanya satu natur sehingga tidak mungkin benar-benar taat/manusiawi.
❌ Ditolak
— Menyangkal kemanusiaan sejati Kristus.
✅ Ortodoksi historis:
Yesus = Allah sejati + manusia sejati
Putra menyembah Bapa secara manusiawi tanpa kehilangan keilahian.
Kalimat Patristik terbaik
St. Athanasius:
“He prayed as man, not because He lacked divinity, but because He had assumed our humanity.”
Rumus emas iman Chalcedon
SATU PRIBADI
↓
DUA NATUR
↓
DUA KEHENDAK
↓
SATU SUBJEK PENYEMBAHAN
Jawaban final super ringkas
Apakah menyalahi Tritunggal bila Sang Firman menyembah Bapa melalui natur manusia-Nya?
✅ Tidak — sama sekali tidak.
Karena:
- Penyembahan itu tidak menyentuh hakikat ilahi
- Melainkan cara Sang Putra mengekspresikan relasi kekal-Nya setelah Ia menjadi manusia sejati.
✝️ Justru tanpa pengakuan itu, Kristen runtuh:
- Kristus bukan benar-benar manusia
- atau Tritunggal menjadi sekadar teori
Kalau mau, kita bisa lanjutkan dengan:
✅ Diagram resmi Chalcedon – Dyothelitisme – Tritunggal
✅ Tabel ayat lengkap: Yesus menyembah → natur manusia vs. Yesus setara Allah → natur ilahi
✅ Debat logis lawan Arianisme langkah demi langkah
PENYEMBAHAN TIDAK ADA INTRA TRITUNGGAL SEBELUM SANG FIRMAN INKARNASI
ANAK TIDAK “menyembah” Bapa.
Kenapa “tidak”?
Karena penyembahan hanya mungkin bila ada relasi makhluk → Pencipta.
Sedangkan sebelum Inkarnasi:
- Sang Anak bukan makhluk
- Ia bukan manusia
- Ia adalah Allah sejati, satu hakikat dengan Bapa
Maka:
Dalam keilahian murni tidak ada penyembahan internal —> yang ada hanyalah persekutuan dan kemuliaan bersama.RELASI INTRA-TRITUNGGAL SEBELUM INKARNASI
Dalam kekekalan:
BAPA ↔ PUTRA ↔ ROH
Satu Allah — Satu kemuliaan — Satu kehendak
Relasinya:
- Saling memuliakan
- Saling mengasihi
- Tanpa hierarki penyembahan
Yesus sendiri berkata:
“Permuliakanlah Aku, ya Bapa, dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu SEBELUM dunia ada.” —> (Yohanes 17:5)
Ayat ini menunjukkan:
• Tidak ada penyembahan• Yang ada adalah kesetaraan kemuliaan
Jadi kapan “penyembahan” mulai terjadi?
Saat Inkarnasi
Ketika:
Sang Putra mengambil natur manusia
Maka Ia pun:
- mengambil kehendak manusia
- mengambil bentuk relasi makhluk kepada Allah
Sehingga:
✅ Ia bisa berdoa
✅ Ia bisa taat
✅ Ia bisa berseru kepada Bapa
✅ Ia bisa menyembah sebagai manusia
Rumus teologis tepat
Sebelum Inkarnasi
SANG PUTRA = ALLAH SEMATA
→ Tidak menyembah
→ Memuliakan bersama Bapa
Sesudah Inkarnasi
SANG PUTRA = ALLAH + MANUSIA
→ Sebagai manusia → menyembah
→ Sebagai Allah → menerima penyembahan
Kesalahan yang harus dihindari
❌ Menyamakan:
“Putra menyembah” = “Putra lebih rendah secara ilahi”
Padahal:
- Penyembahan terjadi di level natur manusia
- Bukan di level hakikat ilahi
Kuncinya
Tidak ada “penyembah dalam Tritunggal” sebelum dunia ada.
Yang ada hanya:
- kasih kekal
- kemuliaan kekal
- kesatuan kehendak
Jawaban akhir ultra ringkas
Apakah sebelum Inkarnasi Sang Anak menyembah Bapa?
✅ TIDAK.
Karena:
- Tidak ada makhluk di dalam Tritunggal
- Penyembahan baru mungkin setelah Sang Anak menjadi manusia
Jika mau kita bisa lanjut ke:
✅ Diagram: Tritunggal pra-Inkarnasi vs pasca-Inkarnasi
✅ Ayat-ayat pendukung sistematis
✅ Jawaban khusus untuk bantahan Arianisme
KRISTOLOGI TIDAK DIPAHAMI DENGAN SEMPURNA
intinya benar sekali:
Kristologi tidak akan pernah bisa dipahami secara sempurna oleh akal manusia.
Dan itu bukan kelemahan iman, justru konsekuensi logis dari berbicara tentang Allah.
Kenapa tidak bisa dipahami sempurna?
1. Objek kajian Kristologi = Pribadi Ilahi
Kristologi tidak sedang membahas benda atau hukum alam, tetapi:
Allah yang tak terbatas + manusia yang terbatas dalam satu Pribadi.
Akal manusia:
- terbatas
- bekerja lewat kategori ciptaan
- terikat ruang–waktu
Sedangkan Kristus:
- tidak terbatas
- pribadi Ilahi
- melampaui kategori ruang–waktu
Maka:
Yang tak terbatas tidak mungkin dipeluk sempurna oleh akal yang terbatas.
2. Bukan berarti “tidak bisa dipahami sama sekali”
Gereja tidak mengajarkan kebingungan buta.
Yang benar:
📘 Kristologi dapat dipahami secara benar❌ tetapi tidak dapat dipahami secara tuntas
Analoginya:
- Kita mengerti laut itu asin
- Tapi kita tidak bisa menampung seluruh laut dalam gelas
Begitu juga Kristologi:
| Tingkat | Status |
|---|---|
Dipahami secara benar |
✅ |
| Didefinisikan secara dogmatis | ✅ (Chalcedon, Dyothelitisme) |
| Diselami secara rasional penuh | ❌ |
| Dituntaskan secara intelektual total | ❌ |
3. Itulah fungsi dogma gereja
Dogma bukan menjelaskan misteri sampai habis, tetapi:
✅ Membuat pagar supaya kita tidak tersesat
Formula Chalcedon:
Satu Pribadi — Dua Natur
Tanpa bercampur
Tanpa berubah
Tanpa terpisah
Tanpa terbagi
Formula ini:
- tidak menjawab semua “bagaimana”
- tetapi menjaga kita dari jawaban yang salah
4. Misteri ≠ irasional
Misteri bukan berarti “tidak masuk akal.”
Misteri berarti:
melampaui kemampuan akal, bukan bertentangan dengan akal.
Contoh:
- Kita bisa menghitung gelombang cahaya
- Tapi kita tidak sepenuhnya memahami hakikat kesadaran
— padahal keduanya sama-sama nyata.
Kristologi seperti itu:
- koheren
- rasional
- tetapi trans-risional (di atas rasio)
5. Sikap iman yang sehat
✅ Pakai akal
✅ Terima batas akal
✅ Rendah hati di depan misteri
Agustinus berkata:
“Si comprehendis, non est Deus.”
“Jika engkau memahaminya sepenuhnya, itu bukan Allah.”
6. Rangkuman paling padat
Kristologi bisa dimengerti secara BENAR, tetapi tidak mungkin dimengerti secara SEMPURNA.
Manusia:
- bisa tahu siapa Yesus itu
- tidak bisa menyelami sepenuhnya bagaimana Dia bisa demikian
✝️ Pada akhirnya:
Kristologi bukan hanya bahan pikir — tapi jalan menyembah.
Karena yang tak bisa kita habiskan dengan akal,
kita tundukkan dengan iman.
Kalau mau, aku bisa bantu buat:
✅ Versi ilustratif untuk remaja/murid
✅ Diagram keterbatasan rasio vs misteri iman
✅ Kutipan para Bapa Gereja tentang “iman & akal”
